Wajib
Sunnah
Haram
Makruh
Mubah / Halal
Halal Haram
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu” (Qs. Al Baqoroh : 168)
إِ ﱠﻧﻣَﺎ ﺣَ رﱠ َم ﻋَ َﻠ ْﯾ ُﻛ ُم ٱ ْﻟ َﻣ ْﯾ َﺗ َﺔ َوٱﻟ ﱠد َم َوﻟَﺣْ َم ٱ ْﻟﺧِﻧزِ ﯾرِ َوﻣَﺂ أ ُ ِھ ﱠل ِﺑﮫِۦ ﻟِﻐَ ﯾْرِ ٱ ﱠ ِ ۖ َﻓ َﻣ ِن ٱﺿْ طُرﱠ ﻏَ ﯾْرَ ﺑَﺎغٍۢ َو َﻻ ﻋَ ﺎ ٍۢد ﻓ ََﻶ إِ ْﺛ َم
ﻋَ َﻠ ْﯾ ِﮫ ۚ إِنﱠ ٱ ﱠ َ ﻏَ ﻔُو ٌۭر رﱠ ﺣِﯾ ٌم
َوﺳﻛَتَ ﻋَ نْ أﺷْﯾﺎ َء رَ ﺣْ ﻣ ًﺔ َﻟ ُﻛ ْم، وﺣَ رﱠ م أﺷْﯾﺎ َء ﻓَﻼ َﺗ ْﻧ َﺗ ِﮭﻛُوھﺎ، وﺣ ﱠد ُﺣدُودًا ﻓَﻼ ﺗَﻌْ َﺗدُوھَﺎ،ﷲ ﺗَﻌَ ﺎﻟَﻰ ﻓَرَ ضَ ﻓَراﺋِضَ َﻓﻼَ ﺗُﺿَ ﱢﯾﻌُوھَﺎ إنﱠ ﱠ
ﻏَ ﯾْرَ ﻧِﺳْ ﯾﺎ ٍن ﻓَﻼ َﺗﺑْﺣﺛُوا ﻋَ ْﻧﮭَﺎ
”Sesungguhnya Allah telah menetapkan berbagai kewajiban, maka janganlah
kalian menyia-nyiakan kewajiban itu. Dia telah menetapkan batasan-batasan
hukum maka janganlah kalian melampuinya. Dia telah mengharamkan
beberapa hal maka janganlah kalian melanggarnya. Dan Allah subhanahu wa
ta’ala juga mendiamkan beberapa perkara sebagai bentuk rahmat (kasih
sayang) bagi kalian bukan karena lupa, maka janganlah kalian
membahasnya(mencari–cari hukumnya).“ (HR. Daruquthni)
Halal Haram Dalam Maqolah Ulama
Suci adalah keadaan tidak terkena najis dan atau tidak sedang
berhadats kecil & besar.
Macam Najis
Selain tiga najis yang sudah disebutkan di atas, ada pula najis
ma’fu (dimaafkan). Apabila terkena najis ma’fu, kita tidak perlu
mensucikanya.