PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam memerintahkan kepada pemeluknya untuk memilih makanan yang
halal serta menjauhi makanan haram. Rasulullah bersabda: “Dari Abu Hurairah
ra berkata : Rasulullah SAW bersabda: ” Sesungguhnya Allah baik tidak
menerima kecuali hal-hal yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan
kepada orang-orang mu’min sebagaimana yang diperintahkan kepada para
rasul, Allah berfirman: “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-
baik, dan kerjakanlah amal yang shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan”
Dan firman-Nya yang lain: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di
antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu” Kemudian beliau
mencontohkan seorang laki-laki, dia telah menempuh perjalanan jauh,
rambutnya kusut serta berdebu, ia menengadahkan kedua tangannya ke langit:
Yaa Rabbi ! Yaa Rabbi ! Sedangkan ia memakan makanan yang haram, dan
pakaiannya yang ia pakai dari harta yang haram, dan ia meminum dari
minuman yang haram, dan dibesarkan dari hal-hal yang haram, bagaimana
mungkin akan diterima do’anya”. (HR Muslim no. 1015).
Dijaman sekarang banyak yang menyebut era teknologi.Manusia semakin
mudah dalam menggapai keinginan-keinginan dengan bantuan
teknologi,khususnya teknologi telekomunikasi,industri,pertanian dan ekonomi.
Dengan kemajuan di berbagai bidang maka berpangaruh juga kepada pola pikir
masyarakat.Misalkan masalah makan dan minuman, banyak manusia atau orang
yang makan dan minum mengikuti tren. Dan sering kali kita lalai tentang halal
atau haram makanan yang kita makan. Makanan budaya luar yang masuk ke
Indonesia banyak sekali, contoh:Pizza hut, Hot Dog, Steak,bir,dan minuman
beralkohol lainya.
Melihat masalah yang terjadi di atas kami selaku penulis makalah akan
memberikan rambu-rambu dan penjelasan tantang makanan dan minuman yang
yang haram berdasarkan dalil-dalil Al Qur’an dan Al Hadist.Sehingga kita
sebagai umat Islam tidak salah makan makanan yang justru makanan itu
tergolong makanan yang haram. Semoga dengan makalah ini kita bisa
membedakan makanan yang halal dan yang haram.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian haram ?
2. Apa saja jenis makanan yang diharamkan dalam Islam ?
3. Apa saja kriteria makanan atau binatang yang diharamkan dalam Islam ?
4. Apa saja akibat makanan dan minuman yang diharamkan ?
5. Apa saja binatang haram dan halal untuk dikonsumsi ?
A. Pengertian Haram
Kata haram berasal dari bahasa Arab ( )ح ݛ ݦYang berarti larangan
(dilarang oleh agama). Termasuk di antara luas dan fasilitas dalam syari'at
Islam, Allah-Subhanahu wa Ta'ala-menghalalkan semua makanan yang
mengandung maslahat dan manfaat, baik yang kembali kepada ruh maupun
jasad, baik kepada individu maupun masyarakat. Demikian pula sebaliknya
Allah mengharamkan semua makanan yang memudhorotkan atau yang
mudhorotnya lebih besar dari manfaatnya. Hal ini tidak lain untuk menjaga
kesucian dan kebaikan hati, akal, ruh, dan jasad, yang mana baik atau buruknya
keempat hal ini sangat ditentukan-setelah hidayah dari Allah-dengan makanan
yang masuk ke dalam tubuh manusia yang kemudian akan berubah menjadi
darah dan daging sebagai unsur penyusun hati dan jasadnya.
Selain itu Islam mengharamkan semua benda yang dapat menghilangkan
kesadaran, membuat tidak berdaya, serta membahayakan jiwa dan raga. Adapun
makanan dari jenis daging binatang, masalah inilah yang banyak
diperselisihkan oleh berbagai agama dan golongan
Janin yang berada dalam perut hewan yang disembelih. Hal ini
berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ashhabus
Sunan kecuali An-Nasa`iy, bahwa Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-
bersabda:
o َذ َكاةُ ا ْل َجنِ ْي ِن َذ َكاةُ ُأ ِّم ِه
“Penyembelihan untuk janin adalah penyembelihan induknya”.
Maksudnya jika hewan yang disembelih sedang hamil, maka janin yang
ada dalam perutnya halal untuk dimakan tanpa harus disembelih ulang.
[Al-Luqothot fima Yubahu wa Yuhramu minal Ath'imah wal Masyrubat
point pertama]
2. Darah
Baik darah yang mengalir maupun yang tidak mengalir.
3. Daging babi
Telah berlalu dalilnya dalam surah Al-Ma `idah ayat ketiga di atas. Yang
diinginkan dengan daging babi adalah mencakup seluruh bagian-bagian
tubuhnya termasuk lemaknya.
4. Khamar
Allah-Subhanahu wa Ta'ala-berfirman:
" Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah
perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan . ".(QS. Al-Ma `idah: 90)
ٌ فَِإنَّ َها ِر ْج,ِإنَّ هللا ورسوله َي ْن َهيَا ُك ْم عَنْ لُ ُح ْو ِم ِا ْل ُح ُم ِر اَأْل ْهلِيَّ ِة
س
َونَ َهانَا النبي صلى هللا عليه وسلم َع ِن ا ْل ِح َما ِر اَأْل ْهلِ ْي، ش
ِ َأ َك ْلنَا َز َمنَ َخ ْيبَ ٍر اَ ْل َخ ْي َل َو ُح ُم َر ا ْل َو ْح
“Saat (perang) Khaibar, kami memakan kuda dan keledai liar, dan Nabi -
Shallallahu ‘alaihi wasallam- melarang kami dari keledai jinak”. (HR.
Muslim)
Inilah pendapat yang paling kuat, sampai-sampai Imam Ibnu ‘Abdil Barr
menyatakan, “Tidak ada perselisihan di kalangan ulama zaman ini tentang
pengharamannya”. Lihat Al-Mughny beserta Asy-Syarhul Kabir (11/65).
[Al-Bada`i' (5/37), Mughniyul Muhtaj (4/299), Al-Muqni' (3/525), dan Al-
Bidayah (1/344].
10. Kuda.
Telah berlalu dalam hadits Jabir bahwasanya mereka memakan kuda saat
perang Khaibar. Semakna dengannya ucapan Asma` bintu Abi Bakr -
radhiallahu ‘anhuma-:
ُسا َعلَى َع ْه ِد رسول هللا صلى هللا عليه وسلم فََأ َك ْلنَاه
ً نَ َح ْرنَا فَ َر
11. Baghol.
Dia adalah hewan hasil peranakan antara kuda dan keledai. Jabir -
radhiallahu ‘anhuma- berkata:
َولُ ُح ْو َم ا ْلبِ َغا ِل،سيَّ ِة
ِ َح َّر َم رسول هللا صلى هللا عليه وسلم – يَ ْعنِي يَ ْو َم َخ ْيبَ ٍر – لُ ُح ْو َم ا ْل ُح ُم ِر اِإْل ْن
12. Anjing.
Para ulama sepakat akan haramnya memakan anjing, di antara dalil yang
menunjukkan hal ini adalah bahwa anjing termasuk dari hewan buas yang
bertaring yang telah berlalu pengharamannya. Dan telah tsabit dari Nabi -
Shallallahu ‘alaihi wasallam- bahwa beliau bersabda:
Dan telah tsabit dalam hadits Abu Mas’ud Al-Anshory riwayat Al-Bukhary
dan Muslim dan juga dari hadits Jabir riwayat Muslim akan haramnya
memperjualbelikan anjing. [Al-Luqothot point ke-12]
13. Kucing baik yang jinak maupun yang liar.
Jumhur ulama menyatakan haramnya memakan kucing karena dia
termasuk hewan yang bertaring dan memangsa dengan taringnya. Pendapat
ini yang dikuatkan oleh Syaikh Al-Fauzan. Dan juga telah warid dalam
hadits Jabir riwayat Imam Muslim akan larangan meperjualbelikan kucing,
sehingga hal ini menunjukkan haramnya. [Al-Majmu' (9/8) dan Hasyiyah
Ibni 'Abidin (5/194)]
14. Monyet.
Ini merupakan madzhab Syafi’iyah dan merupakan pendapat dari ‘Atho`,
‘Ikrimah, Mujahid, Makhul, dan Al-Hasan. Imam Ibnu Hazm menyatakan,
“Dan monyet adalah haram, karena Allah -Ta’ala- telah merubah
sekelompok manusia yang bermaksiat (Yahudi) menjadi babi dan monyet
sebagai hukuman atas mereka. Dan setiap orang yang masih mempunyai
panca indra yang bersih tentunya bisa memastikan bahwa Allah -Ta’ala-
tidaklah merubah bentuk (suatu kaum) sebagai hukuman (kepada mereka)
menjadi bentuk yang baik dari hewan, maka jelaslah bahwa monyet tidak
termasuk ke dalam hewan-hewan yang baik sehingga secara otomatis dia
tergolong hewan yang khobits (jelek)” [13]. [Al-Luqothot point ke-13]
15. Gajah.
Madzhab jumhur ulama menyatakan bahwa dia termasuk ke dalam kategori
hewan buas yang bertaring. Dan inilah yang dikuatkan oleh Imam Ibnu
‘Abdil Barr, Al-Qurthuby, Ibnu Qudamah, dan Imam An-Nawawy -
rahimahumullah-. [Al-Luqothot point ke-14]
16. Musang (arab: tsa’lab)
Halal, karena walaupun bertaring hanya saja dia tidak mempertakuti dan
memangsa manusia atau hewan lainnya dengan taringnya dan dia juga
termasuk dari hewan yang baik (arab: thoyyib). Ini merupakan madzhab
Malikiyah, Asy-Syafi’iyah, dan salah satu dari dua riwayat dari Imam
Ahmad. [Mughniyul Muhtaj (4/299), Al-Muqni' (3/528), dan Asy-Syarhul
Kabir (11/67)]
17. Hyena/kucing padang pasir (arab: Dhib’un)
Pendapat yang paling kuat di kalangan ulama -dan ini merupakan pendapat
Imam Asy-Syafi’iy dan Imam Ahmad- adalah halal dan bolehnya
memakan daging hyena. Hal ini berdasarkan hadits ‘Abdurrahman bin
‘Abdillah bin Abi ‘Ammar, beliau berkata,
Pendapat ini yang dikuatkan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Al-Fath
(9/568) dan Imam Asy-Syaukany.
Adapun jika ada yang menyatakan bahwa hyena adalah termasuk hewan
buas yang bertaring, maka kita jawab bahwa hadits Jabir di atas lebih
khusus daripada hadits yang mengharamkan hewan buas yang bertaring
sehingga hadits yang bersifat khusus lebih didahulukan. Atau dengan kata
lain hyena diperkecualikan dari pengharaman hewan buas yang bertaring.
Lihat Nailul Author (8/127) dan I’lamul Muwaqqi’in (2/117).
18. Kelinci.
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhary dan Imam
Muslim dari Anas bin Malik -radhiallahu ‘anhu-:
ٍ ََض ٌو ِمنْ َأ ْرن
ُ فَقَبِلَه،ب َ َأنَّهُ صلى هللا عليه وسلم ُأ ْه ِد
ْ ي لَهُ ع
“Sesungguhnya beliau (Nabi) -Shallallahu ‘alaihi wasallam- pernah
diberikan hadiah berupa potongan daging kelinci, maka beliaupun
menerimanya”.
ت نَْأ ُك ُل ا ْل َج َرا َد َ زَونَا َم َع رسول هللا صلى هللا عليه وسلم
ٍ س ْب َع َغ َز َوا ْ َغ
Ini yang dikuatkan oleh Imam An-Nawawy dalam Syarh Muslim (13/97).
[Mughniyul Muhtaj (4/299) dan Al-Muqni' (3/529)]
21. Landak.
Syaikh Al-Fauzan menguatkan pendapat Asy-Syafi’iyyah akan boleh dan
halalnya karena tidak ada satupun dalil yang menyatakan haram dan
khobitsnya. Lihat Al-Majmu’ (9/10).
22. Ash-shurod, kodok, semut, burung hud-hud, dan lebah.
Kelima hewan ini haram dimakan, berdasarkan hadits Abu Hurairah -
radhiallahu ‘anhu-, beliau berkata:
ِ ض ْفد
َع َوالنَّ ْملَ ِة َوا ْل ُه ْد ُه ِد ُّ نَ َهى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم عَنْ قَ ْت ِل
ِّ الص َر ِد َوال
“Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- melarang membunuh shurod,
kodok, semut, dan hud-hud. (HR. Ibnu Majah dengan sanad yang shohih).
Adapun larangan membunuh lebah, warid dalam hadits Ibnu ‘Abbas yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Daud.
Dan semua hewan yang haram dibunuh maka memakannyapun haram.
Karena tidak mungkin seeokor binatang bisa dimakan kecuali setelah
dibunuh. [Al-Luqothot point ke-19 s/d 23]
23. Yarbu’.
Halal. Ini merupakan madzhab Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah, dan
merupakan pendapat ‘Urwah, ‘Atho` Al-Khurosany, Abu Tsaur, dan Ibnul
Mundzir, karena asal dari segala sesuatu adalah halal, dan tidak ada
satupun dalil yang menyatakan haramnya yarbu’ ini. Inilah yang dikuatkan
oleh Imam Ibnu Qudamah dalam Al-Mughny (11/71). [Hasyiyatul Muqni'
(3/528) dan Mughniyul Muhtaj (4/299)]
“Ada lima (binatang) yang fasik (jelek) yang boleh dibunuh baik dia
berada di daerah halal (selain Mekkah) maupun yang haram (Mekkah):
Ular, gagak yang belang, tikus, anjing, dan rajawali (HR. Muslim)
Adapun tokek dan -wallahu a’lam- diikutkan juga kepadanya cicak, maka
telah warid dari hadits Abu Hurairah riwayat Imam Muslim tentang anjuran
membunuh wazag (tokek). [Bidayatul Mujtahid (1/344) dan Tafsir Asy-
Syinqithy (1/273)]
25. Kura-kura (arab: salhafat), anjing laut, dan kepiting (arab: sarthon).
Telah berlalu penjelasannya pada pendahuluan yang ketiga bahwa ketiga
hewan ini adalah halal dimakan. [Al-Luqothot point ke-28 s/d 30]
26. Siput (arab: halazun) darat, serangga kecil, dan kelelawar.
Imam Ibnu Hazm menyatakan, “Tidak halal memakan siput darat, juga
tidak halal memakan seseuatupun dari jenis serangga, seperti: tokek
(masuk juga cicak), kumbang, semut, lebah, lalat, cacing, kutu, nyamuk
dan yang sejenis dengan mereka, berdasarkan firman Allah -Ta’ala-,
“Diharamkan untuk kalian bangkai”, dan firman Allah -Ta’ala-, “Kecuali
yang kalian sembelih”. Dan telah jelas dalil yang menunjukkan bahwa
penyembelihan pada hewan yang bisa dikuasai/dijinakkan, tidaklah
teranggap secara syar’iy kecuali jika dilakukan pada tenggorokan atau
dadanya. Maka semua hewan yang tidak ada cara untuk bisa
menyembelihnya, maka tidak ada cara/jalan untuk memakannya, sehingga
hukumnya adalah haram karena tidak bisa dimakan, kecuali bangkai yang
tidak disembelih” [16]. [Al-Luqothot point ke-31 s/d 34]
145. Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan
kepadaKu, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya,
kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging
babi - karena Sesungguhnya semua itu kotor - atau binatang yang
disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam Keadaan
terpaksa, sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui
batas, Maka Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang".
133. Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan
darah[558] sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan
diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.
Binatang yang dihalalkan ialah binatang yang boleh dikonsumsi dagingnya oleh
manusia khususnya bagi orang-orang yang beriman. Binatang yang halal adalah sbb :
Dalil umum yang dimaksud di sini adalah dasar yang diambil dari Al Quran dan
Hadis yang menunjukkan helallnya binatang secara umum.
Jenis-jenis binatang ternak darat seperti: kambing, domba,sapi, kerbau dan unta.
Firman Allah ;
Artinya :”Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan yang berasal dari
laut yang lezat bagimu dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan …”.(QS. Al-
Maidah : 96)
Yang dimaksud dengan dalil khusus adalah dalil yang langsung menyebut jenis
binatang tertentu. Yang termasuk jenis binatang halal yang langsung disebut melalui
dalil tertentu adalah:
a) Kuda
Kuda merupakan binatang yang halal dimakan karena secara khusus dinyatakan
dalam hadis Rasulullah berikut ini :
)نحزنا علي عهد رسول هلل صلي هللا عليه وسلم فرسا فاكلنه (راوه الجري ومسلم
Artinya : “Pada zaman Rasulullah kami pernah menyembelih kuda dan kami
memakannya” (HR. Bukhari dan Muslim)
b) Keledai Liar
Keledai yang masih liar termasuk binatang yang halal dimakan karena secara khusus
dinyatakan dalam hadis Rasulullah berikut ini :Keledai Liar, Keledai yang masih liar
termasuk binatang yang halal dimakan karena secara khusus dinyatakan dalam hadis
Rasulullah berikut ini:
)لمxxxxxxري و مسxxxxxxلم (راوه البخxxxxxxلي هللا وسxxxxxxبي صxxxxxxه النxxxxxxل منxxxxxxار الحش فاكxxxxxxة الحمxxxxxxفيقص
Artinya : “Tentang kisah keledai liar, maka Nabi SAW makan sebagian dari daging
keledai itu” . (HR. Bukhari dan Muslim).
c) Ayam
Ayam juga termasuk binatang yang halal dimakan karena secara khusus dinyatakan
dalam hadis Rasulullah berikut ini :
)رايت النبي صلي هللا عليه وسلم ياكل دجا جا (رواه بخار و ملم
Artinya : “Pernah aku melihat Nabi SAW makan daging ayam” (HR. Bukhari dan
Tirmizi)
d) Belalang
Belalalng merupakan binatang yang halal dimakan karena secara khusus dinyatakan
dalam hadis Rasulullah berikut ini :
)لمxxا ري و مسxxرد (رواه البخxxل الجxxزوا ت ف كxxبع غxxلم سxxه وسxxلياهلل عليxxول هللا صxxع رسxxا مxxغزون
Artinya : “Kami berperang bersama Rasulullah SAW tujuh kali perang, kami
memakan belalang” (HR. Bukhari dan Muslim)
e) Kelinci
تيxxعيت حxال فسxو قxxه فلغبxxعوا عليxxران فسxر الظهxا بمxxمررن فا ستنفهنا ارنب: ع انس بن ملك رضي هللا عنه قال
لوxxا رسxxا تيت بهxxادركتها فاتنت بها ابا طلحة فدبحها فبعس بوار كها وفجديها الي رسلو هللا صلي هللا عليه وسلم ف
)لمxxxxxxxxxxxxxاري و مسxxxxxxxxxxxxxة (رواه البخxxxxxxxxxxxxxلم فقبلxxxxxxxxxxxxxه وسxxxxxxxxxxxxxلي هللا عليxxxxxxxxxxxxxهللا ص
Artinya : Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a katanya: Ketika kami berjalan melalui
Daerah az-Zahran tiba-tiba kami dikejutkan oleh seekor kelinci lalu kami
mengejarnya sehinggga penat. Ia berkata lagi: Aku telah mengejarnya sehingga dapat
menangkapnya. Akupun membawanya kepada Abu Talhah lalu beliau
menyembelihnya. Beliau mengirimkan kaki dan kedua pahanya kepada Rasulullah
s.a.w lalu aku pun membawanya kepada Rasulullah s.a.w dan baginda menerimanya
(HR Bukhari dan Muslim)
Dalil umum yaitu : dalil yang hanya menyebut sifat binatang, sehingga haram
dikonsumsi oleh umat Islam.
Ada tiga jenis binatang yang haram berdasarkan dalil umum karena memiliki sifat
yang dikhawatirkan sangat mudah beralih pada diri manusia. Ketiga jenis sifat
binatang tersebut adalah :
1) Memiliki sifat buas dan bertaring, seperti : harimau, macan tutul, anjing,
beruang.Nabi bersabda :
Artinya : “Setiap binatang buas yang bertaring, haram dimakan” (HR. Muslim
danTurmuzi)
2) Setiap binatang yang berkuku tajam, seperti : burung rajawali, burung elang,
burung kakatua, dan burung hantu. Nabi bersabda
)نها النبي صلي هللا عليه وسلم عن كل ذي محلب من الطير (رواه المسلم
artinya : “Dari Ibnu Umar r.a berkata, “Rasulullah SAW melarang memakan binatang
ialah (binatang pemakan kotoran) dan meminum susunya” (HR. Arba’ah kecuali
Nasai).
Termasuk juga dalam kategori binatang ini adalah binatang-binatang yang kotor dan
secara umum menjijikkan, seperti : tungau, kutu, kecoa, dan sejenisnya.
ويحل لهم الطيبت ويحرم عليهم الخبئث
Artinya : “Dan dihalalkan bagi mereka segala yang baik dan diharamkan bagi mereka
segala yang jelek (buruk)” (QS. Al A’raf : 157)
Melalui dalil khusus yaitu, dalil yang langsung menyebut haramnya jenis binatang
tertentu. Ada tujuh jenis binatang yang haram dimakan oleh umat Islam karena
masing-masing disebut oleh dalil yang melarangnya. Ketujuh jenis binatang itu
adalah :
1) Daging babi
Allah berfirman :
Artinya : “Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah, dan daging babi … (Al
Maidah :3)
Nabi bersabda yang artinya : “Nabi telah melarang makan daging khimar jinak dan
mengijinkan daging kuda” (HR. Bukhari dan Muslim)
3) Dilarang membunuhnya, seperti : burung suradi, katak, semut, dan burung hud-
hud. Nabi bersabda:
)دxد (رواه احمxد هxفد ع والهxرد والضxل الصxلم عن قتxه وسxلي اهللا عليxعن ابي هريرة قال نهي رسول هللا ص
artinya : “Rasulullah telah melarang membunuh burung suradi, katak, semut, dan
burung hudhud” (HR. Ahmad)
4) Katak
Jika binatang yang halal banyak memberikan manfaat bagi manusia, tentu saja
binatang yang haram akan memberikan mudarat kepada manusia. Binatang yang
diharamkan adalah binatang-binatang yang memiliki sifat yang tidak baik,seperti
kotor, menjijikkan, kejam, hidup di dua alam (darat dan air), dan lain sebagainya. Jika
kita mengkonsumsi makanan yang berasal dari binatang yang memiliki sifat-sifat
yang tidak baik itu dikhawatirkan kita juga akan memiliki sifat sifat yang sama
seperti binatang tersebut.
Binatang memiliki fungsi dan manfaat yang cukup banyak untuk manusia, seperti
untuk tunggangan (alat transportasi), membantu membawa beban manusia, untuk
membajak sawah, dan dagingnya dapat dimakan. Binatang yang halal ini membantu
manusia untuk mencukup kebutuhan hidupnya dalam hal makanan.
Dari daging binatang ini manusia mendapatkan protein dan gizi yang cukup tinggi
yang sangat dibutuhkan badan kita untuk memperkuat stamina. Dengan
mengkonsumsi binatang yang halal ini maka ada keseimbangan protein yang ada
dalam tubuh kita antara protein nabati (yang berasal dari tumbuhan) dan protein
hewani (yang berasal dari binatang).
Binatang yang kita sembelih lalu kita makan tidak pernah akan menaruh dendam
nanti di akhirat, karena binatang tersebut tidak memiliki akal dan tidak akan
dihidupkan lagi di akhirat seperti manusia. Binatang ini akan lebih senang dapat mati
dengan cepat dengan disembelih kemudian dimakan, daripada mati dengan sia-sia
dan menderita karena tua atau sakit yang berkepanjangan.
a. Selalu waspada terhadap makanan yang bersumber dari binatang yang diharamkan.
BAB III
PENUTUP
Makanan yang diharamkan dalam kitabullah secara umum ada empat macam,
yakni: Bangkai, Darah, Daging babi, Binatang yang disembelih tanpa menyebut asma
Allah.
Minuman yang halal dalam hal ini dibagi menjadi 4 bagian:
a. Semua jenis air atau cairan yang tidak membahayakan bagi kehidupan manusia,
baik membahayakan dari segi jasamani, akal, jiwa maupun aqidah.
b. Air atau cairan yang tidak memabukkan walupun seebelumnya pernah
memabukan seperti arak yang berubah menjadi cuka.
c. Air atau cairan bukan berupa benda yang najisatau benda suci yang terkena
najis.
d. Air atau cairan yang suci itu didapatkan dengan cara-cara yang halal yang tidak
bertentangan dengan Syari'at
e. Binatang yang halal dan haram untuk dikonsumsi.
Adapun minuman yang haram adalah setiap minuman yang berbau haram, pada
dasarnya karena ada sesuatu yang dapat membunuh, lambat ataupun cepat dan
bersifat membahayakan.
Segala bagian dari babi adalah haram, jadi segala makanan yang bahan
dasarnya babi dan segala produk turunannya adalah haram juga, karena bahannya
adalah babi yang asalnya najis. Adapun hukum menggunakan Alkohol sebagai
campuran makanan dan minuman adalah haram. Karena diketahui bahwa alkohol itu
najis, sehingga pemanfaatan benda najis pada dasarnya haram. Namun dikecualikan
hukum tesebut ketika dalam kondisi dlorurot, yaitu jika tidak memakan makanan
tersebut akan mengancam keselamatan jiwa, maka diperbolehkan sebagai mana
koidah fiqh.
DAFTAR PUSTAKA
http://tafany.wordpress.com/2009/03/22/semua-hal-beralkohol-dalam-tinjauan-fiqih
Disusun oleh :
TSANIA RAHMA PUTRI
Kelas :
VIII ( 8 ) L
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena
atas izin dan kehendak-Nya kami dapat menyusun makalah tentang JENIS-JENIS
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN...............................................................
A. Latar Belakang...........................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................
C. Tujuan Penulisan.......................................................
BAB II : PEMBAHASAN........................................................................
A. Pengertian Haram............................................................
B. Jenis-Jenis Makanan Yang Haram..................................
C. Dampak Negatif Mengkonsumsi Makanan Haram.........
D. Dalil-Dalil Yang Mengharamkan Makanan....................
E. Binatang Yang Halal dan Haram Untuk Dikonsusmsi
BAB III : PENUTUP..........................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................