AGAMA
MENGENAL ALLAH
Disusun oleh
1
KATA PENGANTAR
2
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tak kenal maka tak sayang. Pepatah itu tentunya sudah tidak
asing lagi ditelinga kita. Banyak diantara kita yang mengaku sayang
dan cinta kepada Allah tetapi mereka sendiri tidak taat dan
melanggar perintah Allah. Mereka ternyata tidak mengenal Allah
sebenarnya. Sebagai makhluk ciptaan-Nya sudah sepantasnya kita
harus mengenal siapa pencipta kita. Mengenal Allah bukan hanya
sekedar menjalankan sholat, melaksanakan puasa, mengeluarkan
zakat, dan melaksanakan haji. Namun mengenal Allah lebih dari
sekedar itu. Banyak diantara kita yang masih beranggapan cara
mengenal Allah adalah dengan cara berdzikir kepada Allah dan
melaksanakan rukun Islam.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Ibarat manusia jika tidak mengenal tetangga kita, guru atau dosen
kita maka kita tidak akan memperdulikan dia di luar konteks kewajiban kita.
Ketika ditanya tentang hal yang disukainya, kita hanya bisa diam dan
menggelengkan kepala pertanda tak mengerti. Ini adalah bukti bahwa
dengan jalan mengenal, kita akan lebih peduli terhadap sesama.
Begitupun dengan Allah dzat yang menciptakan kita, bagaimana kita
bisa khusyuk beribadah kalau kita tidak mengerti tujuan ibadah kita. Maka
dari itu, mengenal Allah SWT adalah hal yang sangat krusial dalam
pencapaian nilai kesempurnaan kita.
Cara mengenal Allah SWT
Mengenal Allah ada empat cara yaitu mengenal wujud Allah,
mengenal Rububiyah Allah, mengenal Uluhiyah Allah, dan mengenal nama-
nama dan sifat-sifat Allah. Keempat cara ini telah disebutkan Allah dalam
Al-Qur’an dan di dalam As Rububiyah Allah, mengenal Sunnah baik global
maupun terperinci.
Ibnu Qoyyim dlam kitab Al-Fawaid hal 29, mengatakan: “Allah
mengajak hamba-Nya untuk mengenal diri-Nya di dalam Al-Qur’an dengan
dua car yaitu cara pertama, meliht segala perbuatan Allah dan yang kedua,
melihat dan merenungi serta menggali tanda-tanda kebesaran Allah.
Seperti dalam firman-Nya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi dan pergantian siang dan malam terdapat (tanda-tanda kebesaran
Allah) bagi orang-orang yang memiliki akal”. (QS. Ali Imran: 190)
ِإَّن ِفي َخ ْلِقالَّس َم اَو اِتَو اَألْر ِض َو اْخ ِتَالِفالَّلْي ِلَو الَّن َه اِر آلَي اٍتُأِّلْو ِلياألْل َباِب
4
ِإَّالاَّلِذ يَنَت اُبوْاَو َأْص َلُح وْاَو َب َّي ُنوْاَفُأْو َلِئَك َأُتوُب َع َلْي ِه ْم َو َأَن االَّت َّو اُبالَّر ِحيُم
Yaitu beriman bahwa Allah itu ada. Dan adanya Allah telah
diakui oleh fitrah, akal, panca indera manusia, dan ditetapkan pula
oleh syari’at. Ketika seseorang melihat makhluk ciptaan Allah yang
berbeda-beda bentuk, warna, jenis dan sebagainya, akal akan
menyimpulkan adanya semuanya itu tentu ada yang mengadakannya
dan tidak mungkin ada dengan sendirinya. Dan panca indera kita
mengakui adanya Allah di mana kita melihat ada orang yang berdoa,
menyeru Allah dan meminta sesuatu, lalu Allah mengabulkan-Nya.
Adapun tentang pengakuan fitrah telah disebutkan oleh Allah
di dalam Al-Qur’an: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu menurunkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah aku
ini Tuhanmu?’ Mereka menjawab: (Betul Engkau Tuhan Kami)
kami mempersaksikannya (Kami lakukan yang demikian itu) agar
kalian pada hari kiamat tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami
Bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan-
Mu) atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang
tua kami telah mempesekutukan Tuhan sejak dahulu sedangkan
kami ini adalah anak-anak keturunan yang datang setelah mereka”.
(QS. Al-A’raf 172-173)
َو ِإْذ َأَخ َذ َر ُّب َك ِم نَب ِني آَد َم ِمن ُظ ُهوِر ِه ْم ُذ ِّر َّي َت ُهْم َو َأْش َه َد ُهْم َع َلىَأنُفِس ِه ْم َأَلْس َت ِبَر ِّب ُك ْم َقاُلوْاَب َلىَش ِه ْد َن اَأن
َت ُقوُلوْاَي ْو َم اْلِقَياَمِةِإَّن اُكَّن ا َع ْن َه َذ اَغ اِفِليَن
َأْو َت ُقوُلوْاِإَّن َم اَأْش َر َك آَب اُؤ َن اِمن َقْب ُلَو ُكَّن اُذ ِّر َّي ًة ِّمن َب ْع ِدِه ْم َأَفُتْه ِلُك َن اِبَم ا َفَع اَل ْل ُمْب ِط ُلوَن
5
Ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas bahwa fitrah
seseorang mengakui adanya Allah dan juga meunjukkan bahwa
manusia dengan fitrahnya mengenal Rabb-nya. Adapun bukti syariat
kita meyakini bahwa syariat Allah yang dibawa para Rasul
mengandung maslahat bagi para seluruh makhluk.
2. Mengenal Rububiyah Allah
Zumar: 3)
6
َو اَّلِذ يَناَّتَخ ُذ واِم ن اَل ِلَّلِهالِّديُناْلَخاِلُص
ِهUUUUUُدوِنِهَأْو ِلَياءَم اَنْعُبُدُهْم ِإاَّل ِلُيَقِّر ُبوَناِإَلىالَّلِهُز ْلَفىِإَّناَهَّلل َيْح ُك ُمَبْيَنُهْمِفي َم ا ُهْمِفي
َيْخ َتِلُفوَنِإَّناَهَّلل اَل َيْهِد يَم ْن ُهَو َك اِذ ٌبَك َّفاٌر
7
menimpanya. Ia begitu berharap dan takut jika tidak terpenuhi
keinginannya. Ia pun mempersembahkan sesembelihan dan
bernadzar, berjanji akan ber i’tikaf di tempat tersebut jika terlepas
dari musibah seperti keluar dari lilitan hutang.
َو ِلّلِه اَألْس َم اءاْلُح ْس َن ىَفاْد ُعوُه ِبَه اَو َذ ُر وْااَّلِذ يَن ُيْلِح ُد وَن ِفيَأْس َمآِئِه َس ُيْج َز ْو َن َم ا َك اُنوْاَي ْع َم ُلوَن
“Dan Allah memiliki permisalan yang tinggi” (QS. An Nahl:
60)
ِلَّلِذ يَنَالُيْؤ ِم ُنوَن ِباآلِخَر ِةَم َثاُل لَّسْو ِءَو ِلّلِه اْلَم َثاُل َألْع َلَىَو ُه َو اْل َع ِز يُز اْلَح ِكي
ُم
Dalam hal ini, kita harus berfirman kepada nama-nam dan
sifat-sifat Allah sesuai apa yang di inginkan Allah dan Rasulnya dan
tidak menyelewengkan sedikitpun. Ketika berbicara tentang sifat-
sifat dan nama-nama Allah yang menyimpang dari yang diinginkan
Allah dan Rasul-Nya, maka kita telah berbicara tentang Allah tanpa
dasar ilmu. Tentu yang demikian itu diharamkan dan dibenci agama.
8
Banyak sekali manusia sekarang ini yang tidak memiliki
ketenangan hati did alam kehidupannya. Jika punya harta yang
banyak, hatinya tak pernah tenang. Ia tidak menyadari bahwa semua
yang dimilikinya itu hanyalah titipan Allah SWT.
Ketidaktenangannya itu membuatnya seakan memiliki segalanya.
Allah SWT berfirman dalam surat Ar-ra’du ayat 28: “(yaitu) orang-
orang beriman dan tenteram hatinya dengan mengingat Allah.
Ingatlah, (bahwa) dengan mengingat Allah itu, tenteramlah segala
hati.”Secara jelas Allah SWT menjamin bahwa dengan mengingat
Allah, hati menjadi tenteram. Terlebih bagi orang yang
Keberkahan Allah
Hidup mulia
9
yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. Sangatlah lebih
imbalan yang diberikan Allah kepada kita semua. Allah Maha
Pemurah dan Maha Penyayang kepada hamba-hamba yang taat
kepada-Nya
Kenikmatan surga
Keridhoan Allah
10
dengan ketakutan itu, kita akan mendapatkan balasan yang amat
berlipat-lipat.
Rasa merdeka
Seorang yang mengenal Allah SWT (Ma'rifatullah) pasti akan tahu tujuan
hidupnya, tujuan mengapa ia diciptakan dan untuk apa ia berada di atas
dunia ini. Oleh sebab itu ia tidak akan tertipu oleb kemilaunya dunia, tidak
akan terpedaya oleh harta benda dunia.Mengenal Allah Pentingnya
Mengenal Allah:
1. Mengetahui Tujuan Hidupnya Seorang yang mengenal Allah SWT
(Ma'rifatullah) pasti akan tahu tujuan hidupnya,tujuan mengapa ia
diciptakan dan untuk apa ia berada di atas dunia ini. Oleh sebab itu ia tidak
akan tertipu oleh kemilaunya dunia, tidak akan terpedaya oleh harta benda
dunia.Sebaliknya, seseorang yang tidak mengenai Allah, tentu ia akan
terpedaya dan terpukau oleh indahnya dunia seperti diterangkan dalam
firman Allah:
11
Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul
dari golongan kamu sendiri, yangmenyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku
dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini
Mereka berkata:"Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan
dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka
sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. (QS. 6:130) Pada
gilirannya orang itu menghabiskan umurnya untuk mencari dunia,
menikmatinya bak binatang (QS. 47:12).
. Merasakan Keluasan Hidup
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
www.buku_agama.com
www.mengenal allah.com
14
15