Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH BAB I

ILMU QALAM PENDAHULUAN

TENTANG
 Rumusan Masalah
Zat Allah dan Sifat-sifatnya Zat Allah dan sifat-sifatnya

BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum kita lebih jauh membahas materi ini,pertanyaannya-
DISUSUN OLEH :
Adalah Dzat Allah atau Zat Allah?

YUNIFRA Memikirkan apapun itu silahkan!, tidak seharusnya alergi/apriori


dan dibatasi motivasi berfikir, bahkan memikirkan tentang Dzat
SEMESTER II RM Allah Swt. Mau tidak mau, dzat Allah sudah menjadi sebutan dan
istilah sehingga wajar menjadi bahan pemikiran, istilah dzat Allah
DOSEN PEMBIMBING pun lahir dari pemikiran teolog Islam. Sehingga sah-sah saja
SUKRAN M.PD menjadi perbincangan dan menjadi bahan pemikiran.
Berdiskusi tentang ‘dzat Allah’ , disini sering terjadi kekeliruan
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM UMAR BIN KHATTAB dalam memaknai dzat karena tidak jarang orang menyamakan arti
JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSHIYAH
Dzat dengan Zat. Yang sebenarnya term(istilah) tersebut dua entitas
UJUNG GADING PASAMAN BARAT
TAHUN 1442 H/2021 M yang berbeda.
Entitas adalah sesuatu yang memiliki keberadaan yang unik dan
berbeda, walaupun tidak harus dalam bentuk fisik. Abstraksi,
misalnya, biasanya dianggap juga sebagai suatu entitas.
Ketika kita belum mampu membedakan dua term(istilah) tersebut akan pelarangan memikirkan dzat Allah. Kecuali memaksa untuk
maka interpretasi dan argumentasi akan tidak karuan. Karena sudah mencocok-cocokkan.
keliru dalam membedakan istilah. Oleh sebab itu, perlu didudukkan Kata dzat memiliki makna tersendiri, jadi apa dzat Allah itu?
dulu makna dua istilah tersebut agar tidak keliru dalam memberikan menurut Louis Ma’luf pakar leksikografi/linguistik Arab dalam
argumentasi atau pernyataan. kamus al-Munjid fil Lughah Wal ‘Alam bahwa ‫ اسم الذات الواجب‬: ‫هللا‬
 Note : interpretation ‫الوجود‬, Allah adalah Allah itu adalah suatu nama dzat yang Maha
interpretasi, penafsiran, tafsiran, penterjemahan, Ada, yang menyebabkan segala sesuatu menjadi ada.
pentafsiran. Luis Ma’ luf menyebutkan Allah adalah dzat, jadi apa itu dzat? Han
 Argumentasi diturunkan dari verba to argue (Bahasa Wehr seorang ahli linguistik Arab dalam A Dictionary of Modern
Inggris) yang artinya membuktikan atau menyampaikan Written Arabic mengatakan bahwa istilah Dzat dalam bahasa Arab
alasan dan meyakinkan pembaca. memiliki arti being(makhluk), essence(esensi), nature(alam),
self(diri), person(orang), personality(kepribadian). Artinya
Dzat (‫ )ذات‬dengan Zat memiliki makna berbeda bila ditarik ke penyebutan dzat merupakan penyebutan kepada sebuah esensi,
bahasa Arab, sekalipun Zat sendiri adalah bahasa serapan dari Arab. personal, peribadi atau sosok dan bukan penyebutan kepada sebuah
Namun tidak semua kata serapan dalam bahasa Indonesia memiliki materi yang memiliki masa dan dan menempati ruang.
makna yang sama dengan bahasa Arab. Dzat sudah menjadi Istilah Dari penjelasan tersebut sangat berbeda makna dzat dan zat yang
dalam kamus bahasa Arab demikian juga Zat sudah menjadi istilah selama ini sering disamakan yang membuat kita keliru
dalam kamus bahasa Indonesia. menginterpretasikan memikirkan dzat Allah.
Pengertian Zat dalam bahasa Indonesia atau yang dipakai dalam
istilah sains adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati Jika ada ungkapan seperti kalimat “Arrahman adalah sifat dari
ruang. Zat diterjemahkan dalam bahasa inggris menjadi Dzat Allah”, kalimat ini makna nya seperti kata “Arrahman adalah
matter(masalah) atau substance(zat). Apabila zat yang bermakna sifat dari personal, peribadi atau sosok Allah itu”. Sehingga kata
memiliki massa dan menempati ruang diterjemahkan dalam bahasa Dzat sama sekali tidak menunjukkan pada penyebutan materi yang
Arab maka diartikan dalam sebutan ‘maadah’ ( ‫ ’)مادة‬bukan Dzat ( memiliki masa dan dan menempati ruang.
‫)ذات‬. Melainkan kata Dzat ini merupakan penyebutan kepada sebuah atau
Maka keliru bila dalam benak kita menyamakan dzat Allah dengan suatu esensi peribadi dan personal itu sendiri. Dan eksistensi Allah
Zat seperti zat padat, cair dan gas yang membuat kita berasumsi tidak berwujud seperti segala sesuatu yang memiliki massa dan
menempati ruang termasuk tidak berwujud roh.
Lihat firman Allah dalam Q.s. As-Syuura:11, Laisa Kamitslihi Imam Hasan Asy’ari dengan ijtihad ontologisnya menetapkan
syaiun tidak ada suatu pun menyerupai dengan-Nya. Allah tidak bahawa 20 sifat Allah nomor satu adalah sifat Wujud (ada) karena
serupa dengan apapun ciptaan-Nya, termasuk roh. kita ini (makhluk) sebenarnya tidak ada, tapi kita ini (makhluk)
diadakan oleh yang Ada (Allah), yang Ada (Allah) sebelum kata ada
Maka Allah tidak berwujud dengan wujud ciptaan dan tidak itu ada. Bahkan kita menggunakan kata ada karena ada yang Ada
berwujud seperti roh. Allah wujud dengan keberadaan-Nya, secara (Allah). Kita menggunakan kata tidak ada karena ada yang Ada
spesifik Allah tidak pernah menjelaskan wujud-Nya. Karena (Allah), maka yang ada hanyalah yang Ada (Allah). Maka makna
manusia tidak akan dapat memahami bentuk esensi dari dzat Allah ‘Laa Ilaaha Illa Ana (tidak ada Tuhan kecuali Aku)’ adalah ‘Laa
itu sendiri. Akal kita dibatasi untuk memahami apalagi Wujuda Illa Ana (Tidak ada yang ada kecuali Aku (Allah)’ artinya
mengimajinasikan segala sesuatu yang tidak dapat diindrakan oleh ‘Laa Ana Illa Ana’. Penggunaan kata aku (alwi, ihsan, zaini, zainur,
kita. ani, zainab dst) semua akan mati tinggal Aku (Allah) tidak mati Laa
Dari itulah ulama ahlussunnah wal jamaah hanya mengkaji secara Ana Illa Ana, Laa Anta Illa Anta, Laa Hua Illa Huwa. Hal tersebut
spesifik dzat Allah sebatas pada sifat-Nya Allah yaitu sifat Nafsiah dikaji dalam sifat 20, untuk lebih mendalami seyogyanya secara
(wujud), sifat Salbiyah (qidam, baqo, mukhalafatuhu lil hawadits, talaqqi pada guru yang mursyid, biar tidak gagal faham sehingga
qiyamuhu binafsihi, dan wahdaniyah) dan sifat ma’ani (qudrat, kuat dalam bertauhid dan ber’aqidah. Wallahu a’lam.
irâdat, ‘ilmu, hayât, sama’, bashar, kalam). BAB III
PENUTUP
Lalu kenapa Wujud menjadi sifat wajib bagi Allah dikalangan  SARAN
Ahlussunnah wal jamaah??? bukankah Allah tidak bermateri dan
Allah tidak pernah menyebutkan sifat Wujud Allah itu dalam Saya menyadari bahwa masih kurang sempurnanya makalah yang
Alquran yang disebut; Maha Mendengar (Sami’an), Maha Melihat saya sajikan ini, untuk itu saya mengharapkan kritikan dan saran
(Bashiran), Maha Mengetahui (‘Aliman), Maha Kuasa (Qadiran), yang membangun untuk perbaikan dan kesempurnaan dari makalah
Maha Hidup (Hayyan), Maha Berkendak (Muridan), tidak ada sifat
yang saya bacakan ini.
Wujud dalam Alquran?

Anda mungkin juga menyukai