Anda di halaman 1dari 12

MENEGUHKAN KEINDONESIAAN

NAMA KELOMPOK:

1. Amilatun Nasika (2018113020021)


2. Anthony Syahrul (2017213020066)
3. Mutia Nabila Safitri (2018113020020)
4. Nanda Rakasiwi (2018113020024)
5. Nazlah Noordini (2018113020002)
6. Yusman Seli (20172113020071)

Dosen Pengampu:

Moh. Eron Siata, SH, MH

JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS


PRODI MANAJEMEN
ITB AHMAD DAHLAN JAKARTA

2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Lahirnya Perppu No. 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan yang


berkaitan dengan Keutuhan NKRI. Segala bentuk kegiatan yang bisa menjadi ancaman
pecahnya NKRI harus dicegah, salah satu yang bisa menjadi sumber adalah organisasi
masyarakat, sehingga harus dicegah dan diberantas sedini mungkin. Hal ini sejalan
dengan fakta yang terjadi di Negara kita sendiri yang sedang mengalami persoalan terkait
dengan kisruh agama yang belum lama terjadi beberapa pihak radikalisme yang ingin
mencoba mengubah ideologi pancasila dengan teori ke khalifahan yang dapat
meruntuhkan NKRI.
Mari kita berpikir positif terkait lahirnya Perppu No. 2 Tahun 2017 ini.
Sekarang kita hidup di jaman tanpa perang yang merupakan hasil kerja keras pahlawan
dan nenek moyang kita dahulu. Keutuhan NKRI adalah kewajiban warga Negara yang
harus dipertahankan dengan harga mati dengan tetap menjaga semboyan Bhinneka
Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda tapi tetap satu”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia?


2. Bagaimanakah Pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam masyarakat berbangsa
dan bernegara?
3. Bagaimanakah cara mempertahankan keutuhan NKRI?
4. Apa tantangan yang paling kuat dalam meneguhkan keindonesiaan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.


2. Untuk mengetahui Pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam masyarakat
berbangsa dan bernegara.
3. Untuk mengetahui cara mempertahankan keutuhan NKRI.
4. Untuk mengetahui tantangan yang paling kuat dalam meneguhkan keindonesiaan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Pancasila dalam kedudukanya ini sering disebut sebagai dasar filsafat atau dasar
falsafah negara (Philosofische Gronslag) dari Negara, ideologi negara atau Statsidee,
dalam pengertian ini pancasila merupakan dasar nilai serta untuk mengatur pemerintahan
negara atau dengan kata lain perkataan. Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan
penyelenggara Negara terutama segala peraturan perundang-undangan termasuk proses
reformasi dalam segala bidang dewasa ini dijabarkan dan diderivasikan dari nilai-nilai
pancasila. Maka pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, pancasila
merupakan sumber kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur negara
Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat wilayah, beserta Negara.

Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang


meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber
nilai, norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara, dan menguasai dasar baik
yang tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau dalam
kedudukannya sebagai dasar negara, pancasila mempunyai kekuatan mengingat secara
hukum.

Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber hukum
(sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian pancasila merupakan asas
kerohanian tertib hukum Indonesia yang dalam pembukaan UUD 1945 dijelmakan lebih
lanjut ke dalam empat pokok pikiran. Meliputi suasana kebatinan
(Geistlichenhintergrud) dari UUD 1945. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar
negara (baik hukum yang tertulis maupun tidak tertulis). Mengandung norma yang
mengharuskan undang-undang dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan
lain-lain penyelenggara negara (termasuk penyelenggara partai dan golongan
fungsional). Memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

Hal ini dapat dipahami karena semangat adalah penting bagi pelaksanaan dan
penyelenggara negara, karena masyarakat dan negara indonesia senantiasa tumbuh dan
berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat dan negara
akan tetap diliputi dan diarahkan asas kerohanian negara. Dasar formal kedudukan
pancasila dasar Negara Republik Indonesia tersimpul dalam pembukaan UUD 1945
alinea IV yang berbunyi sebagai berikut:” maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk
dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, yang
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial seluruh
rakyat indonesia”. Pengertian kata” Dengan Berdasarkan Kepada” Hal ini secara yuridis
memiliki makna sebagai dasar negara. Walaupun dalam kalimat terakhir pembukaan
UUD 1945 tidak tercantum kata ‘pancasila’ secara eksplisit namun anak kalimat “
dengan berdasar kepada” ini memiliki makna dasar negara adalah pancasila.

Hal ini sesuai dengan dasar yuridis sebagaimana tercantum dalam pembukaan
UUD 1945, ketetapan No. XX/MPRS/1966. (Jo ketetapan MPR No. V/MPR/1973 dan
ketetapan No. IX/MPR/1978). Dijelaskan bahwa pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum atau sumber tertib hukum indonesia yang ada pada hakikatnya adalah
merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral
yang meliputi suasana kebatinan serta dari bangsa indonesia. Selanjutnya dikatakan
bahwa cita-cita mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa prikemanusiaan,
keadilan sosial, perdamaian nasional, cita-cita politik mengenai sifat, bentuk dan tujuan
negara, cita-cita moral mengenai kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan sebagai
pengejawatan dari budi nurani manusia.

B. Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Dalam Masyarakat Berbangsa dan


Bernegara

Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Hubungan Antar Umat Beragama

Pada reformasi dewasa ini di beberapa wilayah Negara Indonesia terjadi konflik
sosial yang bersumber pada masalah SARA, terutama bersumber pada masalah agama.
Hal ini menunjukan kemunduran bangsa Indonesia ke arah kehidupan beragama yang
tidak berkemanusiaan. Oleh karena itu merupakan salah satu tugas berat bangsa
Indonesia untuk mengembalikan suasana kehidupan beraga yang penuh perdamaian,
saling menghargai, saling menghormati dan saling mencintai sebagai sesama umat
manusia yang beradab.

Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi bangsa


Indonesia untuk hidup secara damai dalam kehidupan beragama di negara Indonesia.
Dalam pengertian ini maka negara menegaskan dalam pokok pikiran ke IV bahwa
"Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa", atas dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab". Hal ini berkaitan dengan Sila-1 dan Sila-2 yang berarti bahwa kehidupan dalam
negara mendasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan. Negara memberikan kebebasan kepada
warganya untuk memeluk agamanya dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing. Hal ini menunjukan bahwa dalam Negara Indonesia
memberikan kebebasan atas kehidupan beragama atau dengan lain perkataan menjamin
atas demokrasi dibidang agama Oleh karena itu kehidupan beragama dalam Negara
Indonesia dewasa ini harus dikembangkan ke arah terciptanya kehidupan bersama yang
penuh toleransi, saling menghargai berdasarkan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.

C. Cara Mempertahankan Keutuhan NKRI

Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 menandai lahirnya bangsa


Indonesia.Sejak saat itu, Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak untuk
mementukan nasibdan tujuannya sendiri. Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri
bangsa adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meski dalam perjalanan sejarah ada
upaya untuk menggantikan bentuk negara, tetapi upaya itu tidak bertahan lama dan selalu
digagalkan oleh rakyat. Hingga saat ini negara kesatuan itu tetap dipertahankan. Sebagai
generasi penerus bangsa kita merasa terpanggil untuk turut serta dalam usaha membela
negara. Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI.

1. Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.

2. Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga


keutuhan,kedaulatan negara, dan mempererat persatuan bangsa.

3. Menghormati perbedaan suku, budaya, agama, dan warna kulit. Perbedaan yangada
akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuahkebanggaan karena
merupakan salah satu kekayaan bangsa.

4. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa,


bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945, dan Sang Saka Merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkandalam
bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
5. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat
mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah
maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat.Wawasan nusantara
meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama keadilan,solidaritas, kerjasama,
dan kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.

Generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara dan
membangun masyarakat dan negara. Hal ini berkaitan dengan sila Ke-3 yakni “Persatuan
Indonesia”. Pemuda memiliki peran yang lebih berat karena merekalah yang akan hidup dan
menikmati masa depan. Sejarah memperlihatkan kiprah kaum muda selalu mengikuti setiap
tapak-tapak penting sejarah. Pemuda sering tampil sebagai kekuatan utama dalam proses
modernisasi dan perubahan.

D. Tantangan yang Paling Kuat Dalam Meneguhkan Keindonesiaan

Kemerdekaan yang akhirnya diproklamirkan tidak semerta-merta


membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan, G30S-PKI serta DI-TII adalah bukti
masih adanya usaha-usaha untuk memecah belah bangsa ini, dan sekali lagi penjajahan
diawali dengan memecah belah bangsa bukan dengan perang terbuka secara langsung.
Hingga saat ini usaha-usaha pemecah belahan bangsa terus terjadi, issue yang sekarang
diangkat adalah mayoritas umat muslim yang semakin mendominasi dan akan
menjadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi Negara Islam, salah satunya
adalah lahirnya teroris-teroris dari kalangan muslim yang berhasil membuat kegaduhan
dengan berbagai macam ledakan bom, yang ternyata setelah ditelusuri para teroris
tersebut mendapatkan pelatihan perakitan bom dari luar negeri, hal ini menjadi contoh
bagaimana pihak asing memiliki peran dalam upaya perusakan stabilitas nasional.

Ditengah perkembangan IPTEK saat ini, politik secara nasional, regional


maupun internasional marak terjadi di dalam dunia maya, terlihat bagaimana setiap
Negara maju menciptakan permainan, video, berita bohong, ujaran kebencian, dsb. Hal
ini dikatakan sebagai strategi politik karena beberapa diantaranya ternyata ditujukan
sebagai alat perusak generasi dengan mengacaukan kemampuan berfikir, panca indera,
pemahaman, waktu belajar, waktu berinteraksi sosial. Regulasi dan pengaturan justru
lebih ketat dibuat dilingkungan Negara-negara pencipta teknologi tersebut, karena mereka
memahami betul seberapa bahayanya teknologi yang mereka ciptakan.
Berbagai macam usaha telah dilakukan untuk menjaga kedaulatan Negara
Republik Indonesia, namun tetap saja selalu ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh
pihak-pihak yang menginginkan terpecahnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,
untuk itu pemerintah terus mengkaji semua peraturan serta perundang-undangan baik
yang sudah ada maupun yang baru diajukan, salah satunya adalah usaha memasukan
kembali PMP (Pendidikan Moral Pancasila) dalam kurikulum sekolah.

Contoh Kasus
1

http://news.analisadaily.com/read/cerita-komandan-jihad-maluku-yang-kini-sebarkan-paham-anti-radikal
2.
3.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila sebagai dasar negara yang juga mendasari segala sumber hukum yang
berlaku serta sebagai alat pemersatu bangsa. Pancasila sebagai sumber nilai norma dan
kaidah moral dalam bermasyarakat, sehingga segala perbuatan maupun perkataan masyarakat
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus didasari oleh Pancasila terutama dalam
usaha untuk meneguhkan keindonesiaaan baik secara nasional maupun individu.

B. Saran

Saran dari kelompok kami adalah pendidikan pancasila harus ditanamkan dalam
kehidupan sehari-hari serta nilai pancasila juga harus diaplikasikan dan di implementasikan
dalam sistem pemerintahan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai