Anda di halaman 1dari 10

Artikel Makanan Minuman Halal dan Haram

Nama Kelompok:
1.) Beti Pravita (8)
2.) Irani Rifda .N (20)
3.) Kelenzia Nimas .R (21)
4.) Nadia Marnia .T (26)
5.) Natasya Putri .I (27)
6.) Nurhimatul Azizah (30)
7.) Rahma Nur .A (31)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tak pernah berpisah dengan lingkungan sekitarnya. Allah SWT
menciptakan berbagai makhluk hidup , diantaranya manusia, hewan dan tumbuhan. Makhluk
hidup tersebut merupakan satu kesatuan dalam hubungan sosial antar makhluk hidup.
Manusia membutuhkan bahan yang dapat ia olah menjadi makanan yang dapat membuat dia
tidak letih dalam menjalankan aktivitas kehidupannya atau dapat dikatakan manusia
membutuhkan hewan dan tumbuhan sebagai bahan untuk membuat olahan dari kulit ia dapat
makan dan dapat menambah energi tubuhnya yang akan habis,hewan juga membutuhkan
manusia namun ada juga hewan yang hidup di alam liar sehingga tidak membutuhkan
bantuan manusia dalam hidupnya. Makhluk hidup yang diciptakan Allah SWT. diciptakan
untuk tetap bertasbih dan bersujud kepada-Nya.,apakah itu manusia,hewan maupun
tumbuhan. Semuanya tetap harus mematuhi perintah dari Tuhan-nya dan menjauhi segala
larangannya. Terkhusus bagi manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Manusia perlu
menghindari setiap perbuatan/sikap dan sifat yang berdampak negatif, tidak memakan
makanan yang telah dilarang dalam agama.Maka dari itu, manusia harus selalu mengingat
hal-hal yang dilarang dalam agamanya.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang dapat di tarik rumusan masalahnya,diantaranya :
a) Apakah pengertian Halal dan Haram ?.
b) Hadist atau Qur‟an Surah apa yang menerangkan tentang halal dan haram?.
c) Apa saja yang termasuk dalam jenis-jenis makanan halal ?.
d) Apa saja yang termasuk dalam jenis-jenis makanan haram ?.
e) Dalil apa yang menerangkan makanan halal dan makanan haram?
f) Apa saja manfaat mengkomsumsi makanan halal ?.
g) Apa dampak negatif dari mengkomsumsi makanan haram ?.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni :
a. Mengetahui pengertian dari halal dan haram.
b. Mengetahui dalil ( hadist dan Qur’an Surah) yang menerangkan tentang halal dan haram.
c. Mengetahui jenis-jenis makanan halal.
d. Mengetahui jenis-jenis makanan haram.
e. Mengetahui dalil yang menerangkan mengenai makanan halal dan haram.
f. Mengetahui manfaat mengkomsumsi makanan halal.
g. Mengetahui dampak negatif mengkomumsi makanan haram.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Halal dan Haram
1) Pengertian Halal
Kata halal berasal dari bahasa Arab yang berarti disahkan, diizinkan, dan
diperbolehkan. Allah SWT menghalalkan semua makanan yang mengandung maslahat dan
manfaat, baik yang kembalinya kepada ruh maupun jasad, baik kepada individu maupun
masyarakat. Pada umumnya semua makanan dan minuman yang ada di dunia ini halal, semua
untuk dimakan dan diminum kecuali ada larangan dari Allah yaitu yang terdapat dalam Al-
Qur’an dan yang terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW.
2) Pengertian Haram
Kata haram berasal dari bahasa Arab ( ‫)ݦݛ ح‬yang berarti larangan (dilarang oleh
agama). Allah mengharamkan semua makanan yang memudhorotkan atau yang mudhorotnya
lebih besar daripada manfaatnya. Hal ini tidak lain untuk menjaga kesucian dan kebaikan
hati, akal, ruh, dan jasad, yang mana baik atau buruknya keempat perkara ini sangat
ditentukan setelah hidayah dari Allah dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia
yang kemudian akan berubah menjadi darah dan daging sebagai unsur penyusun hati dan
jasadnya.
B. Dalil yang Menerangkan Halal dan Haram
Adapun dalil yang menerangkan halal dan haram:
1) “… Barang yang di halalkan oleh Allah dalam kitab-Nya adalah halal, dan barang yang
diharamkan oleh Allah dalam kitab-Nya adalah haram. Dan sesuatu yang tidak dilarang-Nya,
mak barang itu termasuk yang diafkan-Nya, sebagai kemudahan bagi kamu.”(HR. Ibnu
Majah dan Tirmidzi) Fiqih sunnah oleh Sulaiman Ar Rasyid).
2) “Dan makanlah makan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah telah berikan
rezekinya kepadmu bertaqwalah pada Allah yang kamu beriman pada-Nya.”(QS. Al Maidah :
88).
3) “Dia telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagian menjadi minuman dan
sebagainnya (menyuburkannya) tumbuhan-tumbuhan yang ada (tempat tumbuhnya) kamu
menggembalakan ternakmu.”(QS.An Nahl : 10)
4) “Wahai orang beriman sesungguhnya arak (khimar), berjudi, qurban untuk berhala,
undian dengan panah adalah dosa dan termasuk perbuatan syaitan, maka juhilah agar kamu
mendapat keberuntungan (QS.Al Maidah :90)
5) “Sesungguhnya Sa‟ad Ibnu Ubayyin mohon pada Rosulullah SAW agar didoakan kepada
Allah supaya doanya diterima (mustajab), maka beliau bersabda kepadanya : “Perbaiki
makanan, niscaya diterima doa-doamu “(HR. Tabrani)
6) “Maka makanlah rezeki yang halal lagi suci yang telah diberikan Allah pada
kamu…”(QS. An Nahl :114)
7) Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
“Daging mana saja yang tumbuh dari sesuatu yang haram maka neraka lebih pantas
untuknya”.
8) “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan”. (QS. Al-
Baqarah: 195)
C. Jenis-jenis Makanan Halal
Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi makanan
tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak halal bisa mengganggu
kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram, akan dibakar di hari kiamat
dengan api neraka.
Makanan halal dari segi jenis ada tiga :
1) Berupa hewan yang ada di darat maupun di laut, seperti kelinci, ayam, kambing, sapi,
burung, ikan.
2) Berupa nabati (tumbuhan) seperti padi, buah-buahan, sayur-sayuran dan lain-lain.
3) Berupa hasil bumi yang lain seperti garam semua.
Makanan halal dari usaha yang diperolehnya, yaitu :
1) Halal makanan dari hasil bekerja yang diperoleh dari usaha yang lain seperti bekerja
sebagai buruh, petani, pegawai, tukang, sopir, dll.
2) Halal makanan dari mengemis yang diberikan secara ikhlas, namun pekerjaan itu halal ,
tetapi dibenci Allah seperti pengamen.
3) Halal makanan dari hasil sedekah, zakat, infak, hadiah, tasyakuran, walimah, warisan,
wasiat, dll.
4) Halal makanan dari rampasan perang yaitu makanan yang didapat dalam peperangan
(ghoniyah).
Binatang yang berkehidupan didarat, ada yang halal dan ada pula yang haram. Binatang yang
halal diantaranya : Unta,Sapi,Kerbau, Kambing, Kuda, Ayam, Ikan,dan lain sebagainya.
D. Jenis-jenis Makanan Haram
Makanan yang haram dalam Islam ada dua jenis:
a. Ada yang diharamkan karena dzatnya. Maksudnya asal dari makanan tersebut memang
sudah haram, seperti :
a. Bangkai
Bangkai adalah semua hewan yang mati tanpa penyembelihan yang syar’i dan juga
bukan hasil perburuan.
Allah SWT menyatakan dalam firman-Nya:
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk,
dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya”. (QS. Al-
Ma`idah: 3)
Dan juga dalam firmannya:
“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika
menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan”. (QS.
Al-An’am: 121)
Jenis-jenis bangkai berdasarkan ayat-ayat di atas:
 Al-Munhaniqoh, yaitu hewan yang mati karena tercekik.
 Al-Mauqudzah, yaitu hewan yang mati karena terkena pukulan keras.
 Al-Mutaroddiyah, yaitu hewan yang mati karena jatuh dari tempat yang tinggi.
 An-Nathihah, yaitu hewan yang mati karena ditanduk oleh hewan lainnya.
 Hewan yang mati karena dimangsa oleh binatang buas.
 Semua hewan yang mati tanpa penyembelihan, misalnya disetrum.
 Semua hewan yang disembelih dengan sengaja tidak membaca basmalah.
 Semua hewan yang disembelih untuk selain Allah walaupun dengan membaca basmalah.
 Semua bagian tubuh hewan yang terpotong/terpisah dari tubuhnya.
Hal ini berdasarkan hadits Abu Waqid secara marfu:
“Apa-apa yang terpotong dari hewan dalam keadaan dia (hewan itu) masih hidup, maka
potongan itu adalah bangkai”. (HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzy dan dishohihkan
olehnya).
Diperkecualikan darinya 3 bangkai, ketiga bangkai ini halal dimakan:
1. Ikan, karena dia termasuk hewan air dan telah berlalu penjelasan bahwa semua hewan air
adalah halal bangkainya kecuali kodok.
2. Belalang. Berdasarkan hadits Ibnu Umar secara marfu:
“Dihalalkan untuk kita dua bangkai dan dua darah. Adapun kedua bangkai itu adalah ikan
dan belalang. Dan adapun kedua darah itu adalah hati dan limfa”. (HR. Ahmad dan Ibnu
Majah)
3. Janin yang berada dalam perut hewan yang disembelih. Hal ini berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan kecuali An-Nasa’i, bahwa Nabi
Muhammad SAW bersabda:
“Penyembelihan untuk janin adalah penyembelihan induknya”.
Maksudnya jika hewan yang disembelih sedang hamil, maka janin yang ada dalam perutnya
halal untuk dimakan tanpa harus disembelih ulang.
b. Darah
Yakni darah yang mengalir dan terpancar. Hal ini dijelaskan dalam surah Al-An’am ayat 145:
“Atau darah yang mengalir”.
Dikecualikan darinya hati dan limfa sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Ibnu Umar yang
baru berlalu. Juga dikecualikan darinya darah yang berada dalam urat-urat setelah
penyembelihan.
c. Daging babi
Seperti dalilnya dalam surah Al-Ma`idah ayat ketiga di atas. Yang diinginkan dengan daging
babi adalah mencakup seluruh bagian-bagian tubuhnya termasuk lemaknya.
d. Khamar
Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”. (QS.
Al-Ma`idah: 90)
Dan dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu Umar r.a secara marfu:
“Semua yang memabukkan adalah haram, dan semua khamar adalah haram”.
Dikiaskan dengannya semua makanan dan minuman yang bisa menyebabkan hilangnya akal
(mabuk), misalnya narkoba dengan seluruh jenis dan macamnya.
e. Semua hewan buas yang bertaring
Sahabat Abu Tsa’labah Al-Khusyany r.a berkata:
“Sesungguhnya Rasulullah SWA melarang dari (mengkonsumsi) semua hewan buas yang
bertaring”. (HR. Al-Bukhary dan Muslim)
Dan dalam riwayat Muslim darinya dengan lafazh, “Semua hewan buas yang bertaring maka
memakannya adalah haram”.
Yang diinginkan di sini adalah semua hewan buas yang bertaring dan menggunakan
taringnya untuk menghadapi dan memangsa manusia dan hewan lainnya.
Jumhur ulama berpendapat haramnya berlandaskan hadits di atas dan hadits-hadits lain yang
semakna dengannya.
f. Semua burung yang memiliki cakar
Yang diinginkan dengannya adalah semua burung yang memiliki cakar yang kuat yang dia
memangsa dengannya, seperti: elang dan rajawali. Jumhur ulama dari kalangan Imam Empat
kecuali Imam Malik- dan selainnya menyatakan pengharamannya berdasarkan hadits Ibnu
Abbas r.a :
“Beliau (Nabi) melarang untuk memakan semua hewan buas yang bertaring dan semua
burung yang memiliki cakar”. (HR. Muslim)
g. Jallalah
Dia adalah hewan pemakan feses (kotoran) manusia atau hewan lain, baik berupa onta, sapi,
dan kambing, maupun yang berupa burung, seperti: garuda, angsa (yang memakan feses),
ayam (pemakan feses), dan sebagian gagak. Hukumnya adalah haram. Ini merupakan
pendapat Imam Ahmad dalam satu riwayat dan salah satu dari dua pendapat dalam madzhab
Syafi’iyah, mereka berdalilkan dengan hadits Ibnu Umar r.a beliau berkata:
“Rasulullah SWA melarang dari memakan al-jallalah dan dari meminum susunya” (HR.
Imam Lima kecuali An-Nasa`i (3787))
Beberapa masalah yang berkaitan dengan jallalah:
 Tidak semua hewan yang memakan feses masuk dalam kategori jallalah yang diharamkan,
akan tetapi yang diharamkan hanyalah hewan yang kebanyakan makanannya adalah feses dan
jarang memakan selainnya. Dikecualikan juga semua hewan air pemakan feses, karena telah
berlalu bahwa semua hewan air adalah halal dimakan.
 Jika jallalah ini dibiarkan sementara waktu hingga isi perutnya bersih dari feses maka tidak
apa-apa memakannya ketika itu. Hanya saja mereka berselisih pendapat mengenai berapa
lamanya dia dibiarkan, dan yang benarnya dikembalikan kepada ukuran adat kebiasaan atau
kepada sangkaan besar.
h. Keledai jinak (bukan yang liar)
Ini merupakan madzhab Imam Empat kecuali Imam Malik dalam sebagian riwayat
darinya. Dari Anas bin Malik r.a, bahwasanya Rasulullah SWT bersabda:
“Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya melarang kalian untuk memakan daging-daging
keledai yang jinak, karena dia adalah najis”. (HR. Al-Bukhary dan Muslim)
Diperkecualikan darinya keledai liar, karena Jabir r.a berkata:
“Saat (perang) Khaibar, kami memakan kuda dan keledai liar, dan Nabi Muhammad SAW
melarang kami dari keledai jinak”. (HR. Muslim)
Inilah pendapat yang paling kuat, sampai-sampai Imam Ibnu Abdil Barr menyatakan, “Tidak
ada perselisihan di kalangan ulama zaman ini tentang pengharamannya”.
i. Kuda
Telah berlalu dalam hadits Jabir bahwasanya mereka memakan kuda saat perang
Khaibar. Semakna dengannya ucapan Asma` bintu Abi Bakr r.a :
“Kami menyembelih kuda di zaman Rasulullah -Shallallahu „alaihi wasallam- lalu kamipun
memakannya”. (HR. Al-Bukhary dan Muslim)
Maka ini adalah sunnah taqririyyah (persetujuan) dari Nabi Muhammad SAW.
Ini adalah pendapat jumhur ulama dari kalangan Asy-Syafi’iyyah, Al-Hanabilah, salah satu
pendapat dalam madzhab Malikiyah, serta merupakan pendapat Muhammad ibnul Hasan dan
Abu Yusuf dari kalangan Hanafiyah.
j. Anjing
Para ulama sepakat akan haramnya memakan anjing, di antara dalil yang
menunjukkan hal ini adalah bahwa anjing termasuk dari hewan buas yang bertaring yang
telah berlalu pengharamannya. Dan Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah jika mengharamkan sesuatu maka Dia akan mengharamkan harganya
[12]“.
Diantara beberapa manfaat menggunakan makanan dan minuman halal, yaitu :
 Membawa ketenangan hidup dalam kegiatan sehari-hari,
 Dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani,
 Mendapat perlindungan dari Allah SWT,
 Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT,
 Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya,
 Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia akhirat.
 Manusia dapat bertahan hidup di dunia sampai batas yang di tentukan Allah SWT.
 Manusia dapat mencapai ridha Allah SWT. dalam hidup karena dapat memilih jenis
makanan maupun minuman yang baik sesuai petunjuk Allah SWT.
 Manusia dapat memiliki akhlak karimah karena makanan dan minuman yang halal
memengaruhi watak dan perangai manusia menjadi seperti sabar, tenang, dan qanaah.
 Manusia dapat terhindar dari akhlak mazmumah karena tidak mengkomsumsi makanan
dan minuman yang haram. Makanan dan minuman yang haram akan mempengaruhi sikap
mental menjadi tidak terpuji seperti mudah marah, kasar ucapan, maupun perbuatannya.

E. Dampak Negatif Mengkomsumsi Makanan Haram


Dampak negatifnya adalah :
o Merusak Jiwa
o Berbahaya Dan Merusak Hak Orang Lain
o Memubazirkan Dan Membahayakan Kesehatan
o Menimbulkan Permusuhan Dan Kebencian
o Menghalangi Mengingat Allah
o Doa yang dilakukan oleh pengonsumsi makanan dan minuman haram tidak maqbul
o Nama baik, kepercaaan, dan martabatnya jatuh bila ketahuan.

F. Sebab-Sebab Haramnya Makanan


Sebab-sebab pokok haramnya makanan ada lima:
 Sebab ada nash al-quran atau al-hadist
 sebab disusuruh membunuhnya
 sebab dilarang membunuhnya,seperti kodok(katak)
 sebab keji (kotor menjijikan)
 sebab memberi madlarat

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada prinsipnya semua makanan dan minuman yang ada di dunia ini adalah halal untuk
dimakan dan diminum kecuali ada larangan dari Allah yaitu yang terdapat dalam Al-Qur’an
atau yang terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW. Tiap benda yang ada di permukaan
bumi menuruthukum asalnya adalah halal kecuali kalau ada larangan secara syar’i.
Makanan dan minuman yang halal dan baik serta bergizi tentu sangat berguna bagi kita, baik
untuk kebutuhan jasmani maupun rohani. Hasil dari makanan dan minuman yang halal sangat
membawa berkah, barakah meskipun jumlahnya sedikit. Makanan dan minuman yang haram,
selain dilarang oleh Allah S.W.T juga mengandung banyak mudharat (Kejelekan) daripada
kebaikannya.
SARAN
Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, namun kami berharap makalah ini
tetap dapat memberikan manfaat meskipun sedikit. Selain itu kami juga berharap pembaca
berkenan memberikan masukan baik berupa kritik maupun saran.
DAFTAR PUSTAKA
Thobib Al-Asyhar.2003.Bahaya Makanan Haram Bagi Kesehatan Jasmani dan
Rohani.Jakarta:Al-Mawadi Prima
Bidayatul Mujtahid, Ibnu Rusyd Al-Maliky, Cet.Terakhir, th.1415H/1995 M, penerbit:Dar
Ihya’ut Turots Al- Araby
http://ukhuwahislah.blogspot.com/2013/06/makalah-makanan-halal-dan-makanan
haram.html
http://khoirulazzamnurululum.blogspot.com/2013/06/makalah-makanan-halal-dan-haram-
with.html
http://bams239.blogspot.com/2012/03/pengertian-halal-dan-haram.html
http://salafy.or.id/blog/2009/11/20/makanan.html

Anda mungkin juga menyukai