Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN
2.I    Pengertian Berhala
Kata Berhala Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sebagai Kata
Benda Memiliki Arti Patung Dewa, Kemudian Penggunaan Kata Berhala Meluas
Menjadi Makhluk/Benda (Matahari, Bulan, Malaikat, Hewan) Apa Saja Yang
Disembah Selain Perintah Allah Adalah Termasuk Dalam Kategori Berhala.
Sedangkan Kata Kerja Dari Memberhalakan Berarti Memuja Dan
Mendewakan, Bisa Pula Dijadikan Menjadi Kata Kerja Yang Artinya Berbeda
Lagi, Seperti Memberhalakan Sesuatu Tidak Selalu Berarti Bahwa Pemujanya
Mengatakan “Inilah Tuhan Yang Harus Disembah”. Tidak Juga Berarti Bahwa Ia
Mesti Bersujud Dihadapannya.
Kemudian Kalimat Memberhalakan Pun Meluas Menjadi Dapat Diartikan Kepada
Rasa Suka Seseorang Terhadap Sesuatu Melebihi Rasa Sukanya Kepada Allah.
Misalnya, Lebih Takut Kepada Seseorang/ Benda Dibanding Rasa Takut Kepada
Allah, Atau Lebih Mencintai Seseorang/ Benda Dibanding Cintanya Kepada
Allah. Orang-Orang Yang Menjadikan Berhala Atau Yang Menserikatkan Tuhan
Kepada Selain Berkata Bahwa Penyembahannya Pada Selain Allah Agar Mereka
Dapat Mendekatkan Diri Pada Allah Dengan Sedekat-Dekatnya. Seperti Dalam
Al-Quran Surat Az-Zumar Ayat 3:

‫َوالَّ ِذينَ اتَّ َخ ُذوا ِم ْن دُونِ ِه َأوْ لِيَا َء َما نَ ْعبُ ُدهُ ْم ِإال لِيُقَرِّ بُونَا ِإلَى هَّللا ِ ُز ْلفَى‬
Dan Orang-Orang Yang Mengambil Pelindung Selain Allah (Berkata): "Kami
Tidak Menyembah Mereka Melainkan Supaya Mereka Mendekatkan Kami
Kepada Allah Dengan Sedekat-Dekatnya".

Kata Berhala Di Dalam Al-Qur'an Digunakan Untuk Mengartikan Tiga


Istilah Yang Berbeda, Masing-Masing Kata Tersebut Dalam Al-Qur'an
Mempunyai Makna Yang Berbeda Sesuai Dengan Konteks Ketika Kata Itu
Disandarkan. Kalimat-Kalimat Tersebut Adalah Sebagai Berikut:
1.      Asnam (‫ )ال اسنم‬Adalah Segala Sesuatu Yang Terbuat Dari Kayu, Batu, Emas,
Perak, Tembaga Dan Semua Jenis Bahan Berasal Dari Bumi Yang Memiliki
Bentuk Menyerupai Makhluk Hidup Seperti Manusia, Binatang Dan Tumbuhan
Serta Memiliki Bentuk Tubuh Yang Besar. Selain Itu, Al-Asnam Mengalami
Perluasan Makna Yang Digunakan Untuk Menunjukkan Makna Majazi Dari
Berhala.
2.      Awsan (‫ )آل أوسان‬Adalah Terbuat Dari Bahan Baku Pembuatnya Sama Dengan
Al-Asnam, Namun Kata Ini Lebih Umum Daripada Al-Asnam, Karena Dapat
Berupa Segala Sesuatu Yang Berbentuk Dan Tidak Berbentuk, Baik Kecil
Maupun Besar. Sehingga, Kata Al-Asnam Dapat Dimasukkan Ke Dalam Kategori
Al-Awsan.
3.      Ansab (‫ )األنصب‬Adalah Batu Yang Tidak Memiliki Bentuk Tertentu Yang
Digunakan Untuk Tempat Menyembelih Binatang Yang Akan Dipersembahkan
(Altar) Untuk Berhala-Berhala. Al-Ansab Juga Dipakai Untuk Jenis Batu Yang
Tidak Dibentuk Yang Disembah Apabila Tidak Mampu Membuat Al-Asnam.
Selain Itu, Ada Sebagian Kamus-Kamus Bahasa Arab Yang
Menyamakan Ketiga Istilah Tersebut Sehingga Makna Dari Ketiganya Menjadi
Tidak Jelas.
Dalam Al-Qur'àn Berhala Atau Patung Disebut Aê-Êanam Atau Al-
Aênam Dalam Bentuk Jamak. Pada Masa Jahiliah Atau Sebelum Islam, Banyak
Orang-Orang Arab Yang Memuja Berhala Dengan Cara Mempersembahkan
Kurban Kehadapan Berhala Dan Memohon Pertolongan Dan Petunjuk Dalam
Suatu Persoalan Penting. Disebutkan Bahwa Disekitar Ka'bah Menempatkan
Lebih Dari 360 Berhala Dalam Berbagai Macam Bentuk; Setiap Kabilah Atau
Keluarga Mempunyai Berhala Sendiri Yang Mereka Sembah Dan Agungkan.
Namun, Disamping Berhala Kabilah Biasanya Mereka Juga Memiliki Berhala-
Berhala Keluarga Yang Disimpan Di Dalam Rumah Masing-Masing Dan
Disembah Pada Waktu-Waktu Dan Kegiatan Tertentu, Seperti Pada Saat Akan
Bepergian Dan Kembali Dari Bepergian.
2.2 Problematika Dan Ragam Expresi Berhala Modern.
Dalam Hidup Beragama, Penyembahan Berhala Sering Kali Hanya
Dianggap Sebagai Bentuk Penyembahan Kepada Allah Lain, Penyembahan
Kepada Benda-Benda, Patung-Patung Atau Pun Segala Yang Berbentuk Yang
Terlihat, Yang Dinilai Memiliki Kuasa Atau Kekuatan Di Dalam Benda Tersebut.
Benda-Benda Yang Diyakini Bisa Menjadi Wadah Bagi Suatu Roh Atau Tuhan
Sehingga Pantas Untuk Disembah, Namun Bagi Orang Yang Tidak Meyakini Hal
Tersebut Akan Menyebutnya Penyembahan Berhala. Namun, Di Zaman Modren
Ini Penyembahan Berhala Sudah Mulai Beralih Dan Memiliki Makna Yang Lebih
Luas, Tidak Hanya Sekedar Dalam Bentuk Penyembahan Terhadap Benda-Benda
Yang Dianggap Gaib Tapi Mulai Beralih Ke Hal-Hal Duniawi Yang Terlihat
Simple Dan Bukan Apa-Apa.
Penyembahan Berhala Modren Lebih Kepada  Hal Yang Membuat Kita
Secara Tidak Sadar Memfokuskan Tujuan, Tindakan Ke Suatu Hal Yang Bersifat
Duniawi Dan Hanya Menyisakan Sisa-Sisa Waktu(Ada Kadarnya) Untuk Tuhan,
Atau Hal Duniawi Yang Membuat Manusia Lebih Mengandalkan Hal Tersebut
Dan Menjadi Mudah Khawatir Ketika Hal Itu Sedang Menjauh, Dengan Kata
Lain Kecanduan Terhadap Suatu Hal Yang Berlebihan Sehingga Fokus Yang
Biasanya Untuk Tuhan, Jadi Beralih Ke Hal Duniawi Yang Lebih Menyenangkan,
Seperti Kecanduan Game Sering Membuat Orang Lupa Waktu, Sehingga Waktu
Untuk Beribadah Pun Digunakan Untuk Bermain Game Atau Saat Beribadah
Yang Seharusnya Memfokuskan Waktu Itu Untuk Tuhan, Justru Digunakan
Untuk Bermain Game Dengan Segala Alasan Yang Terlihat Masuk Akal Namun
Hanya Ingin Memuaskan Keinginan Akibat Kecanduan Main Game Tsb, Contoh
Lainnya Lagi Kecanduan Chatting Baik Bbm Atau Wa Juga Sering Kali Membuat
Fokus Teralihkan Saat Beribadah Atau Saat D Tempat Ibadah Dengan Alasan
Tidak Enak Kalau Tidak Membalas Atau Ada Hal Penting Yang Kalau Tidak
Langsung Membalas Atau Alasan Lainnya Yang Sebenarnya Hanya Alasan
Untuk Memuaskan Kecanduan Chatting Belaka. Serta Kecanduan Terhadap
Materi-Materi Nyata. Dan Sering Kali Orang Mengabaikan Hal-Hal Seperti Ini
Dan Dikarenakan Banyak Juga Orang Lain Yang Juga Seperti Itu Sehingga
Dianggap Hal Yang Wajar Dan Biasa Aja. Namun Sebenarnya Secara Tidak
Sadar Kita Sedang Melakukan Penyembahan Berhala.
Lantas Bagaimana Cara Kita Menilai Atau Melihat, Jika Kita Sudah
Berada Pada Tahap Penyembahan Berhala Berhadap Hal-Hal Duniawi?
Sebenarnya Sangat Gampang Untuk Melihatnya, Sebagai Contoh : Hp, Hp Itu
Seharusnya Sebuah Alat Komukasi Dengan Berbagai Fitur Yang Memungkinkan
Untuk Melakukan Banyak Hal Menarik Dan Menyenangkan, Meskipun Hp Itu
Sangat Penting Terutama Di Kota Besar, Ketika Hp Itu Ketinggalan Dirumah Saat
Kita Berpergian, Apa Reaksi Kita? Seandainya Reaksinya Panik Setengah Mati,
Atau Membuat Kita Tidak Tenang Seharian Dan Binggung Entah Mau
Bagaimana, Seolah-Olah Dunia Mau Kiamat Dan Jadi Tidak Ada Niat Untuk
Melakukan Hal Lain, Dan Hati Mulai Khawatir, Maka Ini Sudah Termasuk
Penyembahan Berhala Masa Kini Kepada Hp Tersebut Karena Telah
Memfokuskan Hati Kita Ke Hp Tersebut. Uang, Uang Itu Sangat Penting Dalam
Kehidupan Sehari-Hari, Mendapatkan Uang Yang Banyak Itu Adalah Hal Yang
Wajar, Pernahkah Uang Membuat Kita Jadi Lupa Waktu Untuk Istirahat?
Pernahkan Uang Membuat Anda Lupa Waktu Beribadah? Atau Pernahkah Karena
Kehilangan Uang Yang Banyak Membuat Anda Merasa Tidak Berdaya Dan
Membuat Anda Menjadi Kehilangan Arah? Atau Pernahkah Uang Membuat Anda
Jadi Lebih Mementingkan Uang Itu Dari Pada Mementingkan Hal Lain Seperti
Keluarga, Ibadah Atau Teman? Atau Hati Mulai Khawatir? Jika Iya, Maka Ini
Sudah Termasuk Penyembahan Berhala Masa Kini Penyembahan Berhala
Terhadap Uang Tersebut Game, Game Itu Sebuah Hiburan Dan Hal Yang Wajar
Ketika Menyediakan Sedikit Waktu Untuk Bermain Game, Yahh Itung-Itung
Rilex Bentar Untuk Menghilangkan Stress, Tapi Pernahkah Karena Game Anda
Jadi Lupa Waktu? Lupa Waktu Untuk Makan, Untuk Tidur, Atau Waktu Untuk
Keluarga Bahkan Kita Lupa Waktu Untuk Tuhan? Jika Ya, Maka Ini Sudah
Termasuk Penyembahan Berhala Masa Kini Penyembahan Berhala Terhadap
Game Tersebut. Intinya Penyembahan Berhala Masa Kini Membuat Manusia
Lebih Bergantung Kepada Benda Dibanding Kepada Tuhan Serta Hal Yang
Membuat Kita Lebih Mementingkan Hal Tersebut Dibanding Hal Lain Yang
Lebih Penting Seperti Keluarga, Saudara Atau Tuhan, Meninggalkan Sumber
Kepuasan Yang Tidak Terbatas Dan Mengalihkan Pikiran Kepada Hal-Hal
Duniawi Yang Terbatas Yang Hanya Mampu Memuaskan Secara Sesaat. Kita
Memang Harus Waspada, Banyak Hal Duniawi Yang Bisa Secara Nyata Namun
Tidak Sadar Membawa Kita Pada Penyembahan Berhala Masa Kini, Membuat
Kita Menjauh Dari Yang Maha Kuasa.
2.3 Simbol- Simbol Berhala Modern
Dalam Renungan Hari Ini, Kita Belajar Bahwa Allah Berpesan Pada Kita
Agar Jangan Ada Allah Lain Di Hadapannya Dan Agar Jangan Kita Berpaling
Kepada Berhala-Berhala. Apa Itu Berhala? Berhala Adalah Sesuatu Yang Dapat
Mengalihkan Perhatian Kita Dari Menyembah Allah Yang Sesungguhnya Kepada
Sesuatu Yang Kita Rasa Kita Butuhkan.
Pada Jaman Bangsa Israel, Berhala Identik Dengan Patung-Patung Yang
Mereka Dirikan Yang Tampak Dengan Amat Sangat Jelas Sebagai Penyembahan
Berhala. Tetapi Saya Mendapati Bahwa Pada Saat Sekarang Ini, Kita Sebagai
Orang Kristen Juga Bisa Terjebak Kepada Penyembahan Berhala Dalam Bentuk
Berhala-Berhala Modern Di Antaranya :
1.      Artis / Idola / Pendeta
Berapa Banyak Dari Kita Yang Begitu Mengidolakan Artis Sampai-
Sampai Rela Mengorbankan Tidak Pergi Ibadah Hanya Karena Ingin Menonton
Konser Mereka Misalnya. Atau Ada Sebagian Dari Kita Yang Sampai Mengikuti
Style Artis Idola Kita Karena Kita Begitu Mengidolakan Mereka. Gembala
Sidang Kita Pak Josia Pernah Berkata Bahwa, Idola Kita Sebaiknya Hanya Tuhan
Yesus Kristus Saja Dan Tidak Ada Yang Lain.
Ada Mungkin Sbagian Orang Yang Begitu Mengidolakan Seorang
Pendeta Sampai-Sampai Kalo Bukan Pendeta Tersebut Yang Berkotbah Maka
Mereka Tidak Pergi Ke Gereja. Mari Hari Ini Kita Belajar Bahwa Yang Kita Cari
Harusnya Tuhan Itu Sendiri Dan Bukan Manusia. Yang Kita Idolakan Hanya
Tuhan Yesus Dan Bukan Manusia.
2.      Pangkat / Karir / Jabatan / Kekuasaan / Kekayaan
Banyak Orang Juga Yang Hidupnya Mengejar Hal-Hal Di Atas Dan
Tanpa Sadar, Mereka Sudah Terjebak Dalam Penyembahan Berhala. Mereka
Begitu Haus Akan Kekuasaan Misalnya Dan Sampai Rela Membayar Harga
Apapun Demi Untuk Memuaskan Hawa Nafsunya Tersebut.
Ada Yang Begitu Mengejar Kekayaan Karena Mereka Berpikir Dengan
Mendapat Itu Semua, Mereka Akan Memperoleh Keamanan Dan Kepastian
Dalam Hidup. Mereka Lupa Bahwa Hanya Tuhan Yesus Lah Satu-Satunya Yang
Menjadi Sumber Keamanan Dan Kepastian Hidup Mereka.
3.      Pujian
Ada Orang Yang Begitu Haus Akan Pujian Sehingga Mereka Melakukan
Segala Upaya Apapun Sehingga Mereka Dapat Dipuji Orang. Tanpa Sadar, Itu
Juga Sudah Menjadi Berhala Mereka. Orang-Orang Yang Terbiasa Tampil Di
Atas Panggung, Sebagian Dari Mereka Mungkin Terjebak Dalam Berhala Ini.
Apabila Pada Suatu Ketika Mereka Tampil Dan Tidak Mendapat Pujian
Yang Mereka Harapkan, Maka Hati Mereka Menjadi Tidak Puas Dan Kesal
Karena Merasa Tidak Dihargai.
4.      Hobby
Ada Orang Yang Begitu Tenggelam Dalam Hobbynya Sampai-Sampai
Tidak Sempat Untuk Berdoa Dan Berhubungan Intim Dengan Tuhan. Tiap Ada
Waktu Kosong, Waktunya Dipakai Untuk Melakukan Hobbynya Dan Sampai
Berlarut-Larut Yang Akhirnya Mengorbankan Waktu Yang Seharusnya Bisa
Dipakai Untuk Tuhan.
Bukan Sesuatu Yang Salah Mempunyai Hobby, Tetapi Apabila Hobby Itu
Sudah Lebih Banyak Menyita Waktu Kita Sampai-Sampai Kita Tidak Punya Lagi
Waktu Untuk Tuhan, Maka Itu Sudah Termasuk Sebagai Berhala Kita.
5.      Orang Yang Dikasihi
Sadar Atau Tidak Sadar, Orang Yang Dikasihi Pun Dapat Menjadi
Berhala Dalam Hidup Kita. Ketika Orang Itu Sudah Menjadi Lebih Semakin
Penting Bagi Kita Dibanding Tuhan, Maka Ia Sudah Menjadi Berhala Bagi Kita.
Ketika Orang Yang Dikasihi Itu Hilang Dari Hadapan Kita Atau Dipanggil Tuhan
Dan Kita Menjadi Marah Kepada Tuhan, Maka Mereka Sudah Menjadi Berhala
Dalam Hidup Kita.
6.      Uang
Tidak Ada Berhala Yang Lebih Ampuh Yang Menjadi Lawan Tanding
Tuhan Selain Uang. Banyak Orang Bahkan Sampai Rela Menjual Imannya Demi
Uang. Banyak Orang Bahkan Sampai Rela Putus Hubungan Saudara Karena
Uang. Banyak Orang Bahkan Bisa Sampai Saling Bunuh Karena Uang.
Allah Mengumpamakan Kepercayaan Orang-Orang Musyrik Terhadap
Kekuatan Berhala-Berhala Yang Disembahnya Sama Dengan Kepercayaan Laba-
Laba Terhadap Kekuatan Sarangnya, Seperti Termaktub Dalam Surah Al
'Ankabuut (Laba-Laba) Pada Ayat 41 Surat Ini, Dimana Allah Mengumpamakan
Penyembah-Penyembah Berhala-Berhala Itu, Dengan Laba-Laba Yang Percaya
Kepada Kekuatan Rumahnya Sebagai Tempat Ia Berlindung Dan Tempat Ia
Menjerat Mangsanya, Jikalau Dihembus Angin Atau Ditimpa Oleh Suatu Barang
Yang Kecil Saja, Sarang Itu Akan Hancur

2.4 Manusia Modern Anti Tuhan


Sesuai dengan definisinya, ideologi sekularisme secara bertahap, akan
menjauhkan manusia dari spirit keberagamaan dan lebih jauh lagi memisahkan
dari Tuhan. Sebagaimana dalam Encyclopedic World Dictionary sekularisme
adalah keyakinan terhadap pemisahan hal-hal yang duniawi dari hal-hal yang
agamawi, ukhrawi, suci dan spiritual (Sekularisasi Membongkar Kerancuan
Pemikiran Nurcholis Madjid,hlm.26). Harvey Cox (1929) – pelopor sekularisasi
Eropa – menyatakan bahwa masa modern adalah zaman yang tidak ada agama
sama sekali, oleh karenanya perlu dijelaskan bagaimana berbicara Tuhan tanpa
agama (Tuhan sekuler). Dengan teori inilah, akhirnya pandangan sekularis
(penganut tologi sekuler) tentang Tuhan berbeda sama sekali dengan konsep
ketuhanan dalam Islam.Maka, imbas dari gerakan sekularisasi adalah peminggiran
peran Tuhan dalam kehidupan manusia. Ludwig Feurbach (1804-1872), salah
seorang tokoh sekulerisme Barat, dalam The Essence of Christinity secara lugas
menyatakan bahwa agamalah yang sebenarnya menyembah manusia (religion that
worships man) bukan sebaliknya. Pendapat Feurbach ini kemudian diikuti oleh
Harvey Cox yang meyakini manusia sebagai pemegang otoritas dalam beragama.
Baginya, manusia adalah fokus dalam teologi. Maka ia mengusulkan agar konsep
Tuhan perlu dimanusiawikan dan diduniawikan. Sekularisme, sebagaimana
digagas oleh Ludwig Feurbach dan Harvey Cox memang merupakan paham yang
menjadikan manusia sebagai pembahasan utama, menggantikan teologi tradisional
(aqidah al-salaf dalam terminologi Islam) yang masih menekankan pada Tuhan.
Artinya, gerakan sekularisasi akan mengalihkan keberagamaan manusia dari
theosentris menjadi antroposentris. Karena lebih berwawasan antroposentris
inilah, maka dalam sekularisme otoritas Tuhan termarginalkan – bila
diimplementasikan dalam umat Islam, syari’ah tidak diperlukan lagi, bahkan
dianggap sebagai ‘hantu’. Sebagai gantinya, hukum manusia adalah segalanya
dalam memegang otoritas beragama – seperti ditegaskan oleh Feurbach – bahwa
manusia adalah filsafat yang paling tinggi.
Dengan demikian, teologi sekuler dibangun atas dasar ilmu antropologi dan
filsafat akal – yang bakal menuhankan manusia dan memanusiakan Tuhan (God is
man, man is God). Jika dihadapkan dengan wacana Robert N. Bellah, pendapat
Harvey Cox ini hampir sama. Bellah memiliki konsep civil religion yang
berangkat dari pemahaman menjadikan politik sebagai agama. Kesepakan-
kesepakatan pelaku politik – yang terdiri dari beragam pemeluk agama, suku dan
kepercayaan – dijadikan sebagai pandangan hidup (worldview) bersama yang
harus ditaati. Tentu dalam kesepakatan itu doktrin-doktrin agama yang tidak
‘menguntungkan’ kehidupan bersama dipinggirkan. Secara tidak langsung Robert
N. Bellah menyempitkan peran Tuhan dan sebaliknya mendahulukan kesepakatan
bersama yang ditentukan manusia. Hal ini mirip dengan ideologi humanisme-
sekuler yang menempatkan manusia sebagai tolak ukur kebenaran. Pengembangan
civil religion meniscayakan eliminasi, minimal pengurangan semaksimal
mungkin, meminjam tawaran Khaled Aboel Fadl (Speaking in God’s Name,
2003), terhadap otoritarianisme. Kontestasi simbol-simbol agama diminimalisasi
dan politisasi nama Tuhan juga dihindari.
Baik Harvey Cox dan Robert N. Bellah, menganggap konsep Tuhan sebagai
konsep sosiologis dan politis, teologi metafisis diganti dengan teologi perubahan
sosial. Konsep ini berangkat dari paradigma bahwa agama dan Tuhan tidak lepas
dari historis (sejarah). Sehingga dalam konsep Bellah (civil religion) ‘politik’
berperan sebagai agama publik.
Dengan demikian, dalam sistem sekuler tidak ada otoritas Tuhan yang mutlak,
sebagai gantinya kesepakatan manusia yang menggantikan otoritas Tuhan.
Pandangan ini tampak jelas menuhankan manusia – atau akal. Hal ini sejalan
dengan teori Rene Discartes, bahwa manusia dungu adalah yang terlalu tunduk
secara total kepada agama, tidak berani menyentuh – bahkan menggugat sakralitas
agama. Manusia seperti ini menurut Discartes tidak mempunyai eksistensi (tidak
wujud), sebab manusia baru menemukan eksistensinya bila menggunakan akal.
Inilah kerancuannya yang menempatkan akal sebagai penentu kebenaran
(memposisikan akal manusia sebagai tuhan).
Padahal akal manusia berbeda-beda. Potensi dan kekuatan juga tidak sama. Maka
pertanyaannya, akal yang mana yang berhak menentukan kebenaran? Jika
dikembalikan kepada inidvidu, tentu akal satu dengan lainnya bisa saling
bertabrakan. Kalau dikatakan akal individu menjadi standar kebenaran, maka
pernyataan ini dengan sendirinya tidak masuk akal. Sebab, kekuatan akal berbeda-
beda. Apa ukuran bahwa akal si fulan lebih kuat dari akal orang lain? Dalam
Islam, akal harus dibimbing oleh wahyu karena rasio manusia terbatas, tidak
mutlak dan perlu petunjuk dari agama. Dengan bimbingan wahyu, akal manusia
berfungsi dengan baik, mampu membedakakan yang baik dan buruk, halal dan
haram. Maka yang didahulukan adalah wahyu bukan rasio. Kekurangan yang ada
dalam rasio manusia bisa dilengkapi dengan bimbingan wahyu.
Mengenai konsep Tuhan, teori ke-Tuhan-an Islam telah terumuskan berdasarkan
wahyu dalam Al-Qur’an. Karena berdasarkan wahyu itulah, menurut Prof. Naquib
al-Attas konsep Tuhan dalam Islam bersifat otentik dan final (Prolegomena to the
Metaphysic of Islam, 1995). Agama Islam adalah berdasar wahyu, bukan manusia
dan bukan pula budaya sebagaimana Kristen dan Yahudi. Nama Tuhan Islam
adalah proper name, Dzat Yang Maha Kuasa memiliki nama-nama tertentu
(asmaul husna yang berjumlah 99). Nama Allah tidak boleh dilafadzkan secara
sembarangan tetapi harus sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW
sebagaimana membaca al-Qur’an yang harus mengikuti kaidah ilmu qira’at. Imam
al-Razi dalam penafsiran surat al-Isra’:110 mengatakan tidak diperbolehkan
menyebut Allah selain yang nama-nama yang telah dikenalkan al-Qur’an (asmaul
husna). Berdasarkan hal itu, maka nama Tuhan umat Islam (Allah) bersifat otentik
dan final yang pelafaladzannya melalui sanad yang mutawatir. Menurut Imam al-
Ghzali nama Allah adalah isim jamid bukan musytaq (memiliki akar kata).
Dengan konsep yang telah final dan otentik ini, maka konsep Tuhan tidak pernah
berubah. Tuhan umat Islam adalah bukan Tuhan sejarah – sebagaimana agama-
agama lain – yang bisa saja berevolusi. Aturan hukum yang ditetapkan Tuhan pun
juga final, otentik dan universal. Keistimewaan hukum Islam terletak pada
finalitas dan universalitasnya – tidak terpengaruh ruang dan waktu. Kapan dan
dimanapun akan selalu sesuai dengan zaman dan tempatnya. Hukum Islam adalah
‘barang lama’ tapi selalu sesuai dengan masanya bahkan selalu kelihatan lebih
baru, itulah istimewanya syari’ah dibanding hukum agama lain, yang selalu
berevolusi. Lihat saja kitab agama Kristen yang hingga kini belum menemukan
bentuk aslinya, selalu berubah-ubah. Nama Tuhan Yahudi pun juga belum jelas.
Karena sudah mapan, final dan otentik, bagi umat Islam tidak ada perlunya lagi
mengotak-atik Tuhan. Bahkan bila umat Islam hendak mengubah-ubah konsep ke-
Tuhan-an beserta syari’ahnya, justru akan menemukan kerancuan dan tidak akan
menemukan kebenaran yang memuaskan. Yang terjadi adalah kekacauan dalam
kehidupan.
Disebabkan keterbatasan manusia dalam berfikir, manusia belum mampu
menentukan kebaikan kecuali jika dibimbing wahyu. Perzinahan dinilai absah –
selama itu dilakukan suka-sama suka, tidak menggangu dan menyakiti orang lain.
Dalam bidang seni juga sama, menampilkan gambar telanjang tidak masalah
karena tidak ada yang dirugikan. Itulah akibatnya bila manusia tidak arif dan
rendah hati menerima bimbingan wahyu. Turunnya wahyu merupakan anugerah
besar manusia, sebab dengan wayhu itu manusia dapat menyempurnakan segala
kekurangannya.
Jadi, manusia sekuler adalah manusia yang congkak dan sombong bahkan bisa
dikatakan dungu, karena tidak menyadari kekurangan rasionya dan menolak
kebenaran. Seperti dikatakan oleh Imam al-Ghazali orang bodoh adalah orang
yang tidak tahu bahwa dia tidak tahu (rajulun la yadri annahu la yadriy). Kata
Rasulullah SAW: al-Kibru man bathorul haq wa ghamtu al-nas
(HR.Ahmadno.3569). Manusia sekuler tidak saja meremehkan manusia tapi sudah
merendahkan Tuhan.
Oleh karena itu, tidak ada yang namanya hukum Tuhan dalam sistem sekuler. Di
Barat ada tren – yang belakangan digandrungi pemuda di Indonesia – yaitu faith
without religion. Mereka percaya tentang adanya Tuhan tapi tidak yakin ada
hukum Tuhan. Sebagai gantinya rasio manusia menggeser agama-agama formal.
Atas dasar itu, seorang futurolog Barat, John Naisbitt dan Patricia Aburene
meramalkan suatu saat ada kecenderungan baru, spirituality yes; organized
religion no!. Manusia bisa menjadi makhluk yang baik dan meraih kepuasan
spiritual tanpa harus beragama.
Mewujudkan manusia yang ‘shaleh’ tanpa harus beragama, itulah target dari
sistem sekularisme. Hingga pada saatnya agama-agama formal harus mengalah
bahkan dibuang karena dianggap tidak bermanfaat lagi. Karena sistem sekuler
bercorak humanisme, maka syari’ah tidak diperlukan lagi, yang lebih penting
adalah maqashid. Agama yang baik harus humanis – yang lebih mementingkan
manusia secara umum. Dan untuk era modern, bagi sekulerisme Tuhan sudah
saatnya ‘mengalah’ pada manusia. Sehingga sistem sekularisme hakikatnya bukan
lagi menuhankan manusia, akan tetapi sudah anti-Tuhan .

2.5 Penolakan Dan Kritik Atas Berhala-Berhala Modern


Fenomena yang menakutkan yang terjadi dalam berbagai gerakan Islam, termasuk
yang menganut aliran tasawuf dan salafi. Pro-kontra kekeliruan gerakan
Islam, penyimpangan pemberhalaan pemikiran dan praktek dalam gerakan
Islam, bahwa penyimpangan tersebut sudah mengarah kepada
"pemberhalaan", sehingga mengalahkan ALQURAN. Orang yang
menyaksikan hiruk pikuk politik dan media menduga gerakan Islam sekarang
sangat luar biasa dan mengalami kemajuan dalam percaturan peradaban. Padahal
yang terjadi adalah sebaliknya.
Sudah menjadi kebiasaan dikalangan para aktifis gerakan Islam diseluruh dunia,
apalagi di Indonesia, mereka tidak siap untuk di kritik. Setiap ada kritik pasti ada
saja pembelaan yang membabi buta dari para pendukung serta qiyadahnya,
kendati apa yang dikritik itu terang benderang seperti melihat matahari di siang
hari dan yang melakukan kritik itu adalah orang yang bertahun-tahun hidup di
dalam gerakan tersebut.

Gerakan Islam Telah Menyimpang dari Tujuannya

Semua gerakan Islam sekarang mengalami setback di banding dengan


sebelumnya. Kemundurannya sangat jauh. Bahkan telah gagal total dalam
memelihara kedudukan strategisnya yang telah diraihnya dengan manhaj tarbiyah
dan khitab (komunikasi) dakwah dan ilmu. Sesungguhnya gerakan Islam saat ini
telah kehilangan semua itu dan bahkan terusir dengan hina dari jati diri gerakan
Islam itu sendiri. Kemunculannya sangat telanjang dan mudah dibaca oleh musuh-
musuh ideoligisnya, sehingga mudah dilecut dengan cemeti yang akan membuat
shaf-shafnya berantakan, tanpa sampai ke target-target dasarnya. Sungguh
gerakan Islam telah ditusuk oleh pisau-pisau hawa nafsu (syahwat dunia) dan
juga oleh pisau-pisau musuh sehinga terluka parah. (QS 5: 49. dan hendaklah
kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut ALQURAN/apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka..)

Gerakan Islam sesungguhnya sedang mengalami krisis yang luar biasa. Sebab
utamanya tak lain ialah karena tidak memiliki kemampuan menunaikan tugas dan
fungsi yang sebenarnya dan menegakkan risalah rabbaniyah di mana hal
tersebutlah yang mendasari berdirinya, menjadi syarat kelahirannya sehingga
mendapatkan dukungan yang luar biasa di awal-awal kelahirannya.

BAB III
PENUTUP
3.I    Kesimpulan
Dalam Islam, Berhala adalah obyek berbentuk makhluk hidup atau benda
yang didewakan, disembah, dipuja dan dibuat oleh tangan manusia. Ritual
terpenting dari ajaran paganisme berkaitan dengan seks dan perang. Segala bentuk
penyembahan berhala bertumpu pada pemuasan hawa nafsu dan kekuatan fisik
duniawi untuk mencapai surga duniawi. Tidak ada aspek transcendental dalam
semua ajaran paganisme. Sementara agama samawi menitik beratkan pencapaian
tertinggi dalam kehidupan bersifat transcendental, dalam konsep kebahagiaan
ruhaniyah yang abadi sesudah mati dialam akhirat.
Penyembahan berhala masa kini membuat manusia lebih bergantung
kepada benda dibanding kepada Tuhan serta hal yang membuat kita lebih
mementingkan hal tersebut dibanding hal lain yang lebih penting seperti keluarga,
saudara atau Tuhan, meninggalkan sumber kepuasan yang tidak terbatas dan
mengalihkan pikiran kepada hal-hal duniawi yang terbatas yang hanya mampu
memuaskan secara sesaat. Kita memang harus waspada, banyak hal duniawi yang
bisa secara nyata namun tidak sadar membawa kita pada penyembahan berhala
masa kini, membuat kita menjauh dari yang Maha Kuasa.
DAFTAR PUSTAKA
Kuncoro, widago. 2008. Pendidikan agama islam. Jakarta utara : Rajawali Cili
Jaih Mubarok. 2004.  Sejarah Peradaban Islam, Bandung : Pustaka Bani Quraisy
Musthafa, 2013, Kisah-kisah berhala musyrikin jahiliyahdan Modren, Gema Ilmu
Yogyakarta.
https://id.wikipedia.org/wiki/Berhala_(Islam), di upload. Tanggal 1 Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai