Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MAKALAH ASMAUL HUSNA

Disusun oleh :

Nama:

- Adellia Salsabila (02)


- Ahmad Hilman Nur Ilyas (05)
- Arlinta Ulfa Auvisena (07)
- Dimas Gilar Pratama Putra (11)
- Rio Dwi Purnomo (28)
- Sefy Setya Sani (29)
- Yodhi Anugrah Damar Putra (34)

Kelas :

X MIPA 6

SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan judul
"Asmaul Husna" tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran
maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Banjarnegara, 12 September 2017

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sesungguhnya segala puji hanya bagi Allah. Kita memuji-Nya, meminta
pertolongan-Nya dan ampunna-Nya. Kita berlindung kepada-Nya dari kejahatan-
kejahatan jiwa kita dan kejelekan-kejelekan amal kita. Barang siapa yang diberi
hidayah oleh Allah maka dia adalah orang yang mendapatakan petunjuk. Dan
barang siapa yang Allah sesatkan maka tidak ada yang dapat memberinya hidayah.
Aku bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah dengan haq kecuali Allah
semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba
dan Rasul-Nya.
Selanjutnya adalah salah asatu perkara yang wajib diimani oleh setiap hamba Allah
ialah percaya bahwa Allah memiliki nama-nama yang baik dan sifat-sifat yang
maha tinggi, kewajiban beriman dan mentauhidkan Allah nama dan sifat-sifat-Nya
merupakan kewajiban yang telah ditetapkan dalam Al-Quran dan Al-Hadist, maka
dari itu makalah kami mencoba membahas dan mengungkap rahasia makna dan
kandungan nama Allah dari beberapa asmaul husna, semga dapat bermanfaat dan
Allah membalas kesungguhan para ulama yang telah berupaya menolong agama
Allah yang kami kutib bukunya.

II.2 Rumusan Masalah:


I.1 Apa pengertian Asmaul Husna?
I.2 Apa dasar naqli dari Asmaul Husna?
I.3 Apa manfaat mempelajari Asmaul Husna?
I.4 Bagaimana penerapan Asmaul Husna dalam Kehidupan Sehari-hari?

II.3 Tujuan
II.1 Dapat mengetahui pengertian Asmaul Husna
II.2 Dapat mengetahui dasar naqli Asmaul Husna
II.3 Dapat mengetahui manfaat mempelajari Asmaul Husna
II.4 Dapat memahami peranan Asmaul Husna dalam Kehidupan Sehari-hari

BAB II
PEMBAHASAN
II.1 A. Pengertian Asmaul Husna
Etimologi Asmaaul husna jamak dari yang artinya nama-nama sedangkan
artinya yang baik atau yang indah, Terminologi Asmaul Husna adalah nama
nama milik Allah yang baik lagi indah.
Sejak dulu para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan nama-nama ini,
karena nama-nama Allah adalah alamat kepada yang mesti kita ibadahi dengan
sebenarnya. Meskipun timbul perbedaan pendapat tentang arti, makna, dan
penafsirannya akan tetapi yang jelas adalah kita tidak boleh dalam mempergunakan
atau menyebut nama-nama Allah.
Selain perbedaaan dalam mengartikan dan menafsirkan suatu nama terdapat pula
perbedaan jumlah nama, ada yang menyebut 99, 100, 200, bahkan 1.000 bahkan
4.000 nama, namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat Allah swt
yang harus dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman seperti Nabi
Muhammad saw.
Seluruh nama Allah bersifat Taufiqiyah, yaitu tidak ada ruang sedikitpun bagi akal
untuk menentukannya. Akal kita tidak mungkin sampai pada segala sesuatu yang
menyangkut hak Allah seperti dalam masalah nama-nama-Nya.

II.2 B. Dalil naqli yang menerangkan asmaul husna:


Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi saw.
( )
Artinya:Dari abi hurairah Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya Allah
mempunyai 99 nama, yaitu seratus kurang satu; barang siapa yang menghitungnya
(menghafalnya) ia masuk surga. (HR Bukhari dan Muslim)
Allah SWT. Berfirman dalam Al-Quran surah Al-Hasyr Ayat: 24.





Artinya: Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk
Rupa, yang mempunyai Asmaul Husna. Bertasbih kepadanya apa yang di langit
dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

II.3 C. Manfaat Mempelajari Asmaul Husna

Keutamaan dan keagungan mendalami ilmu Al-Asm` Al-Husn akan lebih jelas
dengan memperhatikan beberapa keterangan berikut ini:
Satu : Mempelajari ilmu tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah adalah ilmu yang
paling mulia dan paling utama, yang paling tinggi kedudukannya dan paling agung
derajatnya. Tentunya hal ini sangat dimaklumi. Karena kemulian suatu ilmu
pengetahuan tergantung pada jenis pengetahuan yang dipelajari dalam ilmu itu.
Sedangkan telah dimaklumi pula bahwa tiada yang lebih mulia dan lebih utama
dari pengetahuan tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah yang terkandung dalam
Al-Qur`n yang mulia dan Sunnah Nabi shollallhu alaihi wa al lihi wa
sallam.

Berkata Abu Bakr Ibnu Al-Araby rahimahullh, Kemuliaan subuah ilmu


tergantung apa yang diilmui padanya. Sedang (mengenal Allah) Al-Br adalah
semulia-mulia pengetahuan. Maka mengilmui tentang nama-nama-Nya adalah
ilmu yang paling mulia. [1]

Maka mempelajari dan mendalami makna Al-Asm` Al-Husn adalah amalan yang
paling utama dan mulia.

Dua : Mengenal Allah dan memahami nama-nama dan sifat-sifat-Nya akan


manambah kecintaan hamba kepada Rabbnya, akan membuatnya semakin
mengagungkan dan membesarkan-Nya, lebih mengikhlaskan segala harapan dan
tawakkal hanya untuk-Nya dan membuat rasa takutnya kapada Allah semakin
mendalam. Dan kapan pengetahuan dan pemahaman seorang hamba terhadap
nama-nama dan sifat-sifat Rabbnya semakin kuat dan mendalam, maka akan
semakin kuat pula tingkat penghambaannya kepada Allah, dan akan semakin tulus
sikapnya berserah diri kepada syariat Allah, serta dia akan semakin tunduk kepada
perintah Allah dan semakin jauh meninggalkan larangan-Nya.

Tiga : Mengenal Allah dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya adalah dasar


keimanan dan dengan itu pula iman akan semakin bertambah.

Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sidy rahimahullh, Sesungguhnya


beriman terhadap Al-Asm` Al-Husn dan mengenalnya mencakup tiga jenis
tauhid; tauhid Rubbiyah, tauhid Ulhiyah dan tauhid Al-Asm` wa Ash-Shift.
Dan tiga jenis tauhid ini adalah perputaran iman dan ruhnya, pokok dan
puncaknya. Maka setiap kali pengetahuan hamba terhadap nama-nama dan sifat-
sifat Allah semakin bertambah, maka akan bertambah pula keimanannya dan akan
semakin kuat keyakinannya. [2]

Demikian pula sebaliknya, siapa yang kurang pengetahuannya terhadap nama-


nama dan sifat-sifat Allah, maka kurang pula keimanannya.
Dan siapa yang mengenal Allah, maka ia akan mengenal segala yang selain Allah.
Dan siapa kebalikan dari itu, maka perhatikanlah firman-Nya,

Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang
yang fasik. [Al-Hasyr :19]

Cermatilah ayat di atas, tatkala ia lupa terhadap Allah, maka Allah membuatnya
lupa kepada dirinya sendiri, lupa terhadap apa-apa yang merupakan kebaikannya
dan lupa akan sebab-sebab keberuntungannya di dunia dan akhirat.

Empat : Sesungguhnya Allah Subhnahu wa Tal yang mengadakan makhluk


yang sebelumnya mereka tidaklah pernah terwujud dan tidak pernah tersebut. Dan
Allah Azza wa Jalla memudahkan untuk mereka apa yang di langit dan di bumi,
dan memberikan kepada mereka berbagai nikmat yang tidak mungkin bisa
dijumlah dan dihitung. Seluruh hal tersebut agar mereka mengenal Allah dan
menyembah-Nya. Allah Jalla Sya`nuhu berfirman,

Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah
Allah berlaku padanya, agar kalian mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi
segala sesuatu. [Ath-Tholq :12]

Dan Allah Tabraka wa Tal berfirman,

Katakanlah: Sesungguhnya patutkah kalian kafir kepada Yang menciptakan


bumi dalam dua hari dan kalian adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat)
demikian itulah Rabb semesta alam. Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-
gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya
kadar makanan-makanan (penghuni) nya dalam empat hari. (Penjelasan itu
sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju langit
dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada
bumi: Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau
terpaksa. Keduanya menjawab: Kami datang dengan suka hati. [Fushshilat :
9-11]

Dan Allah Azza Dzikruhu menyatakan,

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku
tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah
Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.
[Adz-Dzriyt :56-57]

Maka usaha seorang hamba mengenal dan mempelajari nama-nama dan sifat-sifat
Allah adalah sesuai dengan maksud penciptaannya. Dan meninggalkan hal tersebut
dan menelantarkannya tergolong melalaikan maksud penciptaannya. Dan sangatlah
tidak layak seorang makhluk yang lemah telah mendapatkan berbagai macan
keutamaan dan telah merasakan beraneka ragam karunia dan nikmat Allah
kemudian ia jahil terhadap Rabbnya dan berpaling dari mengenal kebesaran, nama-
nama dan sifat-sifat-Nya.

Lima : Sesungguhnya Allah Subhnahu wa Tal mencintai nama-nama dan


sifat-sifat-Nya dan Allah mencintai nampaknya pengaruh nama-nama dan sifat-
sifat-Nya pada makhluk. Dan hal ini tentunya bagian dari kesempurnaan Allah
dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya.

Diantara nama-nama Allah Azza wa Jalla adalah Ar-Rahmn dan Ar-Rahim [3]
yang Maha merahmati makhluk dengan berbagai nikmat. Sebagai contoh-
perhatikan surah Ar-Rahmn yang dari awal surah hingga akhirnya menunjukkan
rahmat Allah yang maha luas. Di awal surah, Allah Subhnahu wa Tal
berfirman,

(Allah) Yang Maha Merahmati, Yang telah mengajarkan AlQur`n. Dia


menciptakan manusia, Mengajarnya pandai berbicara. Matahari dan bulan
(beredar) menurut perhitungan. Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan
kedua-duanya tunduk kepada-Nya. Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia
meletakkan neraca (keadilan). Supaya kalian jangan melampaui batas tentang
neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kalian
mengurangi neraca itu. Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk-(Nya). di
bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.
Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat
Rabb kalian yang manakah yang kalian dustakan?[Ar-Rahmn : 1-13]

Dan Allah berfirman,

Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan


bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Rabb yang berkuasa seperti) demikian
benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dan Dia
Maha Kuasa atas segala sesuatu. [Ar-Rm :50]
Dan karena rahmat Allah, Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang mepunyai sifat
merahmati makhluk lainnya sebagaimana yang ditunjukkan dalam nash-nash dalil
yang sangat banyak.

Dan Allah Subhnahu wa Tal adalah Al-Alm (Yang Maha mengetahui) dan
Allah mencintai orang-orang yang berilmu sebagaimana yang nash-nash dalil yang
sangat banyak.

Dan Allah adalah At-Tawwb (Maha Menerima taubat) dan Allah mencintai orang-
orang yang bertaubat, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat
dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. [Al-Baqarah :222]

Dan demikan seterusnya.

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullh, Demikianlah keadaan nama-nama Allah


yang maha husn. Makhluk yang paling Dia cintai adalah siapa yang bersifat
dengan konsekwensi dari (Al-Asm` Al-Husn itu). Dan (makhluk) yang paling Dia
benci adalah siapa yang bersifat dengan kebalikan dari (Al-Asm` Al-Husn itu).
Karena itu (Allah) membenci orang yang kafir, zholim, jahil, keras hatinya, bakhil,
penakut, hina, dan bejat. Sedang (Allah) Subhnahu adalah Jaml (Maha indah,
elok) cinta kepada keindahan, Alm cinta terhadap ulama, Rahm cinta kepada
orang yang merahmati, Muhsin (Maha Memberi kebaikan) cinta kepada orang
yang berbuat kebaikan, Syakr (Maha Pembalas Jasa) cinta kepada orang yang
bersyukur, Shabr (Yang Maha Sabar)[4] cinta kepada orang yang bersabar,
Jawwd (Maha Dermawan) [5] cinta kepada orang-orang yang dermawan dan
berbuat kebajikan, Sattr [6]cinta kepada As-Sitr, Qodr mencela kelemahan -dan
mukmin yang kuat lebih Dia cintai dari mukmin yang lemah-[7], Afuw (Maha
Pemaaf) cinta kepada sifat pemaaf, dan Witr (Yang Maha Satu) cinta kepada yang
witir[8]. Setiap yang dicintai oleh Allah maka itu dari pengaruh nama-nama dan
sifat-sifat-Nya dan konsekwensinya. Dan setiap yang Dia benci maka itu dari apa
yang bertentangan dan berlawanan dengannya. [9]

Enam : Orang yang benar-benar mengenal Allah Azza wa Jalla akan berdalil
dengan sifat-sifat dan perbuatan Allah terhadap apa yang Dia perbuat dan apa yang
Dia syariatkan. Karena seluruh perbuatan Allah adalah keadilan, keutamaan, dan
hikmah, yang telah menjadi konsekwensi dari nama-nama dan sifat-sifat-Nya.
Maka tidak suatu apapun yang Dia syariatkan kecuali sesuai dengan konsekwensi
tersebut. Sehingga segala yang Allah beritakan adalah suatu yang hak dan benar
dan segara perintah dan larangannya adalah keadilan dan hikmat.
Misalnya seorang hamba memperhatikan Al-Qur`n dan apa yang Allah beritakan
kepada makhluk melalui lisan para rasul tentang nama-nama, sifat-sifat dan
perbuatan-Nya, dan tentang harus mensucikan dan membesarkan Allah dari segala
yang tidak layak. Juga ia memperhatikan bagaimana perbuatan Allah terhadap para
wali yang memurnikan ibadah hanya kepada-Nya dan kenikmatan yang mereka
peroleh karena itu ataupun ia memperhatikan bagaimana keadaan orang-orang
yang menetang-Nya dan kebinasan akibat perbuatan mereka. Dengan hal ini,
orang-orang yang memahami nama-nama dan sifat-sifat-Nya akan berdalilkan
bahwa Allah adalah satu-satu-Nya Ilah yang berhak diibadahi, Yang Maha mampu
atas segala sesuatu, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu, Yang Keras
siksaannya, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, Yang Maha Berkuasa
lagi Maha Bijaksana, Yang Maha melakukan apa yang Dia kehendaki dan
seterusnya dari apa yang menujukkan rahmat, keadilan, keutamaan, dan hikmah
Allah Jalla wa Al.

Apabila seorang hamba memperhatikan hal di atas, maka tidaklah diragukan


bahwa hal tersebut akan menambah keyakinannya, memperkuat imannya,
mempersempurna tawakkalnya, dan semakin menambah penyerahan dirinya
kepada Allah.

Tujuh : Mengenal Allah dan mempelajari nama-nama dan sifat-sifat-Nya adalah


perniagaan yang sangat menguntungkan. Dan dari keuntungannya adalah membuat
jiwa tenang, hati menjadi tentram, dada menjadi lapang dan bersinar, keindahan
sorga Firdaus pada hari kiamat, melihat kepada wajah Allah Yang Maha Agung lagi
Maha Mulia, meraih keridhaan Allah, dan selamat dari kemurkahan dan siksaan-
Nya. Dan insya Allah akan lebih nampak lagi keuntungan-keuntungan tersebut
pada uraian Al-Asm` Al-Husn yang akan diterangkan dalam rubrik ini secara
bersambung.

Delapan : Berilmu tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah adalah penjaga dari
ketergelinciran, pembuka pintu amalan sholih, pemacu untuk menyonsong segala
ketaatan, penghardik dari dosa dan maksiat, pembersih jiwa dari sikap-sikap
tercela, penghibur di masa musibah dan petaka, pengawal menghadapi gangguan
syaithan, penyeru kepada akhlak mulia dan fadhilah, dan lain sebagainya dari buah
dan manfaat ilmu Al-Asm` Al-Husn.

Sembilan : Mempelajari nama-nama dan sifat-sifat Allah adalah dasar pokok


untuk mengetahui segala ilmu pengetahuan selainnya. Karena yang dipelajari
-selain dari ilmu tentang Allah Tabraka wa Tal terbagi dua :
Satu : Makhluk-makhluk yang diadakan dan diciptakan oleh Allah Tal.

Dua : Perintah-perintah yang Allah memerintah makhluk dengannya, baik itu


perintah kauny maupun perintah syariiy.

Sedangkan Allah Subhnahu wa Tal telah berfirman,

Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. [Al-Arf :54]

Dan telah dimaklumi bahwa segala ciptaan dan perintah Allah adalah baik
dibangun di atas kemaslahatan, rahmat dan kasih sayang untuk segenap makhluk.
Dan seluruh hal tersebut adalah pengaruh dari kandungan Al-Asm` Al-Husn.
Karena itu, para ulama mengatakan bahwa penciptaan dan perintah adalah
bersumber dari Al-Asm` Al-Husn Allah Jalla Jalluhu. Sebagaimana segala yang
ada -selain Allah- karena diadakan oleh Allah dan keberadaan selain-Nya adalah
ikut kepada beradaan-Nya, dan makhlluk yang dicipta ikut kepada Yang
Menciptakannya, maka demikian pula ilmu tentang Allah adalah sumber segala
ilmu yang lainnya. Maka berilmu tentang Al-Asm` Al-Husn adalah sumber ilmu
pengetahuan selainnya. Demikian makna keterangan Ibnul Qayyim dalam kitabnya
Bad`iul Faw`id 1/163

Sepuluh : Rasulullah shollallhu alaihi wa al lihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kecuali satu. Siapa yang


menghitungnya maka ia akan masuk sorga.

Insya Allah akan datang pembahasan berkaitan dengan makna menghitung Al-
Asm` Al-Husn bahwa maknanya bukan hanya sekedar menjumlah dan
menghafalkannya, bahkan juga mengetahui makna dan kandungannya. Sehingga
tiada jalan bagi siapa yang ingin meraih keutamaan yang tersurat dalam hadits di
atas kecuali dengan mempelajari Al-Asm` Al-Husn sesuai dengan jalan yang
benar dan pemahaman lurus.

Sebelas : Ayat-ayat yang menyebutkan nama-nama dan sifat-sifat Allah adalah


yang paling agung kedudukannya dalam Al-Qur`n al-Karm melebihi yang
lainnya[10]. Karena itu, ayat yang paling agung adalah ayat Al-Kursi -yang
mengandung sejumlah sifat dan beberapa nama Allah-, sebagaimana yang
diterangkan dalam hadits Ubay bin Kaab radhiyallhu anhu, dimana Rasulullah
shollallhu alaihi wa al lihi wa sallam bertanya kepada beliau,







} {

(Wahai Abul Mundzir (Ubay), ayat apa yang paling agung dari kitab Allah yang
kamu hafal? Saya (Ubay) menjawab, Allah dan Rasul-Nya yang lebih
mengetahui. Beliau (kembali) bertanya, Wahai Abul Mundzir, ayat apa yang
paling agung dari kitab Allah yang kamu hafal? Saya menjawab, Allahu Laa
Ilaaha Illaa Huwal Hayyul Qayyum [ayat Al-Kursi]. Maka Nabi shollallhu
alaihi wa al lihi wa sallam memukul dadaku seraya berkata, Demi Allah,
ilmu akan membahagiakanmu wahai Abul Mundzir.) [11]

Dan demikian pula keberadaan dan keutamaan surah Al-Fatihah yang telah dikenal
dan dimaklumi. Diantara Nabi shollallhu alaihi wa al lihi wa sallam
mensifatkan surah Al-Fatihah dalam sabdanya,

(Al-Ftihah) adalah seagung-agung surah dalam Al-Qur`n. [12]

Dan juga keutamaan surah Al-Ikhlash yang mengandung penyebutan nama-nama


dan sifat-sifat Allah. Salah satu keutamaannya, adalah tertera dalam sabda
Rasulullah shollallhu alaihi wa al lihi wa sallam,

Demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya (surah Al-Ikhlash)


senilai sepertiga Al-Qur`n. [13]

II. 4 D. Penerapan Asmaul Husna dalam Kehidupan Sehari-hari

1) Al-Karim (Allah Maha mulia)


Maha mulia, dermawan, pemurah, pemberi rizki,pemberi nikmat, pemberi maaf
kepada semua makhluk-Nya
Contoh penerapan al-Karim dalam kehidupan:

1. Menepati janji yang sudah dibuat dan tidak mengingkarinya

2. Menyisihkan uang jajan untuk infaq sodaqoh setiap hari jumat yang
diedarkan oleh ROHIS/OSIS

3. Menjamu tamu yang datang kerumah

4. Menjadi pribadi yang pemaaf

5. Tidak membeda-bedakan teman

6. Menjaga tali silaturahmi menolng orang yang sedang kesusahan

7. Mengembalikan barang yang ditemukan kepada pemiliknya.

2) Al-Mukmin (Allah Maha Pemberi Rasa Aman)

Maha Pemberi Rasa Aman, pembenaran, ketenangan hati, kepada semua


makhluk-Nya.
Contoh penerapan dalam keidupan:

1. Memberikan pertolongan kepada orang lain yang terkena musibah

2. Tidak membuat gaduh di dalam kelas/ diluar kelas

3. Memberi rasa aman kepada orang lain

4. Tidak membuat onar/keributan/ perploncoan/ pelecehan/ pertengkaran/


tawuran/ pemerasa/ segala bentuk perbuatan yang meresahkan seluruh warga
sekolah / masyarakat.

5. Berhati-hati dalam berkendara di jalan raya agar tidak terjadi kecelakaan

6. Melengkapi kelengkapan kendaraan dan mematuhi rambu lalulintas

3) Al-Wakil
Allah Maha Mewakili, memelihara segala urusan yang diserahkan oleh hamba
kepada-Nya tanpa membiarkan apapun terbengkalai.
Cara kita megamalkan asma al-Wakil dalam kehidupan yaitu dengan cara:

1. Bekerja/belajar dengan sungguh-sungguh, karena Allah tidak akan merubah


nasib seseorang yang tidak mau BERUSAHA.

2. Menghindari kemalasan dan menumbuhkan sifat bekerja keras, tekun, ulet.

3. Memasrahkan semua urusan kepada Allah setelah berusaha dan berdoa.

4) Al-Matin

Allah Maha Kokoh, Maha Sempurna tiada yang menyaingi kekokohan-Nya.


Untuk meneladani al-Matin dalam kehidupan, kita harus:

1. Beribadah dengan sunggh-sungguh.

2. Terus berusaha dan Tidak mudah putus asa.

3. Tidak mudah terpengaruh oleh ajakan orang lain untuk melakukan perbuatan
tercela.

4. Kuat dan sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan yang dihadapi.

5. Menerapkan sikap disiplin dalam kehidupan.

6. Tidak menggantungkan kepada selain Allah dalam memenuhi kebutuhan.

7. Bekerjasama dengan orang lain, sehingga menjadi lebih kuat.

5) Al-Jami

Alah Maha Mengumpulkan. Mengumpulkan segala sesuatu (amal perbuatan


manusia, tulang belulang yang berserakan => manusia utuh, seluruh manusia
dipadang mahsar, dll)

Cara kita mengamalkan al-Jami dalam kehidupan dengan cara:

1. Mempersatukan orang-orang yang sedang berselisih.

2. Melaksanakan sholat berjamaah


3. Hidup bermasyarakat.

4. Menjaga pergaulan dengan baik

5. Memperbanyak silaturahmi

6. Menjalin kerjasama dengan orang lain.

6) Al-Adl

Allah Maha Adil.

Contoh penerapan perilaku adil dalam kehidupan

1. Pemilihan ketua kelas secara musyawarah

2. Pemilihan presiden secara demokrasi

3. Pemberian hukuman atau hadiah kepada siswa tanpa pandang bulu

Lawan dari adil adalah DZALIM/ZALIM. Dzalim terbagi menjadi 3 macam,


antara lain:

1. Dzalim kepada Allah, seperti perbuatan syirik (menyekutukan Allah),


meninggalkan sholat.

2. Dzalim kepada diri sendiri, seperti putus asa, tidak bersabar ketika ditimpa
musibah, membolos sekolah, selama KBM tidur/mainan HP, tidak
mengerjakan tugas, tidak belajar atau membiarkan diri dalam kebodohan,
tidak melaksanakan sholat wajib.

3. Dzalim kepada orang lain, seperti menipu, mencuri, mengadu domba,


berprasangka buruk, menggunjing.

7) Al-Akhir

Allah Maha Akhir. Asma ini menegaskan tentang kemustahilan akan ketiadaan-
Nya, sehingga asma ini bermakna tidak ada masa terakhir bagi Dzat dan Sifat-sifat-
Nya.

Contoh sikap meneladani asma al-akhir


1. Melaksanakan perintah Allah (sholat, puasa, sedekah)

2. Menjauhi larangan Allah (menyekutukan-Allah)

3. Tidak sombong dihadapan Allah dan sesama manusia

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari sedikit pembahasn diatas dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya nama-nama
Allah yang indah dan wajib kita imani itu banyak sekali dan tidak terbatas oleh
jumlah, dan sekiranya siapa yang mampu menghafalkannya maka Allah akan
memberikan kita ganjaran dari pengagungan asama-Nya tetapi sesunggunya
menghafal disini bukanlah arti secara tekstual saja tetapi lebih yakni kita wajib
mengimani hakikat ketuhanan dari nama-nama-Nya yang agung tiada tandingan-
Nya mengambil hikmah-hikmah yang terkandung didalamnya dan dicerminkan
dalam kehidupan sehari-hari, agar kita selalu ingat atas semua keagungan-Nya dan
menjadikan iamn kita semua berlambah kuat.

III.2 Daftar Pustaka


Mahmuddin. 2008. Rahasia di balik Asmaul Husna. Jakarta: PT. Buku Kita.
Syaifuddin. 2009. Mukjizat Asmaul Uzma. Jakarta: PT. Al-Mawardi Prima.
Said Bin Ali. 2007. Misteri Asmaul Husna. Sidodadi: Pustaka Ar-Rayyan.
Umar Sulaiman. 2009. Al-Asma Al-Husna
http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2015/07/contoh-kata-pengantar-makalah-
agama.html
https://hajiwebid.wordpress.com/tag/manfaat-mengenal-asmaul-husna/
https://bayusetyawanweb.wordpress.com/2016/10/28/contoh-penerapan-asmaul-
husna/

Anda mungkin juga menyukai