Anda di halaman 1dari 16

Makanan yang Halal

Halal artinya boleh, jadi makanan yang halal ialah makanan yang dibolehkan untuk dimakan
menurut ketentuan syari’at Islam. segala sesuatu baik berupa tumbuhan, buah-buahan ataupun
binatang pada dasarnya adalah hahal dimakan, kecuali apabila ada nash Al-Quran atau Al-Hadits
yang menghatamkannya. Ada kemungkinan sesuatu itu menjadi haram karena memberi
mudharat bagi kehidupan manusia seperti racun, barang-barang yang menjijikan dan sebagainya.

Allah berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan
kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu
menyembah.” (QS. Al-Baqarah : 17)

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi.” (QS. Al-
Baqarah : 168).

“Menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang
mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka
segala yang buruk.” (QS. Al-A’raf : 157)

Dari Abu Hurairah RA. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah SWT
adalah Zat Yang Maha Baik, tidak mau menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah
telah memerintahkan orang-orang mu’min sesuai dengan apa yang diperintahkan kepada para
Rasul. Allah Ta’ala berfirman : Hai para Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan
kerjakanlah amal yang sholeh. Allah Ta’ala berfirman : Hai orang-orang yang beriman,
makanlah dari rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kamu sekalian…”. (HR. Muslim)

Rasulullah SAW, ditanya tentang minyak sanin, keju dan kulit binatang yang dipergunakan
untuk perhiasan atau tempat duduk. Rasulullah SAW bersabda : Apa yang dihalalkan oleh Allah
dalam Kitab-Nya adalah halal dan apa yang diharamkan Allah di dalam Kitab-Nya adalah haram,
dan apa yang didiamkan (tidak diterangkan), maka barang itu termasuk yang dimaafkan”. (HR.
Ibnu Majah dan Turmudzi).

Berdasarkan firman Allah dan hadits Nabi SAW, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis makanan
yang halal ialah :

a. Semua makanan yang baik, tidak kotor dan tidak menjijikan.


b. Semua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
c. semua makanan yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani
dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah.
d. Binatang yang hidup di dalam air, baik air laut maupun air tawar.

Makanan yang Haram


Haram artinya dilarang, jadi makanan yang haram adalah makanan yang dilarang oleh syara’
untuk dimakan. Setiap makanan yang dilarang oleh syara’ pasti ada bahayanya dan
meninggalkan yang dilarang syara’ pasti ada faidahnya dan mendapat pahala.

Yang termasuk makanan yang diharamkan adalah :

1. Semua makanan yang disebutkan dalam firman Allah surat Al-Maidah ayat 3 dan Al-
An’am ayat 145 :

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,
dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.” (QS. Al-Maidah : 3)

“Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu
yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu
bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semua itu
kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barang siapa yang dalam
keadaan terpaksa sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas,
maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-
An’am : 145)

Catatan :
semua bangkai adalah haram kecuali bangkai ikan dan belalang.
semua darah haram kecuali hati dan limpa.

2. Semua makanan yang keji, yaitu yang kotor, menjijikan.

“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka
segala yang buruk.” (QS. Al-A’raf : 157)

3. Semua jenis makanan yang dapat mendatangkan mudharat terhadap jiwa, raga, akal,
moral dan aqidah.

“Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak
atau pun yang tersembunyi (akibatnya), dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia
tanpa alasan yang benar.” (QS. Al-A’raf : 33).

4. Bagian yang dipotong dari binatang yang masih hidup.

Sabda Nabi SAW : “Daging yang dipotong dari binatang yang masih hidup, maka yang
terpotong itu termasuk bangkai”. (HR. Ahmad)
5. Makanan yang didapat dengan cara yang tidak halal seperti makanan hasil curian,
rampasan, korupsi, riba dan cara-cara lain yang dilarang agama.

Minuman yang Halal

Minuman yang halal pada dasarnya dapat dibagi menjadi 4 bagian :

1. Semua jenis aiar atau cairan yang tidak membahayakan bagi kehidupan manusia, baik
membahayakan dari segi jasmani, akal, jiwa, maupun aqidah.
2. Air atau cairan yang tidak memabukkan walaupun sebelumnya pernah memabukkan
seperti arak yang berubah menjadi cuka.
3. Air atau cairan itu bukan berupa benda najis atau benda suci yang terkena najis.
4. Air atau cairan yang suci itu didapatkan dengan cara-cara yang halal yang tidak
bertentangan dengan ajaran agama Islam.

Minuman yang Haram

1. Semua minuman yang memabukkan atau apabila diminum menimbulkan mudharat dan
merusak badan, akal, jiwa, moral dan aqidah seperti arak, khamar, dan sejenisnya.

Allah berfirman : Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:
“Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya”. (QS. Al-Baqarah : 219)

Dalam ayat lain Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah : 90)

Nabi SAW bersabda : “Sesuatu yang memabukkan dalam keadaan banyak, maka dalam
keadaan sedikit juga tetap haram.” (HR An-Nasa’i, Abu Dawud dan Turmudzi).

2. Minuman dari benda najis atau benda yang terkena najis.


3. Minuman yang didapatkan dengan cara-cara yang tidak halan atau yang bertentangan
dengan ajaran Islam.
Judul Makalah: Makanan yang Halal dan Haram
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Sebagai seorang muslim yang ingin mendekatkan diri, atau setidaknya berusaha untuk
taat kepada Allah Sang Maha Pencipta, tentulah kita harus menjalankan ibadah kepada
Allah, baik itu yang wajib maupun yang sunnah agar Allah ridho kepada kita. Namun
ada hal lain yang tak boleh kita abaikan dalam usaha memperoleh ridho Allah, yaitu
makanan dan minuman.
Dalam Islam halal dan haram telah ditentukan dengan jelas, banyak sekali ayat Al-
qur’an dan Al-hadis yang membahas hal tersebut. Dengan demikian, mengkonsumsi
makanan dan minuman yang halal merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam.
Apabila makanan dan minuman kita terjaga dari yang diharamkan Allah, atau dengan
kata lain kita hanya makan mengkonsumsi yang dihalalkan Allah, niscaya ridho Allah itu
tidak mustahil kita peroleh jika kita taat kepada-Nya. Tetapi sebaliknya, meskipun kita
taat, namun kita makan dan minum dari yang haram yang bukan karena terpaksa,
maka akan sia-sialah usaha kita. Untuk itu, makalah ini disusun untuk mengupas
tentang makanan dan minuman yang halal dan yang haram dalam Islam.
B.     Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian makanan halal dan makanan haram ?
2.    Apa saja jenis makanan yang halal dan haram ?
3.    Apa manfaat makanan halal ?
4.    Dan apa pula mudharat makanan haram ?

 C.    Tujuan Penulisan
1.    Mengetahui pengertian makanan halal dan haram
2.    Mengetahui jenis makanan yang halal dan haram
3.    Mengetahui manfaat makanan halal
4.    Mengetahui mudharat makanan haram

BAB II
MAKANAN YANG HALAL DAN HARAM
A.    Pengertian Makanan Halal
Makanan yang halal adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh syari’at untuk
dikonsumsi kecuali ada  larangan  dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Agama
Islam  menganjurkan kepada pemeluknya untuk memakan makanan yang halal dan
baik.  Makanan halal maksudnya makanan yang diperoleh dari usaha yang diridhai
Allah.  Sedangkan makanan yang baik adalah yang bermanfaat bagi tubuh, atau
makanan bergizi.
Allah swt berfirman,

ِ ‫ت ال َّش ْي َط‬
ٌ‫ان ۚ إِ َّن ُه لَ ُك ْم َع ُد ٌّو م ُِبين‬ ِ ‫ط َوا‬ ِ ْ‫َيا أَ ُّي َها ال َّناسُ ُكلُوا ِممَّا فِي اأْل َر‬
ُ ‫ض َحاَل اًل َط ِّيبًا َواَل َت َّت ِبعُوا ُخ‬

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terbaik dibumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)
Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi makanan 
tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak halal bisa
mengganggu  kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram, akan
dibakar di hari kiamat  dengan api neraka.
B.     Jenis Makanan Halal
Makanan dikatakan halal paling tidak harus memenuhi tiga kriteria, yaitu halal zatnya,
halal cara memperolenya, dan halal cara pengolahannya.
1.   Halal zatnya
Makanan yang halal menurut zatnya adalah makanan yang dari dasarnya halal untuk di
konsumsi. Dan telah di tetapkan kehalalannya dalam kitab suci al-qur’an dan al-hadist.
Centoh makanan yang halal atas zatnya adalah daging sapi, ayam, kambing, buah-
buahan seperti apel, kurma, anggur, dan lain sebagainya.
2.    Halal cara memperolehnya
Yaitu makanan yang di peroleh dengan cara yang baik dan sah, Makanan akan menjadi
haram apabila cara memperolehnya dengan jalan yang batil karena itu bisa merugikan
orang lain dan dilarang oleh syariat. Contoh dari cara memperoleh yang baik adalah
dengan cara membeli, bertani, hadiah, dan lain sebagainya.
Adapun dari makanan yang diperoleh dari makanan yang batil adalah dengan cara
mencuri, merampok, menyamun, dan lain sebagainya.
3.   Halal cara pengolahannya
Yaitu makanan yang semula halal dan akan menjadi haram apabila cara
pengolahannya tidak sesuai dengan syeriat agama. Banyak sekali makanan yang
asalnya halal tetapi karena pengolahanya yang tidak benar menyebabkan makanan itu
mmenjadi haram. Contohnya anggur, makanan ini halal tetapi karena telah diolah
menjadi minuman keras maka minuman ini menjadi haram.
Dalam firman Allah surat Al-A’raf, ayat 157 yaitu:
َ ‫ت َوي َُحرِّ ُم َعلَي ِْه ُم ْال َخ َبائ‬
‫ِث‬ َّ ‫َو ُي ِح ُّل َل ُه ُم‬
ِ ‫الط ِّي َبا‬
“Dan (Allah) menghalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk”
C.    Pengertian Makanan Haram
Makanan yang haram adalah segala sesuatu yang dilarang oleh syariat untuk
dikonsumsi, dan apabila tetap dikonsumsi akan mendapatkan dosa kecuali dalam
keadaan terpaksa, serta banyak sekali madhratnya dari pada hikmanya, sebagai contoh
mengkonsumsi darah yang mengalir ini di haramkan karena itu kotor dan dihindari oleh
manusia yang sehat, disampaing itu ada dugaan bahwa darah tersebut dapat
menimbulkan bahaya sebagaimana halnya bangkai.
D.  Jenis Makanan Haram
Makanan yang haram dalam Islam ada dua jenis, yaitu:
1.    Ada yang diharamkan karena dzatnya. Maksudnya asal dari makanan tersebut memang
sudah haram, seperti: bangkai, darah, babi, anjing, khamar, dan lainnya.
2.    Ada yang diharamkan karena suatu sebab yang tidak berhubungan dengan
dzatnya. Maksudnya asal makanannya adalah halal, akan tetapi dia menjadi haram
karena adanya sebab yang tidak berkaitan dengan makanan tersebut. Misalnya:
makanan dari hasil mencuri, upah perzinahan, sesajen perdukunan, makanan yang
disuguhkan dalam acara-acara yang bid’ah, dan lain sebagainya.
Diharamkan mengkonsumsi semua makanan dan minuman yang bisa memudhorotkan
diri-apalagi kalau sampai membunuh diri-baik dengan segera maupun dengan cara
perlahan. Misalnya: racun, narkoba dengan semua jenis dan macamnya, dan
sejenisnya
1.    Bangkai
Bangkai adalah semua hewan yang mati tanpa penyembelihan yang syar’i dan juga
bukan hasil perburuan. Sebagaimana firman Allah,
‫يح ُة َو َما أَ َك َل ال َّس ُب ُع إِاَّل َما‬ َ ُ‫ير َو َما أ ُ ِه َّل لِ َغي ِْر هَّللا ِ ِب ِه َو ْال ُم ْن َخ ِن َق ُة َو ْال َم ْوق‬
َ ِ‫وذةُ َو ْال ُم َت َر ِّد َي ُة َوال َّنط‬ ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْي َت ُة َوال َّد ُم َولَحْ ُم ْال ِخ ْن ِز‬
ْ ‫حُرِّ َم‬
‫َذ َّك ْي ُت ْم‬
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya “.(QS. Al-Maidah: 3)
Jenis-jenis bangkai berdasarkan ayat-ayat di atas,
1.    Al-Munhaniqoh, yaitu hewan yang mati karena tercekik.
2.    Al-Mauqudzah, yaitu hewan yang mati karena terkena pukulan keras.
3.    Al-Mutaroddiyah, yaitu hewan yang mati karena jatuh dari tempat yang tinggi.
4.    An-Nathihah, yaitu hewan yang mati karena ditanduk oleh hewan lainnya.
5.    Hewan yang mati karena dimangsa oleh binatang buas.
6.    Semua hewan yang mati tanpa penyembelihan, misalnya disetrum.
7.    Semua hewan yang disembelih dengan sengaja tidak membaca basmalah.
8.    Semua hewan yang disembelih untuk selain Allah.
9.    Semua bagian tubuh hewan yang terpotong/ terpisah dari tubuhnya.
Diperkecualikan darinya 3 bangkai, ketiga bangkai ini halal dimakan:
1.     Ikan, karena dia termasuk hewan air dan telah berlalu penjelasan bahwa semua
hewan air adalah halal bangkainya kecuali kodok.
2.     Belalang. Berdasarkan hadits Ibnu ‘Umar secara marfu:
” Dihalalkan untuk kita dua bangkai dan dua darah.Adapun kedua bangkai itu adalah
ikan dan belalang. Dan adapun kedua darah itu adalah hati dan limfa “. (HR. Ahmad
dan Ibnu Majah)
3.  Janin yang berada dalam perut hewan yang disembelih. Hal ini berdasarkan hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan kecuali An-Nasa`iy, bahwa
Nabi SAW bersabda, “Penyembelihan untuk janin adalah penyembelihan induknya.”
Maksudnya jika hewan yang disembelih sedang hamil, maka janin yang ada dalam
perutnya halal untuk dimakan tanpa harus disembelih ulang.
b.      Darah
Yakni darah yang mengalir dan terpancar. Hal ini dijelaskan dalam surah Al-An’am ayat
145,
‫أَ ْو دَ مًا مَّسْ فُوحً ا‬
“Atau darah yang mengalir” (QS. Al-An’am: 145)
Dikecualikan darinya hati dan limfa sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Ibnu ‘Umar
yang baru berlalu. Juga dikecualikan darinya darah yang berada dalam urat-urat
setelah penyembelihan.
c.       Daging babi
Telah berlalu dalilnya dalam surah Al-Ma `idah ayat ketiga di atas. Yang diinginkan
dengan daging babi adalah mencakup seluruh bagian-bagian tubuhnya termasuk
lemaknya.
d.      Khamar
Allah-Subhanahu wa Ta’ala-berfirman:
َ َ ‫ َواأْل َ ْن‬ ‫ َو ْال َميْسِ ُر‬ ‫ ْال َخمْ ُر‬ ‫إِ َّن َما‬ ‫ َءا َم ُنوا‬ ‫ِين‬
َ ‫الَّذ‬ ‫َياأَ ُّي َها‬
ِ ‫ال َّش ْي َط‬ ‫ َع َم ِل‬  ْ‫مِن‬  ٌ‫ ِرجْ س‬ ‫ َواأْل ْزاَل ُم‬  ُ‫صاب‬
َ ‫لَ َعلَّ ُكمْ ُت ْفلِح‬ ُ‫ َفاجْ َت ِنبُوه‬ ‫ان‬
‫ُون‬
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.” (QS. Al-Maidah: 90)
Dan dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu Umar ra. : “Semua yang memabukkan
adalah haram, dan semua khamar adalah haram.” Dikiaskan dengan semua makanan
dan minuman yang bisa menyebabkan hilangnya akal (mabuk), misalnya narkoba
dengan seluruh jenis dan macamnya.
e.       Semua hewan buas yang bertaring
Dan dalam riwayat Muslim, “Semua hewan buas yang bertaring maka memakannya
adalah haram.” Jumhur ulama berpendapat haramnya berlandaskan hadits di atas dan
hadits-hadits lain yang semakna dengannya.
f.       Semua burung yang memiliki cakar
Yaitu semua burung yang memiliki cakar yang kuat yang dia memangsa dengannya,
seperti: elang dan rajawali. Jumhur ulama dari kalangan Imam Empat (kecuali Imam
Malik) dan selainnya menyatakan pengharamannya berdasarkan hadits Ibnu Abbas ra :
َّ  ‫م َِن‬ ‫ب‬
‫الطي ِْر‬ ٍ َ‫ َم ْخل‬  ْ‫ذِي‬ ‫ َو ُك ُّل‬ ،‫اع‬ ٍ ‫ َنا‬  ْ‫ذِي‬ ‫ ُك ِّل‬  ْ‫ َعن‬ ‫َن َهى‬
ِ ‫ال ِّس َب‬ ‫م َِن‬ ‫ب‬
“Beliau (Nabi) melarang untuk memakan semua hewan buas yang bertaring dan semua
burung yang memiliki cakar.” (HR. Muslim)
g.      Jallalah.
Yaitu hewan pemakan feses (kotoran) manusia atau hewan lain , baik berupa onta,
sapi, dan kambing, maupun yang berupa burung, seperti: garuda, angsa (yang
memakanfeses), ayam (pemakan feses), dan sebagian gagak.
Hukumnya adalah haram. Ini merupakan pendapat Imam Ahmad-dalam satu riwayat-
dan salah satu dari dua pendapat dalam madzhab Syafi’iyah. mereka berdalilkan
dengan hadits Ibnu ‘Umar -a beliau berkata:
“Rasulullah SAW melarang dari memakan al-jallalah dan dari meminum susunya”. (HR.
Imam Lima kecuali An-Nasa`iy)
Beberapa masalah yang berkaitan dengan jallalah:
1.    Tidak semua hewan yang memakan feses masuk dalam kategori jallalah yang
diharamkan, akan tetapi yang diharamkan hanyalah hewan yang kebanyakan
makanannya adalah feses dan jarang memakan selainnya. Dikecualikan juga semua
hewan air pemakan feses, karena telah berlalu bahwa semua hewan air adalah halal
dimakan.
2.    Jika jallalah ini dibiarkan sementara waktu hingga isi perutnya bersih dari fesesmaka
tidak apa-apa memakannya ketika itu. Hanya saja mereka berselisih pendapat
mengenai berapa lamanya dia dibiarkan, dan yang benarnya dikembalikan kepada
ukuran adat kebiasaan atau kepada sangkaan besar.
h.      Kuda
Telah berlalu dalam hadits Jabir bahwasanya mereka memakan kuda saat perang
Khaibar. Semakna dengannya ucapan Asma `bintu Abu Bakar ra, “Kami menyembelih
kuda di zaman Rasulullah SAW lalu kamipun memakannya”. (HR. Al-Bukhary dan
Muslim)
Maka ini adalah sunnah taqririyyah (persetujuan) dari Nabi SAW.
Ini adalah pendapat jumhur ulama dari kalangan Asy-Syafi’iyyah, Al-Hanabilah, salah
satu pendapat dalam madzhab Malikiyah, serta merupakan pendapat Muhammad ibnul
Hasan dan Abu Yusuf dari kalangan Hanafiyah. Dan ini yang dikuatkan oleh Imam Ath-
Thohawy sebagaimana dalam Fathul Bary dan Imam Ibnu Rusyd dalam Al-Bidayah.
i.        Baghol
Dia adalah hewan hasil peranakan antara kuda dan keledai. Dan ini (haram) adalah
hukum untuk semua hewan hasil peranakan antara hewan yang halal dimakan dengan
yang haram dimakan.
j.        Anjing
Para ulama sepakat akan haramnya memakan anjing, di antara dalil yang menunjukkan
hal ini adalah bahwa anjing termasuk dari hewan buas yang bertaring yang telah berlalu
pengharamannya. Dan telah tsabit dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda,
“Sesungguhnya Allah jika mengharamkan sesuatu maka Dia akan mengharamkan
harganya.“
Dan telah Tsabit dalam hadits Abu Mas’ud Al-Anshory riwayat Al-Bukhary dan Muslim
dan juga dari hadits Jabir riwayat Muslim akan haramnya memperjualbelikan anjing.
k.      Kucing baik yang jinak maupun yang liar
Jumhur ulama menyatakan haramnya memakan kucing karena dia termasuk hewan
yang bertaring dan memangsa dengan taringnya. Pendapat ini yang dikuatkan oleh
Syaikh Al-Fauzan. Dan juga telah Warid dalam hadits Jabir riwayat Imam Muslim akan
larangan meperjualbelikan kucing, sehingga hal ini menunjukkan haramnya.
E.  Manfaat Makanan Halal
Makanan yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu sangat berguna
bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani.. Hasil dari makanan minuman yang
halal sangat membawa berkah, barakah bukan berarti jumlahnya banyak, meskipun
sedikit, namun uang itu cukup untuk mencukupi kebutuhan sahari-hari dan juga bergizi
tinggi. Bermanfaat bagi pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak.
Lain halnya dengan hasil dan jenis barang yang memang haram, meskipun banyak
sekali, tapi tidak barokah, maka Allah menyulitkan baginya rahmat sehingga uangnnya
terbuang banyak hingga habis dalam waktu singkat.
Diantara beberapa manfaat menggunakan makanan dan minuman halal, yaitu :
1.    Membawa ketenangan hidup dalam kegiatan sehari-hari,
2.    Dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani,
3.    Mendapat perlindungan dari Allah SWT.
4.    Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT,
5.    Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya,
6.    Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia akhirat.
 F.  Mudharat Makanan Haram
Makanan dan minuman haram, selain dilarang oleh Allah, juga mengandung lebih 
banyak mudharat (kejelekan) daripada kebaikannya. Hasil haram meskipun banyak,
namun  tidak barokah atau cepat habis dibandingkan yang halal dan barokah.
Dan juga makan haram merugikan orang lain yang tidak mengetahui hasil dari
perbuatan haram itu. Sehingga teman, kerabat iktu terkena getahnya. Dan juga yang
mencari rezeki haram tidak tenang dalam hidupnya apalagi dalam jumlah bayak dan
besar karena takut diketahui dan mencemarkan nama baiknya dan keluarga sanak
familinya.
Ada beberapa mudlarat lainnya, yaitu :
1.    Doa yang dilakukan oleh pengkonsumsi makanan dan minuman haram, tidak
mustajabah (maqbul).
2.    Uangnya banyak, namun tidak barokah, diakibatkan karena syetan mengarahkannya
kepada kemaksiatan dengan uang itu.
3.    Rezeki yang haram tidak barokah dan hidupnnya tidak tenang.
4.    Nama baik, kepercayan, dan martabatnya jatuh bila ketahuan.
5.    Berdosa, karena telah melanggar aturan Allah.
6.    Merusak secara jasmani dan rohani kita.
 BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Segala jenis makanan apa saja yang ada di dunia halal untuk dimakan sampai ada dalil
yang melarangnya. Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan
boleh jadi makanan  tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang
tidak halal bisa mengganggu  kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan
haram, akan dibakar di hari kiamat  dengan api neraka.
Ada banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang makanan halal dan makanan haram,
namun tentu saja tidak dapat kami tampilkan semua, di antaranya sebagaimana yang
telah kami uraian dalam pembahasan di atas.
Makanan yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu sangat berguna
bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani.. Hasil dari makanan minuman yang
halal sangat membawa berkah, barakah meskipun jumlahnya sedikit. Makanan dan
minuman haram, selain dilarang oleh Allah, juga mengandung lebih  banyak mudharat
(kejelekan) daripada kebaikannya. Hasil haram meskipun banyak, namun  tidak
barokah atau cepat habis dibandingkan yang halal dan barokah.
B.     Kritik dan Saran
Saya menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, namun saya berharap makalah
ini tetap dapat memberikan manfaat meskipun sedikit. Selain itu saya juga berharap
pembaca berkenan memberikan masukan baik berupa kritik maupun saran.
DAFTAR PUSTAKA
http://ukhuwahislah.blogspot.com/2013/06/makalah-makanan-halal-dan-makanan-
haram.html
http://khoirulazzamnurululum.blogspot.com/2013/06/makalah-makanan-halal-dan-
haram-with.html
http://bams239.blogspot.com/2012/03/pengertian-halal-dan-haram.html

http://salafy.or.id/blog/2009/11/20/makanan/
MAKANAN HARAM dan HALAL

1. Makanan Halal
Kata halal berasal dari bahasa Arab yaitu, ‫ حالل‬yang berarti disahkan, diizinkan dan dibolehkan.
Jadi, makanan yang halal ialah makanan yang dibolehkan untuk dimakan menurut ketentuan
syriat islam.
Manusia tidak boleh menyatakan haram terhadap makanan atau minuman yang telah dinyatakan
halal oleh Allah dan RasulNya, walaupun beliau tidak menyukai makanan tersebut. Begitu juga
sebaliknya. Menurut Islam, hokum hokum asal semua makanan dan minuman adalah halal
kecuali agama yang menyatakannya haram.

Halal ada dua:


a. Makanan yang halal menurut zatnya (lizatihi).
Makanan yang halal menurut zatnya adalah makanan yang bendanya jelas halal, baik,
bermanfa’at bagi kesehatan, tidak merusak badan, dan akal pikiran, serta tidak kotor dan tidak
menjijikkan. Contohnya, nasi, daging ayam, daging sapi, daging kambing, ikan, jagung, dan lain
sebagainya. Allah SWT menganjurkan mengkomsumsi makanan yang halal dan baik sebagai
sarana ibadah dan bersyukur, sesuai dengan firmanNya:

Artinya:
“Hai, orang-orang yang beriman makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan
kepadamu dan beryukurlah kepada Allah jika benar-benar hanya kepadaNya kamu menyembah.”
(QS. Al-Baqarah:172)
Allah juga memerintahkan kita agar kita bisa memilih makanan yang halal dan baik serta
menghindari makanan yang haram dan buruk. Firman Allah:

Artinya:
“Allah menghalalkan bagi mereka yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang
buruk.” (QS. Al-A’raf:157)
Menurut ayat-ayat di atas terbentuk jenis-jenis makanan halal sebagai beikut:
– semua makanan yang baik-baik, tidak kotor dan tidak menjijikkan.
– semua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan RasulNya.
– Semua makanan yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani dan
tidak merusak akal, tidak merusak moral dan akidah.
– Binatang yang hidup di air laut dan air tawar.

b. Halal cara mendapatkannya


Makanan yang halal cara mendapatkan adalah makanan yang diperoleh dengan cara-cara yang
dihalalkan atau sesuai dengan ketentuan syara’ .Misalnya:
Hasil panen dari bercocok tanam, hasil kerja, hutang piutang, berdagang dll.
Firman Allah:

Artinya:
“Hai, sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa-apa yang terdapat di bumi dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh
yang nyata bagimu.” (QS.Al-Baqarah:168)
Jika kita mencari makanan dengan cara yang tidak halalakan berakibat sebagai berikut:
– apabila dibelanjakan untuk nafkah tidak ada berkahnya.
– Apabila disedekahkan ditolak oleh Allah.
– Apabila ditinggalkan sebagai harta warisan akan menimbulkan fitnah dan menjadi kayu api
yang akan membakar kita di Neraka.
Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad:

Artinya:
“Barang siapa yang mencari harta benda dengan jalan tidak halal, jika disedekahkan tidak akan
di terima, jika di belanjakan untuk nafkah tidak diberkahi, dan jika ditingalkan sebagai harta
pusaka harta itu akan menjadi kayu bakar yang akan membakarnya di neraka.”

2. Manfaat Makanan Halal


Manfaat mengkonsumsi makanan yang halal antara lain;
a. badan senantiasa terjaga kesehatannya
b. mendapat ridha Allah karena makanan yang dikonsumsi adalah makanan halal
c. orang yang selalu mengkonsumsi makanan halal akan memiliki akhlak karimah dan terhindar
dari akhlak mazmumah.
Manfaat dihalalkannya makanan antara lain;
a. manusia dapat bertahan hidup sampai batas yang ditentukan
b. manusia dapat mencapai ridha Allah
c. manusia dapat memiliki akhlak karimah
d. manusia dapat terhindar dari akhlak mazmumah

3. Makanan Haram
Haram artinya larangan (dilarang oleh agama). Jadi, makanan yang haram adalah makanan yang
dilarang oleh syara’ untuk dimakan. Setiap yang dilarang oleh syara’ pasti ada bahayanya dan
meninggalkannya pasti ada faedahnya dan mendapat pahala.
a. Haram lizatihi
Haram lizatihi adalah makanan yang haram menurut zat atau keadaan materinya. Haram lizatihi
ada dua:
– makanan yang haram dengan sendirinya.
1) Darah hewan
2) Makanan yang sudah busuk (basi)
3) Makanan yang mengandung racun
4) Makanan yangmenjijikkan (kotor) dan yang membahayakan
– makanan yang haram karena dicampur dengan barang haram.
1) Makanan yang digoreng dengan minyak babi maupun dagingnya
2) Makanan busuk yang diolah lagi
3) Makanan dari hewan halal, tetapi cara menyembelihnya tidak secara Islam
4) Buah-buahan halal diolah menjadi makanan maupun minuman yang haram juga
membahayakan kesehatan
Makanan yang disebut diatas diharamkan oleh Allah kepada kita agar kita selamat dari berbagai
penyakit. Firman Allah:
Artinya:
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih
atas nama selain Allah.” (QS.Al-Maidah:3)
b. Haram karena cara memperolehnya
Orang Islam harus bisa memilih pekerjaan dan usaha yang halal, jika bekerja atau usaha yang
haram, hasilnya akan haram. Pekerjaan yang haram antara lain;
– bekerja prostitusi (pelacuran)
– bekerja di bidang perjudian
– bekerja dengan cara menyuap, mengorupsi, mencuri, merekayasa dsb untuk memperkaya diri
sendiri maupun kelompok tertentu.
– bekerja dengan cara menipu
– berusaha dengan cara membungakan uang (riba)
– bekerja dengan cara subhat yaitu dengan cara kurang jujur (menyamarkan antara kebohongan
dan kebenaran)
c. Makanan haram yang disebutkan di dalam Al-Qur’an.
– semua makanan yang disebutkan dalam surat Al-Maidah ayat 3 dan Al-An’am ayat 145:
Bangkai (kecuali bangkai ikan dan belalang), darah (kecuali hati dan limpa), daging babi dan
sejenisnya, daging hewan halal yang disembelih atas nama selain Allah, binatang yang mati
tercekik, terpukul, terjatuh, ditanduk binatang lain, diterkam oleh binatang buas dan yang
disembelih untuk berhala.
– semua yang disebutkan dalam surat Al-A’raf ayat 157:
Semua makanan atau barang yang keji yaitu barang kotor, menjijikkan seperti: ludah, ingus, dll.
-semua yang disebutkan dalam surat Al-a’raf ayat 33:
Semua jenis makanan yang dapat mendatangkan mudharat (kerusakan) terhadap jiwa, raga,
moral, dan aqidah.
-semua yang disebutkan dalam hadits Rasul berikut ini:

Artinya:
“Daging yang dipotong dari binatang yang masih hidup maka yang terpotong itu termasuk
bangkai.”
Jadi, bagian yang dipotong dari hewan yang masih hidup adalah bangkai, sedangkan bangkai
hukumnya haram dimakan (kecuali bangkai ikan dan belalang). Jadi hukumnya haram
-Makanan yang didapatkannya melalui jalan yang haram
Seperti hasil curian, ramapasan, korupsi, riba, dsb.
Daftar Pustaka
Fiqih kelas 2 MTs kurikulum 1994 penerbit PT Karya Toha Putra Semarang
Fiqih kelas 5 MI KTSP penerbit Aneka Ilmu
LKK Fiqih kelas 2 MTs standar isi 2007 penerbit Karima
Fiqih kelas 2 Mts KTSP penerbit Aneka Ilmu
Makanan yang Halal

Halal artinya boleh, jadi makanan yang halal ialah makanan yang dibolehkan untuk dimakan
menurut ketentuan syari’at Islam. segala sesuatu baik berupa tumbuhan, buah-buahan ataupun
binatang pada dasarnya adalah hahal dimakan, kecuali apabila ada nash Al-Quran atau Al-Hadits
yang menghatamkannya. Ada kemungkinan sesuatu itu menjadi haram karena memberi
mudharat bagi kehidupan manusia seperti racun, barang-barang yang menjijikan dan sebagainya.

Allah berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan
kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu
menyembah.” (QS. Al-Baqarah : 17)

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi.” (QS. Al-
Baqarah : 168).

“Menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang
mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka
segala yang buruk.” (QS. Al-A’raf : 157)

Dari Abu Hurairah RA. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah SWT
adalah Zat Yang Maha Baik, tidak mau menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah
telah memerintahkan orang-orang mu’min sesuai dengan apa yang diperintahkan kepada para
Rasul. Allah Ta’ala berfirman : Hai para Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan
kerjakanlah amal yang sholeh. Allah Ta’ala berfirman : Hai orang-orang yang beriman,
makanlah dari rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kamu sekalian…”. (HR. Muslim)

Rasulullah SAW, ditanya tentang minyak sanin, keju dan kulit binatang yang dipergunakan
untuk perhiasan atau tempat duduk. Rasulullah SAW bersabda : Apa yang dihalalkan oleh Allah
dalam Kitab-Nya adalah halal dan apa yang diharamkan Allah di dalam Kitab-Nya adalah haram,
dan apa yang didiamkan (tidak diterangkan), maka barang itu termasuk yang dimaafkan”. (HR.
Ibnu Majah dan Turmudzi).

Berdasarkan firman Allah dan hadits Nabi SAW, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis makanan
yang halal ialah :

1. Semua makanan yang baik, tidak kotor dan tidak menjijikan.


2. Semua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
3. semua makanan yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani
dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah.
4. Binatang yang hidup di dalam air, baik air laut maupun air tawar.

Makanan yang Haram


Haram artinya dilarang, jadi makanan yang haram adalah makanan yang dilarang oleh syara’
untuk dimakan. Setiap makanan yang dilarang oleh syara’ pasti ada bahayanya dan
meninggalkan yang dilarang syara’ pasti ada faidahnya dan mendapat pahala.

Yang termasuk makanan yang diharamkan adalah :

1. Semua makanan yang disebutkan dalam firman Allah surat Al-Maidah ayat 3 dan Al-
An’am ayat 145 :

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,
dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.” (QS. Al-Maidah : 3)

“Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu
yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu
bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semua itu
kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barang siapa yang dalam
keadaan terpaksa sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas,
maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-
An’am : 145)

Catatan :
semua bangkai adalah haram kecuali bangkai ikan dan belalang.
semua darah haram kecuali hati dan limpa.

2. Semua makanan yang keji, yaitu yang kotor, menjijikan.

“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka
segala yang buruk.” (QS. Al-A’raf : 157)

3. Semua jenis makanan yang dapat mendatangkan mudharat terhadap jiwa, raga, akal,
moral dan aqidah.

“Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak
atau pun yang tersembunyi (akibatnya), dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia
tanpa alasan yang benar.” (QS. Al-A’raf : 33).

4. Bagian yang dipotong dari binatang yang masih hidup.

Sabda Nabi SAW : “Daging yang dipotong dari binatang yang masih hidup, maka yang
terpotong itu termasuk bangkai”. (HR. Ahmad)

5. Makanan yang didapat dengan cara yang tidak halal seperti makanan hasil curian,
rampasan, korupsi, riba dan cara-cara lain yang dilarang agama.
Minuman yang Halal

Minuman yang halal pada dasarnya dapat dibagi menjadi 4 bagian :

1. Semua jenis aiar atau cairan yang tidak membahayakan bagi kehidupan manusia, baik
membahayakan dari segi jasmani, akal, jiwa, maupun aqidah.
2. Air atau cairan yang tidak memabukkan walaupun sebelumnya pernah memabukkan
seperti arak yang berubah menjadi cuka.
3. Air atau cairan itu bukan berupa benda najis atau benda suci yang terkena najis.
4. Air atau cairan yang suci itu didapatkan dengan cara-cara yang halal yang tidak
bertentangan dengan ajaran agama Islam.

Minuman yang Haram

1. Semua minuman yang memabukkan atau apabila diminum menimbulkan mudharat


dan merusak badan, akal, jiwa, moral dan aqidah seperti arak, khamar, dan sejenisnya.

Allah berfirman : Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:
“Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya”. (QS. Al-Baqarah : 219)

Dalam ayat lain Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah : 90)

Nabi SAW bersabda : “Sesuatu yang memabukkan dalam keadaan banyak, maka dalam
keadaan sedikit juga tetap haram.” (HR An-Nasa’i, Abu Dawud dan Turmudzi).

2. Minuman dari benda najis atau benda yang terkena najis.


3. Minuman yang didapatkan dengan cara-cara yang tidak halan atau yang bertentangan
dengan ajaran Islam.

Anda mungkin juga menyukai