Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ASWAJA

ASMA’AL HUSNA

DOSEN PENGAMPU : JUSMAN, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK VII

DINDA FEBRIANA 21011014001


IQBAL 21011014034
HENDRAWAN 21011014008
MUHAMMAD IQRAM YUSUF 21011014009
MUHAMMAD RASUL 22011014030
PARWATI 21011014021

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
menganugerahkan segala kenikmatan serta kesempatannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Asma’ Al- Husna.” ini dengan tepat
waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Aswaja
(Ahlusunnah wal Jama’ah). Kami berharap dengan tersusunnya makalah ini, dapat
memberikan wawasan kepada penulis dan pembaca tentang ilmu yang terkandung
di dalamnya.

Ucapan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Aswaja Bapak
Jusman, M.Pd. yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk
menyelasaikan makalah ini kepada kelompok kami. Ucapan terima kasih juga
kami haturkan kepada pembaca, yang telah menyempatkan waktunya untuk
membaca makalah ini.

Akhir kata tak ada gading yang tak retak, tentunya di dalam makalah ini
masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dalam
penyusunan makalah-makalah selanjutnya.

Makassar, September 2022

Penyusun,

Kelompok VII
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................Error! Bookmark not defined.


KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar belakang..............................................Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan masalah.........................................Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan...........................................................Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN..........................................Error! Bookmark not defined.
2.1 Hubungan Antara Nama dan Yang DinamaiError! Bookmark not defined.
2.2 Memahami makna Asma’al -Husna : Al-karim, Al-mu’min, Al-wakil,
Al-atin, Al-adl, dan Al-Akhir......................Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Cara Berinteraksi dengan nama-nama Allah Subhana Wata’ala.......Error!
Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP..................................................Error! Bookmark not defined.
3.1 Kesimpulan...................................................Error! Bookmark not defined.
3.2 Saran.............................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA...............................................Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Allah SWT adalah dzat yang maha perkasa, keperkasaan Allah tiada
bandingannya, tidak terbatas dan bersifat kekal. Allah SWT menciptakan alam
semesta ini untuk kepentigan umat manusia, dalam menciptakan alam Allah
tidak pernah meminta bantuan terhadap mahluk lain, oleh karena itu kita
sebagai hamba Allah hendaknya selalu memuliakan-Nya, kemampuan Allah
dengan cara selalu mentaati seagala apa yang telah diperintahkan-Nya dan
juga menjauhi segala sesuatu yang telah di larang-Nya.
Kemampuan Allah dalam menciptakan alam beserta isinya merupakan
wujud dari Asmaul Husna yaitu Al-Aziz, Allah memiliki 99 Asmaul Husna,
termasuk di antaranya ialah Al-Karim,AIMu'min,Al-Wakil,Al-Matin,Al-
jami',AI-Adl,Al-Akhir.dan seterusnya. Nama-nama tersebut telah disebutkan
dalam Al-@ur'an bahwa Adanya Asmaul Husna sebagai bukti bahwa Allah
maha perkasa dan maha bijaksana, untuk itu maka kita wajib mengamalkan
Asmaul Husna ke dalam kehidupan sehari-hari.
Beragam cara ditempuh oleh manusia untuk mendekatkan diri kepada
Sang Pencipta, yaitu Allah Swt. Cara tersebut ada yang melalui jalan
merenung atau bertafakur atau berzikir. Ada pula seseorang menjadi dekat
dengan Allah Swt.yang disebabkan oleh musibah yang menimpanya.
Demikianlah Allah Swt. membuka cara atau jalan bagi tentu saja kita harus
mampu menempuh cara apapun agar dekat dengan Allah Swt.
Kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya tentu saja akan
mengantarkannya mendapatkan berbagai fasilitas hidup, yaitu kesenangan dan
kenikmatan yang tiada tara. Bukankah seorang anak yang dekat dengan orang
tuanya atau seorang pegawai bawahan dengan atasannya akan memberikan
peluang atas segala kemudahan yang akan dicapainya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Asma’ Al- Husna
2. Bagaimana Memahami makna Asma’al -Husna : Al-karim, Al-mu’min,
Al-wakil, Al-atin, Al-adl, dan Al-Akhir
3. Bagaimana cara Berinteraksi dengan nama-nama Allah Subhanahu
wata’ala

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Asma’ Al-Husna


2. Untuk Mengetahui Bagaimana Memahami makna Asma’al -Husna : Al-
karim, Al-mu’min, Al-wakil, Al-atin, Al-adl, dan Al-Akhir
3. Untuk mengetahui Bagaimana Cara Berinteraksi dengan nama-nama
Allah Subhanahu wata’ala
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asma’ Al-Husna

Asmaul Husna terdiri atas dua kata, yaitu asma yang berarti nama-
nama, dan husna yang berarti baik atau indah. Jadi, Asmaul Husna
dapat diartikan sebagai nama-nama yang baik lagi indah yang hanya
dimiliki oleh Allah Swt. sebagai bukti keagungan-Nya. Kata Asmaul
Husna diambil dari ayat al-Qur’an Q.S. Ţaha/20:8.

‫هّٰللَا ُ ٓاَل اِ ٰلهَ اِاَّل ه ۗ َُو لَهُ ااْل َ ْس َم ۤا ُء ْال ُح ْس ٰنى‬

Terjemahan :
(Dialah) Allah, tidak ada tuhan selain Dia, yang mempunyai nama-
nama yang terbaik.

Firman Allah swt. dalam Q.S al-A’raf/7:180

َ‫ۖ َوهّٰلِل ِ ااْل َ ْس َم ۤا ُء ْال ُح ْس ٰنى فَا ْد ُعوْ هُ بِهَ ۖا َو َذرُوا الَّ ِذ ْينَ ي ُْل ِح ُدوْ نَ فِ ْٓي اَ ْس َم ۤا ِٕى ٖ ۗه َسيُجْ زَ وْ نَ َما َكانُوْ ا يَ ْع َملُوْ ن‬

Terjemahan :
Dan Allah memiliki Asma'ul-husna (nama-nama yang terbaik),
maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asma'ul-husna itu
dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya.
Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan.
2.2 Memahami makna Asma’al -Husna : Al-karim, Al-mu’min, Al-wakil,
Al-atin, Al-adl, dan Al-Akhir
2.2.1 Al-Karim
Secara bahasaal-Karim mempunyai arti yang
Mahamulia, Yyang Maha Dermawan atau Yang Maha
Pemurah.Secara istilah,al-Karim diartikan bahwa Allah
Swt Yang Mahamulia lagi Maha Pemurah yang memberi
anugerah atau rezeki kepada semua makhluk-Nya.Dapat
pula dimaknai sebagai Zat yang sangat banyak memiliki
kebaikan,Maha Pemurah Pemberi nikmat dan
Keutamaan,baik ketika diminta maupun tidak.
Al-Karim dimaknai Maha Pemberi karena Allah
Swt.senantiasa memberi tidak pernah terhenti pemberian-Nya.Al-
Karim juga dimaknai Yang Maha Pemberi Maaf karena Allah
Swt.memaafkan dosa para hamba yang lalai dalam
menunaikankewajiban kepada Allah Swt.,kemudian hamba itu mau
bertaubat kepada Allah Swt.
Menurut Imam al-Ghazali,al-Karim adalah Dia yang
apabila berjanjimenepati janjinya,bila memberi,melampaui batas
harapan,tidak peduli berapa dan kepada siapa Dia memberi dan
tidak rela bila ada kebutuhan dia memohon kepada selain-
Nya,meminta pada orang lain.Dia yang bila kecil hati menegur
tanpa berlebih,tidak mengabaikan siapa yang Menuju dan
berlindung kepadaNya,dan tidak membutuhkan sarana atau
perantara.
2.2.2 Al-Mu’min
Al-mu’min secara Bahasa berasal dari kata amina yang
berarti pembenaran, ketenangan hati, dan aman. Al-mu’min artinya
dia maha pemberi rasa kepada makhluk-Nya terutama kepada
manusia.
Ketika kita akan menyeru dan berdoa kepada Allah
Swt.dengan nama-Nya al-Mu'min,berarti kita memohon diberikan
keamanan,dihindarkan dari fitnah,bencana dan siksa.Karena Dialah
Yang Maha Memberikan Keamanan,Dia Yang Maha Pengaman.
Mengamalkan dan meneladani al-Asma'u al-Husna al-
Mu'min,artinya bahwa seseorang yang beriman harus menjadikan
orang yang ada di sekelilingnya aman dari ganggiian lidah dan
tangannya.Berkaitan dengan itu,Rasulullah saw bersabda: “demi
Allah tidak beriman.Bemi Allah tidak beriman.Demi allah tidak
beriman.Para sahabat bertanya, Siapa ya Rasulullah
saw.?'Rasulullah saw menjawab, Orang yang tetangganya merasa
tidak aman dari gangguannya."(H.R.Bukhari dan Muslim).
2.2.3 Al-Wakil
Kata "al-Wakil" mengandung arti Maha Mewakili atau
Pemelihara.Al-Wakil(Yang Maha Mewakili atau Pemelihara).
Yaitu Allah Swt.yang memelihara dan mengurusi segala kebutuhan
makhluk-Nya, baik itu dalam urusan dunia maupun urusan akhirat.
Dia menyelesaikan segala sesuatu yang diserahkan hambanya
tanpa membiarkan apa pun terbelangkai. Firmannya dalam al-
qur'an:
ُ ِ‫هّٰللَا ُ خَال‬
‫ق ُك ِّل َش ْي ٍء ۙ َّوهُ َو ع َٰلى ُكلِّ َش ْي ٍء َّو ِك ْي ٌل‬
Terjemahan :
Allah pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara
atas segala sesuatu.
Menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah
Swt.melahirkan sikap tawakal. Tawakal bukan berarti
mengabaikan sebab-sebab dari suatu kejadian.Ketawakalan dapat
diibaratkan dengan menyadari sebab-akibat.rasulullah saw telah
bersabda,"Ikatlah untamu dan bertawakallah kepada Allah
Swt."Manusia harus menyadari bahwa semua usahanya adalah
sebuah doa yang aktif dan harapan akan adanya pertolongan-
Nya.Allah Swt berfirman yang artinya,"(Yang memiliki sifatsifat
yang)demikian itu ialah Allah Swt. Tuhan kamu:tidak ada
Tahun(yang berhak disembah)selain Dia:Pencipta segala
sesuatumaka sembahlah Dia dan Dia adalah Pemelihara segala
sesuatu."(Q.S.al-an’am/6:102).
Hamba al-Wakil adalah yang bertawakal kepada Allah
Swt.Ketika hamba tersebut telah melihat “tangan" Allah Swt.dalam
sebab-sebab dan alasan segala sesuatu,dia menyerahkan seluruh
hidupnya ditangan al-Wakil.
2.2.4 Al-Matin
Al-Matin artinya Mahakukuh.Allah Swt adalah
Mahasempurna dalam kekuatan dan kekukuhanNya.Allah Swt juga
Mahakukuh dalam kekuatan-kekuatan-Nya.Oleh karena itu,sifat al-
Matin adalah kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari
kekuatan yang tidak ada taranya.Dengan begitu,kekukuhan Allah
Swt yang memiliki rahmat dan azab terbukti ketika Allah Swt
memberikan rahmat kepada hamba-hamba-Nya.Allah Swt
berfirman :
ُ ‫اِنَّ هّٰللا َ ه َُو الرَّ َّز‬
ُ‫اق ُذو ْالقُ َّو ِة ْال َم ِتيْن‬
Artinya : "Sungguh Allah Swt.,Dialah pemberi rezeki yang
mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh."(Q.S.az-Zariyat/51:58).
Dengan demikian,akhlak kita terhadap sifat al-matin adalah
dengan beristigamah(meneguhkan pendirian),beribadah dengan
kesungguhan hati,tidak tergoyahkan oleh bisikan
menyesatkan,terus berusaha dan tidak putus asa serta bekerja sama
dengan orang lain sehingga menjadi lebih kuat.
2.2.5 Al-Adl
Al-Adl artinya Mahaadil.Keadilan Allah Swt bersifat
mutlak tidak dipengaruhi oleh apapun dan oleh siapapun. Keadilan
Allah Swt juga didasari dengan ilmu Allah Swt yang MahaLuas.
Sehinnga tidak mungkin keputusan-Nya itu salah.Allah Swt
berfirman :

Katakanlah:
"Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu".
Al-Adi berasal dari kata adala yang berarti lurus dan
sama.Orang yang adil adalah orang yang berjalan lurus dan
sikapnya selalu menggunakan ukuran yang sama,bukan ukuran
ganda.Persamaan inilah yang menunjukkan orang yang adil tidak
berpihak kepada salah seorang yang berselisih.Adil juga
dimaknaimsebagai penempatan sesuatu pada tempat yang
semestinya. Allah SWt dinamai al-Adl karena keadilan Allah Swt
adalah sempurna.Dengan demikian semua yang diciptakan dan
ditentukan oleh Allah Swt sudah menunjukkan keadilan yang
sempurna.
Allah Swt Maha adil. Dia menempatkan semua manusia
pada posisi yang sama dan sederajat. Tidak ada yang ditinggikan
hanya karena keturunan,kekayaan,atau karena jabatan.Dekat
jauhnya posisi seseorang dengan Allah Swt hanya diukur dari
seberapa besar mereka berusaha meningkatkan takwanya.Makin
tinggi takwa seseorang,makin tinggi pula posisinya,makin mulia
dan dimuliakan oleh Allah Swt,begitupun sebaliknya.
2.2.6 Al-Ahir
Al-Akhir artinya Yang Maha akhir yang tidak ada sesuatu
apapun setelah Allah Swutda Mahakekal tatkala semua makhluk
hancur,Mahakekal dengan kekekalan-Nya. Adapun kekekalan
makhluknya adalah kekekalan yang terbatas,seperti halnya
kekekalan surga,neraka dan apa yang ada didalamnya Surga adalah
makhluk yang Allah Swt ciptakan dengan ketentuan kehendak dan
perentah-Nya Nama ini disebutkan didalam firman-Nya :
‫ه َُو ااْل َ َّو ُل َوااْل ٰ ِخ ُ‹ر َوالظَّا ِه ُر َو ْالبَا ِط ۚنُ َوهُ َو بِ ُكلِّ َش ْي ٍء َعلِ ْي ٌم‬
Artinya:
“Dialah Yang Awal dan Akhir Yang Zahir dan Yang
Batin,dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu."(Q.S.al-Hadid/57:3).
Sifat kekal tidak dimiliki oleh makhluk,kekekalan yang ada
hanya sebatas kekal untuk beberapa masa sesuai dengan ketentuan-
Nya.Orang yang mengesakan al-Akhir akan menjadikan Allah Swt
sebagai satu-satunya tujuan hidup yang tiada tujuan hidup selain-
Nya,tidak ada permintaan kepada selainNya,dan segala kesudahan
tertuju hanya kepada-Nya.Oleh sebab itu,jadikanlah akhir
kesudahan kita hanya kepada-Nya.Karena sungguh akhir
kesudahan hanya kepada Rabb kita,seluruh sebab dan tujuan jalan
akan berujung ke haribaan-Nya semata.
Orang yang mengesakan al-Akhir akan selalu merasa
membutuhkan Rabb-Nya,ia akan selalu mendasarkan apa yang
diperbuatnya kepada apa yang telah ditetapkan oleh Allah Swt
untuk hamba-Nya,karena ia mengetahui bahwa Allah Swt adalah
pemili ksegala kehendak, hati,dan niat.
2.3 Cara Berinteraksi dengan Nama-nama Allah Subhanahu Wata’ala
Setelah mengetahui nama-nama Allah Subhanahu | Wataala yang
berjumlah 99 nama, timbul pertanyaan bagaimana cara umat Islam
berinteraksi dengan nama-nama Allah tersebut. Apakah cukup dengan
menghapalnya saja atau ada hal yang lebih penting dari hanya sekedar
menghafal Asma al-Husna.
Dengan pemahaman ini banyak orang berlomba-lomba menghafal
asma al-Husna. Jika pemahaman ini dikuti maka memasuki surga Allah
Subhanahu Wataala sangatlah mudah yaitu cukup dengan menghafal
nama-nama Allah Subhanahu Wataala Di sisi lain berarti surga hanya
diperuntukkan bagi orang-orang yang kuat hafalannya.
Oleh karena itu Ahshaha, tidak semestinya diterjemahkan atau
dipahami dengan hafalan, tetapi yang dimaksud adalah menjaga nama
Allah Subhanahu Wataala dengan cara menghayati dan berusaha
menerapkan nilai-nilai akhlak alkarimah dalam kehidupan sehari-hari dari
nama-nama Allah tersebut. Ketika disebutkan nama Allah Subhanahu
Wataala alGhafur maka sepantasnya umat Islam senantiasa beristighfar
kepada Allah Subhanahu Wataala sebagai perwujudan hamba Allah
Subhanahu Wataala yang mengharapkan ampunan dari Tuhanya.
Alam menerapkan sifat al-Ghafur Allah Subhanahu Wata'ala
Rasulullah memberikan contoh teladan kepada umatnya untuk
memperbanyak istigfar. Rasulullah salam Sehari tidak pernah kurang dari
70 kali beristigfar padahal "udah menjadi pengetahuan bersama Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai manusia yang terpelihara dari dosa
dan perbuatan maksiat.
Ketika Alguran menyebutkan Allah Subhanahu Wataala bersifat
Arrahman maka sepantasnya manusia memiliki sifat rahmat terhadap
sesamanya dan juga kepada makhlukmakhluk yang lain serta mengharap
rahmat dari Allah Subhanahu Wata'ala Oleh karena itu seorang Muslim
yang taat tidak akan berputus asa karena mereka tau masih ada rahmat
Allah Subhanahu Wata'ala yang senantiasa tercurahkan kepada hamba-
hambanya. Dalam konteksini juga umat islam diperintahkan untuk
senantiasa memulai suatu pekerjaan dengan membaca basmalah sebagai
perwujudan.
keyakinan dan kepercayaan kepada Rahman dan Rahimnya Allah
Subhanahu Wataala Berdoa kepada Allah Subhanahu Wata'ala selain
menyeru Allah maka sepantasnya setiap kali manusia berdoa sebaiknya
menyeru nama-nama Allah sesuai permintaanya. Misalnya ketika meminta
rezki maka selayaknya menyeru ya Razzak. Memohon diberikan ilmu
pengetahuan sebaiknya berdoa ya Alim, ya Khabir. Memohon ampunan
sepantasnya menyeru ya Gafur dst. Oleh karena itu Allah berfirman (O.S.
al-isra (17): 10)
ْ‫قُ ِل ا ْدعُوا هّٰللا َ اَ ِو ا ْدعُوا الرَّحْ مٰ ۗنَ اَيًّا َّما تَ ْد ُعوْ ا فَلَهُ ااْل َ ْس َم ۤا ُء ْال ُحس ْٰن ۚى َواَل تَجْ هَر‬
َ ِ‫ت بِهَا َوا ْبت َِغ بَ ْينَ ٰذل‬
‫ك َسبِ ْياًل‬ ْ ِ‫ك َواَل تُخَاف‬ َ ِ‫صاَل ت‬
َ ِ‫ب‬
Terjemahan :

Katakanlah (Muhammad), “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman.


Dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia
mempunyai nama-nama yang terbaik (Asma‘ul husna) dan janganlah
engkau mengeraskan suaramu dalam salat dan janganlah (pula)
merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu.”

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Allah SWT adalah dzat yang maha perkasa, keperkasaan Allah
tiada bandingannya, tidak terbatas dan bersifat kekal. Allah SWT
menciptakan alam semesta ini untuk kepentigan umat manusia, dalam
menciptakan alam Allah tidak pernah meminta bantuan terhadap mahluk
lain, oleh karena itu kita sebagai hamba Allah hendaknya selalu
memuliakan-Nya, kemampuan Allah dengan cara selalu mentaati seagala
apa yang telah diperintahkan-Nya dan juga menjauhi segala sesuatu yang
telah di larang-Nya.
Kemampuan Allah dalam menciptakan alam beserta isinya
merupakan wujud dari Asmaul Husna yaitu Al-Aziz, Allah memiliki 99
Asmaul Husna, termasuk di antaranya ialah Al-Karim, AIMu'min,Al-
Wakil, Al-Matin,, AI-Adl, Al-Akhir.dan seterusnya. Nama-nama tersebut
telah disebutkan dalam Al-qur'an bahwa Adanya Asmaul Husna sebagai
bukti bahwa Allah maha perkasa dan maha bijaksana, untuk itu maka kita
wajib mengamalkan Asmaul Husna ke dalam kehidupan sehari-hari.

3.2 Saran
Makalah ini tentunya masih terdapat kekurangan, baik dari segi
bahasa maupun penulisan. Olehnya itu, dengan tangan terbuka kami
menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan pada
penyusunan makalah-makalah berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai