Anda di halaman 1dari 13

1.

Konsep Makanan dan Minuman dalam Islam

a.      Makanan dalam Al-Qur’an


Menurut bahasa, makanan adalah nomina yang disandangkan pada sesuatu yang
dapat dimakan dan mendukung kesehatan badan.
Sedangkan dalam bahasa Al-Qur’an, makanan disebut dengan tha’am (segala
sesuatu yang dimakan atau dicicipi).
Firman Allah SWT dalam Q.S. Quraish : 3-4 yang terjemahannya :
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah
memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan
mereka dari ketakutan“.
Dua hal yang disebutkan dalam ayat di atas adalah kesejahteraan akan tercapai
jika tersedia pangan (pertumbuhan ekonomi) serta terjaminnya stabilitas keamanan.
Dua hal tersebut menjadi sangat wajar untuk dimohonkan dan disyukuri dengan cara
beribadah kepada Allah SWT sebagai Pemberi rasa aman serta Pencurah aneka rezeki.

b.      Jenis Makanan


Jenis makanan dalam Al-Qur’an, yaitu :
1)   Nabati
Secara eksplisit tidak ditemukan ayat Al-Qur’an yang melarang memakan
makanan nabati (tumbuh-tumbuhan) tertentu. Kalaupun ada, hal tersebut termasuk
dalam larangan umum memakan sesuatu yang buruk atau merusak kesehatan.
Firman Allah dalam Q.S. ‘Abasa : 24-32 yang terjemahannya :
“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami benar-
benar telah mencurahkan air dari langit, kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-
baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, Zaitun
dan pohon kurma, kebun-kebun yang lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan,
untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu”.

2)   Hewani
Jenis makanan hewani dalam Al-Qur’an, yaitu :
a)        Berasal dari laut atau sungai (hewan yang hidup di air)
  Hewan yang hidup di air dengan ciri-ciri jika keluar dari air, maka akan segera mati.
Contoh : Ikan dan sejenisnya.
Menurut pendapat yang paling kuat (Al-Malikiyah dan Asy-Syafi’iyah), hukum
memakan hewan ini adalah halal.
Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Maidah : 96 yang terjemahannya :
“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan yang berasal dari laut sebagai
makanan yang lezat bagimu”.
  Hewan yang hidup di dua alam.
Menurut pendapat yang paling kuat (Asy-Syafi’iyah dan Hambaliyah), hukum
memakan hewan ini (masih hidup atau sudah jadi bangkai) adalah halal, kecuali :
-          Kodok dan ular karena tergolong buruk (khabits) dan dilarang dibunuh.
-          Buaya karena memiliki taring untuk memangsa.

b)       Berasal dari darat


  Jinak, yaitu semua hewan yang hidup di sekitar manusia dan diberi makan oleh manusia,
seperti hewan ternak, kucing, dan lain-lain.
  Liar, yaitu semua hewan yang tinggal jauh dari manusia dan tidak diberi makan oleh
manusia, baik buas maupun tidak. Seperti singa, kelinci,ayam hutan, dan lain-lain.
Hukum memakan hewan dengan kedua bentuk di atas asalnya adalah halal,
kecuali yang diharamkan oleh syariat.

c)        Olahan
Firman Allah dalam Q.S. An-Nahl : 67 yang terjemahannya :
“Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezeki
yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran
Allah bagi orang yang memikirkan”.
Ayat di atas menjelaskan tentang makanan olahan yang diolah menjadi 2 jenis,
yaitu makanan olahan yang buruk dan makanan olahan yang baik (sehingga menjadi
rezeki yang baik).

c.       Makanan dan Minuman yang Halal dan Haram


1)   Makanan dan Minuman yang Halal
Allah SWT menghalalkan semua makanan yang mengandung kemashlahatan dan
manfaat bagi ruh dan jasad atau individu dan masyarakat. Allah SWT juga
memerintahkan agar manusia memakan makanan halal dan thayyib.
Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Baqarah : 168 yang terjemahannya :
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi,
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu
adalah musuh yang nyata bagimu”.
Makanan dan minuman halal adalah makanan dan minuman yang tidak haram,
yakni mengonsumsinya tidak dilarang oleh agama. Baik dari jenisnya, cara
perolehannya, maupun cara penggunaannya.
Makanan dan minuman yang baik, yaitu :
a)        Makanan dan minuman yang sehat adalah makanan yang memiliki zat gizi yang cukup
dan seimbang. Dalam Al-Qur’an terdapat beberapa jenis makanan yang dianjurkan
untuk dimakan, seperti padi-padian, pangan hewani, ikan, buah-buahan, lemak dan
minyak, madu, dan lain-lain.

b)       Proporsional adalah sesuai dengan kebutuhan pemakan, tidak berlebihan dan tidak
berkurang, yakni memakan dengan wajar, tidak mengurangi kebutuhan, tidak
berlebihan, dan tidak melewati batas.
Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-A’raf : 31 yang terjemahannya :
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebihan”.
Sabda Rasulullah SAW :
“Tidak ada yang dipenuhkan manusia lebih buruk dari perut, cukuplah bagi putra Adam
beberapa suap yang dapat menegakkan tubuhnya. Kalaupun harus memenuhkan perut,
maka hendaklah sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga
untuk pernapasan”.

c)        Aman. Tuntunan perlunya mengonsumsi makanan yang aman terdapat dalam Q.S Al-
Maidah : 88. Perintah makan dalam ayat tersebut dirangkaikan dengan perintah
bertakwa, menuntun, dan menuntut agar manusia selalu memperhatikan sisi takwa
yang intinya adalah berusaha menghindar dari segala yang mengakibatkan siksa dan
terganggunya rasa aman.

2)   Makanan dan Minuman yang Haram


Makanan dan minuman yang haram adalah makanan dan minuman yang jenis,
cara perolehan, dan cara penggunaannya tidak di izinkan oleh Allah SWT.
Jenis makanan dan minuman yang haram dalam Islam, yaitu :
a)       Makanan dan minuman yang diharamkan karena zatnya. Maksudnya adalah asal dari
makanan dan minuman tersebut memang sudah haram, seperti bangkai, darah, babi,
anjing, khamar, dan lain-lain.
b)       Makanan dan minuman yang diharamkan karena suatu sebab yang tidak
berhubungan dengan zatnya. Maksudnya adalah asal makanannya adalah halal, akan
tetapi menjadi haram karena adanya sebab yang tidak berkaitan dengan makanan
tersebut. Seperti makanan hasil curian, upah perzinahan, sesajian perdukunan,
makanan yang tidak diizinkan oleh pemiliknya utnuk dimakan, dan lain-lain.

Makanan dan minuman yang haram dilihat dari faktor internal dan eksternal :
a)        Faktor internal, yaitu faktor yang berhubungan dengan perbuatan seorang mukallaf
dan semua karakteristik yang meniscayakan sesuatu diharamkan. Contoh :
-          Karakter arak yang menjadikan penenggaknya hilang ingatan bahkan rusak badan.
-          Karakter bangkai yang mendatangkan penyakit dan menjijikkan bagi yang
mengonsumsinya.
-          Karakter daging babi yang mengandung racun mematikan.
b)       Faktor eksternal, yaitu karakter yang dinyatakan batil oleh syariat, seperti marah,
mencuri, berjudi, dan lain-lain.

Makanan dan minuman yang diharamkan dilatarbelakangi oleh alasan :


a)        Membahayakan tubuh dan akal
Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Baqarah : 195 yang terjemahannya :
“Dan belanjakanlah harta bendamu di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik".
Allah SWT mengharamkan makanan dan minuman yang membahayakan tubuh
karena dapat menyebabkan penyakit dan meninggal dunia. Allah SWT juga
mengharamkan makanan dan minuman yang membuat pengonsumsinya hilang akal,
hilang kesadaran, dan melemahkan badan, seperti miras, narkotika, zat adiktif, dan
lain-lain.
b)       Bersifat buas
Binatang buas adalah binatrang yang menyerang, melukai, dan biasanya
memangsa. Meliputi semua binatang pemakan bangkai dan benda najis lainnya, seperti
-       Memangsa dengan taring (singa, harimau, macan, dan lain-lain).
-       Memangsa dengan cakar kuat (elang, rajawali, dan lain-lain). Sabda Rasulullah SAW :
“Dilarang mengonsumsi setiap binatang buas yang bertaring, dan setiap jenis burung
yang memiliki cakar” (H.R. Ibnu Majah).
c)        Bersifat najis
Allah SWT mengharamkan mengonsumsi makanan dan minuman yang bersifat
najis, seperti babi, bangkai, darah, bahkan makanan dan minuman yang awalnya suci
tapi menjadi najis karena tercampur dengan najis lain.
Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Maidah : 3 yang terjemahannya:
“Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,
dan diharamkan bagimu yang disembelih untuk berhala”.
d)       Diharamkan karena disembelih untuk selain Allah SWT
Binatang yang disembelih untuk selain Allah SWT maksudnya adalah binatang
yang disembelih tanpa menyebut asma Allah SWT, termasuk di dalamnya binatang
yang disembelih untuk berhala.
e)        Diharamkan karena diperoleh secara haram
Seperti riba, judi, suap, merampas, mencuri, berkhianat, upah tindak kejahatan,
hasil penjualan arak, upah dukun, hak milik orang lain kecuali pemiliknya
menghalalkan, dan lain-lain.

d)     Etika Makan dan Minum


1)   Hal yang dianjurkan dan dimakruhkan, serta diharamkan sebelum makan dan minum
-       Larangan menggunakan piring dan gelas dari emas dan perak.
-       Dianjurkan mencuci kedua telapak tangan sebelum mengonsumsi makanan.
-       Cara duduk saat makan, yaitu disunahkan untuk duduk bersimpuh, atau dengan
menegakkan kaki kanan sambil menduduki kaki kiri.
-       Makruh makan sambil duduk bersandar.
-       Makruh makan sambil berbaring miring.
-       Makruh makan sambil berdiri.
2)   Cara mengonsumsi makanan
-       Menyebut nama Allah SWT sebelum makan.
-       Makan dengan tangan kanan.
-       Mengambil makanan terdekat.
-       Tidak berlebihan dan tidak kekurangan dalam makan.
-       Disunahkan memakan makanan setelah panasnya berkurang.
-       Tidak mencela makanan.
-       Mencuci tangan setelah makan.
-       Makruh minum menennggak langsung dari mulut teko.
-       Makruh meniup ke dalam wadah air.
-       Mendahulukan makan daripada shalat ketika makanan telah dihidangkan.
-       Disunahkan untuk makan bersama.
-       Memuji Allah SWT dan berdo’a seusai makan dan minum.

2.      NAZA (Narkotika dan Zat Adiktif lainnya) menurut Islam


a.    Jenis NAZA dan Dampaknya
1)   MIRAS
Miras adalah jenis minuman yang mengandung alkohol (salah satu zat adiktif yang
menyebabkan ketagihan dan ketergantungan).
Pemakaian miras dapat menimbulkan gangguan mental organik (GMO) dengan
gejala :
 Perubahan perilaku, seperti perkelahian, tindak kekerasan, ketidakmampuan menilai
realitas (hendaya nilai), serta gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan.
 Gejala fisiologis, seperti pembicaraan cadel (slurred), gangguan koordinasi, cara jalan
yang tidak mantap, mata jereng (nistakmus), dan muka merah.
 Gejala psikologis, seperti perubahan perasaan, mudah tersinggung dan marah
(iritabilitas), banyak bicara (melantur), dan gangguan konsentrasi.

Jika pemakaian dihentikan saat sudah ketergantungan, maka akan menimbulkan


sindrom putus alkohol dengan gejala :
      Gemetaran kasar pada tangan, lidah, dan kelopak mata (tremor).
      Mual dan muntah.
      Kelemahan.
      Hiperaktivitas saraf autonom, seperti jantung berdebar-debar, berkeringat berlebihan,
dan tekanan darah meninggi.
      Kecemasan (gelisah, tidak tenang, rasa ketakutan).
      Perubahan alam perasaan menjadi pemurung dan mudah tersinggung.
      Depresi berat dan ingin bunuh diri.
      Hipotensi ortostatik (tekanan darah menurun).
      Halusinasi dengar (mendengar suara-suara ancaman padahal stimulus suara itu tidak
ada).

2)   GANJA
Ganja termasuk dalam kategori narkotika. Dan yang termauk kategori narkotika
lainnya adalah candu, morfin, heroin dan kokain.
Pemakaian ganja dapat menimbulkan GMO dengan gejala :
 Jantung berdebar-debar.
 Gejala psikologis (2 jam setelah pemakaian), seperti rasa gembira tanpa sebab
(euphoria), perasaan intensifikasi persepsif sebagai subjektif (mengalami gangguan
persepsi tentang dirinya maupun sekelilingnya, termasuk halusinasi dan delusi waham),
perasaan waktu berlalu dengan lambat, dan apati (sikap acuh tak acuh terhadap
dirinya maupun sekitarnya, tidak ada kemauan, masa bodoh).
 Gejala fisik (2 jam setelah pemakaian), seperti mata merah (kemerahan konjuntiva),
nafsu makan bertambah, dan mulut kering.
 Efek tingkah laku maladaptive, yaitu gangguan perilaku dalam bentuk kecemasan
berlebihan, kecurigaan berlebihan (pikiran paranoid), gangguan dalam menilai
realitas, serta gangguan dalam fungsi sosial, sekolah, atau pekerjaan.

3)   PUTAU
Putau adalah bubuk atau kristal heroin.
Pemakaian putau dapat menimbulkan GMO dengan gejala :
-       Pupil mata mengecil atau melebar akibat anoksia (kekurangan zat asam/O2) sebab
dosis berlebihan.
-       Rasa gembira berlebihan yang tidak wajar (euforia) atau sebaliknya (disforia).
-       Acuh tak acuh.
-       Lemah tiada tenaga (retardasi psikomotor).
-       Mengantuk.
-       Bicara cadel.
-       Gangguan konsentrasi dan daya ingat
-       Tingkah laku maladaptive.
-       Gangguan daya nilai realitas.
-       Hambatan dalam fungsi sosial atau pekerjaan.

Jika pemakaian dihentikan, maka akan menimbulkan gejala putus zat seperti
air mata berlebihan (lakrimasi), cairan hidung berlebihan (rinorea), pupil melebar
(dilatasi pupil), keringat berlebihan, diare, bulu kuduk berdiri, menguap, tekanan
darah naik, berdebar-debar, demam, sukar tidur, kram, sakit tulang-belulang, kepala
terasa mau pecah, sendi ngilu, persendian mau copot, gelisah, marah-marah, serta
mudah berkelahi.

4)   ECTASY
Ectasy adalah zat yang tidak termasuk narkotika atau alkohol, melainkan termasuk
zat adiktif (zat yang dapat mengakibatkan adiksi, yaitu ketagihan/kecanduan dan
ketergantungan).
Pemakaian ectasy dapat menimbulkan GMO dengan gejala :
 Gejala psikologik, seperti agitasi psikomotorik, rasa gembira, rasa harga diri
meningkat, banyak bicara, dan kewaspadaan meningkat.
 Gejala fisik, seperti jantung berdebar-debar, pelebaran pupil mata, tekanan darah
meninggi atau rendah, berkeringat atau rasa kedinginan, serta mual dan muntah.
 Perubahan perilaku maladaptive, seperti perkelahian, gangguan daya nilai, serta
gangguan fungsi sosial dan pekerjaan.

Jika pemakaian dihentikan saat sudah ketergantungan, maka akan menimbulkan


gejala putus zat, seperti rasa ketagihan, kelelahan, tidur berkepanjangan, depresi berat,
lesu, sangat lemah, ingin bunuh diri, dan lain-lain.

5)   KOKAIN
Kokain berasal dari daun atau tanaman coca, biasanya digunakan dengan cara
menaruh bubuk atau hancuran kristalnya pada selaput lendir hidung lalu dihirup.
Pemakaian kokain dapat menimbulkan GMO dengan gejala :
  Agitasi psikomotor, seperti gelisah, tidak dapat diam, dan agitatif.
  Gembira berlebihan sehingga menyebabkan lemahnya kendali diri.
  Harga diri meningkat.
  Banyak bicara.
  Kewaspadaan meningkat.
  Jantung berdebar-debar.
  Pupil mata melebar.
  Peningkatan tekanan darah.
  Keringat berlebihan atau merasa kedinginan.
  Mual dan muntah.
  Halusinasi dan waham.

b.   NAZA dalam Pandangan Islam


NAZA dalam Islam disebut khamr, yaitu makanan dan minuman yang
memabukkan, menutup akal, dan menjadikan seseorang tidak dapat mengendalikan
pikiran.
Firman Allah SWT dalam Q.S. An-Nahl : 67 yang terjemahannya :
“Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezki
yang baik. Sesungguhya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran
Allah bagi orang yang memikirkan”.
Ayat tersebut menjelaskan tentang miras dan keburukannya.
Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Baqarah : 219 yang terjemahannya :
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah : Pada keduanya itu
terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar
dari manfaatnya”.
Ayat tersebut menjelaskan tentang sisi baik dan buruk khamar dan judi.
Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Maidah : 90 yang terjemahannya :
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminim khamar, berjudi, berkorban
untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan
setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan“.
Sabda Rasulullah SAW :
“Setiap yang memabukkan adalah haram, dan semua yang memabukkan adalah haram“
(H.R. Muslim).
Sabda tersebut menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan khamar.
Sabda Rasulullah SAW :
“Sesuatu yang memabukkan bila banyak, maka sedikitpun tetap haram“ (H.R. At-
Tirmidzi, an-Nasa’I, dan Abu Daud).
Sabda Rasulullah SAW :
“Rasulullah melaknat yang berhubungan dengan khamr, 10 golongan : yang
memerasnya, yang meminta diperaskannya, yang meminumnya, yang membawanya, yang
minta diantarkan/yang memesannya, yang menuangkannya, yang menjualnya, yang
makan hasil penjualannya, yang membelinya, yang minta dibelikannya“ (H.R. At-
Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Sabda Rasulullah SAW :
“Siapa yang menahan anggurnya pada musim-musim panen, kemudian menjualnya
kepada seorang Yahudi atau Nasrani atau kepada tukang membuat arak, maka sungguh
jelas dia akan masuk neraka“ (H.R. Thabrani).

3.      Konsep Berpakaian dalam Islam


a.      Pakaian dalam Islam
Dalam Al-Qur’an terdapat 3 istilah yang memiliki makna pakaian, yaitu :
 Libas : Penutup, yang menunjukkan pakaian lahir maupun batin.
 Tsiyab : Menunjukkan pakaian lahir.
 Sarabil : Pakaiaan apapun jenis bahannya. Dalam Al-Qur’an diartikan sebagai
pakaiaan yang berfungsi menangkal sengatan panas, dingin, dan bahaya dalam
peperangan. Serta pakaian juga dapat menjadi alat penyiksa.

b.      Fungsi Pakaian


 Penutup Aurat
Dalam Al-Qur’an, aurat disebut sau’at dari kata sa’a dan yasu’u yang berarti
buruk, tidak menyenangkan. Sebagai penutup aurat, pakaian berfungsi menutupi
anggota badan tertentu yang tidak boleh dilihat, kecuali oleh orang-orang tertentu.
Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-A’raf : 26 yang terjemahannya :
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang
paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-
mudahan mereka selalu ingat“.

 Perhiasan
Perhiasan merupakan sesuatu yang dipakai untuk memperindah. Dalam Islam
dianjurkan untuk berhias, namun tidak boleh berhias yang dapat menimbulkan
rangsangan birahi kepada selain suami istri.
Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-A’raf : 32 yang terjemahannya :
“Katakanlah : Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah
dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan siapa pulakah yang mengharamkan
rezeki yang baik? Katakanlah : Semuanya itu disediakan bagi orang-orang yang beriman
dalam kehidupan dunia, khusus untuk mereka saja di hari kiamat. Demikianlah Kami
menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui”.

 Perlindungan (Taqwa)
Sebagai perlindungan (taqwa), pakaian berfungsi memberikan pengaruh
psikologis terhadap pemakainya. Jika seseorang memakai pakaian yang mulia, maka
akan mendorong pemakainya untuk berperilaku mulia juga. Fungsi pakaian ini dapat
juga untuk pakaian rohani. Setiap orang dituntut merajut pakaian sendiri dengan
tobat, sabar, syukur, qana’ah, ridha, dan lain-lain.
Sabda Rasulullah SAW :
“Iman itu telanjang, pakaiannya adalah taqwa”.

 Penunjuk Identitas
Identitas/kepribadian adalah sesuatu yang menggambarkan eksistensinya
sekaligus membedakannya dari yang lain. Sebagai penunjuk identitas, pakaian dalam
Islam akan mencerminkan identitas Islam. Salah satunya adalah dengan tidak
berlebihan dalam berpakaian.
Firman Allah SWT dalm Q.S. Al-Ahzab : 59 yang terjemahannya :
“... Yang demikian itu lebih mudah bagi mereka untuk dikenal ...”

c.       Batasan Aurat Laki-laki dan Perempuan


 Aurat Laki-laki
Aurat laki-laki adalah antara pusar sampai lutut.
Sabda Rasulullah SAW :
“ Aurat laki-laki ialah antara pusat sampai dua lutut” (H.R. ad-Daruquthni dan al-
Baihaqi).

 Aurat Perempuan
Aurat perempuan adalah seluruh tubuh, kecuali wajah dan kedua telapak
tangan.
Pembagian aurat perempuan, yaitu :
i.     Di Hadapan Muhrim
Firman Allah SWT dalam Q.S. An-Nur : 31 yang terjemahannya :
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya,
dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung
kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka,
atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-
putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam,
atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan terhadap wanita atau anak-anak yang belum mengerti tentang
aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan
yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-
orang yang beriman supaya kamu beruntung”.

ii.   Di Hadapan Bukan Muhrim


Firman Allah SWT dalam Q.S. An-Nur : 31 yang terjemahannya :
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya,
dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung
kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka,
atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-
putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam,
atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan terhadap wanita atau anak-anak yang belum mengerti tentang
aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan
yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-
orang yang beriman supaya kamu beruntung”.

iii. Aurat Wanita yang Sudah Monopouse


Firman Allah SWT dalam Q.S. An-Nur : 60 yang terjemahannya :
“Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti dari haid dan mengandung yang
tiada ingin kawin lagi, tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan
tidak bermaksud menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi
mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Bijaksana”.

Anda mungkin juga menyukai