Anda di halaman 1dari 10

MAKANAN BERLAPIS EMAS

Aan Fitri Lestari1 Ahmad Firmansyah2 Dini Rachmah Siti Fadliyah3

1
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UINSGD) Bandung, Jl. A.H. Nasution No. 105A, Cibiru,,
Bandung, Jawa Barat, Indonesia.; email: fitrilestari9488@gmail.com
2
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UINSGD) Bandung, Jl. A.H. Nasution No. 105A, Cibiru,,
Bandung, Jawa Barat, Indonesia.; email: Biru.muda157@Gmail.com
3
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UINSGD) Bandung, Jl. A.H. Nasution No. 105A, Cibiru,,
Bandung, Jawa Barat, Indonesia.; email: dinifadliyah04@gmail.com

Abstract: In Islamic, basically everything is permissible, except what has been determined
by Allah SWT. its forbidden. This is no exception related to food and beverage. As a
Muslims, we must be selective in choosing the food and beverages we consume. This article
discusses what is the law or what is the Islamic perspective regarding food that is plated with
gold or there is a mixture of gold in it. The research method used is a qualitative method by
examining a subject and making the researcher the key instrument. Gold that becomes food
decoration is often used in the form of powder and thin sheets of gold, one of which is often
used is a very thin gold sheet. Regarding the safety of gold leaf as part of food is still being
discussed. When examined, the gold which is the inner layer of the food has benefits, which
are very good for skin beauty to become more radiant. Therefore, the use or mixing of gold
into food is Halal and not considered as wasteful or excessive because of the benefits.

Keywords: Beverage, Food, Gold, Islam

Abstrak: Dalam ajaran Islam, dijelaskan bahwa pada dasarnya segala sesuatu adalah mubah
(boleh), kecuali apa-apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. keharamannya. Hal ini tidak
terkecuali terkait dengan makanan dan minuman. Kita sebagai umat muslim harus selektif
dalam memilih makanan dan minuman yang kita konsumsi. Artikel ini membahas apa hukum
atau bagaimana pandangan islam terkait makanan yang berlapis emas atau ada campuran
emas di dalam nya. Metode penelitian yang digunakan adalam metode kualitatif dengan cara
meneliti suatu subjek dan menjadikan peneliti sebagai instrumen kunci. Emas yang menjadi
hiasan makanan sering digunakan dalam bentuk serbuk dan lembaran tipis emas, salah satu
yang sering digunakan adalah lembaran emas yang sangat tipis. Mengenai keamanan gold
leaf sebagai bagian dari makanan diakui masih menjadi perbincangan. Ketika dikaji emas
yang menjadi lapisan dalam makanan tersebut memiliki manfaat, yaitu sangat baik bagi
kecantikan kulit menjadi lebih bersinar. Maka dari itu, penggunaan atau pencampuran emas
ke dalam makanan tidaklah termasuk ke dalam hal yang halal, tidak mubazir atau israf
(berlebihan) dikarenakan adanya manfaat yang baik.

Kata Kunci: Emas, Islam, Makanan, Minuman


1. Pendahuluan

Makanan dan minuman tak pernah lepas dari kehidupan kita sebagai makhluk hidup,
sebagaimana dijelaskan Tahido (2013)

Manusia memiliki beberapa kebutuhan primer. Salah satu kebutuhan primer manusia
adalah makanan dan minuman. Hidup manusia akan terancam jika tidak makan dan
minum dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian pemenuhan kebutuhan
manusia terhadap makanan dan minuman berkaitan erat dengan pemeliharaan jiwa
(hifz al-nafs), pemeliharaan akal (hifz al-‘aql) dan pemeliharaan harta (hifz al-mal)
dalam maqasid al-syari’ah.

Dalam ajaran Islam, dijelaskan bahwa pada dasarnya segala sesuatu adalah mubah
(boleh), kecuali apa-apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. keharamannya. Hal ini tidak
terkecuali terkait dengan makanan dan minuman. Kita sebagai umat muslim harus selektif
dalam memilih makanan dan minuman yang kita konsumsi. Tidak hanya selektif terkait halal
dan haramnya, namun pula terkait baik dan tidak nya makanan atau minuman tersebut untuk
kita konsumsi. Pun juga dijelaskan oleh Nasution (2019)

Allah sudah menurunkan ajaran Islam dengan segala bentuknya, yang mengatur
manusia untuk berinteraksi kepada-Nya, sesama manusia maupun makhluk lainnya.
Allah juga telah mengatur berbagai hal terkait makanan yang dikonsumsi untuk
melestarikan kehidupan manusia. Pada dasarnya semua makanan dan minuman halal
untuk dimakan kecuali yang ditentukan keharamannya sebagaimana yang disebutkan
dalam Surah Al-Baqarah ayat 173 dan Surah Al-Maidah ayat 3. Segala makanan yang
telah ditentukan keharamannya haram untuk dimakan kecuali dalam keadaan terpaksa
boleh dimakan dengan tidak berlebihan dan dalam batas- batas tertentu. Memakan
makanan dan minuman yang halal sangat berpengaruh bagi tubuh manusia yang
memakannya.

Seiring berkembang nya jaman dan kemajuan teknologi dan dengan hal itu makanan dan
minuman pun mengikuti perkembangannya. Terkait hal ini, banyak bermunculan masalah
fiqih baru yang berhubungan tentang makanan dan minuman. Jauh sebelum itu, sejak dulu
memang selalu ditemui banyak fiqh-fiqh baru. Dengan menyebarnya Islam kepenjuru dunia,
maka Islam sendiri akhirnya menemui perbedaan dan keragaman makanan dan minuman
yang dikonsumsi di berbagai daerah. Ditambah lagi pada saat ini, di jaman yang serba cepat
dan maju maka semakin ditemui berbagai macam makanan dan minuman yang dikonsumsi
termasuk campuran dan cara makannya serta lain sebagainya. Termasuk masalah yang ada
pada judul tulisan ini, yaitu terkait pengugunaan emas atau campuran emas terhadap makanan
dalam perspektif Islam.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam tulisan ini akan dikaji apa pendapat atau
perspektif Islam terhadap makanan yang di campurkan dengan emas dalam konsumsinya.

2. Konsep Makanan dan Minuman dalam Islam

Makanan
Makanan dalam bahasa arab yakni, at'imah. Kata At'imah merupakan jamak dari kata
tha’am yang menurut etimologi berarti segala sesuatu atau apa-apa yang bisa dimakan.
Dalam Al-Qur’an Penyebutan kata makanan yang sering dipakai adalah “akala, Adapun kata-
kata lain yang mengadopsi arti makanan dalam hadis sering di jumpai dengan kata”ghidza”.
Adapun dalam pengaklasifikasian makanan, jika ditinjau dari segi hukumnya,yakni; pertama
makanan yang di halalkan (diperbolehkan) dan kedua makanan yang diharamkan,serta
makanan yang tidak disebutkan dalam syara'. Berikut ini akan di paparkan secara terperinci
mengenai pengklasifikasian makanan (Fiqh Makanan Dan Minuman, 2015):

a) Makanan yang diperbolehkan


Halal artinya boleh, jadi makanan yang halal ialah makanan yang dibolehkan
untuk dimakan menurut ketentuan syari’at Islam. segala sesuatu baik berupa
tumbuhan, buah-buahan ataupun binatang pada dasarnya adalah hahal dimakan,
kecuali apabila ada nash Al-Quran atau Al-Hadits yang menghatamkannya. Ada
kemungkinan sesuatu itu menjadi haram karena memberi mudharat bagi kehidupan
manusia seperti racun, barang-barang yang menjijikan dan sebagainya. Berikut ini
akan dijelaskan dalil mengenai makanan yang diperbolehkan tersebut, antara lain :
Al-Baqarah: 168

َ ‫ش ۡي ٰط ِؕن اِنﱠهٗ لَـ ُك ۡم‬


‫عد ﱞُو ﱡمبِ ۡي ٌن‬ ‫ت ال ﱠ‬ َ ‫ض َح ٰل ًﻼ‬
ُ ‫طيِّبًا ۖ ﱠو َﻻ تَتﱠبِعُ ۡوا ُخ‬
ِ ‫ط ٰو‬ َ ۡ ‫اس ُكلُ ۡوا مِ ﱠما فِى‬
ِ ‫اﻻ ۡر‬ ُ ‫ٰيٓاَيﱡ َها النﱠ‬
Artinya : Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh,
setan itu musuh yang nyata bagimu.
Al-Maidah : 88
َ ‫َو ُكلُ ۡوا مِ ﱠما َرزَ قَ ُك ُم ﱣ ُ َح ٰل ًﻼ‬
ۤۡ ‫طيِّبًا ۖ ﱠو اتﱠقُوا ﱣ َ الﱠذ‬
َ‫ِى اَ ۡنـت ُ ۡم بِ ٖه ُم ۡؤمِ نُ ۡون‬
Artinya : Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai
rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya.
Al-Maidah : 96
ّ ِ َ‫ص ۡيدُ ۡالب‬
‫ـر َما دُمۡ ت ُ ۡم ُح ُر ًماؕ َواتﱠقُوا ﱣ َ الﱠذ ِۡۤى اِلَ ۡي ِه‬ َ ‫علَ ۡي ُك ۡم‬
َ ‫ﱠارةِ ۚ َو ُح ِ ّر َم‬
َ ‫سي‬ َ ‫ص ۡيدُ ۡالبَحۡ ِر َو‬
‫طعَا ُمهٗ َمتَاعًا لﱠـ ُك ۡم َولِل ﱠ‬ َ ‫اُحِ ﱠل لَـ ُك ۡم‬
َ‫ت ُ ۡحش َُر ۡون‬
Artinya : Dihalalkan bagimu hewan buruan laut dan makanan (yang berasal) dari
laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam
perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) hewan darat, selama kamu sedang
ihram. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikumpulkan
(kembali).
Dari Abu Hurairah RA. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya
Allah SWT adalah Zat Yang Maha Baik, tidak mau menerima kecuali yang baik, dan
sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang-orang mu’min sesuai dengan apa
yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman : Hai para Rasul,
makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal yang sholeh. Allah
Ta’ala berfirman : Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari rizki yang baik-baik
yang Kami berikan kepada kamu sekalian…”. (HR. Muslim)
Berdasarkan Firman Allah dan Hadist Nabi SAW, dapat disimpulkan bahwa jenis-
jenis makanan yang halal ialah :
 Semua makanan yang baik, tidak kotor dan menjijikan
 Semua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan rosul-Nya
 Semua makanan yang tidak mengandung mudharat, tidak membahayakan
kesehatan jasmani, dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah.
 Binatang yang hidup di dalam air, baik air laut atau air tawar
Sedangkan menurut Syekh Yusuf Qardhawi ayat tersebut menyerukan secara
khusus kepada manusia supaya makan dari makanan yang baik yang telah disediakan
oleh Allah. Makanan hakekatnya beraneka macam, ada yang berupa makanan padat
dan ada juga yang berupa daging hewan. Makanan yang dinyatakan syara’ sebagai
makanan yang boleh sebagai berikut :
 Binatang Laut
Binatang laut adalah semua binatang yang hidupnya di dalam air. Binatang laut
semuanya halal (boleh dimakan),baik diperoleh dalam keadaan bagaimanapun,
apakah waktu didapatnya dalam keadaan masih hidup atau menjadi bangkai. Selagi
tidak mengandung dzat (racun) yang berbahaya.
 Hewan darat yang halal (binatang ternak)
Binatang ternak sesuai dengan Surah An-Nahl ayat 5, meliputi Unta,
Sapi,kerbau, kambing, domba dll
 Burung yang tidak berkuku tajam.
b) Makanan yang diharamkan
Diketahui haram merupakan lawan dari halal, yakni sesuatu yang dilarang atau
sesuatu yang jika dikerjakan mendapat dosa dan di tinggalkan mendapat pahala. Jadi
makanan yang haram adalah makanan yang dilarang oleh syara’ untuk dimakan.
Dalam Islam makanan yang haram berarti tidak sah dalam hukum.
Berikut ini terdapat dalil-dalil mengenai makanan yang diharamkan :
Al Baqarah : 173
َ ‫عا ٍد فَ َ ۤﻼ ا ِۡث َم‬
َ ‫علَ ۡي ِهؕ ا ﱠِن ﱣ‬ َ ‫اغ ﱠو َﻻ‬
ٍ ‫ط ﱠر غ َۡي َر َب‬ ۡ ‫علَ ۡي ُک ُم ۡال َم ۡيتَةَ َوالد َﱠم َولَحۡ َم ۡالخِ ۡن ِز ۡي ِر َو َما ٓ ا ُ ِه ﱠل ِب ٖه ِلغ َۡي ِر ﱣ ِۚ فَ َم ِن‬
ُ ‫اض‬ َ ‫اِنﱠ َما َح ﱠر َم‬
‫غفُ ۡو ٌر ﱠرحِ ۡي ٌم‬
َ
Artinya : Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging
babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah.
Tetapi barangsiapa terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan
tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang.
Al-Maidah : 3
‫علَ ۡي ُك ُم ۡال َم ۡيتَةُ َوالدﱠ ُم َولَحۡ ُم ۡالخِ ۡن ِز ۡي ِر َو َم ۤا ا ُ ِه ﱠل ِلغ َۡي ِر ﱣ ِ بِ ٖه َو ۡال ُم ۡن َخنِقَةُ َو ۡال َم ۡوقُ ۡوذَة ُ َو ۡال ُمت ََر ِدّيَةُ َوالنﱠطِ ۡي َحةُ َو َم ۤا ا َ َك َل‬
َ ‫ُح ِ ّر َم ۡت‬
‫س الﱠ ِذ ۡينَ َكف َُر ۡوا مِ ۡن د ِۡيـنِ ُك ۡم‬ َ ‫اﻻ ۡز َﻻ ِمؕ ٰذ ِل ُك ۡم فِسۡ ٌقؕ ا َ ۡليَ ۡو َم يَى‬ َ ۡ ِ‫ب َوا َ ۡن تَسۡ ت َۡق ِس ُم ۡوا ب‬
ِ ‫ص‬ ُ ‫علَى النﱡ‬ َ ‫سبُ ُع ا ﱠِﻻ َما ذَ ﱠك ۡيت ُ ۡم َو َما ذُ بِ َح‬ ‫ال ﱠ‬
ُ ‫اض‬
‫ط ﱠر ف ِۡى‬ ِ ۡ ‫ض ۡيتُ لَـ ُك ُم‬
ۡ ‫اﻻسۡ َﻼ َم د ِۡينًاؕ فَ َم ِن‬ َ ُ‫اخش َۡو ِنؕ اَ ۡليَ ۡو َم اَ ۡك َم ۡلتُ لَـ ُك ۡم د ِۡينَ ُك ۡم َواَ ۡت َممۡ ت‬
ِ ‫علَ ۡي ُك ۡم نِعۡ َمت ِۡى َو َر‬ ۡ ‫فَ َﻼ ت َۡخش َۡوه ُۡم َو‬
‫غفُ ۡو ٌر ﱠرحِ ۡيم‬ َ َ ‫ص ٍة غ َۡي َر ُمتَ َجانِفٍ ِّ ِﻻ ۡث ٍمۙ فَا ﱠِن ﱣ‬َ ‫َم ۡخ َم‬
Artinya : Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging)
hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang
jatuh ,yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
sembelih. Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan
pula) mengundi nasib dengan azlam (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik.
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu,
sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari
ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku
bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa
karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang.
Al an'am : 14
‫ض َوه َُو ي ُۡط ِع ُم َو َﻻ ي ُۡطعَ ُمؕ قُ ۡل ِانّ ِۡۤى اُمِ ۡرتُ اَ ۡن اَ ُك ۡونَ اَ ﱠو َل َم ۡن ا َسۡ لَ َم َو َﻻ‬
ِ ‫ت َو ۡاﻻَ ۡر‬
ِ ‫قُ ۡل اَغ َۡي َر ﱣ ِ اَتﱠخِ ذُ َولِيا فَاطِ ِر السﱠمٰ ٰو‬
َ‫تَ ُك ۡون ﱠَن مِ نَ ۡال ُم ۡش ِرك ِۡين‬
Artinya : Katakanlah (Muhammad), "Apakah aku akan menjadikan pelindung selain
Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak
diberi makan?" Katakanlah, "Sesungguhnya aku diperintahkan agar aku menjadi
orang yang pertama berserah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk
golongan orang-orang musyrik."
Dari dalil-dali tersebut kita dapat menyimpulkan, bahwa makanan yang
diharamkan dalam kitabullah secara umum ada empat macam, yakni :
 Bangkai
 Darah
 Daging babi
 Binatang yang disembelih tanpa menyebut asma Allah
Minuman
Penjelasan minuman ini sendiri dijelaskan sebagai berikut
Minum secara etimologi berarti meneguk barang cair dengan mulut, sedangkan
minuman adalah segala sesuatu yang boleh di minum. Dalam bahasa arab minuman
berasal dari kata al-asyribah dan jamaknya al-syarb yang artinya minum minuman.
Sedangkan dalam ensiklopedi hukum islam diartikan dengan jenis air atau zat cair
yang bisa diminum. Secara terminologi, kata syarab berarti sesuatu yang diminum,
baik berupa air biasa, maupun air yang sudah melalui proses pengolahan, yang sudah
berubah warna dan rasanya. Dalam al-Qur'an kata syarab digunakan dengan makna
yang sama, baik dalam konteks minuman dunia, maupun minuman akhirat. Dalam
kedua konteks ini dipahami, bahwa pada dasarnya maksud syarab atau minuman,
adalah makna lafzhi, yaitu benar- benar minuman.(Janna et al., 2021).
Maka dari uraian diatas dapat dipahami apa yang dimaksud dengan minuman itu sendiri.

a) Minuman Yang diperbolehkan


Pada dasarnya segala jenis minuman apa saja di dunia ini adalah halal untuk
diminum, kecuali ada larangan yang mengharamkan dari Al-Qur’an dan
Sunnah.mMinuman yang halal dalam hal ini dibagi menjadi 4 bagian:

1) Semua jenis air atau cairan yang tidak membahayakan bagi kehidupan
manusia, baik membahayakan dari segi jasamani, akal, jiwa maupun aqidah.
2) Air atau cairan yang tidak memabukkan walupun seebelumnya pernah
memabukan seperti arak yang berubah menjadi cuka.
3) Air atau cairan bukan berupa benda yang najisatau benda suci yang terkena
najis.
4) Air atau cairan yang suci itu didapatkan dengan cara-cara yang halal yang
tidak bertentangan dengan Syari’at.

b) Minuman yang diharamkan


Setiap minuman yang berbau haram, pada dasarnya karena terdapat sesuatu yang
dapat membunuh, lambat ataupun cepat dn bersifat membahayakan. Adapun dalil-
dalil mengenai keharaman nya sebagai berikut :

‫)حرمت علينا حين‬


ّ : ‫ وفي لفظ قال‬,‫حرمت والخمر يومئ ٍذ البسر والتمر ( متفق عليه‬ ّ ) : ‫عن أنس قال‬
ّ ‫إن الخمر‬
‫والتمر ( رواه البخاريي‬
ُ ‫البسر‬
ُ ‫خمر اﻷعناب اﻻّ قليﻼ وعا ّمة خمرنا‬
َ ‫حرمت وما نجد‬
َ
Artinya :” Sesungguhnya khamr itu diharamkan, sedangkan waktu itu, khamr terbuat
dari kurma matang dan kurma kering”.Diriwayatkan oleh Bukhori dan Musilim:
berkata bahwa Ia diharamkan bagi kami ketika diharamkan, sedangkan tidak kami
jumpai khamr dari anggur itu kecuali sedikit, karena pada umumnya khamar kami itu
terbuat dari kurma yang telah matang dan kurma kering.”
ٍ ‫الخمر وما في المدينة شرابٌ اﻻّ من‬
(‫تمر‬ َ ّ ‫وفي لفظ )لقد أنزلنا ﷲ هذه اﻵية الّتى‬
‫حرم فيها‬
‫رواه مسلم‬
Dan menurut versi lain :” Allah telah menurunkan ayat dimana diharamkannya
khamar, sedanngkan madinah tidak dijumpai minuman kecuali dari kurma.”

Hikmah Halal dan Haram


Allah SWT begitu Adil dan kuasa dalam mengatur suatu hukum, baik halal maupun haram.
Jika kita renung terdapat banyak hikmah Allah SWT melarang kepada Umatnya agar
memakan dan meminum yang halal dan melarang yang haram. Allah tak akan membuat
segala sesuatu tanpa adanya sebab dan hikmahnya, misalnya Allah melarang Arak (khamr),
karena didalam khamer tersebut terdapat unsur-unsur yang membahayakan bagi kesehatan.
Demikianlah bahwa terdapat eksistensi terhadap sesuatu yang dihalalkan dan diharamkan
oleh Allah. Adapun mengenai hikmah dai makanan dan minuman halal Rasulullah dalam hal
ini menegaskan dalam hadisnya mngenai perintah memilih makanan halal, "Pilihlah makanan
yang halal, niscaya do'amu akan dikabulkan", dan " barangsiapa yang mencari rezeki yang
halal, niscaya akan diampuni dosanya". Dengan demikian Jelaslah akan hikmah-hikmah
dihalalkan dan diharamkannya sesuatu.

3. Hukum Memakan Makanan Berlapis Emas


Perkembangan kuliner pada zaman modern terutama di Indonesia sekarang sudah banyak
bahan baku dan tambahan baru yang digunakan untuk memproduksi suatu penyajian
makanan, salah satunya emas yang menjadi bahan tambahan untuk menyajikan makanan.
Emas sebagai logam mulia yang sangat berharga, mahal dan mewah. Emas biasanya
digunakan sebagai perhiasan, akan tetapi pada zaman sekarang emas bisa menjadi hiasan
makanan.
Emas yang menjadi hiasan makanan sering digunakan dalam bentuk serbuk dan lembaran
tipis emas, salah satu yang sering digunakan adalah lembaran emas yang sangat tipis. Emas
yang dapat dimakan disebut dengan gold left. Gold leaf merupakan emas asli yang dipukul-
pukul menggunakan alat khusus sampai bentuknya menjadi lembaran tipis, gold leaf biasa
ditambahkan sebagai dekorasi makanan untuk menambahkan kesan mewah dan mahal.
Mengenai keamanan gold leaf sebagai bagian dari makanan diakui Nuri Andarwulan,
direktur Southeast Asian Food And AgriculturAl Science And Technology Center (Seafast
Center) Institute Pertanian Bogor, masih menjadi perbincangan. Bahan tambahan pangan
berupa emas, food grade gold diizinkan oleh CODEX (badan keamanan pangan dunia).
Amerika dan Eropa diizinkan sebagai pewarna untuk dekorasi. Bahan ini memang benar
berasal dari emas. Namun, tidak semua zero risk., Hasil evaluasi dari keamanan pangan
terbaru yang dipublikasikan oleh European Food Safety Authority pada 2016 menyatakan
penggunaan emas kesimpulannya masih dibolehkan walaupun data keamanan belum
komprehensif. Logam emas untuk makanan ini dapat larut dalam tubuh. Namun, data
taksikologi yang memaparkan secara lengkap terkait efek sampingnya belum ada.
Adapun aturan-aturan syariat Islam terkait kuliner berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an
dengan didukung Hadis dan hasil ijtihad ulama:
1. Makanan yang dikonsumsi merupakan hasil pekerjaan yang halal, seperti jual beli,
bukan hasil pekerjaan yang haram seperti riba.
Aspek harta pada hal ini menjadi penting dalam menentukan boleh tidaknya untuk
dimanfaatkan, ketika harta diperoleh dengan jalan yang tidak benar seperti
memperoleh harta yang mengandung MaGhRib, yaitu Maisir (perjudian), Gharar
(penipuan), Riba (bunga), dan Bathil (kemaksiatan) maka harta yang diperoleh tidak
diperbolehkan bahkan diharamkan dalam syariat Islam untuk digunakan.
2. Menyebut nama Allah sebelum makan.
Aturan ditetapkan oleh Allah tidak lain untuk kebaikan umat manusia itu sendiri.
Begitu juga dengan ditetapkannya aturan dalam kuliner yang menjadi adab sebelum
makan, yaitu menyebut nama Allah sebelum makan. Hal ini bertujuan supaya ketika
makan kita dianjurkan berniat agarmemperoleh kekuatan yang diperlukan untuk
ibadah kepada Allah.
3. Makanan berstatus halal dan thayyib
Allah memerintahkan ummatnya untuk memakan makanan yang tidak hanya
halal, akan tetapi juga baik (halalan thoyyiban) anjuran tersebut karena adanya
hikmah tertentu, yaitu untuk menjauhkan manusia dari mudharat (bahaya) yang
muncul akibat mengonsumsinya. Sebagaimana surat al- Maidah ayat 88:
َ‫ِى أَنتُم ِبِۦه ُمؤْ مِ نُون‬
ٓ ‫وا ٱ ﱠ َ ٱلﱠذ‬ َ ‫وا مِ ﱠما َرزَ قَ ُك ُم ٱ ﱠ ُ َح ٰلَ ًﻼ‬
۟ ُ‫ط ِيّبًا ۚ َوٱتﱠق‬ ۟ ُ‫َو ُكل‬
”Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.”
4. Makanan berstatus lezat (hani’a) dan berdampak positif (mari’a)
Kuliner tidak hanya sekedar mengejar kelezatan makanan, melainkan
mempertimbangkan dampaknya di masa depan, baik dunia maupun akhirat. Makanan
yang disajikan dengan serbuk emas sendiri memiliki dampak positif bagi orang yang
mengonsumsinya. Dampak atau manfaatnya terutama dalam bidang kecantikan, yaitu
dari lembaran atau serbuk emas yang dipakai dalam sajian menu tersebut yaitu sangat
baik bagi kecantikan kulit menjadi lebih bersinar. Sedangkan yogurt gelatonya
sendiri, mengandung probiotik dan kolagen yang baik untuk kesehatan pencernaan
dan kecantikan kulit
5. Tidak mengonsumsi makanan secara berlebihan (israf)
Sebagaimana hadits riwayat an-Nasa’i “Makanlah kalian, dan bersedekahlah
kalian, dan berpakaianlah kalian, tanpa berlebihan dan tidak sombong.” As-Sunah
mengajarkan agar manusia mengurangi makan dan tidak memenuhi perutnya dengan
makanan, tanpa harus membahayakan dirinya dalam dua kondisi ini. Israf tekait
dengan berlebihan dari aspek kuantitas (jumlah), bandingannya adalah mubadzir yang
terkait dengan berlebihan dari aspek kualitas (mutu).
Setelah pemaparan diatas maka kita dapat memahami bahwa penggunaan lapisan emas
dalam makanan adalah perbuatan yang mubazir, israf dan mengandung unsur kesombongan
yang semua itu tidak diperbolehkan dalam agama Islam, namun ada pendapat lain yang
mengatakan bahwa penggunaan lapisan emas dalam makanan juga mengandung manfaat.
Ketika aspek- aspek kuliner dalam Islam dihubungkan dengan menghias makanan dengan
serbuk emas, yang menjadi permasalahan dilarangnya mamengonsumsi makanan secara
berlebihan (israf), jika israf dikategorikan dengan makanan yang berlebihan dalam aspek
kuantitas maka makanan yang dihias dengan serbuk emas tidak termasuk dalam israf karena
makanan yang dihiasi dengan serbuk emas kebanyakan bukan makanan pokok, misalnya es
krim dan yogurt. Makanan tersebut disajikan dalam porsi kecil yang tidak memiliki kuantitas
yang berlebihan, maka aspek israf tidak termasuk dalam makanan yang dihias serbuk emas.
Kategori mubazir terkait dengan berlebihan dari aspek kualitas (mutu), maka makanan
yang dihias dengan serbuk emas menggunakan emas murni dengan kadar 22-24 karat yang
berlebel food grade, artinya bahwa emas pada makanan tersebut aman untuk dikonsumsi.
Sebagai contoh menu yogurt gelato yang berlapis emas atau yang disebut dengan white gold.
Adapun emas yang terkandung dalam makanan tersebut memiliki manfaat dari lembaran
emas yang dipakai dalam sajian menu tersebut yaitu sangat baik bagi kecantikan kulit
menjadi lebih bersinar. Sedangkan yogurt gelatonya sendiri, mengandung probiotik dan
kolagen yang baik untuk kesehatan pencernaan dan kecantikan kulit.
Berdasarkan pemaparan tersebut bahwasannya kategori mubazir yaitu tidak berguna, sia-
sia, terbuang-buang karena tidak berguna. Ketika dikaji emas yang menjadi lapisan dalam
makanan tersebut memiliki manfaat, yaitu sangat baik bagi kecantikan kulit menjadi lebih
bersinar. Sedangkan yogurt gelatonya sendiri, mengandung probiotik dan kolagen yang baik
untuk kesehatan pencernaan dan kecantikan kulit. Dapat disimpulkan bahwa makanan yang
berlapis emas tidak masuk kategori mengonsumsi makanan secara berlebihan (israf) ataupun
mubazir.
4. Kesimpulan
Dalam ajaran Islam, dijelaskan bahwa pada dasarnya segala sesuatu adalah mubah (boleh),
kecuali apa-apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. keharamannya. Hal ini tidak
terkecuali terkait dengan makanan dan minuman. penggunaan lapisan emas dalam makanan
adalah perbuatan yang mubazir, israf dan mengandung unsur kesombongan yang semua itu
tidak diperbolehkan dalam agama Islam, namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa
penggunaan lapisan emas dalam makanan juga mengandung manfaat. Berdasarkan
pemaparan Ketika dikaji emas yang menjadi lapisan dalam makanan tersebut memiliki
manfaat, yaitu sangat baik bagi kecantikan kulit menjadi lebih bersinar. Sedangkan yogurt
gelatonya sendiri, mengandung probiotik dan kolagen yang baik untuk kesehatan pencernaan
dan kecantikan kulit. Dapat disimpulkan bahwa makanan yang berlapis emas tidak masuk
kategori mengonsumsi makanan secara berlebihan (israf) ataupun mubazir.
Referensi

Fiqh Makanan dan Minuman. (2015).


https://www.kompasiana.com/www.nursodik_93.com/550f0a0ea333115434ba7d8e/fiqh
-makanan-dan-minuman?page=1&page_images=1

Janna, N. M., Aisma, & Arsyam, M. (2021). MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM
Konsep dasar halal dan haram dalam islam. Ddi, 1–8.

Nasution, K. B., Zuhirsyan, M., Hakim, N., Ritonga, M., Darma, M., Fauzi, E., Rahmi, A.,
Sitompul, A., Siregar, S., Hasanah, U., Tanjung, A. S., Siregar, M. Y., Fahmi, R., & Jr,
R. B. (2019). Hukum Islam Kontemporer (Dari Teori ke Implementasi Ayat-ayat
Hukum) (M. Dr. H. M. Jamil (Ed.)). SEFA BUMI PERSADA.
www.sefabumipersada.com

Tahido, Y. H. (2013). Makanan dan Minuman dalam Perspektif Hukum Islam. Tahkim, IX,
1–21.

Abdul Wahab AbdussAlam Thawilah, penerjemah Khalifurrahman Fath dan Solihin, Fikih
kuliner (Jakarta: Al-Kautsar, 2012), hlm. 523-524.

Aulia Umi. (2018). Tinjauan Maqasid Syari’ah Terhadap Makanan Yang Dihiasi Dengan
Serbuk Emas. Az Zarqo’. 10 (1), 94-96.
Faukonuri Iksir. Tinjauan Hukum Islam Tentang Makanan Yang Dilapisi Emas. Hlm 43-46.

Anda mungkin juga menyukai