Anda di halaman 1dari 16

IMAN KEPADA ALLAH

Disusun Oleh:

1. Astie Kurnia Dyah Prabawanti


2. Restuningsih
3. Anisah Asma Nadia

PRODI ANALISIS KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beriman kepada Allah adalah salah satu pokok terpenting yang harus dilakukan
oleh seluruh umat islam, selain beriman kepada Malaikat, kitab-Nya, Rasul-Nya,
iman kepada hari akhir, dan kepada qada&qadhar. Seorang belum dikatakan
beriman kepada Tuhanya apabila ia belum dapat meyakini dalam hatinya, bahwa
Tuhan Allah adalah dzat yang Maha esa dengan segala keagungan dan sifat-
sifatntnya. Adapun beriman kepada sifat Allah termasuk juga dalam klasifikasi
iman kepada Allah. Maka dari itu, sebagai umat muslim kita wajib meyakini bahwa
Allah mempunyai sifat yang melekat pada-Nya, yang patut kita percayai dan kita
imani.
Akhir akhir ini, aqidah remaja islam di Indonesia semakin memburuk. Salah
satu penyebab memburuknya perilaku remaja Islam adalah kurangnya pendidikan
tentang iman yang mereka peroleh, khususnya IMAN KEPADA ALLAH SWT.
Dengan adanya tugas mata kuliah pendidikan agama (aqidah) ini,diharapkan Ilmu
tentang iman kita semakin bertambah,dan imn kita terus bertambah kepada Allah
Swt. Dan berikut sedikit pemaparan tentang apa itu IMAN KEPADA ALLAH
SWT.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah arti iman kepada Allah SWT ?
1.2.2 Bagaimana cara menunjukan tanda-tanda adanya Allah SWT ?
1.2.3 Apa saja sifat-sifat wajib Allah SWT dan asmaul husna ?
1.2.4 Bagaimana perilaku yang mencerminkan iman kepada Allah SWT?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui apa itu Iman kepada Allah SWT, dan bagaimana
perilaku yang mencerminkan Iman Kepada Allah SWT.
1.3.2 Sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Agama (Aqidah)
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Arti Iman Kepada Allah SWT.


Iman menurut bahasa artinya percaya atau membenarkan. Menurut
Istilah dalam ilmu tauhid, iman artinya membenarkan dengan hati,
mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan.

, ,
Artinya : Iman dalah percaya dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan
mengerjakan dengan anggota badan

Ini adalah pendapat jumhur, dan Imam Syafii meriwayatkan ijma


para sahabat, tabiin dan orang-orang sesudah mereka yang sezaman dengan
beliau atas pengertian tersebut.

Iman kepada Allah SWT yaitu keyakinan yang sesungguhnya bahwa


Allah adalah wahid (satu), tidak beranak dan tidak beristri. Dalam
pengertian lain Iman kepada Allah adalah meyakini dengan akal akan wujud
dan kebenaran-Nya sebagai pencipta, pemelihara dan Tuhan seluruh
makhluk Ciptaan-Nya. Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah
adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan
segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu
diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara
nyata.

Pernyataan tashdiq atau membenarkan berarti suatu pengetahuan


yang didasarkan atas makrifat, yaitu mengenali Allah Tuhan seluruh alam,
dengan cara memperhatikan dan memikirkan segala mahluk Allah dan
kejadian dalam alam ini. Dengan cara mengenali Allah, akan tumbuh rasa
cinta, takut, dan harap yang pada gilirannya jiwa manusia menjadi khudlu
dan khusyuk (merendahkan diri dan tunduk).

Kedudukan Iman kepada Allah adalah sebagai dasar pokok ajaran


Islam. Dengan dasar iman tersebut semua persoalan dalam ajaran Islam
dapat dipecahkan. Pembicaraan tentang Iman Kepada Allah SWT.
Mencakup 3 hal yang sangat esensial, yaitu:

Wujud (Eksistensi) Allah SWT.


Keesaan Allah SWT.
Sifat sifat Allah SWT.
1. Dalil Al-Quran Tentang Eksistensi Tuhan

Al-Quran mengetuk hati nurani manusia untuk merasakan benar-benar


bahwa keyakinan tentang eksistensi Allah adalah pembawaan asli atau
fitrahnya. Akan tetapi, pembawaan fitrah itu sering dipengaruhi oleh
berbagai faktor, sehingga perlu dibangkitkan kembali dengan suatu keadaan
yang tidak disenangi. Dalam hubungan ini Al-Quran surat Yunus (10):12
menyatakan:

Artinya : Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada


kami dalam keaadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah kami
hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang
sesat), seolah olah dia tidak pernah berdoa kepada kami untuk
menghilangkan bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang orang
yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka
kerjakan . (QS. YUNUS ; 12)

2. Bukti Keesaan Allah SWT


Keesaan Allah atau tauhid merupakan konsep revolusioner yang
merupakan inti ajaran islam. Di dalamnya terkandung pengertian bahwa
hanya ada satu Tuhan penguasa alam semesta ini. Ia maha kuasa, maha
sempurna, dan maha mencukupi keperluan makhluk seisi alam.
Bukti rasional tentang keesaan Tuhan dengan cara yang mudah
dimengerti, ialah kalu Tuhan lebih dari satu, apakah masing-masing
dapat mengerjakan segala-galanya tanpa bantuan yang lain? Ataukah
masing-masing tidak mampu melakukan segala-galanya tanpa bantuan
yang lain? Apabila Tuhan yang berbilang itu masing-masing dapat
mengerjakan segala-galanya tanpa bantuan yang lain, apa gunanya
Tuhan yang lain itu? Bila Tuhan yang berbilang itu masing-masing tidak
dapat melakukan segala-galanya tanpa bantuan yang lain, semuanya
tidak pantas dianggap sebagai Tuhan, sebab yang berhak dipercayai
sebagai Tuhan yang sebenarnya hanyalah yang berkuasa melakukan
segala-galanya tanpa bergantung kepada bantuan yang lain.

2.2 Menunjukan Tanda-tanda Adanya Allah

1. Meyakinkan hati bahwa Allah itu ada


Untuk membuktikan bahwa Allah itu ada dibutuhkan keyakinan
dalam hati dan keyakinan tersebut diterima dan dibenarkan dalam pikiran
dan perasaannya bahwa Allah itu benar-benar ada. Contohnya Nabi Ibrahim
As meyakini adanya Allah SWT dengan cara mengamati dan memahami
segala sesuatu yang diciptakan Allah. Dengan cara itu keyakinan Nabi
Ibrahim As terhadap adanya Allah bertambah mantap, sehingga beliau
memiliki keberanian untuk menyatakan dan melakukan tindakan
berdasarkan apa yang diyakini bahwa Allah itu ada.
2. Mengamati dan Memikirkan Ciptaan Allah
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memahami dan meyakini
adanya Allah SWT. Salah satunya adalah dengan cara memehami dan
memikirkan ciptaan Allah SWT. Untuk memahami ciptaan Allah SWT
dapat dilakukan dengan cara mengamati segala ciptaan-Nya, seperti yang
dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS. Kamu juga dapat melakukan hal yang
sama dengan cara mengamati dan memahami keanekaragaman yang
terdapat dilingkungan kita dan memikirkan keanekaragaman tersebut, dam
mempertanyakan siapakah yang menciptakannya.
3. Menunjukan adanya Allah melalui Dalil Naqli
Untuk membuktikan adanya Allah dapat diketahui dari sumber dalil
yang bersumber dari ayat Al-Quran. Dalam ayat Al-Quran, banyak
diterangkan tentang nama, sifat dan keberadaan Allah. Semuanya
menunjukan bahwa Tuhan Allah benar-benar ada. Sebagaimana pada ayat
berikut:

Artinya:
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam diatas Arsy. Dia
menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (
diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-
masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan
memerintahkan adalah hak Allah, Maha Suci Allah, Tuhan semesta
alam. (Q.S. Al- Araf, 7: 54)

2.3 Sifat-sifat Wajib Allah dan Asmaul Husna


Allah SWT adalah Tuhan Pencipta dan Pemelihara alam semesta dan
segala isinya, Yang Maha Esa dalam Dzat-Nya, maksudnya Dzat Allah SWT
hanya satu. Dzat Allah SWTtidak sama atau tidak serupa dengan dzat lainnya.
Allah SWT Esa dalam sifat-Nya, maksudnya sifat Allah SWT walaupun banyak,
tetapi hanya dimiliki oleh Allah SWT sendiri. Tidak ada ada dzat selain Allah
SWT yang memiliki atau menandingi sifat-sifat Allah SWT. Allah SWT Esa
dalam perbuatan-Nya, maksudnya perbuatan-perbuetan Allah tidak terhingga
banyaknya, tetapi hanya dimiliki oleh Allah SWT sendiri. Tidak ada dzat selain
Allah SWT yang dapat menandingi, apalagi melebihi perbuatan-Nya.

Sifat Sifat
Sifat-Sifat Wajib: Muhal Jaiz:
Wujud : ada Adam Allah
: tidak SWT
Qidam : dahulu
ada serba
Baqa : kekal mungkin
Hudus
melakuk
Mukhalafatu lilhawadisi: berbeda dengan makhluk-Nya : baru
an
QiyamuhuBinafsihi:berdiri sendiri Fana sesuatu
: rusak atau
Wahdaniyyah : esa meningg
Mumass alkan
Qudrah : kuasa alatu sesuatu
Iradah : berkehendak lilhawad
isi: sama
Ilmun : mengetahui dengan
Hayyah : hidup mahkluk

Sama : mendengar Ihtiyaj


lighoirih
Basar : melihat i: butuh
Kalam : berfirman yang
lain
Qadiran : Mahakuasa
Muridan : MahaBerkehendak
Aliman : Maha Mengetahui Taadud
:
Hayyan : Maha hidup
terbilang
Samian : Maha Mendengar
Ajzun
Basiran : Maha Melihat : lemah

Mutakaliman : Maha berfirman Karahah


:
terpaksa
Jahlun
:
bodoh
Mautun
: mati
Summu
n : tuli
Umyun
: buta
Bukmun
: bisu
Ajizun
: Maha
lemah
Mukrah
un:
Maha
terpaksa
Jahillun
: Maha
bodoh
Mayyitu
n : Maha
mati
Asamma
: Maha
tuli
Ama Allah
: Maha SWT
buta dengan
segala
Abkama
: Maha
bisu

Mahasempurnanya memiliki tiga sifat pokok yaitu:sifat wajib, sifat mustahil, dan
sifat jaiz

Dengan memahami sifat-sifat Allah sebagaimana rincian diatas kita dapat


memahami betapa agung dan mulianya Allah. Untuk lebih jelasnya kita simak
uraian berikut!
Wujud berarti ada. Sifat mustahilnya Adam berarti tidak ada.
Tidak mudah untuk membuktikan bahwa Allah itu ada, kecuali bagi orang yang
benar-benar beriman. Memang kiata tidak dapat melihat Allah, tetapi dapat
menyaksikan ciptaan_Nya yang berupa alam semesta. Dengan perantara akal
sehat, kita akan membenarkan bahwa lam semesta dengan segala isinya pasti ada
yang membuat, Dialah Allah SWT. Dialah yang mengadakan segala sesuatunya
dan Dia pulalah yang menciptakan alam semesta ini.
Qidam artinya dahulu. Sifat mustahilnya hudus berarti baru
Maksudnya, adanya Allah adalah yang paling awal sebelum adanya alam semesta
ini. Adanya alam berbeda dengan adanya alam semesta besertalainnya. Perbedaan
tersebut terdapat pada kejadian dan prosesnya. Adanya Allah tidak didahului oleh
sebab-sebab tertentu, karena Allah Dzat yang paling awal. Allah adalah pencipta
alam semesta, tidak mungkin ciptaan lebih dulu dari Sang Pencipta-Nya.
Baqa artinya kekal. Sifat mustahilnya fana artinya rusak
Semua makhluk seperti manusia, binatang, tumbuhan, planet dengan segala
isinya, pada saatnya akan mengalami kerusakan dan kehancuran. Manusia ynag
sewaktu hidupnya gagah perkasa, berharta, dan berkuasa akhirnya juga akan mati.
Apapun wujudnya, seluruh ciptaan Allah didunia ini akan mengalami kerusakan,
kecuali Allah, karena Allah SWT bersifat baqa.
Mukhalafatuhu Lilhawadisi artinya berbeda dengan makhluk. Sifat
mustahilnya mumasalatuhu lilhawadisi artinya serupa dengan makhluk-Nya
Sifat ini menjelaskan bahwa Sang Pencipta berbeda dengan hasil ciptaan-Nya.
Perbedaan tersebut meliputi wujud, sifat, dan keberadaan-Nya. Allah sebagai
pencipta berbeda dengan ciptaan-Nya.
Qiyamuhu Binafsihi artinya berdiri sendiri. Sifat mustahilnya Qiyamuhu
bighairihi.
Sifat ini menunjukkanbahwa Allah tidak sama dengan makhluk-Nya. Keberadaan
makhluk Allah karena bantuan yang lain. Alam bukan adakarena sendirinya.
Manusia ada karena diadakan oleh Allah melalui perantara kedua orang tua.
Bahkan manusia itu tidak dapat mempertahankan hidupnya tanpa bantuan orang
lain.
Wahdaniyyah artinya esa atau tunggal. Sifat mustahilnya taaddud, artinya
berbilang atau lebih dari satu
Keesaan Allah itu mutlak. Artinya bahwa Allah itu benar-benar esa, baik dalam
dzat maupun perbuatan-Nya. Pemahaman terhadap keesaan Allah yang semacam
ini tentu mudah dipahami. Meyakini keesaan Allah dalam ajaran Islam adalah hal
prinsip, sehingga seseorang dianggap Muslim atau tidak, tergantung pada
pengakuan tentang keesaan Allah. Mustahil Allah lebih dari satu. Apabila ini
terjadi sudah pasti tidak akan terwujud alam semesta yang teratur ini. Keteraturan
alam semesta ini justu menunjukkan keesaan Allah SWT.
Qudrah artinya berkuasa. Sifat mustahilnya ajzun berarti lemah
Kekuasaan Allah adalah kekuasaan yang sempurna. Ini karena kekuasaan Allah
adalah kekuasaan yang tidak terbatas. Hal ini tentu berbeda dengan manusia yang
mempunyai kelemahan dan keterbatasan. Penghayatan terhadap sifat ini akan
memunculkan kesadaran bahwa kita adalah makhluk yang lemah. Karena lemah
maka sewajarnya kita memohon bantuan, baik dengan sesama kita maupun
kepada Allah. Akhirnya kita akan menjadi manusia yang rendah hati, tidak arogan
maupun takabur.
Iradah artinya berkehendak. Sifat mustahilnya karahah artinya terpaksa
Allah mempunyai sifat berkehendak. Kehendak Allah sesuai dengan kemauan
Allah sendiri tanpa ada rasa terpaksa atau dipaksa pihak lain. Kehendak Allah
tidak dipengaruhi oleh pihak lain. Manusia juga mempunyai kehendak terhadap
sesuatu, namun kehendak tersebut sangat terbatas. Yang membatasi kehendak
manusia adalah kemampuan yang dimiliki oleh manusia itu sendiri.
Ilmun artinya mengetahui. Sifat mustahilnya jahlun artinya bodoh
Dengan menghayati sifat ilmun kita akan berusaha meniru, yakni menjadi orang
yang berilmu. Dengan ilmu itu kita akan banyak mengetahui kekuasaan Allah dan
akan menjadi orang yang akan banyak bersyukur. Akhirnya, kitapun mengakui
bahwa diri kita tidak ada apa-apanya dibanding dengan kekuasaan-Nya.
Hayyah artinya hidup. Sifat mustahilnya mautun artinya mati
Allah Mahahidup, tidak tidur, mengantukpun tidak, apalagi mati. Selama itu pula
Allah selalu mengurus dan mengawasi seluruh makhluk ciptaan-Nya, termasuk
manusia tanpa kecuali. Oleh karena itu, hendaknya kita berhati-hati dalam segala
tindakan, karena segala gerak-gerik kita diawasi dan dicatat oleh Allah. Kelak di
akhirat segala perbuatan kita akan pertanggungjawabkan.
Sama artinya Allah mendengar. Sifat mustahilnya samamun artinya tuli
Allah Maha mendengar. Pendengaran Allah tidak terbatas dan tidak terhalang
oleh jarak, ruang dan waktu. Pendengaran Allah tidak sama dengan pendengaran
makhluk-Nya. Selirih apapun suara, Allah mendengarnya. Pendengaran manusia,
juga makhluk lain mengalami perubahan. Umur semakin tua biasanya
pendengaran makin berkurang. Begitulah keterbatasan manusia, ini tentu jauh
beda dengan pendengaran Allah yang Mahasempurna.
Basar artinya melihat. Sifat mustahilnya ama artinya buta
Mustahil Allah itu buta karena Allah Maha Sempurna, termasuk sempurna
penglihatan-Nya. Penglihatan Allah bersifat mutlak. Artinya penglihatan Allah
tidak terbatas pada tempat maupun waktu. Allah melihat segala sesuatu; yang
besar, yang kecil, yang nyata maupun yang tersembunyi. Kekuasaan Allah untuk
melihat, tidak terhalang oleh apapun.
Kalam artinya berkata. Sifat mustahilnya bukmun artinya bisu
Ada beberapa kitab Allah yang diturunkan kepada para Nabi, salah satu dari kitab
tersebut adalah Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dengan cara itulah sebagian cara Allah berbicara dengan umat manusia, yaitu
dengan menurunkan wahyu kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Jadi mustahil jika
Allah bersifat bukmun.
Sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna antara lain sepuluh sifat berikut ini:
v Ar- Rahman
Allah SWT bersifat Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah), karena Dia melimpahkan
rahmat-Nya kepada seluruh makhluk-Nya, tanpa pandang bulu. Seluruh umat
manusia yang hidup di alam dunia ini, baik yang taat kepada Allah SWT dan
berakhlak baik, maupun yang durhaka kepada-Nya dan berperilaku jahat, tetap
memperoleh rahmat Allah SWT, antara lain udara untuk bernafas, air untuk
diminum, dan berbagai jenis makanan serta kebutuhan-kebutuhan lainnya.
v Ar-Rahim
Sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang Allah SWT terdapat dalam nama-Nya
Ar-Rahim. Sifat Ar-Rahim Allah selalu dilimpahkan kepada seluruh hamba-Nya
yang beriman secara tetap atau bersifat kekal, bukan saja dalam hidup didunia
tetapi juga dalam hidup dialam kubur dan di alam akhirat.
Di dunia, Allah SWT menetapkan hukuman bagi mereka yang bermaksiat,
misalnya hukuman rajam bagi pezina, potong tangan bagi pencuri, dan
sebagainya. Di alam akhirat kelak, keadilan Allah SWT akan benar-benar
ditegakkan. Jika seluruh anggota masyarakat telah beriman dan bertaqwa kepada-
Nya maka Allah SWT akan menurunkan rahmat-Nya berupa kehidupan yang
aman, tentram, adil, dan makmur, berbahagia duniawi maupun ukhrawi.
v Al-Quddus
Allah SWT bernama Al-Quddus (Mahasuci). Hal ini disebabkan, antara lain
karena Dzat Allah SWT itu Mahatunggal, suci atau bersih dari sekutu, tidak
beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada yang setara dengan-Nya. Selain itu
sifat-sifat Allah SWT pun Mahasuci, bersih dari segala kekurangan, kehendak,
kekuasaan, pendengaran, penglihatan, ilmu, dan sifat-sifat Allah SWT lainnya
Mahasempurna, tidak ada cacat celanya dan kekal.
Demikian juga segala perbuatan Allah SWT Mahasuci, bersih dari segala maksud
buruk dan tujuan berbuat aniaya kepada seluruh hamba-Nya. Seluruh perbuatan
Allah SWT merupakan rahmat bagi seluruh alam. Maha suci Allah SWT dari
melakukan suatu perbuatan yang sia-sia tanpa mengandung hikmah.
v Al-Mumin
Pada hakikatnya kehidupan yang aman atau sentosa yang dialami umat manusia,
baik secara individu dan keluarga maupun kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara adalah merupakan pemberian Allah SWT. Allah SWT adalah
Tuhan Yang Maha Terpercaya dan Dipercaya. Ayat-ayat Al-Quran
mencantumkan tentang wadun, yaitu janji-janji baik dari Allah SWT bahwa Dia
akan memasukkan manusia yang ketika didunia senantiasa mentaati Allah SWT
dan Rasul-Nya ke dalam surga.
Adapun ayat-ayat Al-Quran tentang waid yaitu ancaman-Nya, bahwa Dia akan
mencampakkan ke dalam neraka, manusia yang ketika didunia durhaka kepada
Allah SWT dan Rasul-Nya. Wadun dan Waid Allah SWT tersebut pasti akan
ditepati-Nya, karena ia adalah Tuhan Yang Maha Terpercaya.
v Al-Adlu
Salah satu nama Allah yang termasuk Asmaul Husna ialah Al-Adlu yeng berarti
Maha adil dan sangat sempurna keadilannya. Tidak ada dzat selain Allah SWT
yang memiliki keadilan Allah SWT, apalagi melebihi-Nya. Adil artinya
meletakkan sesuatu pada tempat yang semestinya. Allah SWT Mahaadil, karena
Dia selalu menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya, sesuai dengan
keadilan-Nya yang Mahasempurna. Tidak ada manusia yang Mahaadil, karena
keadilan manusia itu terbatas dan tidak sempurna. Manusia yang berada dalam
keadaan lupa dan salah, sudah tentu tidak dapat berlaku adil.
v Al-Gaffar
Menurut pengertian bahasa, Al-Gaffar berarti Yang Maha Pengampun. Allah
SWT bernama Al-Gaffar sebab Allah SWT Yang Maha Pengampun, yang
memiliki kebebasan penuh untuk memberikan ampunan dosa kepada hamba yang
dikehendaki-Nya.
Manusia dalam hidupnya didunia ini tidak luput dari dosa. Baik dosa yang
ditimbulkan karena tidak melaksanakan perintah Allah SWT yang wajib, maupun
dosa yang disebabkan karena melanggar larangan-Nya yang haram. Allah SWT
tentu akan mengampuni dosa hamba-Nya, apabila hamba-Nya itu mohon ampun
kepada-Nya dan betul-betul bertobat.
v Al-Hakim
Menurut pengertian bahasa, Al-Hakim berarti yang Mahabijaksana. Allah SWT
bernama Al-Hakim sebab Allah SWT itu Mahabijaksana, tidak ada dzat selain
Allah SWT yang memiliki kebijaksanaan sama dengan-Nya, apalagi melebihi-
Nya.
Bukti-bukti lain bahwa Allah SWT itu Mahabijaksana sangat banyak, baik yang
terdapat dalam diri manusia maupun yang terdapat diluar diri manusia. Apa saja
yang diciptakan Allah SWT yang terdapat dalam diri manusia dan yang terdapat
di luar diri manusia seperti pada hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alam lainnya,
tidak diciptakan dengan sia-sia, tetapi mengandung hikmah dan manfaat yang
besar, khususnya bagi kesejahteraan hidup manusia.
v Al-Malik
Allah SWT bernama Al-Malik yang artinya Maha Merajai. Tidak ada raja yang
memiliki kedudukan dan kekuasaan yang sama dengan Allah SWT, apalagi
melebihi. Allah SWT adalah Tuhan Yang Mahatinggi dan Raja yang sebenarnya,
yang mengatur dan mengendalikan kerajaan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya
sendiri. Allah SWT Maha Merajai seluruh alam, baik alam syahadah (nyata)
maupun alam ghaib (abstrak).
Segala apa yang ada di alam, mau tidak mau harus tunduk kepada kehendak dan
kekuasaan Allah SWT. Bumi, matahari, bulan, dan planet-planet lainnya beredar
pada garis edar masing-masing. Semua itu sesuai dengan kehendak dan kekuasaan
Allah SWT. Manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan yang dahulunya tidak ada,
kemudian ada, dan akhirnya binasa juga sesuai dengan kehendak dan kekuasaan
Allah SWT.
v Al-Hasib
Allah SWT bernama Al-Hasib artinya Maha Menjamin, yakni memberikan
jaminan kecukupan kepada seluruh hamba-Nya. Manusia dalam hidupnya didunia
ini mempunyai banyak kebutuhan, seperti kebutuhan akan makanan , minuman,
pakaian, dan kebutuhan yang lainnya. Allah SWT telah menyediakan semua
kebutuhan tersebut, asal manusia mau berusaha untuk memperolehnya.
Al-Hasib juga bisa berarti Maha Memperhitungkan. Segala amal manusia ketika
didunia, akan dihisab atau diperhitungkan di alam akhirat oleh Allah SWT dengan
seteliti-telitinya dan seadil-adilnya. Manusia yang ketika hidupnya di dunia
beramal kebaikan, sudah tentu di alam akhirat kelak akan memperoleh pahala
kebaikan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Sebaliknya, manusia yang ketika
didunia melakukan keburukan atau berbuat dosa sudah tentu akan mendapat
siksaan sesuai dengan dosanya.

2.4 Perilaku Orang Beriman Sebagai Cermin Keyakinan Akan Sifat-Sifat


Allah
Beriman kepada Allah SWT dapat dilakukan dengan cara meyakini dalam hati,
diucapkan dengan lisan, dan diwujudkan dalam bentuk sikap dan tindakan nyata.
Untuk mewujudkan hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengenali dan
memahami sifat-sifat Allah SWT serta mengamalkannya dalam bentuk tindakan
nyata, antara lain:
1. Melaksanakan segala perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Apalah
artinya meyakini adanya Allah SWT tetapi tidak melaksanakan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya. Hal yang terpenting dari iman adalah mewujudkan dalam
bentuk tindakan nyata.
2. Meneladani sifat-sifat Allah serta menampilkannya dalam perilaku sehari-hari
dalam bentuk ucapan, sikap, maupun tindakan.
Setiap orang beriman yang menghayati sifat-sifat Allah SWT, tentu dalam
kehidupan sehari-hari ia akan senantiasa berusaha agar mampu membiasakan diri
dengan sikap dan berperilaku terpuji yang diridhoi Allah SWT dan menjauhkan
diri dari sikap perilaku tercela yang dimurkai-Nya. Sikap perilaku dimaksud
misalnya: Berusaha selalu berbuat baik dan berkasih sayang, Berusaha menjadi
mukmin yang bertaqwa, Memelihara kesucian diri, Menjaga keselamatan diri dan
orang lain, Menjadi orang yang terpercaya dan dapat memberikan rasa aman
kepada sesama, Berperilaku adil, Berusaha menjadi orang yang pemaaf,
Berperilaku bijaksana, Menjadi pemimpin yang baik, Bermuhasabah ( Introspeksi
diri).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menurut pengertian secara bahasa, kata iman adalah percaya atau membenarkan.
Menurut ilmu tauhid, iman berarti kepercayaan yang diyakini kebenarannya
dalam hati, diikrarkan secara lisan, dan direalisasikan dalam perbuatan.
Menunjukan Tanda-Tanda adanya Allah SWT
1. Meyakinkan hati bahwa Allah itu ada
2. Mengamati dan Memikirkan Ciptaan Allah
3. Menunjukan adanya Allah melalui Dalil Naqli
Beriman kepada Allah SWT dapat dilakukan dengan cara meyakini dalam hati,
diucapkan dengan lisan, dan diwujudkan dalam bentuk sikap dan tindakan nyata.
Untuk mewujudkan hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengenali dan
memahami sifat-sifat Allah SWT serta mengamalkannya dalam bentuk tindakan
nyata, antara lain:
1. Melaksanakan segala perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.
Apalah artinya meyakini adanya Allah SWT tetapi tidak melaksanakan perintah-
Nya dan menjauhi larangan-Nya. Hal yang terpenting dari iman adalah
mewujudkan dalam bentuk tindakan nyata.
2. Meneladani sifat-sifat Allah serta menampilkannya dalam perilaku sehari-
hari dalam bentuk ucapan, sikap, maupun tindakan.
Setiap orang beriman yang menghayati sifat-sifat Allah SWT, tentu dalam
kehidupan sehari-hari ia akan senantiasa berusaha agar mampu membiasakan diri
dengan sikap dan berperilaku terpuji yang diridhoi Allah SWT dan menjauhkan
diri dari sikap perilaku tercela yang dimurkai-Nya.

Anda mungkin juga menyukai