MAKA
Tauhid Asma’ wa Shifat
LAH
Disusun oleh :
Hendrawan Akbar ALfarizi,-
Bagas Aji Prasetyo,-
Kata Pengantar..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang ........................................................................................
Rumusan masalah ...................................................................................
Tujuan penelitian ....................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian tauhid Asma’ Wa Shifat .......................................................
Kaedah-kaedah penting dalam memahami nama dan sifat Allah ..........
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................
Saran .......................................................................................................
Tauhid Asma’ wa Shifat
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-NYA tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada Nabi kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafaatnya di akhirat nanti
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
dan masih terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya, maka dari itu
penulis meminta maaf jika terdapat kesalahan di dalam penulisan makalah
1. Latar Belakang
Akar kata dari tauhid asma; wa shifat merupakan turunan dari kata
asma’yang diambil dari kata Asmaul husna yang berarti nama-nama yang
baik, Asmaul husna merupakan gelar atau nama untuk Allah SWT yang
memberikan kemulian bagi ALLAH SWT. dan tauhid asma’ wa shifat
merupakan salahsatu macam tauhid dari sekian banyaknya macam tauhid.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan dia (Allah), dan Dia-lah
yang maha mendengar lagi maha melihat” Qs. Asy-syuura 11
1. Tahrif
2. Ta’thil
Contohnya:
Penolakan terhadap Allah atas kesempurnaan sifat-Nya yang suci,
dengan cara meniadakan Asma’ dan Sifat-sifat-NYA atau sebagain
dari-NYA. Sebagaimana yang dilakukan para penganut paham
jahmiyah dan mu’tazilah.
Meninggalkan muamalah dengan-Nya, yaitu dengan cara meninggalkan
ibadah kepada-Nya, baiksecara total maupun sebagian, atau dengan
cara beribadah kepada selain-Nya di samping beribadah kepada-Nya.
Tauhid Asma’ wa Shifat
3. Tamtsil
Pertama;
Menyerupakan mahluk dengan pencipta. Contohnya orang nashrani yang
menyerupakan Al-masih putra maryam dengan Allah, Dan orang Yahudi
menyamakan uzair dengan Allah pula.
Kedua;
Menyerupakan pencipta dengan mahluk. Contohnya adalah orang-orang
yang mengatakan bahwa Allah mempunyai pendengaran sebagaimana yang
dimiliki oleh mahluknya, dan Allah mempunyai tangan sebagaimana yang
dimiliki oleh mahluknya.
Syaikh Abdul Aziz bin Baz Hafizzahullah berkata: “ada tasybih jenis
ketiga, yang menyamakan pencipta dengan ma’dumat (Sesuatu yang tidak
ada), tidak sempurna dan benda-benda mati. Ini merupakan paham orang-
orang yang menganut paham jahiyah dan mu’tazilah.
1) Kaedah Pertama;
Sikap yang wajib kita lakukan terhadap nash-nash Al-quran dan Hadist
yang berbicara tentang Asma’ wa Sifat Allah.
2) Kedua
Otrang-orang yang memahami makna Asma’ wa sifat Allah yang
mengarah kepada tamtsil(menyerupakan pencipta dengan mahluk-
NYA).
3) Ketiga
Orang-orang yang memhami nash-nash Asma’ dan sifat Allah
dengan bentuk tamtsil, pemahaman ini mendorong mereka untuk
melakukan penolakan / tathil.
Tauhid Asma’ wa Shifat
2) Kaedah kedua;
Ketentuan yang berkaitan dengan Asma Allah SWT.
Adapun nama yang disembuyikan Allah maka tidak ada satupun yang dapat
mengetahuinya, begitu pula nama yang diajarkan salah satu diantara
mahluknya, bisa jadi yang lain tidak mengetahuinya. Inilah pemahaman
jumhur ulama’, bahwa nama Allah tidak dibatasi jumlah bilangan tertentu.
Tauhid Asma’ wa Shifat
3) Kaedah ketiga;
Kaedah tentang sifat-sifat Allah SWT
2. Salbiyah
Sifat yang ditiadakan Allah pada diri-NYA, dan ditiadakan
oleh rasul.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari yang telah diuraikan tersebut, bisa kita ambil kesimpulan
bahwa Asma dan sifat Allah menunjukkan makna hakiki dan pasti.
Dan kita harus mengimaniya walapun kita sendiri tidak tahu bentuk,
keadaan dari sifat tersebut.
“ Dan hanya milik Allahlah Nama-nama yang baik (Asmaul Husna)
maka berdoalah dengan menyebut asmaul husna itu, dan tinggalkan
orang-orang yang menyalahartikan Nama-nama-NYA. Mereka kelak
akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah dikerjakan” (Al-
A’raf :180)
Tauhid Asma’ wa Shifat
Saran
Semoga setelah memahami dan mempelajari pembahasan ini kita
dapat mengambil hikmah dari ajaran tauhid Asma wa sifat tentang
berbagai macam golongan-golongan dalam memahami tauhid
Asma’ wa sifat dan memahami pembagian nama-nama dan sifat
Allah.