Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama Mahasiswa : AHMAD YASIN, S.Pd.I.


B. Judul Modul : AQIDAH AKHLAK
C. Kegiatan Belajar : AL-ASMA AL-HUSNA: Allah, al-Rahman, Al-Rahim dan al-Malik
(KB.1)
D. Refleksi Pribadi :

PETA KONSEP ASMAUL HUSNA DAN KEJADIAN LUAR BIASA


NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
1 Peta Konsep (Beberapa istilah 1. Pengertian Al-Asmā Al-Husnā : Nama-nama Allah yang
dan definisi) di modul bidang Indah atau Al-Asma al-Husna secara bahasa terdiri dari dua suku
studi kata, yaitu al-asma dan al-husna. Kata asma merupakan bentuk
jamak dari mufrad (tunggal) ism yang berarti nama diri atau
lafẓun yu’ayyinu syakhṣan au ḥayawanan au syaian (nama diri
seseorang, binatang, atau sesuatu), sedangkan al- husna berarti
yang paling bagus, baik, cantik, jadi secara bahasa al- Asma' al-
Ḥusna berarti nama-nama yang terbaik jumlahnya ada 99.
2. Konsep Al-Asmā' Al-Husnā Tentang Allah: Sebagian
ulama Islam berpendapat bahwa kata Allah (‫ )هللا‬berasal dari
kata al-Ilāh. Kata al-Ilāh (‫ ) إله‬berarti menyembah (‫) عبد‬.
Kata al-Ilāh juga dapat diderivasi dari kata alih (‫ ) أله‬yang
berarti ketenangan (‫) سكن‬, kekhawatiran (‫ ) فزع‬dan rasa cinta
yang mendalam (‫) ولع‬. Ketiga makna kata alih (‫) أله‬
mengarah kepada makna keharusan untuk tunduk dan
mengagungkan. Kata pertama yang dicatat sejarah dalam
pengekspresian ketuhanan adalah kata ilāhah (‫) إالهة‬. Kata
ini merupakan nama bagi dewa matahari yang disembah
oleh masyarakat Arab. Menurut Ahmad Husnan, kata Ilāh
yang berbentuk kata Allah mempunyai arti mengherankan
atau menakjubkan, karena segala perbuatan/ciptaan-Nya
menakjubkan atau karena bila dibahas hakikat-Nya, akan
mengherankan akibat ketidaktahuan makhluk tentang
hakikat zat yang Maha Agung itu. Apapun yang terlintas di
dalam benak menyangkut hakikat zat Allah, maka Allah
tidak demikian. Itu sebabnya ditemukan riwayat yang
menyatakan, “Berpikirlah tentang makhluk-makhluk
Allah dan jangan berpikir tentang zat-Nya”.
3. Konsep ketuhanan dalam teologi Islam dikenal dengan
tiga istilah, yaitu: Rab (Pemelihara), Malik (Raja), dan Ilāh
(Sesembahan). Kesemua sebutan tersebut untuk menyebut
Tuhan Yang Maha Esa, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kata "Allah" dalam al-Qur'an terulang sebanyak 2697 kali.
4. Konsep Allah juga telah ada sejak masyarakat Arab
pra-Islam. Toshihiko Izutsu menerangkan masalah makna
relasional kata Allah dikalangan orang-orang Arab pra-
Islam dengan tiga kasus. Pertama, adalah konsep Pagan
tentang Allah, yaitu orang Arab Murni. Di sini terlihat
orang-orang Arab pra-Islam yang berbicara tentang “Allah”
sebagaimana yang mereka pahami. Kedua, orang-orang
Yahudi dan Kristen zaman pra-Islam yang menggunakan
kata Allah untuk menyebut Tuhan mereka sendiri. Di sini
tentu saja “Allah” berarti Tuhan dalam konsepsi Injil, yang
terdiri atas beberapa aknum. Ketiga, Orang-orang Arab
pagan, Arab jahiliyah murni non-kristen dan non-Yahudi
yang mengambil konsep Tuhan Injil, “Allah”.
5. Konsep Al-Asmā' Al-Husnā Tentang Al-Rahmān dan Al-
Rahīm: Kata al-Rahmān (‫ ) الرخمن‬berasal dari kata Rahīma
(‫ ) رخيم‬yang artinya menyayangi atau mengasihi yang
terdiri dari huruf Rā, Hā, dan Mim, yang mengandung
makna kelemahlembutan, kasih sayang, dan kehalusan. Di
dalam al-Qur’an kata al-Rahmān terulang sebanyak 57 kali,
sedangkan al-Rahīm (‫ ) الرخيم‬sebanyak 95 kali. Apa arti al-
Rahmān? Dalam bahasa Inggris, seringkali kata yang
digunakan untuk menerjemahkan al-Rahmān adalah
merciful atau benefactory. Namun ada yang perlu kita
pahami, bahwa kedua kata tersebut tidak bisa untuk secara
sempurna menggantikan makna kata al-Rahmān.
6. Konsep Al-Asmā' Al-Husnā Tentang Al-Malik: Setelah
al-Rabb, maka sifat Allah yang menyusul adalah al-Malik (
‫) الملك‬, yang secara umum diartikan raja atau penguasa.
7. Konsep Tentang Mukjizat: Terma mukjizat berasal dari
Bahasa Arab yang telah dibakukan ke dalam Bahasa
Indonesia, yaitu al-Mu’jizat (‫) المعج__زة‬. Al-mu’jizat adalah
bentuk kata mu’annas (female) dari kata mudhakkar (male)
al-mu’jiz. Al-mu’jiz adalah isim fā’il (nama atau sebutan
untuk pelaku) dari kata kerja (fi’l) a’jaza (‫) أعجز‬. Kata ini
terambil dari akar kata ‘ajaza-yu’jizu-ajzan wa ‘ajuzan wa
ma’jizan wa ma’jizatan/ma’jazatan ( – ‫عج__ز – يعج__ز – عج__زا‬
‫) وعجوزا – ومعجزا – ومعج__زة‬, yang secara harfiah antara lain
berarti lemah, tidak mampu, tidak berdaya, tidak sanggup,
tidak dapat (tidak bias), dan tidak kuasa. Al-‘ajzu adalah
lawan dari kata al-qudrah yang berarti sanggup, mampu,
atau kuasa. Jadi, al-‘ajzu berarti tidak mampu alias tidak
berdaya. Dalam pada itu, istilah mu’jiz atau mu’jizat lazim
diartikan dengan al’ajib (‫) العجيب‬, maksudnya sesuatu yang
ajaib (menakjubkan atau mengherankan) karena orang atau
pihak lain tidak ada yang sanggup menanding atau
menyamai sesuatu itu. Juga sering diartikan dengan amrun
khāriqun lil-‘ādah (‫) أم__ر خ__ارق للع__ادة‬, yakni sesuatu yang
menyalahi tradisi.
8. Tiga unsur pokok mukjizat yaitu: Unsur utama dan
pertama mukjizat ialah harus menyalahi tradisi atau adat
kebiasaan (khariqun lil ‘adah)., Unsur pokok kedua dari
mukjizat ialah bahwa mukjizat harus dibarengi dengan
perlawanan. Maksudnya, mukjizat harus diuji dengan
melalui pertandingan atau perlawanan sebagaimana
layaknya sebuah pertandingan. Unsur ketiga dari suatu
mukjizat adalah bahwa mukjizat itu setelah dilakukan
perlawanan terhadapnya, ternyata tidak terkalahkan untuk
selama-lamanya.
9. Konsep Tentang Karomah: Karamah berasal dari
bahasa arab ‫ ك___رم‬berarti kemuliaan, keluhuran, dan
anugerah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang
mengistilahkan karomah dengan keramat diartikan suci
dan dapat mengadakan sesuatu diluar kemampuan
manusia biasa karena ketaqwaanya kepada Tuhan.
Menurut ulama sufi, karamah berarti keadaan luar biasa
yang diberikan Allah SWT kepada para wali- Nya. Wali
ialah orang yang beriman, bertakwa, dan beramal shaleh
kepada Allah SWT.
10. Ciri-ciri seorang hamba yang memiliki karomah
diantaranya yaitu: (1) tidak memiliki doa-doa khusus
sebagai suatu bacaan; (2) karomah hanya terjadi pada
seorang yang sholeh; (3) seseorang yang memiliki karomah
tidak pernah secara sengaja mengaku-ngaku bahwa dirinya
memiliki karomah.
11. Maksud atau tujuan dari pemberian karomah tersebut
kepada para wali ialah: (1) dapat lebih meningkatkan
keimanan kepada Allah; (2) masyarakat menjadi lebih
percaya kepada seorang wali Allah, yang senantiasa
meneruskan perjuangan nabi Muhammad SAW; dan (3)
karomah merupakan bukti nyata meninggikan derajat
seorang wali agar dirinya selalu tetap istiqomah di jalan
Allah.
12. Konsepsi Tentang Sihir: Sihir dalam bahasa Arab tersusun
dari huruf ‫ س‬,‫ ح‬,‫( ر‬siin, ha, dan ra), yang secara bahasa
bermakna segala sesuatu yang sebabnya nampak samar.
Oleh karenanya kita mengenal istilah ‘waktu sahur’ yang
memiliki akar kata yang sama, yaitu siin, ha dan ra, yang
artinya waktu ketika segala sesuatu nampak samar dan
remang-remang. Seorang pakar bahasa, al-Azhari
mengatakan bahwa, “Akar kata sihir maknanya adalah
memalingkan sesuatu dari hakikatnya. Maka ketika ada
seorang menampakkan keburukan dengan tampilan
kebaikan dan menampilkan sesuatu dalam tampilan yang
tidak senyatanya maka dikatakan dia telah menyihir
sesuatu”.
2 Daftar materi bidang studi yang 1. Pada modul halaman 2 tentang jumlah bilangan al-Asmā ' al-
sulit dipahami pada modul Ḥ usnā , para ulama yang merujuk kepada al-Qur’an
mempunyai hitungan yang berbeda-beda. Ada yang
menyebutkan 127, 132 dan 99 bahkan ada yang berpendapat
jumlahnya sampai lebih dari dua ratus nama hal ini
menjadikan saya jadi bingung karena semuanya memiliki
rujukan yang kuat. Sebenarnya yang benar yang mana?
Namun terlepas dari perbedaan pendapat tersebut menurut
saya Allah memiliki banyak nama namun yang harus kita
imani dan yang populer adalah 99 nama.
2. Dalam al-Quran kata ilā hun juga dipakai untuk menyebut
berhala, hawa nafsu, ataupun dewa-dewa. Semua istilah
tersebut dalam al-Quran menggunakan kata ilā hun, jamaknya
ā lihatun. Allah Swt. menyatakan hawa nafsu yang diikuti
orang kafir sebagai ilāhun (QS. AlFurqan, 25: 43). Allah Swt.
menyatakan sesembahan orang musyrik sebagai ilāhun (QS.
Hud, 11: 101). Kata ilāhun dan rabbun sesungguhnya
warisan bahasa Arab Kuna yang dipertahankan
penggunaannya dalam al-Quran. Maksud dari makna
istilah-istilah diatas saya masih kesulitan memahaminya.
3.
1. Makna Asmaul husna Ar rahman dan Ar rahim dalam
pembelajaran masih banyak yang keliru dalam
membedakanya, mana yang maha pengasih dan mana yang
Daftar materi yang sering
maha penyayang
3 mengalami miskonsepsi dalam
pembelajaran 2. Konsep Asmaul Husna Al-Malik tentang Allah maha
merajai dan Allahlah pemilik istana di muka bumi ini. Di
dalam pembelajaran masih banyak yang keliru menjelaskan
keberadaan Allah sebenarnya letaknya dimana.

Anda mungkin juga menyukai