Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : Kasih Sayang dan Kekuasaan Allah


B. Kegiatan Belajar : KB 1

C. Refleksi

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI

Konsep
(Beberapa
1 istilah dan
definisi) di
KB

A. Al-Asma al-Husna: al-Rahman


1. Secara bahasa al-Asmā' al- Ḥusnā berarti nama-nama yang terbaik. Adapun
secara istilah, al-Asmā' al-Ḥusnā diartikan dengan nama-namaAllah yang
berjumlah 99 (sembilanpuluh Sembilan).
2. Istilah ini diambil dari beberapa ayat al-Qur’an yang menegaskanbahwa Allah
mempunyai berbagai nama yang terbaik. Selain itu, kata al-ḥusnā
menunjukkan bahwa nama-nama yang disandang Allah menunjukkan sifat-
sifat yang amat sempurna dan tidak sedikitpun tercemar dengan kekurangan
3. Para ulama yang merujuk kepada al-Qur’an mempunyai hitunganjumlah
bilangan al-Asmā' al- Ḥusnā yang berbeda-beda. Namun berdasarkan
riwayat yang populer, menyebutkan bahwa bilangan al- Asmā' al-Ḥusnā
adalah 99.
4. Kata al-Rahmān berasal dari kata Rahīma yang artinya menyayangi atau
mengasihi yang terdiri dari huruf Rā, Hā, dan Mim, yang mengandung makna
kelemahlembutan, kasih sayang, dan kehalusan.Selanjutnya kata rahim
melahirkan kata al-Rahmān.
5. Seseorang yang memiliki rahmah, adalah seseorang yang memiliki rasa kasih
sayang kepadamu, seseorang yang lembut dan mempermudah dirimu. Ada
saat-saat dimana kita akan mempertanyakan kasih sayang Allah kepada kita.
Saat itu, mungkin adalah hari berat dalam hidup kita. Saat itu, perlu lagi
menengok makna al- Rahmān, mencoba berbaik sangka dan memikirkan
kasih sayang dalam bentuk apa yang Allah sedang berikan kepada kita, juga
memikirkan betapa banyak hal buruk yang bisa terjadi pada kita, namun Allah
menjaga kita dari hal-hal tersebut.
6. Lafaz al-Rahmān dan al-Rahīm keduanya merupakan isim yang berakar dari
bentuk masdar al-Rahmān dengan maksud mubalagah; lafaz al-Rahmān lebih balig
(kuat) daripada lafaz al-Rahīm. Di dalam kitab tafsir sebagian ulama Salaf
terdapat keterangan yang menunjukkan kepada pengertian tersebut, seperti
yang telah disebutkan di dalam asar mengenai kisah Nabi Isa a.s. Disebutkan
bahwa dia pernah mengatakan, " al-Rahmān artinya Yang Maha Pemurah di
dunia dan di akhirat, sedangkan al- Rahīm artinya Yang Maha Penyayang di
akhirat."

B. Al-Asmā al-Husnā: al-Mālik


1. Sifat Allah, al-Malik (‫)لا ملك‬, yang diartikan raja atau penguasa.
Penempatan susunannya seperti ini sejalan dengan penempatannya dengan
sekian banyak ayat al- Qur'an, antara lain pada surah al- Fatihah dan surah
al- Hasyar. Hanya Allah yang memiliki kekuasaan dan kerajaan serta
kepemilikan. Kata "Malik" mengandung arti penguasaan terhadap sesuatu
disebabkan oleh kekuatan pengendalian dan keshahihannya. Kata "Malik"
yang biasa diterjemahkan raja adalah yang menguasai dan menangani perintah dan
larangan, anugerah dan pencabutan. Salah satu kata "Malik" dalam al- Qur'an
adalah yang terdapat dalam surah al-Nās, yakni "Malik al-nās" (Raja manusia).
2. Dalam Al-Qur'an, tanda-tanda kepemilikan kerajaan adalah kehadiran banyak
pihak kepadaNya untuk bermohon agar dipenuhi kebutuhannya atau untuk
menyampaikan persoalan- persoalan besaragar dapat tertanggulangi.
3. Kata "Malik" terdiri dari tiga huruf yakni Mim, Lam, dan Ka. Yang
rangkaiannya mengandung makna kekuatan dan keshahihan. Kata Malik
pada mulanya berarti ikatan dan penguatan. Kata Malik terulang di dalam al-
Qur'an sebanyak 5 (lima) kali, dua di antaranya dirangkaikan dengan kata
"hak" dalam arti yang "pasti dan sempurna," yaitu terdapat dalam surah Thaha
ayat 114 dan surah al- Mukminun ayat 122, “Dan adapun kerajaan Allah
mencakup kerajaan lagit dan bumi.” Allah berfirman dalam surah al- Zukhruf
ayat 85: Demikian pula Allah juga pemilik kerajaan akhirat, hal tersebut
terdapat dalamsurahal-an'am ayat 73 dan surah al-Hajj ayat 56.
4. Imam Al-Gazali menjelaskan arti "Malik" yang berarti raja yang merupakan
salah satu nama Asmaul Husna dengan menyatakan bahwa "Malik" adalah
yang tidak butuh pada zat dan sifat-Nya segala yang wujud, bahkan Dia
adalah yang butuh kepadaNya segala sesuatu yang menyangkut segala
sesuatu, baik pada zatNya, sifatNya, wujudNya dan kesinambungan
eksistensinya. Demikianlah itu raja yang mutlak". Disini terlihat perbedaan
antara "Malik" yang berarti "Raja" dan "Maalik" yang diartikan "pemilik". Allah
adalah raja sekaligus pemilik.

C. Mukjizat
1. Pengertian Mukjizat
Mukjizat berasal dari Bahasa Arab yang telah dibakukan ke dalam Bahasa
Indonesia, yaitu al-Mu’jizat (‫)المعجزة‬. Al-mu’jizat secara harfiah antara lain berarti
lemah, tidak mampu, tidak berdaya, tidak sanggup, tidak dapat (tidak bisa),
dan tidak kuasa. Al-‘ajzu adalah lawan dari kata al- qudrah yang berarti
sanggup, mampu, atau kuasa. Dalam pada itu, istilah mu’jiz atau mu’jizat
lazim diartikandengan al’ajib, maksudnya sesuatu yang ajaib (menakjubkan
atau mengherankan) karena orang atau pihak lain tidak ada yang sanggup
menanding atau menyamai sesuatu itu. Juga sering diartikan dengan amrun
khāriqun lil-‘ādah yakni sesuatu yang menyalahi tradisi.
2. Tiga unsur pokok dalam mukjizat yaitu: 1) mukjizat harus menyalahi tradisi
atau adat kebiasaan (khariqun lil ‘adah; 2) mukjizat harus dibarengi dengan
perlawanan; dan 3) Mukjizat itu tak terkalahkan
3. Dalil dan Contoh Mukjizat
 Mukjizat Nabi Nuh a.s dalam surat Asy Syu’ara 26 : 119-120
 Mukjizat Nabi Ibrahim a.s. dalam surat Al- Anbiya' 21 : 68-70
 Mukjizat Nabi Ismail a.s. dalam surat As-Saffat 37 : 104-107
 Mukjizat Nabi Musa a.s. dalam surah Asy-syu'ara 26 : 63
 Mukjizat Nabi Sulaiman a.s. dalam surah An-Naml 27 : 16
 Mukjizat Nabi Yunus a.s. dalam surah Al-Anbiyaa' 21 : 87-88
 Mukjizat Nabi Isa a.s. dalam surah Al-Maidah 5 : 110
 Mukjizat Nabi Muhammad saw. Di antaranya adalah adanya Al-
Qur’an, selain itu beliau juga dapat membelah bulan, tercatat dalam
hadits riwayat Imam Bukhari nomor hadits 3579
4. Hikmah adanya mukjizat adalah sebagai bahan mengagumi kekuasaan Allah
atas segala makhluk-Nya, serta sebagai bahan mengajak orang lain menggali
kebesaran Allah Swt.

D. Karomah
1. Ahlus Sunnah Wal Jama’ah mempercayai adanya karomah yang dimana
karomah ini datangnya dari sisi Allah. Karomah ini, mau tidak mau akan
membentuk kharisma seseorang di mata umat. Karomah pada dasarnya
merupakan suatu hal yang dianggap bertentangan dengan adat kebiasaan
manusia pada umumnya, dan karomah ini hanya diberikan kepada hamba-
hamba Allah yang sholeh. Karomah merupakan bagian dari Mawahib
(anugerah) Allah yang didapat tanpa melalui proses usaha juga terjadi hanya
sesekali saja.
2. Karamah berasal dari bahasa arab ‫ كرم‬berarti kemuliaan, keluhuran, dan
anugerah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengistilahkan
karomah dengan keramat diartikan suci dan dapat mengadakan sesuatu
diluar kemampuan manusia biasa karena ketaqwaanya kepada Tuhan.
Menurut ulama sufi, karamah berarti keadaan luar biasa yang diberikan Allah
SWT kepada para wali-Nya.
3. Wali ialah orang yang beriman, bertakwa, dan beramal shaleh kepada Allah
SWT. Ulama’ sufi meyakini bahwa para wali mempunyai keistimewaan,
misalnya kemampuan melihat hal-hal ghaib yang tidak dimiliki oleh manusia
umumnya. Allah SWT dapat memberi karamah kepada orang beriman, takwa,
dan beramal shaleh menurut kehendaknya.
4. Sebagian ciri-ciri seorang hamba yang memiliki karomah diantaranya yaitu: (a)
tidak memiliki doa-doa khusus sebagai suatu bacaan; (b) karomah hanya
terjadi pada seorang yang sholeh; (c) seseorang yang memiliki karomah tidak
pernah secara sengaja mengaku-ngaku bahwa dirinya memiliki karomah.
5. Sedangkan maksud atau tujuan dari pemberian karomah tersebut kepada
para wali ialah: (a) dapat lebih meningkatkan keimanan kepada Allah; (b)
masyarakat menjadi lebih percaya kepada seorang wali Allah, yang
senantiasa meneruskan perjuangan nabi Muhammad SAW; dan (c) karomah
merupakan bukti nyata meninggikan derajat seorang wali agar dirinya selalu
tetap istiqomah di jalan Allah.
6. Dalam kitab Jauharut Tauhid karya Syaik Ibrahim al-Laqqani dan buku
Meluruskan Pemahaman Tentang Wali Karya Abu Fajar Alqalami, dengan
mengetahui konsep karomah tersebut, diharapkan hal ini akan dapat
meningkatkan keimanan serta ketaqwaan kepada Allah SWT, serta tidak
akan salah mengenai konsep karomah sesungguhnya, mengingat di era
modern ini ditemukan banyak orang-orang yang mengaku-ngaku dirinya
memiliki karomah.

E. Sihir
1. Sihir dalam bahasa Arab tersusun dari huruf ‫ س‬,‫ ح‬,‫( ر‬siin, ha, dan ra), yang
secara bahasa bermakna segala sesuatu yang sebabnya nampak samar.
Seorang pakar bahasa, al- Azhari mengatakan bahwa, “Akar kata sihir
maknanya adalah memalingkan sesuatu dari hakikatnya. Maka ketika ada
seorang menampakkan keburukan dengan tampilan kebaikan dan
menampilkan sesuatu dalam tampilan yang tidak senyatanya maka dikatakan
dia telah menyihir sesuatu”.
2. Sebagian ulama mengatakan bahwa sihir adalah benar- benar terjadi ‘riil’,
dan memiliki hakikat. Artinya, sihir memiliki pengaruh yang benar- benar
terjadi dan dirasakan oleh orang yang terkena sihir. Namun ada ulama lain
yang menjelaskan bahwa sihir hanyalah pengelabuan dan tipuan mata
semata, tanpa ada hakikatnya
3. Ibnu Qudamah Al-Maqdisi mengatakan, Sihir adalah ikatan- ikatan, jampi-
jampi, perkataan yang dilontarkan secara lisan maupun tulisan, atau
melakukan sesuatu yang mempengaruhi badan, hati atau akal orang yang
terkena sihir tanpa berinteraksi langsung dengannya. Sihir ini mempunyai
hakikat, diantaranya ada yang bisa mematikan, membuat sakit, membuat
seorang suami tidak dapat mencampuri istrinya atau memisahkan pasangan
suami istri, atau membuat salah satu pihak membenci lainnya atau
membuatkedua belah pihak saling mencintainya.
4. Sihir merupakan kesepakatan antara tukang sihir dan syaitan dengan
ketentuan bahwa tukang sihir akan melakukan berbagai keharaman atau
kesyirikan dengan imbalan pemberian pertolongan syaitan kepadanya dan
ketaatan untuk melakukan apa saja yang dimintanya. Setiap kali seorang
penyihir meningkatkan kekufuran, maka syaitan akan lebih taat kepadanya
dan lebih cepat melaksanakan perintahnya. Dan jika tukang sihir tidak
sungguh- sungguh melaksanakan berbagai hal yang bersifat kufur yang
diperintahkan syaitan, maka syaitan akan menolak mengabdi kepadanya serta
menentang perintahnya. Dengan demikian, tukang sihir dansyaitan
merupakan teman setia yang bertemu dalam rangka perbuatan kemaksitan
kepada Allah.
Daftar materi 1. Pengertian/makna Al Asma Al Husna “Maalik” menurut Imam Ghazali
pada KB 2. Salah satu ciri-ciri seorang hamba yang memiliki karomah diantaranya yaitu:
2
yang sulit tidak memiliki doa-doa khusus sebagai suatu bacaaan
dipahami
3. Gambaran/cara kesepakatan ahli sihir dengan syaitan.

Daftar materi
yang sering
mengalami 1. Karomah kewalian dalam kehidupan sehari-hari
3
miskonsepsi
2. Penjelasan sihir.
dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai