Kelompok 3 sesi ( 2 )
-Neysa Nanda M.
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai seorang muslim yang ingin mendekatkan diri, atau setidaknya berusaha untuk
taat kepada Allah Sang Maha Pencipta, tentulah kita harus menjalankan ibadah kepada
Allah, baik itu yang wajib maupun yang sunnah agar Allah ridho kepada kita. Namun ada hal
lain yang tak boleh kita abaikan dalam usaha memperoleh ridho Allah, yaitu makanan dan
minuman.
Dalam Islam halal dan haram telah ditentukan dengan jelas, banyak sekali ayat Al-qur’an
dan Al-hadis yang membahas hal tersebut. Dengan demikian, mengkonsumsi makanan dan
minuman yang halal merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam.
Apabila makanan dan minuman kita terjaga dari yang diharamkan Allah, atau dengan
kata lain kita hanya makan mengkonsumsi yang dihalalkan Allah, niscaya ridho Allah itu
tidak mustahil kita peroleh jika kita taat kepada-Nya. Tetapi sebaliknya, meskipun kita taat,
namun kita makan dan minum dari yang haram yang bukan karena terpaksa, maka akan sia-
sialah usaha kita. Untuk itu, makalah ini disusun untuk mengupas tentang makanan dan
minuman yang halal dan yang haram dalam Islam.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Makanan yang halal adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh syari’at
untuk dikonsumsi kecuali ada larangan dari Allah SWT dan Nabi Muhammad
SAW. Agama Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk memakan
makanan yang halal dan baik. Makanan halal maksudnya makanan yang
diperoleh dari usaha yang diridhai Allah. Sedangkan makanan yang baik adalah
yang bermanfaat bagi tubuh, atau makanan bergizi.
Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi
makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak
halal bisa mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan
haram, akan dibakar di hari kiamat dengan api neraka.
Makanan dikatakan halal paling tidak harus memenuhi tiga kriteria, yaitu
halal zatnya, halal cara memperolenya, dan halal cara pengolahannya.
1. Halal zatnya
Makanan yang halal menurut zatnya adalah makanan yang dari dasarnya
halal untuk di konsumsi. Dan telah di tetapkan kehalalannya dalam kitab suci
al-qur’an dan al-hadist. Centoh makanan yang halal atas zatnya adalah daging
sapi, ayam, kambing, buah-buahan seperti apel, kurma, anggur, dan lain
sebagainya.
Yaitu makanan yang di peroleh dengan cara yang baik dan sah, Makanan
akan menjadi haram apabila cara memperolehnya dengan jalan yang batil
karena itu bisa merugikan orang lain dan dilarang oleh syariat. Contoh dari cara
memperoleh yang baik adalah dengan cara membeli, bertani, hadiah, dan lain
sebagainya.
Adapun dari makanan yang diperoleh dari makanan yang batil adalah dengan
cara mencuri, merampok, menyamun, dan lain sebagainya.
Yaitu makanan yang semula halal dan akan menjadi haram apabila cara
pengolahannya tidak sesuai dengan syeriat agama. Banyak sekali makanan
yang asalnya halal tetapi karena pengolahanya yang tidak benar menyebabkan
makanan itu mmenjadi haram. Contohnya anggur, makanan ini halal tetapi
karena telah diolah menjadi minuman keras maka minuman ini menjadi
haram.
Makanan yang haram adalah segala sesuatu yang dilarang oleh syariat untuk
dikonsumsi, dan apabila tetap dikonsumsi akan mendapatkan dosa kecuali
dalam keadaan terpaksa, serta banyak sekali madhratnya dari pada hikmanya,
sebagai contoh mengkonsumsi darah yang mengalir ini di haramkan karena itu
kotor dan dihindari oleh manusia yang sehat, disampaing itu ada dugaan
bahwa darah tersebut dapat menimbulkan bahaya sebagaimana halnya
bangkai.
D. Jenis Makanan Haram
2. Ada yang diharamkan karena suatu sebab yang tidak berhubungan dengan
dzatnya. Maksudnya asal makanannya adalah halal, akan tetapi dia menjadi
haram karena adanya sebab yang tidak berkaitan dengan makanan
tersebut. Misalnya: makanan dari hasil mencuri, upah perzinahan, sesajen
perdukunan, makanan yang disuguhkan dalam acara-acara yang bid’ah, dan
lain sebagainya.
1.Bangkai
Bangkai adalah semua hewan yang mati tanpa penyembelihan yang syar’i
dan juga bukan hasil perburuan. Sebagaimana firman Allah,
ُيح> ة َ ير َو َما ُأ ِه َّل لِ َغي ِْر هَّللا ِ بِ> ِه َو ْال ُم ْنخَ نِقَ>ةُ َو ْال َموْ قُ>>و َذةُ َو ْال ُمت ََر ِّديَ>ةُ َوالنَّ ِط
ِ ت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةُ َوال َّد ُم َولَحْ ُم ْال ِخ ْن ِز
ْ حُرِّ َم
َو َما َأ َك َل ال َّسبُ ُع ِإاَّل َما َذ َّك ْيتُ ْم
4. An-Nathihah, yaitu hewan yang mati karena ditanduk oleh hewan lainnya.
1. Ikan, karena dia termasuk hewan air dan telah berlalu penjelasan bahwa
semua hewan air adalah halal bangkainya kecuali kodok.
” Dihalalkan untuk kita dua bangkai dan dua darah.Adapun kedua bangkai itu
adalah ikan dan belalang. Dan adapun kedua darah itu adalah hati dan
limfa “. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
3. Janin yang berada dalam perut hewan yang disembelih. Hal ini berdasarkan
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan kecuali An-
Nasa`iy, bahwa Nabi SAW bersabda, “Penyembelihan untuk janin adalah
penyembelihan induknya.” Maksudnya jika hewan yang disembelih sedang
hamil, maka janin yang ada dalam perutnya halal untuk dimakan tanpa harus
disembelih ulang.
b. Darah
Yakni darah yang mengalir dan terpancar. Hal ini dijelaskan dalam surah Al-
An’am ayat 145,
Telah berlalu dalilnya dalam surah Al-Ma `idah ayat ketiga di atas. Yang
diinginkan dengan daging babi adalah mencakup seluruh bagian-bagian
tubuhnya termasuk lemaknya.
d. Khamar
Allah-Subhanahu wa Ta’ala-berfirman:
ِ َال َّش ْيط َع َم ِل ِم ْن ٌ ِرجْ س َواَأْل ْزاَل ُم اب
لَ َعلَّ ُك ْمتُ ْفلِحُو ُفَ>>اجْ تَنِبُوه ان َ َواَأْل ْن َو ْال َم ْي ِس ُر ْال َخ ْم ُر ِإنَّ َما َءا َمنُوا َالَّ ِذين يَاَأيُّهَا
>ُ ص
َن
Dan dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu Umar ra. : “Semua yang
memabukkan adalah haram, dan semua khamar adalah haram.” Dikiaskan
dengan semua makanan dan minuman yang bisa menyebabkan hilangnya akal
(mabuk), misalnya narkoba dengan seluruh jenis dan macamnya.
Dan dalam riwayat Muslim, “Semua hewan buas yang bertaring maka
memakannya adalah haram.” Jumhur ulama berpendapat haramnya
berlandaskan hadits di atas dan hadits-hadits lain yang semakna dengannya.
Yaitu semua burung yang memiliki cakar yang kuat yang dia memangsa
dengannya, seperti: elang dan rajawali. Jumhur ulama dari kalangan Imam
Empat (kecuali Imam Malik) dan selainnya menyatakan pengharamannya
berdasarkan hadits Ibnu Abbas ra :
g. Jallalah.
h. Kuda
Telah berlalu dalam hadits Jabir bahwasanya mereka memakan kuda saat
perang Khaibar. Semakna dengannya ucapan Asma `bintu Abu Bakar ra, “Kami
menyembelih kuda di zaman Rasulullah SAW lalu kamipun memakannya”. (HR.
Al-Bukhary dan Muslim)
i. Baghol
Dia adalah hewan hasil peranakan antara kuda dan keledai. Dan ini (haram)
adalah hukum untuk semua hewan hasil peranakan antara hewan yang halal
dimakan dengan yang haram dimakan.
j. Anjing
Para ulama sepakat akan haramnya memakan anjing, di antara dalil yang
menunjukkan hal ini adalah bahwa anjing termasuk dari hewan buas yang
bertaring yang telah berlalu pengharamannya. Dan telah tsabit dari Nabi SAW
bahwa beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah jika mengharamkan sesuatu
maka Dia akan mengharamkan harganya.“
Dan telah Tsabit dalam hadits Abu Mas’ud Al-Anshory riwayat Al-Bukhary dan
Muslim dan juga dari hadits Jabir riwayat Muslim akan haramnya
memperjualbelikan anjing.
Makanan yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu sangat
berguna bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani.. Hasil dari
makanan minuman yang halal sangat membawa berkah, barakah bukan berarti
jumlahnya banyak, meskipun sedikit, namun uang itu cukup untuk mencukupi
kebutuhan sahari-hari dan juga bergizi tinggi. Bermanfaat bagi pertumbuhan
tubuh dan perkembangan otak.
Lain halnya dengan hasil dan jenis barang yang memang haram, meskipun
banyak sekali, tapi tidak barokah, maka Allah menyulitkan baginya rahmat
sehingga uangnnya terbuang banyak hingga habis dalam waktu singkat.
5. Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya,
Makanan dan minuman haram, selain dilarang oleh Allah, juga mengandung
lebih banyak mudharat (kejelekan) daripada kebaikannya. Hasil haram
meskipun banyak, namun tidak barokah atau cepat habis dibandingkan yang
halal dan barokah.
Dan juga makan haram merugikan orang lain yang tidak mengetahui hasil dari
perbuatan haram itu. Sehingga teman, kerabat iktu terkena getahnya. Dan juga
yang mencari rezeki haram tidak tenang dalam hidupnya apalagi dalam jumlah
bayak dan besar karena takut diketahui dan mencemarkan nama baiknya dan
keluarga sanak familinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Segala jenis makanan apa saja yang ada di dunia halal untuk dimakan sampai
ada dalil yang melarangnya. Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik
untuk tubuh, dan boleh jadi makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan.
Selanjutnya makanan yang tidak halal bisa mengganggu kesehatan rohani.
Daging yang tumbuh dari makanan haram, akan dibakar di hari kiamat dengan
api neraka.
Ada banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang makanan halal dan
makanan haram, namun tentu saja tidak dapat kami tampilkan semua, di
antaranya sebagaimana yang telah kami uraian dalam pembahasan di atas.
Makanan yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu sangat
berguna bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani.. Hasil dari
makanan minuman yang halal sangat membawa berkah, barakah meskipun
jumlahnya sedikit. Makanan dan minuman haram, selain dilarang oleh Allah,
juga mengandung lebih banyak mudharat (kejelekan) daripada kebaikannya.
Hasil haram meskipun banyak, namun tidak barokah atau cepat habis
dibandingkan yang halal dan barokah.
Saya menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, namun saya berharap
makalah ini tetap dapat memberikan manfaat meskipun sedikit. Selain itu saya
juga berharap pembaca berkenan memberikan masukan baik berupa kritik
maupun saran.
DAFTAR PUSTAKA
http://ukhuwahislah.blogspot.com/2013/06/makalah-makanan-halal-dan-
makanan-haram.html
http://khoirulazzamnurululum.blogspot.com/2013/06/makalah-makanan-
halal-dan-haram-with.html
http://bams239.blogspot.com/2012/03/pengertian-halal-dan-haram.html
http://salafy.or.id/blog/2009/11/20/makanan/