MAKALAH
(ASMAUL HUSNA)
“NILAI-NILAI ASMAUL HUSNA”
Disusun oleh :
Kelas XII
Kami panjatkan puji syukur atas Rahmat dan Ridho Allah SWT karna berkat
Rahmat dan Ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Nilai-
nilai Asmaul Husna”. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah
ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik dalam makalah kami
agar makalah kami kedepannya bisa lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
ISI
2.1 Al-Razzaq
A. Pengertian Al-Razzaq
Al-Razzaq diambil dari kata razaqa atau rizq, yakni rezeki. Hanya saja makna Rezeki mengalami
pengembangan makna sehingga ia juga dapat berarti adanya pangan, terpenuhinya kebutuhan,
honor seseorang, ketenangan ataupun hujan serta maknamakna lainnya. Dengan demikian rezeki
berarti segala pemberian dari Allah Swt yang dapat dimanfaatkan baik berupa fisik, maupun non
fisik.
B. Menurut Al-Qur’an
Dalam al Quran kata alRazzaq hanya disebutkan satu kali di dalam firman Allah
Swt: “Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat
kokoh”(QS. AlDzariyat (51):58).
Hanya saja banyak ayat yang lain yang menggunakan akar kata al Razzaq ini yang
tersebar di dalam al Quran. Al Razzaq berarti Allah Swt secara berulang-ulang dan terus-menerus
memberikan banyak rezeki kepada makhlukNya. Dalam hal ini Imam Ghazali berkata: ”Allah
Swt yang menciptakan rezeki dan Ia pula yang menciptakan pencari rezeki sekaligus Yang
mengantarkannya serta menciptakan hukum kausalitas sehingga manusia dapat menikmatinya”
C. Menurut Ulama
Menurut imam Al-Ghazali beliau mengatakan , Semua rezeki yang ada itu berasal dari Allah
karena Allah adalah ar-Razzaq (Maha Pemberi Rezeki). Allah memberikan kepada siapa saja
yang dikehendaki-Nya. Firman Allah, “Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki
dan menyempitkan (bagi siapa yang Dia kehendaki)
D. Menurut Hadist
Imam Ibnu Mandah (wafat th. 395 H) memuat nama ar-Razzâq dalam kitab beliau: Kitab at-
Tauhid wa Ma’rifat Asmâ’i Allah Azza wa Jalla wa Sifatihi ’alâ al-Ittifâq wa at-Tafarrud.[3] Beliau
membawakan dalil dari hadits Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu yang mengatakan:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membacakan kepadaku (firman Allah Ta’ala, yang
artinya): “Sesungguhnya Aku adalah ar-Razzâq (Maha Pemberi rizki), yang Maha Kuat lagi Maka
Kokoh.” [HR Abu Dawud, at-Tirmidzi dan lain-lain].
2.2 Al-Malik
A. Pengertian Al-Malik
Al-Malik secara umum diartikan dengan kata raja atau penguasa. Kata Al-Malik terdiri dari
huruf Mim Lam Kaf yang rangkaiannya mengandung makna kekuatan dan Keshahihan. Kata
Al-Malik di dalam alQur’an terulang sebanyak lima kali dan biasanya diartikan dengan arti raja.
Dua dari ayat tersebut disandingkan kepada kata al- Haq yang berarti pasti dan sempurna.
B. Menurut Al-Qur’an
Hal ini karena kerajaan Allah Swt abadi dan sempurna tidak seperti kerajaan manusia. Hal ini
terlihat dalam firman Alllah Swt : "Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenarbenarnya" (QS.
Thaha (20):114)
C. Menurut Ulama
Imam al-Ghazali menyatakan kata alMalik menunjukkan bahwa Allah Swt tidak
membutuhkan kepada segala sesuatu melainkan segala sesuatu membutuhkan diriNya. Tidak
hanya itu bahkan segala wujud yang ada di muka bumi ini bersumber darinya dan ia menjadi
pemilik bagi seluruh wujud tersebut. Dengan demikian Allah Swt adalah raja sekaligus pemilik.
Kepemilikan Allah Swt sangat berbeda dengan kepemilikan manusia. Kepemilikan manusia
terbatas sementara kepemilikan Allah Swt tidak terbatas. Sebagai misal bisa saja manusia
memiliki mobil hanya saja dengan kepemilikannya tersebut ia memiliki keterbatasan. Ini tidak
berlaku bagi Allah Swt karena Allah Swt tidak dimintakan pertanggung jawaban atas
perbuatanNya. Allah Swt juga sebagai raja. Raja berarti Dzat yang memiliki hak mengatur
terhadap diriNya maupun sosok lain dengan kekuatan dan kekuasaannya. Manusia bisa saja
menjadi raja tetapi tidak dapat menjadi raja yang mutlak karena hal tersebut hanya milik Allah
Swt.
D. Menurut Hadist
Dalam sebuah hadits qudsi, Allah SWT berfirman, “Aku adalah Al-Malik (Raja), maka di
manakah (mereka yang mengaku) raja?” (HR. Bukhari dan Muslim).
2.3 Al-Hadi
A. Pengertian Al-Hadi
Secara etimologi kata alHadi diambil dari akar kata hadaya, yaitu huruf ha, dal dan ya. Ia
dapat diartikan dengan penunjuk jalan karena ia selalu berada di depan memberi petunjuk.
Tongkat bagi orang-orang tertentu misalnya orang buta dapat dikatakan sebagai alHadi karena ia
digunakan mendahului kakinya sebagai petunjuk ke mana kaki harus melangkah. Selain itu al-
Hadi juga dapat berarti menyampaikan dengan lemah lembut. Dari makna ini terlahir istilah
hadiah karena hadiah biasanya disampaikan dengan kelembutan sebagai bentuk simpatik
seseorang pada orang lain. Dari kata tersebut juga terlahir kata alhadyu yang berarti binatang
yang disembelih di baitullah sebagai persembahan. Dalam al-Qur’an kata alHadi yang diserta
dengan alif dan lam tidak ada.
B. Menurut Al-Qur’an
Kata yang ada Hadi tanpa alif dan lam sebanyak tiga kali seperti firman Allah
SWT “Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orangorang yang beriman kepada
jalan yang lurus”(QS. Al Haj(22):54)
Allah Swt sebagai Al Hadi berarti Allah Swt yang menganugerahkan petunjuk. Petunjuk Allah
Swt kepada manusia bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan manusia itu sendiri.
C. Menurut Ulama
Menurut Syaikh Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam bukunya Ensiklopedi Asmaul
Husna, Al-Haadi mempunyai makna: yang memberi hidayah dan petunjuk kepada hamba-
hamba-Nya untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
D. Menurut Hadist
\
2.4 Al-Afuw
A. Pengertian Al-Hadi
Al Afuww merupakan salah satu nama baik Allah dalam Asmaul Husna. Al Afuww
artinya Yang Maha Pemaaf. Maksudnya, Allah adalah Dzat yang memafkan segala kesalahan
hamba-Nya yang memohon ampun kepada-Nya. Al Afuww merupakan bentuk wazan faul dari
kata al-afwu yang memiliki arti mengampuni dosa dan tidak menyiksanya.
Nama ini masih memiliki kesamaan makna dengan Al Gaffar, namun makna dari Al Afuww
lebih kuat dari Al Ghafar. Sebab, Al Ghaffar memiliki makna menutupi sedangkan Al Afuww
memiliki makna menghapus.
B. Menurut Al-Qur’an
Allah adalah Dzat yang senantiasa memaafkan orang-orang yang telah melakukan perbuatan
dosa. Sebagaimana dijelaskan dalam surat An-Nisa ayat 99, yang bunyinya sebagai berikut:
Maka mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Allah Maha Pemaaf, Maha
Pengampun.
Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang ada orang yang tidak mau memaafkan kesalahan orang
lain karena rasa gengsi dan egonya yang tinggi. Sikap seperti ini sangat dilarang oleh Islam,
sebab Allah yang Yang Mahakuasa saja mau memberikan maaf kepada hamba-hamba-Nya yang
berdosa.
C. Menurut Ulama
Imam Ibnul Qayyim dalam 10 Principles of Perfect Muslimah menjelaskan, tidak ada
keselamatan bagi umat manusia kecuali dengan maaf dan ampunan Allah. Apabila seseorang
tidak diberikan maaf dan ampunan oleh Allah, dapat dipastikan orang tersebut merupakan
golongan orang-orang yang binasa.
D. Menurut Hadist
BAB III
Kesimpulan
Saran
Daftar pustaka
Source :
http://materiaqidahakhlaq.blogspot.com/2018/06/bab-i-nilai-nilai-mulia-al-al-asma-al.html
https://kumparan.com/berita-hari-ini/arti-asmaul-husna-al-afuww-dan-cara-meneladaninya-dalam-
kehidupan-sehari-hari-1wsSixPPgcu/full
https://almanhaj.or.id/28531-ar-razzaq-rizki-hanya-berasal-dari-nya.html
https://gesahkita.com/2019/07/30/empat-tingkat-rezeki-menurut-imam-al-ghazali/
https://alamisharia.co.id/id/blogs/inspirasi/mengenal-nama-nama-allah-ini-bisa-buat-kamu-lebih-
tangguh-part-2/#:~:text=Makna%20Al%2DHaadi,mencapai%20kebahagiaan%20dunia%20dan
%20akhirat.