Anda di halaman 1dari 4

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : aqidah Akhlak


B. Kegiatan Belajar : KB 1
C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Konsep (Beberapa istilah 1. Nama nama sifat Allah menunjukan tanda-tanda
dan definisi) di KB
kekuasaan Allah yang wajib diiman oleh seorang
hambanya yang beriman. Kata “Asma’” adalah berasal
dari kata ismun yang dalam bentuk mufrod bermakna
“Nama”. Sedangkan “asma” adalak bentuk kalimat
jama’ dari “ismum” yang berarti nama-nama. Kata jama’
tersebut dapat dideskripsikan sebagai sifat Allah yang
menunjukkan banyaknya kekuasaan Allah berdasarkan
fungsi-fungsi yang dapat dirasakan oleh hamba-
hambanya yang beriman.

2. Ulama ahli telah membahas asal usul kata Allah.


Pembahasan ini terkait tinjauan bahasa kata Allah,
BUKAN membahas asal Dzat Allah – semoga tidak
rancu –.

Pendapat pertama, bahwa kata Allah [‫ ]هللا‬adalah


kata murtajal atau kata jamid (kata yang tidak
memiliki kata asal). Seperti kata sungai atau kata
jalan. Kita tidak mengatakan, kata sungai berasal dari
kata sung atau ngai. Berbeda dengan kata ‘perbuatan’
yang ini berasal dari kata dasar ‘buat’ atau kata
kekuasaan, yang ini berasal dari kata kuasa.

Karena kata ‘Allah’ tidak memiliki asal-usul, maka


tidak perlu dicari kata dasarnya dan tidak boleh
dihilangkan alif dan lam yang ada di depan kata Allah
[‫]هللا‬.

kata Allah adalah kata musytaq (kata turunan yang


memiliki kata dasar).

Pendapat ini berdalil dengan firman Allah,

ِ ْ‫ت َوفِي اَأْلر‬


‫ض‬ ِ ‫َوهُ َو هَّللا ُ فِي ال َّس َم َوا‬

“Dialah ‘Allah’ di langit dan di bumi..” (QS. al-An’am:


3)

Ayat ini menegaskan bahwa kata ‘Allah’ adalah kata


sifat bagi Sang Pencipta. Agar ayat di atas bisa
dipahami dengan baik, kata ‘Allah’ harus ditarik pada
asal katanya, yaitu al-Ilah (Sang Tuhan yang
disembah).

Sehingga bisa kita terjemahkan, “Dialah Sang Tuhan


yang disembah di langit dan di bumi.”

Jika kita pahami bahwa kata ini tidak memiliki kata


asal, terjemahnya akan menjadi rancu,

“Dialah ‘Allah’ di langit dan di bumi..” Padahal Allah


tidak berada di bumi.

Ibnul Qayyim mengatakan,

‫ كما هو قول سيبويه وجمهور‬،‫ولهذا كان القول الصحيح أن هللا أصله اإلله‬
‫ وأن اسم هللا تعالى هو الجامع لجميع معاني األسماء‬،‫ إال َمن شذ منهم‬،‫أصحابه‬
‫ والصفات العلى‬،‫الحسنى‬

Karena itulah, pendapat yang benar bahwa kata Allah


berasal dari kata al-Ilah (Sang Tuhan yang
disembah), yang ini merupakan pendapat Sibawaih
dan mayoritas pengikutnya, kecuali sebagian kecil
yang tidak sepakat dengannya. Dan bahwa nama
Allah Ta’ala adalah nama yang menggabungkan
semua makna dari asmaul husna dan sifat-sifat-Nya
yang mulia. (Bada’i al-Fawaid, 2/473).

Jika kita memahami kata Allah adalah kata turunan,


lalu apa asal usul dari kata Allah?

Ulama ahli bahasa berbeda pendapat dalam masalah


ini.

kata Allah berasal dari kata al-Ilaah (‫ )اِإللَـه‬yang itu


merupakan turunan dari kata Aliha – Ya’lahu [‫]َألِـ َه – يَـْألَـ ُه‬

yang artinya menyembah atau beribadah.

3. Kata tuhan adalah merupakan ekspresi yang paling


tinggi terhadap apa yang diyakini oleh seorang
hamba atas apa yang menjadi dorongan dari pada
naluri manusia atau apa yang disebut dengan Gorijah
attadayyun (dorongan naluri beragama).

4. Kata “ilahun” adalah kalimat penegasan yang


diperkuat oleh unsur kewahyuan berdasarkan Al
Quran yang bermakna kepadaNya. Kalimat ini
memiliki makna penghambaan manusia terhadap
sesuatu yang dianggap sacral dan permanen yang
dianggap objek semua tujuan dan harapan yang ingin
dicapai.

5. Kalimat Allah dalam tradisi bangsa Arab adalah


sesuatu yang dikhususkan karena berkenaan dengan
proses pengagungan, pengkultusan, serta
penyerahan diri atas segala sesuatu seorang hamba
sebagai indikator bahwa sifat isaniah memiliki
kelemahan, keterbatasan dan selalu adanya
kebergantungan.

6. Allah SWT adalah titik focus seorang hamba dalam


menggantungkan dirinya dengan segala keterbatasan
dan kelemahan dirinya dalam menjalani prosesi
kehidupan sebagai bentuk dorongan naluri beragama.
Dengan sifat-sifat Allah yang dimunculkan adalah
gambaran bahwa manusia akan selalu memiliki
kebutuhan dari sifat Allah yang Allah kabarkan,
seperti halnya arrazaq adalah salah satu sifat Allah
yang berkenaan dengan rizki. Rizki dipandang
sebuah kebutuhan yang tidak mungkin terlepas dari
manusia, dialah energi yang menggerakan manusia
dalam melakukan seluruh rangkaian aktivitas
kehidupannya.

1. Al asma
2. Kata dasar tetang kalimat ‘Allah”
3. Despkripsi etimologi “Arrahman”
Daftar materi pada KB
2 4. Konsep mukjizat
yang sulit dipahami
5. Makna mukjizat dalam konteks terminologi
6. Pengertian sihir secara etimologi

Daftar materi yang sering 1. Konsep dasar tentang mukjizat


3 mengalami miskonsepsi 2. Konsep tentang karomah
dalam pembelajaran 3. Konsep tenrtang terminology sihir

Anda mungkin juga menyukai