Disusun oleh :
Nama:
Kelas :
X MIPA 6
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan judul
"Asmaul Husna" tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran
maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sesungguhnya segala puji hanya bagi Allah. Kita memuji-Nya, meminta
pertolongan-Nya dan ampunna-Nya. Kita berlindung kepada-Nya dari kejahatan-
kejahatan jiwa kita dan kejelekan-kejelekan amal kita. Barang siapa yang diberi
hidayah oleh Allah maka dia adalah orang yang mendapatakan petunjuk. Dan
barang siapa yang Allah sesatkan maka tidak ada yang dapat memberinya hidayah.
Aku bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah dengan haq kecuali Allah
semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba
dan Rasul-Nya.
Selanjutnya adalah salah asatu perkara yang wajib diimani oleh setiap hamba Allah
ialah percaya bahwa Allah memiliki nama-nama yang baik dan sifat-sifat yang
maha tinggi, kewajiban beriman dan mentauhidkan Allah nama dan sifat-sifat-Nya
merupakan kewajiban yang telah ditetapkan dalam Al-Quran dan Al-Hadist, maka
dari itu makalah kami mencoba membahas dan mengungkap rahasia makna dan
kandungan nama Allah dari beberapa asmaul husna, semga dapat bermanfaat dan
Allah membalas kesungguhan para ulama yang telah berupaya menolong agama
Allah yang kami kutib bukunya.
II.3 Tujuan
II.1 Dapat mengetahui pengertian Asmaul Husna
II.2 Dapat mengetahui dasar naqli Asmaul Husna
II.3 Dapat mengetahui manfaat mempelajari Asmaul Husna
II.4 Dapat memahami peranan Asmaul Husna dalam Kehidupan Sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 A. Pengertian Asmaul Husna
Etimologi Asmaaul husna jamak dari yang artinya nama-nama sedangkan
artinya yang baik atau yang indah, Terminologi Asmaul Husna adalah nama
nama milik Allah yang baik lagi indah.
Sejak dulu para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan nama-nama ini,
karena nama-nama Allah adalah alamat kepada yang mesti kita ibadahi dengan
sebenarnya. Meskipun timbul perbedaan pendapat tentang arti, makna, dan
penafsirannya akan tetapi yang jelas adalah kita tidak boleh dalam mempergunakan
atau menyebut nama-nama Allah.
Selain perbedaaan dalam mengartikan dan menafsirkan suatu nama terdapat pula
perbedaan jumlah nama, ada yang menyebut 99, 100, 200, bahkan 1.000 bahkan
4.000 nama, namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat Allah swt
yang harus dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman seperti Nabi
Muhammad saw.
Seluruh nama Allah bersifat Taufiqiyah, yaitu tidak ada ruang sedikitpun bagi akal
untuk menentukannya. Akal kita tidak mungkin sampai pada segala sesuatu yang
menyangkut hak Allah seperti dalam masalah nama-nama-Nya.
Keutamaan dan keagungan mendalami ilmu Al-Asm` Al-Husn akan lebih jelas
dengan memperhatikan beberapa keterangan berikut ini:
Satu : Mempelajari ilmu tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah adalah ilmu yang
paling mulia dan paling utama, yang paling tinggi kedudukannya dan paling agung
derajatnya. Tentunya hal ini sangat dimaklumi. Karena kemulian suatu ilmu
pengetahuan tergantung pada jenis pengetahuan yang dipelajari dalam ilmu itu.
Sedangkan telah dimaklumi pula bahwa tiada yang lebih mulia dan lebih utama
dari pengetahuan tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah yang terkandung dalam
Al-Qur`n yang mulia dan Sunnah Nabi shollallhu alaihi wa al lihi wa
sallam.
Maka mempelajari dan mendalami makna Al-Asm` Al-Husn adalah amalan yang
paling utama dan mulia.
Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang
yang fasik. [Al-Hasyr :19]
Cermatilah ayat di atas, tatkala ia lupa terhadap Allah, maka Allah membuatnya
lupa kepada dirinya sendiri, lupa terhadap apa-apa yang merupakan kebaikannya
dan lupa akan sebab-sebab keberuntungannya di dunia dan akhirat.
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah
Allah berlaku padanya, agar kalian mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi
segala sesuatu. [Ath-Tholq :12]
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku
tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah
Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.
[Adz-Dzriyt :56-57]
Maka usaha seorang hamba mengenal dan mempelajari nama-nama dan sifat-sifat
Allah adalah sesuai dengan maksud penciptaannya. Dan meninggalkan hal tersebut
dan menelantarkannya tergolong melalaikan maksud penciptaannya. Dan sangatlah
tidak layak seorang makhluk yang lemah telah mendapatkan berbagai macan
keutamaan dan telah merasakan beraneka ragam karunia dan nikmat Allah
kemudian ia jahil terhadap Rabbnya dan berpaling dari mengenal kebesaran, nama-
nama dan sifat-sifat-Nya.
Diantara nama-nama Allah Azza wa Jalla adalah Ar-Rahmn dan Ar-Rahim [3]
yang Maha merahmati makhluk dengan berbagai nikmat. Sebagai contoh-
perhatikan surah Ar-Rahmn yang dari awal surah hingga akhirnya menunjukkan
rahmat Allah yang maha luas. Di awal surah, Allah Subhnahu wa Tal
berfirman,
Dan Allah Subhnahu wa Tal adalah Al-Alm (Yang Maha mengetahui) dan
Allah mencintai orang-orang yang berilmu sebagaimana yang nash-nash dalil yang
sangat banyak.
Dan Allah adalah At-Tawwb (Maha Menerima taubat) dan Allah mencintai orang-
orang yang bertaubat, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat
dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. [Al-Baqarah :222]
Enam : Orang yang benar-benar mengenal Allah Azza wa Jalla akan berdalil
dengan sifat-sifat dan perbuatan Allah terhadap apa yang Dia perbuat dan apa yang
Dia syariatkan. Karena seluruh perbuatan Allah adalah keadilan, keutamaan, dan
hikmah, yang telah menjadi konsekwensi dari nama-nama dan sifat-sifat-Nya.
Maka tidak suatu apapun yang Dia syariatkan kecuali sesuai dengan konsekwensi
tersebut. Sehingga segala yang Allah beritakan adalah suatu yang hak dan benar
dan segara perintah dan larangannya adalah keadilan dan hikmat.
Misalnya seorang hamba memperhatikan Al-Qur`n dan apa yang Allah beritakan
kepada makhluk melalui lisan para rasul tentang nama-nama, sifat-sifat dan
perbuatan-Nya, dan tentang harus mensucikan dan membesarkan Allah dari segala
yang tidak layak. Juga ia memperhatikan bagaimana perbuatan Allah terhadap para
wali yang memurnikan ibadah hanya kepada-Nya dan kenikmatan yang mereka
peroleh karena itu ataupun ia memperhatikan bagaimana keadaan orang-orang
yang menetang-Nya dan kebinasan akibat perbuatan mereka. Dengan hal ini,
orang-orang yang memahami nama-nama dan sifat-sifat-Nya akan berdalilkan
bahwa Allah adalah satu-satu-Nya Ilah yang berhak diibadahi, Yang Maha mampu
atas segala sesuatu, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu, Yang Keras
siksaannya, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, Yang Maha Berkuasa
lagi Maha Bijaksana, Yang Maha melakukan apa yang Dia kehendaki dan
seterusnya dari apa yang menujukkan rahmat, keadilan, keutamaan, dan hikmah
Allah Jalla wa Al.
Delapan : Berilmu tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah adalah penjaga dari
ketergelinciran, pembuka pintu amalan sholih, pemacu untuk menyonsong segala
ketaatan, penghardik dari dosa dan maksiat, pembersih jiwa dari sikap-sikap
tercela, penghibur di masa musibah dan petaka, pengawal menghadapi gangguan
syaithan, penyeru kepada akhlak mulia dan fadhilah, dan lain sebagainya dari buah
dan manfaat ilmu Al-Asm` Al-Husn.
Dan telah dimaklumi bahwa segala ciptaan dan perintah Allah adalah baik
dibangun di atas kemaslahatan, rahmat dan kasih sayang untuk segenap makhluk.
Dan seluruh hal tersebut adalah pengaruh dari kandungan Al-Asm` Al-Husn.
Karena itu, para ulama mengatakan bahwa penciptaan dan perintah adalah
bersumber dari Al-Asm` Al-Husn Allah Jalla Jalluhu. Sebagaimana segala yang
ada -selain Allah- karena diadakan oleh Allah dan keberadaan selain-Nya adalah
ikut kepada beradaan-Nya, dan makhlluk yang dicipta ikut kepada Yang
Menciptakannya, maka demikian pula ilmu tentang Allah adalah sumber segala
ilmu yang lainnya. Maka berilmu tentang Al-Asm` Al-Husn adalah sumber ilmu
pengetahuan selainnya. Demikian makna keterangan Ibnul Qayyim dalam kitabnya
Bad`iul Faw`id 1/163
Insya Allah akan datang pembahasan berkaitan dengan makna menghitung Al-
Asm` Al-Husn bahwa maknanya bukan hanya sekedar menjumlah dan
menghafalkannya, bahkan juga mengetahui makna dan kandungannya. Sehingga
tiada jalan bagi siapa yang ingin meraih keutamaan yang tersurat dalam hadits di
atas kecuali dengan mempelajari Al-Asm` Al-Husn sesuai dengan jalan yang
benar dan pemahaman lurus.
(Wahai Abul Mundzir (Ubay), ayat apa yang paling agung dari kitab Allah yang
kamu hafal? Saya (Ubay) menjawab, Allah dan Rasul-Nya yang lebih
mengetahui. Beliau (kembali) bertanya, Wahai Abul Mundzir, ayat apa yang
paling agung dari kitab Allah yang kamu hafal? Saya menjawab, Allahu Laa
Ilaaha Illaa Huwal Hayyul Qayyum [ayat Al-Kursi]. Maka Nabi shollallhu
alaihi wa al lihi wa sallam memukul dadaku seraya berkata, Demi Allah,
ilmu akan membahagiakanmu wahai Abul Mundzir.) [11]
Dan demikian pula keberadaan dan keutamaan surah Al-Fatihah yang telah dikenal
dan dimaklumi. Diantara Nabi shollallhu alaihi wa al lihi wa sallam
mensifatkan surah Al-Fatihah dalam sabdanya,
2. Menyisihkan uang jajan untuk infaq sodaqoh setiap hari jumat yang
diedarkan oleh ROHIS/OSIS
3) Al-Wakil
Allah Maha Mewakili, memelihara segala urusan yang diserahkan oleh hamba
kepada-Nya tanpa membiarkan apapun terbengkalai.
Cara kita megamalkan asma al-Wakil dalam kehidupan yaitu dengan cara:
4) Al-Matin
3. Tidak mudah terpengaruh oleh ajakan orang lain untuk melakukan perbuatan
tercela.
4. Kuat dan sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan yang dihadapi.
5) Al-Jami
5. Memperbanyak silaturahmi
6) Al-Adl
2. Dzalim kepada diri sendiri, seperti putus asa, tidak bersabar ketika ditimpa
musibah, membolos sekolah, selama KBM tidur/mainan HP, tidak
mengerjakan tugas, tidak belajar atau membiarkan diri dalam kebodohan,
tidak melaksanakan sholat wajib.
7) Al-Akhir
Allah Maha Akhir. Asma ini menegaskan tentang kemustahilan akan ketiadaan-
Nya, sehingga asma ini bermakna tidak ada masa terakhir bagi Dzat dan Sifat-sifat-
Nya.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari sedikit pembahasn diatas dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya nama-nama
Allah yang indah dan wajib kita imani itu banyak sekali dan tidak terbatas oleh
jumlah, dan sekiranya siapa yang mampu menghafalkannya maka Allah akan
memberikan kita ganjaran dari pengagungan asama-Nya tetapi sesunggunya
menghafal disini bukanlah arti secara tekstual saja tetapi lebih yakni kita wajib
mengimani hakikat ketuhanan dari nama-nama-Nya yang agung tiada tandingan-
Nya mengambil hikmah-hikmah yang terkandung didalamnya dan dicerminkan
dalam kehidupan sehari-hari, agar kita selalu ingat atas semua keagungan-Nya dan
menjadikan iamn kita semua berlambah kuat.