Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata pelajaran AKIDAH AKHLAK, dengan judul
“CERMINAN DAN NILAI MULIA AL-ASMA AL-HUSNA”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus membantu serta memberikan saran dan krtik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa kekurangan ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan
bagi pembaca.

Penulis

Waimital, Juli 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................3
C. TUJUAN MAKALAH..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................4
A. DEFINISI ASMA-UL HUSNA............................................................................................4
B. MAKNA DAN TELADAN DARI ASMA-UL HUSNA.....................................................4
BAB III PENUTUP....................................................................................................................7
A. KESIMPULAN.....................................................................................................................7
B. SARAN...................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Allah SWT adalah dzat yang maha perkasa, keperkasaan Allah tiada bandingannya, tidak
terbatas dan bersifat kekal. Allah SWT menciptakan alam semesta ini untuk kepentigan umat
manusia, dalam menciptakan alam Allah tidak pernah meminta bantuan terhadap mahluk lain, oleh
karena itu kita sebagai hamba Allah hendaknya selalu memuliakan-Nya, kemampuan Allah dengan
cara selalu mentaati seagala apa yang telah diperintahkan-Nya dan juga menjauhi segala sesuatu yang
telah di larang-Nya.
Sesungguhnya mengenal Asma-ul Husna merupakan hal yang sangat penting lagi mendesak
bagi setiap muslim. Karena pengetahuan akan Allah, nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan-
perbuatan-Nya merupakan ilmu yang paling agung lagi mulia. Seseorang hamba yang menyibukkan
diri dalam memahami ilmu ini dan menyelami kandungan yang terdapat didalamnya, berarti telah
menyibukkan diri dalam hal yang paling luhur.
Dengan mengenal Allah, seorang hamba akan terpanggil untuk memberikan rasa cinta, takut,
harap dan keikhlasan dalam perbuatan yang dilakukannya kepada Allah semata. Itulah kebahagiaan
yang sesungguhnya. Dan tidak ada jalan lain untuk mengenal Allah kecuali dengan mengenal dan
memahami secara mendalam Asma-ul Husna. Dengan mengenal dan memahami Asma-ul Husna iman
seseorang akan bertambah dan menjadi semakin kuat. Setiap kali pengetahuannya tentang nama-nama
dan sifat-sifat Allah bertambah, maka semakin bertambah pula keimanannya dan menguatkan
keyakinannya.

B. RUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan latar belakang tersebut, Adapun permasalahannya ialah :


1. Apa definisi Asma-ul Husna?
2. Apa saja teladan yang dapat diambil dari Asma-ul Husna?

C. TUJUAN MAKALAH

1. Mengetahui definisi Asma-ul Husna


2. Mengetahui teladan yang dapat diambil dari Asma-ul Husna
3. Memenuhi tugas akidah akhlak
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI ASMA-UL HUSNA

Kata Asmaul Husna berasal dari bahasa Arab yang tersusun dari dua kata, yaitu asma dan
husna.
Kata Asma merupakan bentuk jamak dari kata ism yang berakar dari kata assumu atau mengandung
arti ketinggian. Sementara itu, kata husna adalah bentuk muannats dari kata ahsan yang artinya
terbaik.
Jadi, arti dari Asmaul Husna adalah nama-nama terbaik yang disandarkan pada sifat-sifat Allah SWT.
Namun, sifat-sifat itu berbeda dengan sifat manusia atau makhluk hidup lainnya.
Sebab, tidak ada satupun yang serupa dengan Dia. Allah telah menegaskan perkara tersebut
dalam surat Al Ikhlas ayat 4, Artinya: "Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."
Menurut ulama Quraish Shihab dalam buku Menyingkap Tabir Ilahi Asma al-Husna dalam Perspektif
Al-Quran, nama-nama Asmaul Husna yang berbentuk superlatif atau bentuk kata yang menyatakan
paling.
Salah satunya pada surat Al Isra ayat 110, Artinya: Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah
Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al-asma’ul husna (nama-nama
yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula
merendahkannya dan carilah jalan.
Hal ini menunjukkan bahwa nama tersebut bukan saja berarti baik, tetapi mengusung makna
terbaik di antara yang baik lainnya. Sebagai nama-nama Allah SWT yang baik dan agung, Asmaul
Husna juga menyimpan beberapa keutamaan bagi yang membaca dan mengamalkan nama-nama
indah tersebut.

B. MAKNA DAN TELADAN DARI ASMA-UL HUSNA

A.1 al-‘afuww [ Maha Pemaaf ]


Kata al-‘afuww berarti Allah maha memaafkan kesalahan hambanya. Pemaafan Allah tidak
hanya tertuju pada mereka yang bersalah secara tidak sengaja atau melakukan kesalahan yang tidak
diketahui, melainkan pemaafan secara universal diberikan kepada semua hamba-Nya bahkan sebelum
mereka meminta maaf.

A.2 Teladan dari nama baik Al-‘afuww

 Meyakini bahwa Allah memaafkan kesalahan hambanya


 Perintah untuk menjadi manusia pemaaf dan penutup aib orang lain

B.1 Ar-Razzaq [ Maha Pemberi Rezeki ]


Nama ar-Razzaq merupakan nama ke-18 dari 99 Al-Asma’atau Al-Husna. Kata ini terambil
dari akar kata ra’, za’ dan qaf, berarti rezeki atau penghidupan. Imam Ghazali menjelaskan kata ar-
Razzaq adalah dia yang menciptakan rezeki dan menciptakan yang memberi rezeki, serta dia pula
yang mengantarnya kepada mereka dan menciptakan sebab-sebab sehingga mereka dapat
menikmatinya.

B.2 Teladan dari sifat Ar-Razzaq

 Meyakini bahwa Allah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya serta berusaha mendapatkan
rezeki
 Saling berbagi rezeki kepada makhluk lain

C.1 Al-Malik [ Maha Penguasa ]


Kata al-Malik secara umum diartikan raja atau penguasa. Kata al-Malik terdiri dari huruf
mim, lam, dan kaf yang rangkaiannya mengandung arti kekuatan dan kesahihan.Imam al-Ghazali
menjelaskan arti al-Malik ialah Dia yang tidak butuh pada sesuatu dan Dia adalah yang dibutuhkan.
Dia adalah Penguasa dan Pemilik secara mutlak segala hal yang ada. Hasilnya, al-Malik memiliki
kuasa atas pengendalian dan pemeliharaan kekuasaan-Nya.

C.2 Teladan dari nama baik Al-Malik

 Meyakini bahwa Allah menguasai segala kekuatan


 Meminta izin kepada pemilik barang dan bertanggung jawab

D.1 Al-Hasib [ Maha Mencukupi dan Maha Pembuat Perhitungan ]


Nama al-Ḥasīb merupakan nama ke-41 dari 99 al-Asmā` al-Ḥusnā. Kata al-Ḥasīb
berakar kata dari huruf ḥa`, sin, dan ba` mempunyai arti menghitung dan mencukupkan. Imam al-
Ghazali menjelaskan bahwa al-Ḥasīb merupakan Dia yang mencukupi siapa yang
mengandalkannya. Sifat ini tidak disandang kecuali Allah sendiri, karena Allah saja lah yang
dapat mencukupi dan diandalkan oleh semua makhluk.

D.2 Teladan dari nama baik Al-Hasib

 Meyakini bahwa hanya Allah yang memberi kecukupan dan membuat perhitungan
 Mengevaluasi diri secara konsisten

E.1 Al-Hadi [ Maha Pemberi Petunjuk ]


Nama al-Hādi merupakan nama ke-94 dari 99 al-Asmā` al-Ḥusnā. Kata al-Hādi
berakar kata dari huruf ha`, dal, dan ya` berarti tampil ke depan untuk memberi petunjuk dan
menyampaikan dengan lemah lembut. Imam al-Ghazali menjelaskan makna al-Hādi berarti Dia
yang Maha memberikan petunjuk kepada makhluk-Nya untuk mengenal diri-Nya. Kata al-Hādi
tidak pernah disebutkan sama sekali dalam al-Qur`an.
Akan tetapi dengan padanan kata hādi dan hād (tanpa alif dan lam), kata tersebut dapat ditemukan
dalam al-Qur`an. Kata tersebut ditemukan sebanyak sepuluh kali dalam al-Qur`an.

E.2 Teladan dari nama baik Al-Hadi

 Meyakini bahwa petunjuk Allah adalah petunjuk paling sempurna


 Membagikan petunjuk kepada orang lain dengan sungguh-sungguh dan tanpa pamrih

F.1 Al-Khaliq [ Maha Pencipta ]


Nama al-Khāliq merupakan nama ke-12 dari 99 al-Asmā` al-Ḥusnā. Kata al-Khāliq
berakar kata dari huruf kha’, lam, dan qaf berarti mengukur dan menghapus. Makna ini lalu
mengalami perluasan antara lain dengan arti menciptakan dari tiada dan menciptakan tanpa suatu
contoh terlebih dahulu. Nama al-Khāliq memiliki makna bahwa Allah Maha pencipta segala
sesuatu.
F.2 Teladan dari nama baik Al-Khaliq

 Meyakini bahwa Allah menciptakan sesuatu dengan sebaik-baiknya


 Motivasi berkreasi dan inovasi

G.1 Al-Hakim [ Maha Bijaksana ]


Nama al-Ḥakīm merupakan nama ke-47 dari 99 al-Asmā` al-Ḥusnā. Kata al-Ḥakīm
berakar dari huruf ḥa`, kaf, dan mīm berarti bijaksana. Nama al-Ḥakīm menunjukkan bahwa
Allah Mahabijaksana atas segala sesuatu. Dengan kebijaksanaan-Nya, Allah memberikan
manfaat dan kemudahan makhluk-Nya atau menghalangi dan menghindarkan terjadinya
kesulitan bagi makhluk-Nya.
Tidak ada keraguan dan kebimbangan dalam segala perintah dan larangan-Nya, dan tak satu pun
makhluk yang dapat menghalangi terlaksananya kebijaksanaan atau hikmah-Nya Imam al-
Ghazali menjelaskan kata al-Ḥakīm dalam arti pengetahuan akan sesuatu yang paling utama.
Karena Dia mengetahui ilmu yang abadi dan hanya Dia yang mengetahui wujud yang mulia.
Dalam al-Qur`an kata al-Ḥakīm disebutkan 97 kali dan umumnya menyifati Allah Swt.
G.2 Teladan dari nama baik Al-Hakim

 Meyakini bahwa Allah Maha Bijaksana atas segala sesuatu


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Allah memiliki 99 nama yang indah atau lebih terkenal dengan sebutan Al-Asma-ul-Husna. Nama-
nama tersebut merupakan cerminan dari perilaku Allah terhadap Hambanya. Karena itu, jika nama-
nama tersebut kita sebut sebagai suatu permohonan, niscaya akan mempunyai pengaruh yang sangat
besar.
Anjuran untuk berdoa menggunakan Asmaul Husna telah tercermin dalam firman Allah: “Hanya
milik Allah Asma-Ul Husna, maka berdoalah kepadaNya dengan menyebut Asma-Ul Husna, dan
tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti
mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Surat Al-A’rof Ayat
180).
Dalam Sifat Asmaul Husna-Nya Ia telah menujukan kebesaran-kebesaran yang masuk akal hingga
yang tidak masuk akal, semuanya dapat di kehendaki oleh-Nya karena Allah Maha Kuasa di atas
segala-galanya di jagat raya ini, begitu banyak kemurahan dan nikmat yang di berikan kepada hamba-
Nya tanpa pandang bulu, Semua Ia berikan, karena Allah adalah Dzat yang Maha Pengasih, Maha
Pemurah lagi maha Memelihara.

B. SARAN

Oleh karena itu sebagai hamba Allah yang taat dan patuh senantiasa akan mengamalkan sifat-sifat
tersebut dalam kehidupan sehari-hari, serta meneladaninya sebagai wujud kecintaan kita terhadap
Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Akidah Akhlak Kelas- XII


www.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai