Dosen pembimbing:
AHMAD MAHDI
Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.
(121411009)
(121411012)
YUTHFI MAWADDAH
(121411030)
FULATUL ANIFAH
(121411033)
Kelas: IF 14 A
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDIN GRESIK
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayah serta inayahnya
kepada kami, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini yang berjudul :
Akhlak Seorang Muslim Terhadap Allah dan Rasulullah SAW.
Sholawat serta salam tak lupa kami ucapkan kepada nabi Muhammad saw yang telah
membimbing dan mengarahkan kami untuk mengetahui kebesaran agama islam yang mulia.
Sesuai dengan tugas kami, disusunnya makalah ini untuk memenuhi tugas Akhlaq dan
dakwah.
Maka dari itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang
bersangkutan. Diantaranya yaitu :
1. Bapak Ahmad Mahdiselaku dosen pembimbing kami.
2. Segenap keluarga terutama Orang Tua kami yang telah membantu, baik berupa material,
spiritual serta doa yang diberikan kepada kami.
3. Teman-teman saya yang senantiasa membantu serta mendorong kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
Demikian atas makalah yang kami buat, mohon maaf bila ada kejanggalan kata yang
kurang berkenan dihati, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum War. Wab.
Bungah, 05 April 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan masalah 4
1.3 Tujuan
5
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Menghadirkan Tauhidullah dalam kehidupan sehari-hari
6
2.2 Mengenal, mencintai, dan berdo'a kepada Allah 8
2.3 Melaksanakan Sunnah Rasul sebagai sarana mendapatkan Syafaatnya
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
24
24
DAFTAR PUSTAKA
25
17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Setiap muslim meyakini, bahwa Allah SWT adalah sember dari segala sumberdalam
kehidupannya. Allah SWT adalah pencipta dirinya, pencipta jagad raya dengan segala
isinya, Allah SWT adalah pengatur alam semesta yang demikian luasnya. Allah SWT
adalah pemberi hidayah dan pedoman hidup dalam kehidupan manusia dan lain
sebagainya. Sehingga manakala hal seperti ini mengakar dalam diri setiap muslim maka
akan terimplementasikan dalam realita bahwa Allah SWT lah yang pertama kaliharus
dijadikan prioritas dalam berakhlak.
Jika diperhatikan, akhlak kepada Allah SWT ini merupakan pondasi atau dasar dalam
berakhlak kepada siapapun yang ada di muka bumi ini. Jika seseorang tidak memiliki
akhlak positif terhadap Allah SWT, maka ia tidak akan memiliki akhlah positif terhadap
siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika ia memiliki akhlak yang karimah terhadap Allah
SWT, maka ini merupakan pintu gerbang untuk menuju kesempurnaan akhlak terhadap
orang lain.
Selain berakhlak kepada Allah SWT, kita juga sebagai umat muslim harus
mempunyai akhlak kepada Nabi SAW. Karena Nabi Muhammad SAW lah, satu-satunya
manusia terhebat di dunia ini. Yang telah membawa banyak perubahan bagi dunia yang
fana ini, dan beliaulah cahaya yang menerangi bumi yang dulu kala gelap gulita. Yang
sering dijuluki kekasih Allah SWT. Karena perilakunya beliau pula lah, yang sangat patut
untuk di contoh, ditiru dan di amalkan kesehariannya oleh kita para umatnya.
1.2Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara menghadirkan Tauhidullah dalam kehidupan sehari-hari?
b. Bagaimana cara mengenal, mencintai, dan berdo'a kepada Allah?
c. Bagaiman cara melaksanakan Sunnah Rasul sebagai sarana mendapatkan Syafaatnya ?
1.3Tujuan Masalah
a. Menjelaskan cara menghadirkan Tauhidullah dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menjelaskan cara mengenal, mencintai, dan berdo'a kepada Allah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Menghadirkan Tauhidullah dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Al-Quran, tuhan adalah Allah, dia hanya satu, satu dalam segala hal. Itulah
sikap tauhid (mengesakan tuhan). Selanjutnya tauhid dibagi menjadi 3, yakni tauhid
Rubbubiyah, Mulkiyah dan Uluhiyah. Sikap tauhid ini merupakan fondasi beragama dan
menjadi dasar nilai dalam semua aktivitas manusia.
Secara istilah Tuhan adalah segala sesuatu yang paling dicintai. Apabila sesorang
lebih mencintai mobil barunya daripada segalanya maka mobil itu menjadi tuhan
baginya.Dengan demikian ada orang yang menuhankan harta, tahta, wanita, dll. Pendek
kata banyak manusia yang telah menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan. Allah
menegaskan : Maka pernahkah kamu melihat orang-orang yang menjadikan hawa
nafsunya menjadi tuhannya ? (QS. 45:23).
a. Tauhid Rubbubiyah
Yaitu meyakini bahwa Allah sebagai satu-satunya Rabb (pencipta dan
pengatur) manusia. Allah-lah yang paling mengetahui karakter manusia dan cara
mengatur manusia. Manusia wajib meyakini bahwa hanya Allah dengan Al-quranNyalah yang pantas mengatur hidup manusia. Oleh karena itu, manusia harus
memiliki Al-Quran sebagai buku panduan hidupnya. Memilih dan menaati aturan
selain Al-Quran, atau aturan yang bertentangan dengan Al-Quran, termasuk syirik
rubbubiyah. Selain itu, yang termasuk syirik rubbubiyah adalah meyakini ada
aturan yang lebih baik daripada aturan Allah, memilih dan menaati peraturan hasil
karya manusia yang bertentangan dengan aturan Allah, meminta-minta secara ghaib
kepada selain Allah, dan meyakini adanya makhluk yang mengetahui hal-hal ghaib
mutlak (apa yang akan terjadi esok selain Allah ).
b. Tauhid Mulkiyyah
Yaitu meyakini bahwa hanya Allah-lah satu-satunya raja (malik) bagi
manusia. Allah menegaskan: Maha suci Allahyang ditangan-Nyalah segala
kerajaan dan dia Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS 67:1). Karena Allah adalah
raja maka Allah-lah yang harus paling ditaati, paling dicintai, dan paling ditakuti.
Apabila manusia lebih menaati makhluk daripada Allah, maka ia telah melakukan
syirik mulkiyyah. Selian itu termasuk syirik mulkiyyah apabila lebih takut kepada
makhluk dari pada kepada Allah, lebih mencintai makhluk daripada mencintai
Allah, dan menjadikan makhluk sebagai tempat bergantung dalam soal nasib.
c. Tauhid Uluhiyah
Yaitu meyakini bahwa hanya Allah satu-satunya tuhan yang wajib
disembah. Manusia hanya mengabdi kepada Allah, melakukan segala sesuatu
semata-mata dengan niat beribadah kepada Allah. Apabila mengabdi kepada selain
Allah itu adalah syirik uluhiyah. Selain itu, yang termasuk syirik uluhiyah yaitu
beribadah karena motivasi pujian manusia atau motif-motif duniawi, melakukan
aktifitas sehari-hari bukan karena Allah, dan melakukan penyembelihan hewan
untuk mengabdi kepada selain Allah.
Ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas bahwa fitrah seseorang
mengakui adanya Allah dan juga menunjukkan, bahwa manusia dengan fitrahnya
mengenal Rabbnya. Adapun bukti syariat, kita menyakini bahwa syariat Allah
yang dibawa para Rasul yang mengandung maslahat bagi seluruh makhluk,
menunjukkan bahwa syariat itu datang dari sisi Dzat yang Maha Bijaksana. (Lihat
Syarah Aqidah Al Wasithiyyah Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin hal 4145)
2. Mengenal Rububiyah Allah
Rububiyah Allah adalah mengesakan Allah dalam tiga perkara yaitu
penciptaan-Nya, kekuasaan-Nya, dan pengaturan-Nya. Maknanya, menyakini
bahwa Allah adalah Dzat yang menciptakan, menghidupkan, mematikan, memberi
rizki, mendatangkan segala manfaat dan menolak segala mudharat. Dzat yang
mengawasi, mengatur, penguasa, pemilik hukum dan selainnya dari segala sesuatu
yang menunjukkan kekuasaan tunggal bagi Allah.
Allah mengatakan: Katakanlah! Dialah Allah yang Maha Esa. Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya sgala sesuatu. Dia tidak beranak dan
tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya. (QS. Al
Ikhlash: 1-4)
Maka ketika seseorang meyakini bahwa selain Allah ada yang memiliki
kemampuan untuk melakukan seperti di atas, berarti orang tersebut telah
mendzalimi Allah dan menyekutukan-Nya dengan selain-Nya.
Dalam masalah rububiyah Allah sebagian orang kafir jahiliyah tidak
mengingkarinya sedikitpun dan mereka meyakini bahwa yang mampu melakukan
demikian hanyalah Allah semata. Mereka tidak menyakini bahwa apa yang selama
ini mereka sembah dan agungkan mampu melakukan hal yang demikian itu. Lalu
apa tujuan mereka menyembah Tuhan yang banyak itu? Apakah mereka tidak
mengetahui jikalau tuhan-tuhan mereka itu tidak bisa berbuat apa-apa? Dan apa
yang mereka inginkan dari sesembahan itu?
Allah telah menceritakan di dalam Al Quran bahwa mereka memiliki dua
tujuan. Pertama, mendekatkan diri mereka kepada Allah dengan sedekat-dekatnya
sebagaimana firman Allah:
Allah.
Allah berfirman:
Dan sembahlah Allah dan jangan kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu
apapun (QS. An Nisa: 36)
Allah berfirman:
Hai sekalian manusia sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan
orang-orang
sebelum
kalian,
agar
kalian
menjadi
orang-orang
yang
dengan
apa
yang
dimaukan
Allah
dan
Rasul-Nya
dan
tidak
2. Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita asalkan kita mau bersabar dan
tawakal (Ditunda)
a. Ditunda dan dikabulkan di Dunia
b. Ditunda dan diabulkan di Akhirat
3. Allah akan memberikan kita sesuatu yang lebih baik dari do'a kita (Diganti Dengan
Yang Lain).
Tidak seorangpun yang berdoa, kecuali akan dikabulkan. Pengabulannya itu bisa
segera didunia ini, dan bisa juga ditangguhkan di akhirat kelak, atau bisa juga
digantikan dengan pengampunan dosa sesuai dengan kadar doanya itu, dengan
syarat ia tidak berdoa untuk sebuah perbuatan dosa, atau memutus tali silaturahim,
atau istijal (menuntut segera terkabul). Para sahabat bertanya, Wahai Rasulullah,
apa yang dimaksud dengan istijal itu? Beliau menjawab, Seseorang yang
berkata, Aku telah berdoa kepada Robku, namun belum juga dikabulkan (HR.
Ath-Thirmidzi).
Syarat Dan Adab Agar Do'a Kita Diijabah.
1. Mencari Yang Halal. Diriwayatkan oleh Hafizh bin Mardawaih dari Ibnu Abbas,
katanya: "Saya membaca ayat ini di hadapan Nabi saw .....
; Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik ... (Q.S. AlBaqarah:168), Tiba-tiba berdirilah Sa'ad bin Abi Waqash, lalu katanya: "Ya
Rasulullah! Tolong Anda doakan kepada Allah agar saya dijadikan orang yang
selalu dikabulkan doanya!" Ujar Nabi: "Hai Sa'ad! Jagalah soal makananmu, tentu
engkau akan menjadi orang yang makbul doanya! Demi Allah yang nyawa
Muhammad berada dalam genggaman-Nya! Jika seorang laki-laki memasukkan
sesuap makanan yang haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima doanya
selama empat puluh hari. Dan siapa juga hamba yang dagingnya tumbuh dari
makanan haram atau riba, maka neraka lebiih layak untuk melayaninya!"
2. Menghadap Kiblat jika dapat. Nabi saw. pergi keluar buat shalat istisqa' - minta
hujan - Maka beliau berdoa dan memohonkan turunnya hujan sambil menghadap
kiblat.
3. Memperhatikan saat-saat yang tepat dan suasana utama. Seperti pada hari
Arafah, bulan Ramadhan, hari Jum'at, sepertiga terakhir dari malam hari, waktu
sahur, ketika sedang sujud, ketika turun hujan, antara adzan dan iqamat, saat
mulai pertempuran, ketika dalam ketakuatan atau sedang ber-iba hati. Dari Abu
kamu seru itu ialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat, dan tempat kamu
memohon itu lebih dekat lagi kepada salah seorangmu dari leher kendaraannya! Hai
Abdullah bin Qeis! Maukah kamu kutunjuki sebuah kalimat yang merupakan salah
satu perbendaharaan surga? Yaitu: 'Laa haula walaa Quwwata illaabillaah'."
7. Do'anya tidak mengandung dosa atau memutus tali silaturahim. Berdasarkan
hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Abu Sa'id Khudri bahwa Nabi saw.
bersabda: "Tidak seorang Muslim pun yang berdoa kepada Allah sedang doanya itu
tidak mengandung dosa atau bermaksud hendak memutuskan silaturahim, kecuali
akan diberi Allah salah satu diantar tiga perkara: Pertama akan dikabulkan-Nya doa
itu dengan segera. Kedua adakalanya
11. Menghindari yang tak baik terhadap diri, keluarga dan harta benda sendiri.
Dari Jabir, bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Janganlah kamu berdoa buruk
terhadap dirimu, begitupun terhadap anak-anakmu, terhadap pelayan-pelayanmu
dan harta bendamu! jangan sampai nanti doamu itu bertepatan dengan suara saat
dimana Allah bisa memenuhi permohonan, hingga doa burukmu itu akan benarbenar terkabul!"
12. Mengulangi doa sampai tiga kali. Diterima dari Abdullah bin Mas'ud: "Bahwa
Rasulullah saw. senang sekali berdoa dan istighfar tiga kali." (Riwayat Abu Daud).
13. Mulai berdo'a untuk diri pribadi, baru mendoakan orang lain. Firman Allah
Ta'ala:
: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah
kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami.(Q.S.AlHasyr:10). Juga diriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab, katanya: "Bila Rasulullah saw.
teringat akan seseorang lalu mendoakannya maka lebih dulu dimulainya dengan
dirinya sendiri!" (Riwayat Turmudzi dengan sanad yang sah).
14. Menyapu muka dengan kedua belah telapak tangan setelah berdoa. Mengenai
ini ada riwayat yang diterima dari berbagai jalan, tetapi semuanya lemah. Hanya
Hafizh mengisyaratkan bahwa keseluruhannya itu dapat meningkatkan hadits
tersebut ke derajat hadits hasan.
2.3 Melaksanakan Sunnah Rasul sebagai sarana mendapatkan Syafaatnya.
1. Mendahulukan Kaki Kanan Saat Memakai Sandal Dan Kaki Kiri Saat
Melepasnya
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda, Jika kalian memakai sandal maka
dahulukanlah kaki kanan, dan jika melepaskannya, maka dahulukanlah kaki kiri. Jika
memakainya maka hendaklah memakai keduanya atau tidak memakaikeduanya sama
sekali. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2. Menjaga Dan Memelihara Wudhu
Diriwayatkan dari Tsauban Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam bersabda,Istiqamahlah (konsistenlah) kalian semua (dalam
menjalankan perintah Allah) dan kalian tidak akan pernah dapat menghitung pahala
yang akan Allah berikan. Ketahuilah bahwa sebaik-baik perbuatan adalah shalat, dan
tidak ada yang selalu memelihara wudhunya kecuali seorang mukmin. (HR. Ahmad
dan Ibnu Majah)
Ya Allah, Aku pasrahkan jiwa ragaku kepada-Mu, aku serahkan semua urusanku
kepada-Mu, aku lindungkan punggungku kepada-Mu, karena cinta sekaligus takut
kepada-Mu, tiada tempat berlindung mencari keselamatan dari (murka)-Mu kecuali
kepada-Mu, aku beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dan dengan nabi yang
Engkau utus. Jika engkau meninggal, maka engkau meninggal dalam keadaan fitrah.
Dan usahakanlah doa ini sebagai akhir perkataanmu. (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
dia tidak mengetahui apa yang akan terjadi di atas kasurnya. Jika dia hendak
merebahkan tubuhnya, maka hendaknya dia mengambil posisi tidur miring ke kanan
dan membaca, Maha Suci Engkau, ya Allah, Rabbku, dengan-Mu aku merebahkan
tubuhku, dan dengan-Mu pula aku mengangkatnya. Jika Engkau menahan nyawaku,
maka ampunkanlah ia, dan jika Engkau melepasnya, maka lindungilah ia dengan
perlindungan-Mu kepada hamba-hamba-Mu yang shalih. (HR. Muslim)
14. Meruqyah Diri Dan Keluarga
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa ia berkata, Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa meruqyah dirinya dengan doa-doa
perlindungan ketika sakit, yaitu pada sakit yang menyebabkan wafatnya beliau. Saat
beliau kritis, akulah yang meruqyah beliau dengan doa tersebut, lalu aku mengusapkan
tangannya ke anggota tubuhnya sendiri, karena tangan itu penuh berkah. (HR. AlBukhari)
15. Berdoa Saat Memakai Pakaian Baru
Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu Anhu ia berkata,
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam jika mengenakan pakaian baru, maka beliau
menamai pakaian itu dengan namanya, baik itu baju, surban, selendang ataupun jubah,
kemudian beliau membaca, Ya Allah, hanya milik-Mu semua pujian itu, Engkau telah
memberiku pakaian, maka aku mohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan
tujuannya dibuat, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan
tujuannya dibuat. (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
16. Mengucapkan Salam Kepada Semua Orang Islam Termasuk Anak Kecil
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru Radhiyallahu Anhu, ia menceritakan,
Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Apa ciri
keislaman seseorang yang paling baik?Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
menjawab, Kamu memberikan makanan (kepada orang yang membutuhkan) dan
mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu
kenal. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu Anhu bahwa ia menuturkan, Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan melewati kumpulan anak-anak, lalu beliau
mengucapkan salam kepada mereka semua.(HR. Muslim)
sunnah dengan syarat-syarat tertentu dan ada pula yang mengatakan bahwa zikir
berjamaah adalah perbuatan bidah.
20. Membuat Pembatas Saat Sedang Shalat Fardhu Atau Shalat Sunnah
Diriwayatkan dari Abu Said al-Kudri Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda, Ketika kalian hendak shalat, maka buatlah
pembatas di depannya dan majulah sedikit, dan janganlah membiarkan seseorang
lewat di depannya. Jika ada orang yang sengaja lewat di depannya, maka hendaknya
dia menghalanginya karena orang itu adalah setan. (HR. Abu dawud dan Ibnu
Majah)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma, ia berkata,
Rasulullah menancapkan tombak di depannya, lalu shalat di belakang tongkat itu.
(HR. Al-Bukhari)
Sunnah ini sering diabaikan, terutama saat melakukan shalat sunnah.
Wahai saudaraku! Jadilah seperti orang yang diungkapkan oleh Abdurrahman bin
Mahdi, Aku mendengar Sufyan berkata, Tiada satu hadits pun yang sampai kepadaku
kecuali aku mengamalkannya meskipun hanya sekali.
Muslim bin Yasar mengatakan, Aku pernah melakukan shalat dengan memakai
sandal padahal shalat tanpa sandal sangat mudah dilakukan. Aku melakukan itu hanya
ingin menjalankan sunnah RasulShallallahu Alaihi wa Sallam.
Ibnu Rajab menuturkan, Orang yang beramal sesuai ajaran Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam,meskipun amal itu sangat kecil, maka itu akan lebih baik
daripada orang yang beramal tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam meskipun dia sangat bersungguh-sungguh.
Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang mengikuti sunnah rasul-Mu dan
mengikuti jejaknya. Ya Allah, kumpulkanlah kami dan kedua orang tua kami
bersamanya di surga wahai Tuhan Yang Maha Pengasih.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Dalam Al-Quran, tuhan adalah Allah, dia hanya satu, satu dalam segala hal. Itulah
sikap tauhid (mengesakan tuhan). Selanjutnya tauhid dibagi menjadi 3, yakni tauhid
Rubbubiyah, Mulkiyah dan Uluhiyah. Sikap tauhid ini merupakan fondasi beragama dan
menjadi dasar nilai dalam semua aktivitas manusia.
3.2Penutup
Sebaiknya pembaca terus mencari berbagai informasi dari berbagai sumber tentang
materi ini untuk menambah pengetahuan. Dan diharapkan kepada para mahasiswa agar
dapat memilah dan selalu mencari suatu hal yang baru, jangan terpaku pada satu
pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA