Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“PEMBAGIAN TAUHID, MAKNA SYAHADATAIN, DAN


PEMBATALAN SYAHADAT”

Oleh :

Kelompok 1

1.Fajar Syamsi (105401108320)


2. Muhajir (105401112420)
3. Kastin Cipto Kalsum Muhammad (105401112920)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyusun makalah
dan dapat menyelesaikan makalah yang Berjudul “Pembagian Tauhid, Makna
Syahadatain, Dan Pembatalan Syahadat”.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada


berbagai pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat tersusun, baik
secara materil maupun moril.

Penulis menyadari dengan penuh kerendahan hati, bahwa makalah ini jauh
dari kesempurnaan, maka dari itu penulis memohon maaf bila ada kata-kata yang
kurang pantas dalam penulisan makalah ini.

Makassar, 1 November 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................i

Daftar isi...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................
C. Tujuan makalah.........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqidah/Tauhid.........................................................................
B. Pembagian Tauhid.....................................................................................
C. Kalimat Syahadat.......................................................................................
D. Makna dan Fungsi dua kalimat Syahadat..................................................
E. Yang membatalkan Syahadat....................................................................
BAB III PENUTUP

A. Simpulan....................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dua kalimat syahadat (Asyhadu alaa ilaha illallah wa asyhadu anna
Muhammadar Rasulullah) merupakan rukun Islam yang pertama yang
diatasnya didirikan amalan dan tidak diterima suatu amal tanpa keduanya.
Syahadat adalah penyaksian terhadap Allah dan Nabi Muhammad sebagai
Rasulullah.Kalimat syahadat sudah begitu populer di kalangan umat Islam,
karena syarat keislaman seseorang adalah wajib mengucapkan 2 kalimat
syahadat.
Di kalangan masyarakat awam 2 kalimat syahadat ini tidak bermakna
sama sekali. Mereka merasa telah beragama Islam jika telah mengucapkan 2
kalimat syahadat yang tanpa makna sama sekali.
Kalimat syahadat seharusnya bukan sekedar diucapkan.Maknanya harus
masuk ke dalam hati nurani.Jika sekedar mengucapkan saja yang tanpa makna
maka burung beo pun juga bisa mengucapkannya. Kalimat syahadat harus
benar-benar menjadi pondasi dan titik berangkat bagi perjalanan seorang
muslim menuju Tuhan.
Adapun mengucapkan syahadat dengan lisan dan mengingkarinya di
dalam hati, ini adalah jalan orang-orang munafik. Allah Ta’ala berfirman
tentang mereka (yang artinya),
”Sesungguhnya orang-orang munafik itu ditempatkan pada tingkatan yang
paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapati seorang
penolong pun bagi mereka.” (QS. An Nisaa : 145).
Bagi umat Islam, kata Syahadat bukanlah kata yang asing lagi di telinga
manusia. Syahadat adalah seperti nafas yang senantiasa menemani hidup
manusia. Syahadat adalah salah satu syarat utama keislaman seseorang. Tanpa
syahadat dalam hati, pikiran, ucapan, dan tindakan mereka, maka tiada pula
islam dalam kehidupan manusia.

3
Syahadat adalah sebuah perkara vital dalam kehidupan umat islam.
Syahadat ibarat ruh, sedangkan islam sendiri ibarat jasadnya. Maka jasad
tersebut akan mati jika ruh tersebut tidak ada atau mati. Perkara syahadat
adalah sebuah perkara yang menyangkut ketauhidan seseorang. Itulah,
mengapa Syahadat ini menjadi salah satu bagian yang primer bagi umat islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Aqidah/Tauhid?
2. Bagaimana pembagian Tauhid
3. Kalimat Syahadat
4. Makna dan Fungsi dua kalimat Syahadat
5. Yang membatalkan Syahadat
C. Tujuan
1. 1.untuk mengtahui pengertian Aqidah/Tauhid
2. untuk mengtahui pembagian Tauhid
3. untuk mengtahui Kalimat Syahadat
4. untuk mengtahui Makna dan Fungsi dua kalimat Syahadat
5. untuk mengtahui Yang membatalkan Syahadat

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqidah/Tauhid
ْ yang
Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu (ُ‫)ال َع ْقد‬
berarti ikatan, at-tautsiiqu (ُ‫ )التَّوْ ثِ ْيق‬yang berarti kepercayaan atau keyakinan
ْ yang artinya mengokohkan (menetapkan),
yang kuat, al-ihkaamu (‫)ا ِإلحْ َكا ُم‬
dan ar-rabthu biquw-wah (‫ َّو ٍة‬XXُ‫طُ بِق‬XXْ‫ )ال َّرب‬yang berarti mengikat dengan
kuat.Sedangkan menurut istilah (terminologi): 'akidah adalah iman yang
teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang
meyakininya.

Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat


pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan
taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-
Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani
seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama
(Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang
menjadi ijma' (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita
qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah
ditetapkan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma'
Salaf as-Shalih[ .

Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah


Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah
(ibadah), Asma` dan Sifat-Nya.

Urgensi Tauhid: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa


Allah SWT semata, Rabb (Tuhan) segala sesuatu dan rajanya.
Sesungguhnya hanya Dia yang Maha Pencipta, Maha Pengatur alam
semesta. Hanya Dia lah yang berhak disembah, tiada sekutu bagiNya. Dan
setiap yang disembah selain-Nya adalah batil. Sesungguhnya Dia SWT

5
bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, Maha Suci dari segala aib dan
kekurangan. Dia SWT mempunyai nama-nama yang indah dan sifat-sifat
yang tinggi.

B. Pembagian Tauhid
Pembagian yang populer di kalangan ulama adalah pembagian
tauhid menjadi tiga yaitu Tauhid Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma wa
Shifat. Pembagian ini terkumpul dalam firman Allah dalam Alquran:

ِ ْ‫ت َواأْل َر‬


ً ‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما فَا ْعبُ ْدهُ َواصْ طَبِرْ لِ ِعبَا َدتِ ِه هَلْ تَ ْعلَ ُم لَهُ َس ِميّا‬ ِ ‫َربُّ ال َّس َما َوا‬

“Rabb (yang menguasai) langit dan bumi dan segala sesuatu yang
ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam
beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama
dengan Dia (yang patut disembah)?” [QS. Maryam: 65]

Perhatikan ayat di atas:

ِ ْ‫ت َواأْل َر‬


(1). Dalam firman-Nya ( ‫ض‬ َّ ُّ‫)رب‬
ِ ‫ َما َوا‬X ‫الس‬ َ (Rabb (yang menguasai)
langit dan bumi) merupakan penetapan TAUHID RUBUBIYAH.

(2). Dalam firman-Nya ( ‫ ِه‬Xِ‫طَبِرْ لِ ِعبَا َدت‬X‫اص‬


ْ ‫ ْدهُ َو‬Xُ‫( )فَا ْعب‬maka sembahlah Dia dan
berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya) merupakan penetapan
TAUHID ULUHIYAH.

(3). Dan dalam firman-Nya ( ً ‫( )هَلْ تَ ْعلَ ُم لَهُ َس ِميّا‬Apakah kamu mengetahui ada
seorang yang sama dengan Dia?) merupakan penetapan TAUHID ASMA
WA SHIFAT.

Berikut penjelasan ringkas tentang tiga jenis tauhid tersebut:

1. Tauhid Rububiyah. Maknanya adalah mengesakan Allah dalam hal


penciptaan, kepemilikan, dan pengurusan. Di antara dalil yang
menunjukkan hal ini adalah firman Allah:

6
َ‫ك هللاُ َربُّ ْال َعالَ ِمين‬ َ َ‫ق َو ْاألَ ْم ُر تَب‬
َ ‫ار‬ ُ ‫أَالَلَهُ ْالخَ ْل‬

“Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah.” [QS. Al-


A’raf: 54]

2. Tauhid Uluhiyah atau Tauhid Ibadah. Disebut Tauhid Uluhiyah karena


penisbatanya kepada Allah dan disebut Tauhid Ibadah karena
penisbatannya kepada makhluk (hamba). Adapun maksudnya ialah
pengesaan Allah dalam ibadah, yakni bahwasanya hanya Allah satu-
satunya yang berhak diibadahi. Allah Taala berfirman:

ِ َ‫ق َوأَ َّن َمايَ ْد ُعونَ ِمن دُونِ ِه ْالب‬


‫اط ُل‬ ُّ ‫ك بِأ َ َّن هللاَ هُ َو ْال َح‬
َ ِ‫َذل‬

”Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan


sesungguhnya yang mereka seru selain Allah adalah batil” [QS. Luqman:
30]

3. Tauhid Asma wa Shifat. Maksudnya adalah pengesaan Allah ‘Azza wa


Jalla dengan nama-nama dan sifat-sifat yang menjadi milik-Nya. Tauhid
ini mencakup dua hal yaitu Penetapan dan Penafian. Artinya kita harus
menetapkan seluruh nama dan sifat bagi Allah sebgaimana yang Dia
tetapkan bagi diri-Nya dalam kitab-Nya atau Sunnah Nabi-Nya, dan tidak
menjadikan sesuatu yang semisal dengan Allah dalam nama dan sifat-Nya.
Dalam menetapkan sifat bagi Allah tidak boleh melakukan ta’thil, tahrif,
tamtsil, maupun takyif. Hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya:

ِ َ‫ْس َك ِم ْثلِ ِه َش ْي ٌء َوهُ َو ال َّس ِمي ُع الب‬


‫صي ُر‬ َ ‫لَي‬

”Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.” [QS. Asy-Syuura: 11] [Lihat Al-Qaulul
Mufiiid I/7-10]

C. Kalimat Syahadat

7
Syahadatain atau dua kalimat syahadat adalah dua perkataan
pengakuan yang diucapkan dengan lisan dan dibenarkan oleh hati untuk
menjadikan diri orang Islam.
Lafadz kalimat syahadat adalah:
“ Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar
rasulullaah”
Artinya:
“ Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”
Jika seseorang yang bukan Islam membaca dua kalimat syahadat
dengan sungguh-sungguh, yakni membenarkan dengan  hati apa yang ia
ucapkan, serta mengerti apa yang diucapkan, maka masuklah ia ke dalam
agama Islam, dan wajiblah ia mengerjakan rukun islam yang lima, yaitu
sholat lima waktu, zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan menunaikan
ibadah haji bagi yang mampu.

Syahadatain terdiri dari syahadat tauhid dan syahadat rasul, berikut


penjelasannya:
1.      Syahadat Tauhid
Bunyi kalimat syahadat yang pertama sebagai berikut:

ُ‫هَ إِاَّل هللا‬Xَ‫أَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل ِإ َٰٰل‬


“Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.” Dengan
mengucapkan kalimat ini berarti kita telah ‘menyaksikan’ Tuhan yang
punya Nama Allah. Sebagaimana dalam QS. Thaha ayat 14 yang berbunyi
: ١٤ ‫إِنَّنِي أَنَا هَّللا ُ ال إِلَهَ إِال أَنَا فَا ْعبُ ْدنِي َوأَقِ ِم الصَّالة لِ ِذ ْك ِري‬-
“Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan yang berhakdisembah
selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlahshalat untuk
mengingat Aku”
Tuhan mengenalkan Diri-Nya dengan Nama Allah: Innanī Ana
Allah “Sesungguhnya AKU ini (bernama) ALLAH”. Kemudian Nabi

8
Muhammad SAW diperintah untuk mengenalkan Tuhan Yang Maha Esa
dengan Nama ALLAH: Qul Huwa Allahu Aḥad “Katakanlah (hai
Muhammad) DIA itu (bernama) ALLAH, (DIA itu) Maha Esa”.
Jadi, Allah itu adalah Nama Tuhan. Atau lebih tepatnya salah satu
Nama Tuhan, karena DIA mempunyai banyak Nama, yakni Al-Asma`ul
Ḥusna. Nama-nama yang baik bagi Tuhan ada 99 Nama (Allah, al-
Raḥman, al-Raḥim, al-Malik, dan seterusnya). Tapi Nama Allah adalah
Nama yang mencakup seluruh Asma. Karena itulah Nama Allah paling
sering disebut. Tapi perlu diingat, Allah itu bukan Tuhan melainkan Nama
Tuhan, atau salah satu Nama Tuhan.
Makna Syahadat "Laa ilaaha illallah" Yaitu beri'tikad dan berikrar
bahwasanya tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali
Allah Subhanahu wa Ta'ala, menta'ati hal terse-but dan mengamalkannya.
La ilaaha menafikan hak penyembahan dari selain Allah, siapa pun
orangnya. Illallah adalah penetapan hak Allah semata untuk disembah. 
Jadi makna kalimat ini secara ijmal (global) adalah, "Tidak ada
sesembahan yang hak selain Allah". Khabar "Laa " harus ditaqdirkan "bi
haqqi" (yang hak), tidak boleh ditaqdirkan dengan "maujud " (ada).
Karena ini menyalahi kenyataan yang ada, sebab Tuhan yang disembah
selain Allah banyak sekali. Hal itu akan berarti bahwa menyembah Tuhan-
Tuhan tersebut adalah ibadah pula untuk Allah. Ini Tentu kebatilan yang
nyata. 

2.      Syahadat Rasul
Bunyi syahadat yang kedua sebagai berikut:

ِ‫أَ ْشهَ ُد أَ َّن محمدًا َرسُوْ ُل هللا‬


“Dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu adalah
Rasulullah.”Dengan mengucapkan kalimat ini berarti kita telah
‘menyaksikan’ Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah. Al-Quran
menegaskan tentang hal ini yang artinya:

9
Makna Syahadat "Anna Muhammadan Rasulullah" Yaitu mengakui
secara lahir batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan Rasul-Nya yang
diutus kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan
konsekuensinya: mentaati perintahnya, membenarkan ucapannya,
menjauhi larangannya dan tidak menyembah Allah kecuali dengan apa
yang disyari'atkan.
D. Makna Syahadat
Adapun makna syahadat bagi muslim yaitu:
Bagi penganut agama Islam, Syahadat memiliki makna sebagai berikut:
a.       Pintu masuk menuju islam; syarat sahnya iman adalah dengan
bersyahadatain (bersaksi dengan dua kalimat syahadah).
b.      Intisari ajaran islam; pokok dari ajaran Islam adalah syahadatain,
sebagaimana ajaran yang dibawa nabi-nabi dan rosul-rosul sebelumnya. 
c.       Pondasi iman; bangunan iman dan Islam itu sesungguhnya berdiri di
atas dua kalimat syahadah.
d.      Pembeda antara muslim dengan kafir; hal ini berkenaan dengan hak-
hak dan kewajiban-kewajiban syariat yang akan diterima atau ditanggung
oleh seseorang setelah dia mengucapkan dua kalimat syahadah.
e.       Jaminan masuk surga; Allah SWT memberi jaminan surga kepada
orang yang bersyahadatain.
E. Keutamaan Syahadatain
Orang yang  menganggap cukup membacanya berulang-ulang
disertai keyakinan mendapat pahala besar, kebaikan, terjaga harta dan
darah, tanpa memahami maknanya dan mengamalkan tuntutannya.Orang
yang bersaksi bahwa tidak ada illah selain Allah dan bahwa muhammad
adalah Rasullullah,menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka
melakukan hal itu maka darah dan harta mereka akan dilindungi kecuali
dengan hak islam dan perhitungan mereka ada pada Allah SWT (Riwayat
bukhari dan Muslim)
Seorang hamba yang bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah,
dan Muhammad adalah hamba serta utusan-Nya dengan sebenar- benarnya

10
keluar dari lubuk hati,Alloh pasti mengharamkan dirinya dari api
neraka.Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan aku adalah
utusanNya. tidak ada seorang hambapun yang merasa bimbang terhalang
dari surga, ketika menghadap kepada Allah dengan dua kalimat ini (Hr
Muslim).
F. Syarat Syahadat
Ketika mengucap dua kalimat syahadat haruslah dengan sungguh-
sungguh, yakni membenarkan dengan hati apa yang ia ucapkan, serta
mengerti apa yang diucapkan. Dengan begitu orang yang belum Islam
masuk ke dalam Islam, dan wajiblah mengerjakan rukun Islam.Kewajiban
Menegakkan Syahadat dengan mengikrarkan secara zhahir Perkataan
Syaikh Muhammad al-Sanusi,tentang wajibnya ikrar syahadat bagi
Muslim Kauni atau Muslim Keturunan

‫ذ َك َرهَا‬Xْ Xُ‫ ِه اَ ْن ي‬X‫الَ ِة فَيَ ِجيْبُ َعلَ ْي‬X‫ص‬


َ َ‫ضرْ بِ ْينَ ُم ْؤ ِمنُ َوكاَفِ ٌر أَ َّما ْال ُم ْؤ ِمنُ بِاْأل‬َ ‫اس َعلَى‬ َ َّ‫فا َ ْعلَ ْم اَ َّن الن‬
ٍ ‫ك فَهُ َو عَا‬
‫ص‬ َ ِ‫اح َدةً يُ ْن ِوى فِى تِ ْلكَ ْال َم َر ِة ب ُْذ َك َرهَا ْال ُوجُبُ َو إِ ْن تَ َركَ َذل‬ ِ ‫فِى ْال ُع ُم ِر َم َّرةً َو‬.
“ Ketahuilah,bahwa manusia terbagi menjadi 2 golongan mu’min
dan Kafir,adapun mu’min ( yang berstatus keturunan ), maka wajib
mengucapkan dua kalimat syahadat sekali seumur hidupnya yang
diniatkan untuk menjalankan kewajiban syariat lainnya,dan jika ia
menolak ( enggan bersyahadat ), maka dia telah bermaksiat. [Dikutip
dalam buku menegakkan syariat syahadat,penulis oleh Umar Zia ul
Haq,dalam kata pengantar.
Menurut Syaikh Muhammad Abdul Wahab Rh.bahwa keislaman
terbagi menjadi dua yaitu : islam kauni dan islam syar’I, adapun
islam kauni islam yang berdiri atas dasar pijakan lingkungan dan keadaan
dari orang tua,sebagaimana islamnya alam dan makhluk hidup yang
lainnya secara fitrah penciptaan,sedangkan islam syar’I ialah keislaman
yang berpijak atas dasar tuntunan syariat yang berdasar petunjuk ajaran
Al-qur’an.
G. Implementasi Syahadatain

11
Syahadat dalam Islam merupakan rukun pertama dan sebagai dasar
atau asas bagi rukun-rukun lainnya. Syahadat merupakan pernyataan atau
ikrar seorang hamba atas apa yang diimaninya, atau juga sebagai ikrar dari
persaksian seorang hamba atas ketuhanan Allah Swt dan Muhammad bin
Abdullah sebagai utusan-Nya dan meniadakan sifat ketuhanan atas selain
Allah. Oleh sebab itu pembahasan tentang syahadat sudah barang tentu
didalamnya membahas tentang iman yang berarti membahas pula tentang
aqidah. Berbicara tentang syahadat, berarti pula berbicara tentang dasar-
dasar ajaran islam, tentang ketauhidan, dan tentang keimanan.
Akan tetapi bukan berarti bahwa syahadat itu merupakan pekerjaan
hati semata, karena syahadat tergolong dalam ketentuan syara’, yakni
sebagai rukun Islam yang pertama, maka konsekwensinya adalah
dilakukan sebagaimana rukun-rukun islam yang lainnya.
Aqidah jelas merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan
pembenarannya kepada sesuatu. Sebagai pernyataan keimanannya tentu
harus mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai keabsahan bahwa ia
telah memeluk islam. Konsekuensinya adalah bahwa setiap orang yang
akan masuk Islam diwajibkan terlebih dahulu mengucapkan dua kalimat
syahadat.Tujuannya agar setiap muslim melakukan amalnya berdasarkan
pada makna dua kalimat syahadat dan dalam setiap tindakannya akan
disertai keikhlasan, kejujuran, rendah hati, dan berkeadilan. Dengan
demikian orang yang mengamalkan rukun pertama adalah orang yang
bertakwa kepada Allah SWT.
Sehingga semua amalan yang kita lakukan pada intinya bertujuan
untuk menjaga agar tetap dalam kesaksian kita bahwa tiada tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusannya. Keyakinan inilah
yang harus kita pertahankan hingga mati menjemput raga kita semua,
sedangkan amal kita masih terhalang oleh banyak hal yang berkaitan
dengan kebendaan kita selama hidup di dunia..
Persaksian inilah yang akan ditanyakan nanti di alam kubur
sebagai pintu pertama seseorang mempertanggungjawabkan keimanannya

12
di depan Allah, yakni tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah
hamba dan utusan Allah. Pada hakikatnya hidup kita ini merupakan
kesaksian diri kita pada adanya Allah sebagai pencipta alam raya dan
sebagai Tuhan kita, kesaksian diri kita pada Dzat yang telah menunjukkan
manusia pada jalan kebenaran melalui para rasulnya, kesaksian kita pada
kebenaran para rasul dan dari semua yang datang dari diri mereka.
Intinya, sebagai ummat nabi Muhammad SAW kita hidup di dunia
ini untuk kesaksian bahwa tiada tuhan selain Allah, mengakui dan
meyakini bahwa Muhammad SAW sebagai hamba dan utusan Allah,
mengimani semua yang datang dari beliau, termasuk tentang para nabi dan
para rasul Allah yang terdahulu. Setiap tindakan dan amal kita sudah
seharusnya bersandar pada prinsip syahadat tauhid dan syahadat rasul.
Karena semua amal yang kita lakukan adalah derifasi dari pernyataan atas
keyakinan dan kesaksian tadi dan tidak berdiri sendiri melainkan
diatasnya.
         Urgensi Syahadatain
Syahadat adalah pintu gerbang Islam. Untuk masuk Islam,
orang harus menyatakan persaksian atas kebenaran Islam itu
dengan mengucapkan syhadatain ini. Syahadat
tauhidmerupakan pengakuan terhadap ketuhanan Alloh yang
menurunkan sistem ini kepada Nabi-Nya. Syahadat
rasul merupakan pengakuan bahwa Muhammad saw. harus
dijadikan panutan dalam menjalankan Islam. Berikut ini adalah
urgensi dari syahadatain tersebut:
1. Syahadatain adalah pintu gerbang Islam.
2. Syahadatain adalah intisari ajaran Islam
a. Secara global: Islam mengajarkan tentang aqidah dan syariat.
b. Secara umum: Islam mengajarkan tentang ibadah, akhlaq,
muamalat.
3. Syahadatain sebagai azas perubahan,Untuk membangun
masyarakat baru di atas puing-puing jahiliyah, Rasulullh saw. tidak

13
mengawali perubahan itu dari politik, ekonomi dll. Beliau saw.
mengawali dengan apa yang ada didalam jiwa mereka, yaitu
dengan menanamkan syahadatain di dalamnya.
4. Syahadatain sebagai dakwah para rasul
5. Syahadatain sebagai fadhilah dan keutamaan yangbesar.
“Barangsiapa mengucapkan laa ilaha illallah, ia masuk surga”,
“Barangsiapa mati sedang ia mengetahui bahwa tidak ada Tuhan
selain Alloh, ia masuk surga”, “Dua kata yang ringan diucapkan
namun berat timbangannya, yakni: laa ilaha illallah, Muhammad
rasululloh“.
Maksud dari dua kalimat Syahadat sebagai bentuk pengakuan
(ikrar) dan ketundukan terhadap Allah Dzat yang Maha Esa tiada sekutu
maupun yang menandingi-Nya.Syeh Abdurrahman Ad Dimasyqi dalam
Kitab Jami’ Al Ulum Wa Hikam menegaskan bahwa Kedua kalimat
syahadat ini sebagai simbol keislaman dan bukti seseorang sudah menjadi
seorang muslim.
Imam Ibnu Hajar dalam kitab Az Zawajir menjelaskan bahwa
dalam pengucapan kedua kalimat Syahadat ini harus berurutan tidak boleh
dibalik maksudnya Syahadat Tauhid dulu lalu Syahadat Rasul.
Kalimat Syahadat memiliki peranan penting bagi kehidupan seorang
muslim diantaranya

1. Orang yang mengucapkannya dengan ikhalas dan pengakuan diri yang


sejati maka ia akan diselamatkan oleh Allah dari siksaan neraka.
2. Orang yang akhir hayatnya mengucapkan dua kalimat syahadat maka
akan dijamin masuk surga.

Peranan syahadat tak bisa dilepaskan dari diri seorang muslim


karena sebagai pondasi keimanan dan pintu gerbang amal seseorang
diterima oleh Allah.

H. Agar Keimanan Menjadi Sempurna

14
Keimanan tak hanya sebatas pada ucapan, namun kombinasi hati,
lisan dan anggota badan. Keimanan sebagai pondasi amal perbuatan, juga
sebagai kontrol diri dalam mengarungi kehidupan.
Ibnu al-Mulaqqin dalam Tabaqat al-Aulia mengutip pernyataan
Seorang Ulama’ yang bernama As-Sirri As-Siqti. Ia pernah berkata:

‫ ﺭﺿﻲ ﻟﻢ‬X‫ ﻭﺇﺫا‬X،‫ ﻏﻀﺐ ﻟﻢ ﻳﺨﺮﺟﻪ ﻏﻀﺒﻪ ﻣﻦ اﻟﺤﻖ‬X‫ ﻣﻦ ﺇﺫا‬X:‫ ﻣﻦ ﻛﻦ ﻓﻴﻪ اﺳﺘﻜﻤﻞ اإليماﻥ‬X‫ﺛﻼﺙ‬
‫ﻳﺨﺮﺟﻪ ﺭﺿﺎﻩ ﺇﻟﻲ اﻟﺒﺎﻃﻞ؛ ﻭﺇﺫا ﻗﺪﺭ ﻟﻢ ﻳﺘﻨﺎﻭﻝ ﻣﺎ ﻟﻴﺲ ﻟﻪ‬

Artinya: Tiga hal ini bila dimiliki seseorang maka keimanan bertambah
sempurna. Pertama, seseorang saat sedang emosi tak sampai keluar dari
koridor kebenaran. Kedua, ketika dalam kondisi yang tercukupi, maka ia
tak menggunakan untuk suatu kebatilan. Ketiga, Disaat kekurangan, ia
tak mengambil sesuatu yang bukan miliknya.

Dari penjelasan ini dapat dipahami bahwa Keimanan seseorang


menjadi lebih sempurna tatkala ia menjaga dari hal-hal yang terlarang
terutama tatkala sedang sendirian jauh dari keramaian. Juga selalu berbuat
kebaikan walau banyak orang yang mencela, membully bahkan
mengintimidasinya, karena keimanan menuntun ke jalan kebenaran bukan
mengarahkan kepada sesuatu kejahatan maupun kemaksiatan.

Imam al-Munawi dalam Faidhul Qadir keimanan seseorang


dianggap sah bila sudah mengucapkan Syahadat serta meyakini kebenaran
kalimat Tauhid sebagai bentuk pengakuan adanya keesaan Tuhan dan
menafikan atau meniadakan segala sifat yang tak patut disandarkan
kepada-Nya.

Sedangkan Menurut Syeh Ihsan Jampes dalam Manahijul Imdad


ala Syarah  Irsyadul Ibad menjelaskan bahwa memperbanyak membaca
Lailahailla Allah atau Tahlil akan menambah terangnya hati serta mampu
mengarahkan nafsu dalam dirinya menjadi lebih baik.

15
I. 10 Perilaku Ini Bisa Membatalkan Syahadat

Syahadat merupakan salah satu rukun Islam yang juga kunci utama
di dalam Islam. Sebab, seseorang belum dikatakan muslim jika ia belum
bersyahadat.Namun, ternyata syahadat yang diucapkan seseorang ketika
masuk Islam atau dalam salatnya bisa batal dan mengakibatkan dirinya
menjadi orang yang kafir bila ia tak berhati-hati menjaga amalan dalam
hidupnya. Berikut ini sepuluh perilaku penyebab batalnya syahadat
seorang muslim.

1. Berbuat syirik.
Syirik merupakan salah satu dosa besar yang sangat dibenci
Allah SWT. Sebagaimana firman Allah Ta’aala bahwa,
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa orang yang
menyekutukan Dia dengan sesuatu, dan mengampuni dosa-dosa
lainnya bagi yang Dia kehendaki.” (An-Nisa’: 116). Syirik terbagi atas
dua macam, yaitu syirik besar dan kecil. Di mana syirik besar itu
mengakui adanya Tuhan selain Allah SWT, sementara syirik kecil itu
berupa mengakui adanya kekuatan selain Allah Ta’ala yaitu memiliki
jimat-jimat, guna-guna dan sebagainya.
2. Murtad.
Murtad berarti keluar dari agama Islam. Dengan demikian, hal
ini otomatis syahadatnya juga batal dan semua amalan yang
dilakukannya selama menjadi muslim akan sia-sia dan tidak terhitung.
3. Tidak mengkafirkan orang musyrik dan membenarkan mahdzab
mereka.
Dalam Islam sudah dijelaskan orang musyrik adalah kafir.
Namun, sayangnya perkembangan dunia saat ini justru terbalik. Hanya
dikarenakan ingin disebut kaum moderat atau karena kedekatan
hubungan, maka sebagian muslim enggan menyebut istilah musyrik
dan kafir bagi orang yang keluar dari Islam.

16
4. Meyakini hukum thagut.
Dalam sebuah riwayat disebutkan Umar bin Khattab
mengatakan, thagut adalah syaitan. Sementara Jabir menjelaskan,
thagut adalah tukang tenung yang turun padanya syaitan-syaitan.
Sementara hukum thagut adalah hukum yang dibuat manusia dan saat
ini banyak orang yang lebih menggunakan hukum ini dibandingkan
hukum Islam. Padahal jika dibandingkan tentunya hal ini sungguh
tidak sebanding.
5. Membenci sunnah Rasulullah.
Perilaku ini tentunya menjadi salah satu perilaku yang
membatalkan syahadat. Sebab, bagaimana mungkin seseorang
mengaku Islam bila membenci sunnah rasul. Oleh sebab itulah Allah
SWT pun menghapus pahala dari setiap amal kebaikan yang telah
diperbuatnya.
6. Mengejek atau memperolok agama Allah.
Selain membenci sunnah rasul, tak jarang pula mereka
memperolok-olok agamanya sendiri dengan alasan hanya bermain-
main dan bersenda gurau. Dengan demikian, perilaku seperti ini sudah
membatalkan keislaman mereka.
7. Mempelajari dan mengamalkan ilmu sihir.
Selain berbuat syirik, perilaku seperti ini juga merupakan salah
satu perilaku yang dibenci Allah SWT. Sehingga meskipun dengan
alasan apa pun, jika seorang muslim melakukannya maka
perbuatannya ini telah membatalkan keislamannya.
8. Membantu orang kafir memerangi kaum muslim.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, Rasulullah SAW bersikap
keras terhadap kaum kafir dan lembut terhadap muslimin. Namun,
sayangnya sebagian kaum muslimin ada yang menjadi duri dalam
daging. Di mana mereka hidup dan mengaku sebagai seorang muslim
namun amalannya digunakan untuk memusuhi saudara-saudara
seiman.

17
9. Meyakini bahwa diperbolehkan keluar dari syariat Allah.
Perilaku ini juga salah satu penyebab batalnya syahadat
seorang muslim. Bahkan saat ini kelompok yang seperti ini semakin
hari semakin meningkat jumlahnya. Di mana mereka adalah orang-
orang yang hobi mengutak-atik agama Allah menurut selera akal
mereka.
10. Tidak mau mempelajari dan mengamalkan agama.
Sebagaimana kita ketahui syarat seorang muslim sejati adalah
melaksanakan ajaran Allah sesuai Alquran dan sunnahnya. Namun
dikarenakan kesombongannya, mereka melakukan rekayasa akal
dengan cara menyelewengkan pesan Allah dalam Alquran dan
sunnahnya. Sehingga perilaku seperti inilah yang dapat menyebabkan
batalnya syahadat seorang muslim.

18
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
ْ yang
Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu (ُ‫)ال َع ْقد‬
berarti ikatan, at-tautsiiqu (ُ‫ )التَّوْ ثِ ْيق‬yang berarti kepercayaan atau keyakinan
ْ yang artinya mengokohkan (menetapkan),
yang kuat, al-ihkaamu (‫)ا ِإلحْ َكا ُم‬
dan ar-rabthu biquw-wah (‫ )ال َّر ْبطُ بِقُ َّو ٍة‬yang berarti mengikat dengan kuat.
Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah
Esa,tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah
(ibadah), Asma` dan Sifat-Nya.

Tiga macam pembagian tauhid menurut Ulama:

Tauhid Rububiyah
Yaitu mentauhidkan Allah dalam perbuatan-Nya, seperti mencipta,
menguasai, memberikan rizki, mengurusi makhluk, dll yang semuanya
hanya Allah semata yang mampu. Dan semua orang meyakini adanya
Rabb yang menciptakan, menguasai, dll.
Tauhid Uluhiya
Allah dalam perbuatan-perbuatan yang dilakukan hamba. Yaitu
mengikhlaskan ibadah kepada Allah, yang mencakup berbagai macam
ibadah seperti : tawakal, nadzar, takut, khosyah, pengharapan, dll. Tauhid
inilah yang membedakan umat Islam dengan kaum musyrikin. theis yang
berkeyakinan tidak adanya Rabb.
Tauhid Asma Wa Sifat
Mengimani dan menetapkan apa yang sudah ditetapkan Allah di
dalam Al Quran dan oleh Nabi-Nya di dalam hadits mengenai nama dan
sifat Allah tanpa merubah makna, mengingkari, mendeskripsikan
bentuk/cara, dan memisalkan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Sholeh, Afif. 2021. Makna 2 Kalimat Syahadat dan Fungsinya Dalam


Kehidupan.
https://elangnews.com/berita-pendidikan/makna-2-kalimat-syahadat-dan-
fungsinya-dalam-kehidupan.html

metro. 2016. 10 Perilaku Ini Bisa Membatalkan Syahadat.


https://www.metropolitan.id/2016/03/10-perilaku-ini-bisa-membatalkan-
syahadat/

kalam. 2017. Pembagian Tauhid dalam Al Quran: Rububiyah, Uluhiyah dan


Asma Wa Shifat. https://umma.id/post/pembagian-tauhid-dalam-al-quran-
rububiyah-uluhiyah-dan-asma-wa-shifat-333976?lang=id

20

Anda mungkin juga menyukai