Anda di halaman 1dari 6

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : AKIDAH AKHLAK


B. Kegiatan Belajar : SUMBER AKHLAK DAN IMPLEMENTSINYA (KB 2)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


Konsep
(Beberapa istilah AKHLAK AL KARIMAH
dan definisi) di
KB

QUWWAH AL ILMI

SUMBER AKHLAK DAN


QUWWAH AL GHADHAB
IMPLEMENTASINYA

IMAN SEBAGAI PONDASI


AMAL SHALEH DAN
IMPLEMENTASINYA

TAWAKKAL
1

AKHLAK AL-KARIMAH
A. DEFINISI AKHLAK AL-KARIMAH
Menurut bahasa kata Akhlak dalam bahasa Arab
merupakan jama’ dari khuluqun yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku, sopan santun atau tabiat bagi sesorang.
Kata tersebut mengandung segi persesuaian dengan
perkataan khalqun berarti kejadian, yang juga erat hubungannya
dengan khalik yang berarti pencipta, demikian
pula makhluqun yang berarti yang diciptakan.
B. KEKUATAN JIWA DAN SUMBER TERBENTUKNYA AKHLAK AL-
KARIMAH
Ibu Miskawaih menjelaskan bahwa di dalam jiwa seseorang
itu terdapat tiga kekuatan (al-quwwah) yang sangat penting dalam
membentuk akhlak manusia. Sementara Imam AlGhazali
menyebutkan sebagai Ummahat al-Akhlaq wa Ushuluha dengan
ditambahkan satu kekuatan (al-quwwah) sehingga genap menjadi
empat kekuatan (al-quwwah) keempatnya adalah:
• Quwwah al-Ilmi adalah kekuatan yang berasal dari akal.
Dengan akal inilah manusia dapat dengan mudah
membedakan mana yang benar dan yang salah.
• Quwwah al-Ghadhab merupakan dorongan manusia untuk
menolak yang tidak disenangi dan memdapatkan
kenikmatan yang bersifat abstrak dan batin.
• Al-Quwwah asy-Syahwah yaitu kekuatan yang ada dalam
diri manusia yang yang mendorong perbutan-perbuatan
untuk memperoleh kenikmatan-kenikmatan yang bersifat
zhahir.
• Quwwah al-‘Adl, Menurut al-Ghazali, terbentuknya akhlak
yang mulia pada diri seseorang diperlukan lagi satu
kekuatan, yaitu Al-Quwwah al-‘Adl, sebuah kekuatan
penyeimbang dari ketiga kekuatan jiwa sebelumnya yakni al-
ilmi, al-ghadab dan asy-syahwat.

AMAL SHALIH

A. HAKEKAT AMAL SHALIH


Amal shaleh memiliki arti perbutan yang baik,
bermanfaat, selamat, atau cocok. Sedang menurut istilah amal
shalih diartikan sebagai semua perbuatan yang sesuai dengan
ajaran al-Qur’an dan Sunnah Nabi Saw. Amal shalih juga
disefinisikan sebagi perbuatan baik yang dilakukan seseorang
karena Allah Swt. dengan tujuan untuk mendapatkan rahmat dan
ridha Allah SWT, baik menjalankan perintah maupun menjauhi
larangan-Nya, sesuai dengan aturan-aturan ajaran Islam yang
telah tersirat dalam Al-Qur’an dan sunnah baginda Rasul
Muhammad SAW.
B. AMAL SHALIH SEBAGAI AKHLAK AL-KARIMAH KEPADA
ALLAH SWT.
Amal shalih agar berkualitas, seyogyanya dibarengi
dengan akhlak-akhlak terpuji sebagai berikut:
• Tawakkal
Tawakkal ialah penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah
mengenai nasib dan masa depan yang didasari oleh keimanan
yang terbentuk dengan ma’rifat, ilmu dan keadaannya dalam
mengawali perbuatan ketika akan melaksanakan amalannya
sebagai ikhtiyar/ usaha.
• Ikhlas
Menurut bahasa, ikhlas memiliki arti jujur, tulus dan rela. Maka
adapun Ikhlas secara terminologi adalah menyegajakan sesuatu
perbuatan karena Allah SWT, menyerahkan penilan diri
sepenuhnya hanya kepadaNya bukan kepada makhluk mlain.
• Sabar
Sabar secara etimologi berarti tahan menghadapi cobaan, tidak
lekas marah, putus asa atau patah hati. Sabar adalah keteguhan
hati yang mendorong akal pikiran dan agama dalam menghadapi
dorongan-dorongan nafsu syahwat.
• Syukur
Secara bahasa, syukur diartikan sebagai: rasa terima kasih
kepada Allah, Sedangkan menurut istilah syukur adalah
pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan Allah yang
disertai dengan kedudukan kepada-Nya dan mempergunakan
nikmat tersebut sesuai dengan tuntunan dan kehendak Allah.
5. Ridha
Menurut bahasa kata ridha berasal dari bahasa Arab yang
berarti senang, suka, rela. Jadi, ridha itu merupakan kondisi
kejiwaan atau sikap mental yang senantiasa menerima dengan
lapang dada atas segala keputusan Allah Swt. yang terkait dengan
diri seorang hamba, baik berupa karunia yang baik berupa
nikmat maupun yang buruk berupa bala’. Ia akan senantiasa
merasa senang dalam setiap situasi yang meliputinya.

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

A. HAKEKAT AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI


Akhlak terhadap diri sendiri pada dasarnya adalah sifat
jiwa yang sudah mendarah daging yang dapat menjadi inspirasi
dan mendorong perbuatan-perbuatan yang akibatnya kembali
pada dirinya sendiri, baik itu perbuatan yang bermanfaat
maupun perbuatan yang madharat bagi dirinya.

MACAM-MACAM AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI


Untuk memiliki pribadi yang berakhlak terpuji, sepatutnya
memiliki lima sifat baik terhadap dirinya, yaitu:
1.Khauf dan Raja’
Khauf adalah perasaan takut terhadap siksa dan keadaan
yang tidak mengenakkan karena kemaksiatan dan dosa yang
telah diperbuat. Sedangkan raja’ adalah perasaan penuh harap
akan surga dan berbagai kenikmatan lainnya, sebagai buah dari
ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
2.Malu
Malu adalah adalah sifat yang mendorong seseorang
merasa tidak enak apabila meninggalkan kewajiban-
kewajiabannya sebagai hamba Allah Swt dan meninggalkan
larangan-larangan-Nya. Ada tiga macam malu yang perlu melekat
pada seseorang, yaitu:
• Malu kepada diri sendiri
• Malu kepada manusia.
• Malu kepada Allah.
• Rajin
Rajin ialah sifat yang yang sudah menyatu dengan jiwanya
yang dapat mendorong kegigihan seseorang dalam setiap usaha
untuk mencapai tujuan dan keinginan-keinginannya.
• Hemat.
Hemat dalam kehidupan sehari-hari adalah sifat jiwa yang
sudah menyatu dengan dirinya yang dapat mendorong seseorang
menggunakan segala sesuatu yang dimilikinya, baik harta, tenaga
maupun waktu sesuai dengan kebutuhan.
• Istiqamah
Istiqamah adalah sifat yang sudah menyatu dengan jiwa
seseorang yang mendorong untuk melakukan jalan yang lurus
(benar) berupa ketaatan mutlak kepada Allah Swt. secara
konsisten dan terus menerus dalam keadaan apapun dan
dimanapun ketika menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.

AKHLAK TERHADAP ORANG LAIN

A. HAKEKAT AKHLAK TERHADAP ORANG LAIN


Akhlak terhadap orang lain adalah sifat-sifat yang melekat
kuat dalam diri seseorang yang menjadi sumber kekuatan untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat berakibat baik atau
buruk bagi orang lain.
B. MACAM-MACAM AKHLAK TERHADAP ORANG LAIN
• 1.Kasih Sayang
Kasih sayang merupakan bentuk respon kejiwaan terhadap
pengaruh dari luar sehingga menimbulkan kepedulian, empati,
bahkan sedih dan marah (perasaan diantara dua pihak).
• 2.Siddiq
Siddiq (jujur) adalah sifat yang menyatu dengan jiwa
seseorang yang dapat mengispirasi dan mendorong secara cepat
untuk berbicara dan berbuat apa adanya.
• 3.Amanah
Amanah merupakan sifat yang melekat dalam diri
seseorang yang dapat mendorong seseorang dapat melakukan
perbuatan-perbutan dengan cepat tentang segala sesuatu yang
dipercayakan kepadanya.
• 4.Tabligh
Tablig pada hakikatnya adalah dakwah menyampaikan
kebenaran. Seseorang yang mempunyai sifat tabligh yang tidak
pernah menyembunyikan kebenaran, ia akan menyampaikan
kebenaran itu, dan mengajak orang-orang untuk mengikutinya.
• 5.Pemaaf
Pemaaf berarti orang yang rela memberi maaf kepada orang
lain. Sikap pemaaf dapat dimaknai sebagai sikap suka
memaafkan kesalahan orang lain tanpa menyisakan rasa benci
dan keinginan untuk membalasnya.
• 6.Adil
Adil artinya tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak
pada yang benar, berpegang pada kebenaran, atau yang
sepatutnya, dan tidak sewenang-wenang.
B. Quwwah al-Ilmi (Potensi Berpikir)
Dalam rangka pembentukan akhlak seseorang, terlebih dahulu
memahami kekuatan-kekuatan jiwa yang dapat mendorong
terbentuknya akhlak.
Ibnu Miskawaih menjelaskan bahwa di dalam jiwa seseorang itu
terdapat tiga kekuatan (al-quwwah) yang sangat penting dalam
membentuk akhlak manusia.
Sementara Imam Al-Ghazali menyebutkan sebagai Ummahat al-
Akhlaq wa Ushuluha dengan ditambahkan satu kekuatan (al-
quwwah) sehingga genap menjadi empat kekuatan (al-quwwah)
(Al-Ghazali, Ihya Ulum ad-Din/Rubuu’ al-Muhlikat, 2005; 936).
Daftar materi Keempat kekuatan tersebut adalah Quwwah al-Ilmi, Quwwah al-
2 pada KB yang Ghadhab, Quwwah asySyahwah, dan Quwwah al-‘Adl.
sulit dipahami
1. Pengertian Quwwah al-Ilmi
Quwwah al-Ilmi adalah kekuatan yang berasal dari akal. Dengan
akal inilah manusia dapat dengan mudah membedakan mana
yang jujur dan mana yang bohong dalam berbicara, mana yang
benar dan mana yang salah dalam mengambil keputusan, mana
yang baik dan mana yang buruk dalam bertindak. Kekuatan inilah
yang menjadi pembeda manusia dengan binatang. Dengan akal
manusia dapat mencipta dan mengembangakan budaya sehingga
terus berkembang ke arah yang lebih baik dan lebih maju dari
sebelumnya. Buahnya adalah hikmah, yakni pemahaman yang
mendalam tentang segala sesuatu sesuai dengan syariat Allah Swt.
Islam menempatkan malu sebagai bagian dari iman. Orang
beriman pasti memiliki sifat malu. Orang yang tidak memiliki
malu berarti tidak ada iman dalam dirinya meskipun lidahnya
menyatakan beriman. Rasulullah SAW bersabda, ''Iman itu lebih
dari 70 atau 60 cabang, cabang iman tertinggi adalah
mengucapkan 'La ilaha illallah', dan cabang iman terendah adalah
membuang gangguan (duri) dari jalan, dan rasa malu merupakan
cabang dari iman.'' (HR Bukhari-Muslim). Apabila seseorang
hilang malunya, secara bertahap perilakunya akan buruk,
kemudian menurun kepada yang lebih buruk, dan terus
meluncur ke bawah dari yang hina kepada lebih hina sampai ke
Daftar materi derajat paling rendah.
yang sering
mengalami
3 Ibnul Qoyyim menjelaskan dalam kitabnya Madarijus
miskonsepsi
Salikin bahwa kuatnya sifat malu itu tergantung kondisi kualitas
dalam
hatinya. Sedikit sifat malu disebabkan oleh kematian hati dan
pembelajaran
ruhnya, sehingga semakin hidup hati itu maka sifat malupun
semakin sempurna. Beliau juga mengatakan, Sifat malu darinya
tergantung kepada pengenalannya terhadap Rabbnya. Atau
dengan kata malu adalah sifat yang melekat pada diri seseorang
itu sangat terkait dengan kualitas imannya.

Perasaan malu muncul dari kesadaran akan perasaan bersalah


tetapi sebenarnya perasaan malu tidak sama dengan perasaaan
bersalah. Rasa malu merupakan perasaan tidak nyaman tentang
bagaimana kita dilihat oleh pihak lain, yakni Allah semata.

Anda mungkin juga menyukai