Anda di halaman 1dari 4

‫األخالق والتسوف‬

WAHDATUL WUJUD

Disusun oleh : Sulton Rowasi, M. Salman Faridi, M. Fahd Vladimir Rahadian,


Taufiqur Rohman

Universitas Islam Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, Jawa Timur, Indonesia

almuntakhob@gmail.com

PENDAHULUAN

Maksud wahdat al wujud adalah bahwa Yang Ada hanyalah Wujud Yang Satu,
semua alam semesta ini adalah manifestasi dari Yang Satu itu. Wujud Yang Satu itu
adalah Allah Ta’ala. Yang Satu itu mencakup atas semua fenomena yang ada dan
merupakan sumber daya akal yang memancar keseluruhan alam semesta. Dalam
konteks ini Dia disebut al Hakekat al Muhammadiah. Yang Satu itu adalah sumber
dari kosmos yang mengatur alam semesta, maka Dia disebut Jiwa Universal. Yang
Satu itu menampakkan perbuatannya pada masing-masing wujud (mikro) yang ada di
alam semesta, maka dia disebut dengan Tubuh Universal. Yang Satu itu bila dilihat
dari keberadaanya sebagai satu jauhar yang menghadap pada seluruh bentuk-bentuk
kejadian maka dia berada dalam bentuk al haba’.

Dengan bahasa yang ringkas, wahdat al wujud adalah suatu konsep yang
menyatakan bahwa “la maujuda illa al wujud al wahid”. Artinya: “Tidak ada yang
maujud kecuali wujud yang Esa”, dan Yang Esa itu berbilang sejumlah bilangan
ta’ayyunat. Akan tetapi berbilangnya itu tidaklah berarti menjadikan-Nya berbilang
dalam Dzat yang wujud itu, sebagaimana berbilangnya jumlah manusia juga tidak
berarti bahwa hakikat manusia itu berbilang.

Wahdatul Wujud Menurut Gus Baha’

KH Ahmad bahauddin nursalim(pengasuh ponpes Tahfidzul Qur’an LP3IA Narukan


rembang krangan rembang) adalah ulama’ muda pakar ilmu tafsir,hadis.dan
fiqih.menurut gus baha’ wahdatul wujud adalah orang yang terlalu percaya diri dekat
‫األخالق والتسوف‬
dengan tuhan sehingga Allah bersemayam di dirinya masing-masing.dan punya
keyakinan manunggaling kawlo gusti atau wahdatul wujud.hal ini terjadi pada masa
walisongo yaitu kisah siti jenar yang menyebut dirinya dengan Allah sehingga
membuat walisongo marah dan mengutus sunan kalijaga untuk memerangi siti
jenar,menurut beliau(gus baha’) wahdatul wujud itu tidak mungkin benar karena
bagaimanapun,kita pernah tidak ada,dan tidak ada menjadi ada,itu merupakan bukti
bahwa kita adalah makhluk,sehingga insyaAllah seluruh
nafasmu,makanmu,tidurmu,akan menjadi ibadah. Karena setan itu berharap orang
berdiskusi tentang tuhan.karena kalau sampai memikirkan Allah,kamu akan rusak.

Wahdatul wujud menurut Ar-Razi Hasyim

Dr.H.Arrazy Hasyim,Lc.,S.Fil.I.,M.A adalah muballig dan ulama’indonesia


merupakan pendiri dan pengasuh Rabith Noriyah hasyimiyah.menurut beliau
wahdatul wujud adalah menyatu dengan Tuhan.di indonesia ajaran tentang wahdatul
wujud yaitu dimasa siti jenar. Beliau memaparkan beberapa contoh tentang wahdatul
wujud.salah satunya adalah Al-hallaj yang mengatakan saya hambamu ya rob dan
engkau adalah tuhanku maka menjadi musyrik dan zindiq maka dia mengganti sifat-
sifat Allah dengan sifatnya yaitu bahwa Allah dan aku itu satu.maka hal itu tidak
benar karena menyifati Allah dengannya.maka dari itu wahdatul wujud itu terbagi
menjadi 2 yaitu wahdatul wujud mulhid yang menganggap bersatunya 2 wujud tampa
hilang salah satunya seperti wujud kopi dan gula bersatu dalam wujud air kopi maka
wahdatul wujud yang seperti ini salah.yang ke-2 wahdatul wujud muwahhid yaitu
bersatunya 2 wujud namun hilang/hancur salah satunya seperti wujud qodim dan
wujud baharu.

Wahdatul wujud menurut Fahruddin faiz

Fahruddin faiz merupakan seorang penulis,filsuf,akademisi,dan pakar dalam filsafat


menurut beliau wahdatul wujud hanya ada satu realitas.realitas ini kita pandang dari
dua sudut pandang yang berbeda.ketika kita menganggapnya sebagai esensi dari satu
fenomena,realitas itu kita namai Al-haq.sementara,ketika memandangnya sebagai
fenomena termanifestasi dari esensi tersebut,kita menyebutnya Al-khalq.Al-haq dan
Al-khalq,realitas dan penampakan,yang satu dan yang banyak hanyalah nama-nama
untuk dua aspek subjektif dari realitas tunggal.dilihat dari satu aspek,Allah adalah
satu,tetapi dilihat dari aspek lain dia adalah semuanya yang mengandung keanekaan.
‫األخالق والتسوف‬
Melihat pandangan ibnu arabi Allah itu memiliki 3 martabat:

1. Martabat ahadiyah,yaitu wujud tuhan merupakan zat yang mutlak lagi


mujarrad,tidak bernama dan tidak bersifat.karena itu,ia tidak dapat dipahami
ataupun di khayalkan.pada martabat ini tuhan sering diistilahkan Al-haq oleh
ibnu arabi,berada dalam keadaan murni bagaikan kabut yang gelap yaitu tidak
sesudah,tidak sebelum,tidak terikat,tidak terpisah,tidak ada atas,tidak ada
bawah,tidak mempunyai nama,tidak musamma.pada martabat ini,Al-haq tidak
dapat di komunikasikan oleh siapapun dan tidak dapat diketahui.di level ini
satu satunya jalan jalan untuk memahami tuhan adalah teologi negatif.
2. Martabat wahidiyah,penampakan pertama(ta’ayun awwali) atau disebut juga
faydh al-aqdas(emanasi paling suci) dilevel ini,zat yang mujarrad itu
bermanifestasi melalui sifat dan asmanya.dengan manifestasi atau tajali ini,zat
tersebut dinamakan Allah,dengan sifat dan nama yang maha sempurna.akan
tetapi,sifat dan nama itu sendiri identik dengan zat.di sini kita berhadapan
dengan zat yang maha esa,tetapi ia mengandung di dalam dirinya berbagai
potensi dari hakikat alam semesta atau entitas permanen.
3. Martabat tajalli syuhudi,disebut juga faidh Al-muqoddas dan ta’ayyun
tsani.pada martabat Allah bertajali melalui asma dan sifatnya dalam kenyataan
empiris atau alam kasat mata.dengan kata lain,melalui firman kun,maka entitas
permanen secara aktual menjelma dalam berbagai citra atau bentuk alam
semesta.dengan demikian alam ini tidak lain adalah kumpulan fenomena
empiris yang merupakan lokus atau mazhar tajali Al-haq.alam yang menjadi
wadah manifestasi itu sendiri merupakan wujud atau bentuk yang tidak ada
akhirnya.ia tidak lain laksana’aradh atau aksiden dan jauhar dalam istilah ilmu
kalam.selama ada subtansi,maka aksiden akan tetap ada.begitu pula dalam
tasawuf.menurut ibnu Arabi selama ada Allah,maka alam akan tetap ada,ia
hanya muncul dan tenggelam tanpa akhir.
‫األخالق والتسوف‬

Anda mungkin juga menyukai