Anda di halaman 1dari 9

BENARKAH YESUS ITU TUHAN?

Ditinjau dari Perspektif Alkitab


Oleh Frans Donald – 081 7971 999 1
(Penulis buku Menjawab Doktrin Tritunggal)
-[Tulisan ini pernah sebagai makalah Seminar Ketuhanan Yesus di Gedung Muhammadiyah Jakarta tahun
2008, serta juga pernah dimuat di Koran Harian Timor Express-Jawa Pos Grup di NTT]-

Pengantar:
Hari ini masih banyak orang yang sering bertanya-tanya perihal seputar ke-Tuhan-an Yesus. Ada yang
yakin Yesus itu Tuhan, tapi tidak sedikit yang tegas berkata: Yesus itu bukan Tuhan. Berbicara masalah
tentang ke-tuhan-an Yesus adalah hal yang sangat penting untuk dipahami dengan benar dan jujur.
Tanpa kejujuran, suatu kebenaran akan dengan mudah diputar balikkan. Sedangkan tanpa kebenaran,
maka kejujuran hanya akan berdiri rapuh tanpa dasar yang kuat. Kejujuran dan kebenaran pun harus
ada standarnya. Jujur menurut standar siapa? Benar menurut standar apa? Ini harus jelas dan ada
kesepakatan dulu, supaya sama-sama bisa memahami dan tidak bertikai nantinya.

Analogi: Kalau anda semua dan saya mau sama-sama mengukur panasnya suhu di suatu ruangan yang
sama, maka sebelum mengukurnya, kita musti sepakat dulu bahwa standar yang akan kita pakai
mengukur suhu harus sama dulu, parameternya musti sama, yaitu anda-anda dan saya harus sama-sama
sepakat untuk pakai thermometer udara (atau alat pengukur suhu yang benar). Kalau saya memutuskan
mengukur memakai thermometer udara, sementara ada orang yang mau mengukur pakai hitungan suhu
badan, sedang yang lainnya ada juga yang mengukur berdasar angka-angka derajat celcius yang muncul
di mesin AC, ada juga yang mengukur berdasar ilmu kira-kira, atau standar ukuran lain-lainnya sesuai
hasrat masing-masing orang (semaunya sendiri), maka dapat dipastikan yang akan terjadi adalah: tidak
akan ada titik temu disebabkan standar alat ukurnya -masing-masing orang- berbeda-beda.

Nah, demikian juga dalam hal menelaah “ke-tuhan-an Yesus” ini. Standar-ukurannya (parameter) apa
yang mau kita pakai, musti jelas dulu. Yesus itu disebut Tuhan menurut siapa? Atau, Yesus itu bukan
Tuhan menurut apa? Standar ukurannya musti jelas. Dan pada kesempatan ini Saya, tampil sebagai
seorang Kristen (dalam arti: pengikut Yesus Kristus), maka akan memfokuskan ukuran / standarnya
berdasar pada kitab-kitab Kristen yang telah terukur keabsahannya (terkanonisasi), yaitu Alkitab. Sekali
lagi, standarnya Alkitab! Bukan targum-targum Yahudi, tulisan-tulisan teolog zaman dulu, atau kitab yang
lainnya, tidak! Saya akan sampaikan hal Ke-tuhan-an Yesus fokus dari perspektif Alkitab. Dengan cara
jujur dan benar serta cermat mengkaji Alkitab, maka masalah ke-tuhan-an Yesus akan lebih mudah dan
gamblang untuk dipahami. Tidak perlu teori filsafat atau ilmu teologi yang berputar-putar. Bagi Saya,
ayat-ayat Alkitab cukup jelas terang-benderang menjawab pertanyaan tema kita: Benarkah Yesus itu
Tuhan?

Kata Kunci
Sebelum nanti kita melihat kesaksian-kesaksian Alkitab soal ke-tuhan-an Yesus, ada 2 (dua) istilah kata
penting -yang banyak muncul di Alkitab- yang perlu kita bahas terlebih dulu. Dua kata itu adalah “Tuhan”
dan “Allah”. Berdasar pengamatan Saya selama ini, hampir selalu kata “Tuhan” dan “Allah” ini-lah yang
sering menjadi pemicu kesalah pahaman atau perdebatan perihal ke-tuhan-an Yesus. Pemahaman yang
benar terhadap dua kata tersebut akan menjadi kunci utama bagi para pembaca Alkitab, guna
mendapatkan pandangan yang jelas tentang siapa Tuhan, siapa Allah dan siapa Yesus. Tanpa
pemahaman yang tepat terhadap istilah “Tuhan” dan “Allah” di Alkitab ini, maka ayat-ayat Alkitab akan
bisa tampak rancu, terkesan kontradiksi, membingungkan, bahkan tidak sedikit orang yang karena
bingung atau tidak bisa paham sepenuhnya, akhirnya menabrak pada kesimpulan: Alkitab itu
menyesatkan!

Istilah “Tuhan” dan istilah “Allah” dalam Alkitab berbeda dengan kitab suci lainnya.
Dalam kitab suci lain, umumnya istilah “Tuhan” dan “Allah” menunjuk pada satu hal atau substansi yang
sama. Kamus Bahasa Indonesia juga tampak menerjemahkan ke-dua istilah tersebut sebagai satu
substansi yang sama. Itu sebabnya kini sebagian besar orang tidak lagi mempermasalahkan substansi
kata “Tuhan” dan “Allah”. Orang sering berkata: “Tuhan” ya “Allah”, “Allah” ya “Tuhan”, sama saja.
Namun, khusus dalam Alkitab terjemahan Indonesia, ternyata kata “Tuhan” dan “Allah” ini mengandung
makna yang sangat berbeda substansi maknanya! Mari kita telaah:

Memahami pengertian kata “Tuhan” dalam Alkitab.


Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata “Tuhan” berarti:
1) yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sebagai Yang Mahakuasa, Mahaperkasa, dsb; Allah;
Yang Maha Esa;
2) Sesuatu yang dianggap sebagai Tuhan.

Sedangkan kata “Tuhan” dalam Alkitab maknanya ternyata ada perbedaan dengan KBBI. Kata “tuhan”
dalam Alkitab, bahasa aslinya adalah “adon [adonay]” (Ibrani), atau “kurios” (Yunani). Bahasa Inggrisnya
“lord”.
Nah, “adonay” / “kurios” / “lord” ini, ternyata padanannya yang tepat dalam bahasa Indonesia adalah:
“Tuan” (tanpa huruf “h”). Sebagai contoh akan kita lihat jelas di ayat berikut:

“as Sarah obeyed Abraham calling him lord” (1Petrus 3:6) Terjemahan Indonesianya: “Sama seperti
Sarah taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya”. Kata “lord” / “tuan” di ayat tersebut dalam
bahasa Yunaninya = kurios, Ibrani= adonay.
Artinya, Abraham layak disebut sebagai “lord” / “kurios” / “tuan”, sebuah gelar yang persis juga
dikenakan kepada Yesus. Dalam Alkitab Yesus berulangkali disebut sebagai “lord” / “kurios” yang arti
sejatinya adalah “tuan”. Tapi mengapa kini kata “lord” / “kurios” yang dikenakan pada Yesus kok ditulis
sebagai “Tuhan”? Apakah ada beda “tuan” dengan “tuhan” dalam Alkitab?

Alkitab Indonesia tampak sekali tidak konsisten ketika menerjemahkan kata “lord” / “kurios”. Ada yang
diterjemahkan sebagai “Tuhan” tapi ada juga yang “tuan”. Untuk hal itu ahli bahasa Remy Silado pernah
menjelaskannya dengan sangat gamblang tentang asal-usul kata “Tuhan”, dalam tulisannya yang
berjudul: “Bapa jadi Bapak, Tuan jadi Tuhan, Bangsa jadi Bangsat” (Kompas 11 September 2002). Di situ
Remy Silado menjabarkan:

Dalam Ensiklopedi Populer Gereja oleh Adolf Heuken SJ bahwa: arti kata Tuhan ada hubungannya
dengan kata Melayu ‘tuan’ yang berarti atasan/penguasa/pemilik (alias bos). Setelah diselidiki, ternyata
kata “Tuhan” ini pertama muncul dalam peta kepustakaan Melayu beraksara Latin lewat terjemahan kitab
suci Nasrani. Artinya, sesungguhnya orang Nasranilah penemu atau pencipta kata “Tuhan”.

Remy Silado membuktikan, dalam kitab suci Melayu terjemahan Brouwerius tahun 1668, kata Yunani
“kurios” (yang adalah gelar bagi Yesus/Isa Almasih) masih diterjemahkan sebagai “tuan” (tanpa huruf
“h”). Kemudian VOC menyuruh Pendeta Melchior Leijdecker untuk menerjemahkan ulang seluruh Alkitab.
Nah, pada terjemahan Leijdecker inilah ditemukan secara akurat perubahan harafiah dari kata “tuan”
menjadi “Tuhan” untuk padanan kata “adonay” atau “kurios”. Mengapa Leijdecker mengubah kata “tuan”
menjadi “tuhan”? Ternyata tujuannya adalah agar bunyi “n” dapat diucapkan dengan baik. Sebab kala itu
banyak orang yang baru belajar bahasa Melayu (bekas budak Portugis asal Goa) terpengaruh oleh
bahasa Portugis mengucapkan “n” menjadi “ng”. Misal: di Ambon sampai sekarang “tuan” dibaca
“tuang”; Tuang Ala artinya Tuhan Allah.

Nah, inti dan hakikatnya dari segi penelusuran bahasa yang akurat, ilmiah dan tepat serta sangat bisa
dipertanggung jawabkan, dapat dipastikan bahwa kata “Tuhan” yang dipakai dalam Alkitab bahasa
Indonesia sama maknanya dengan “Tuan”. Oleh karena itu, maka, musti dipahami betul bahwa:

- Tuhan Yesus (Yunani: kuriou Iesou), artinya = Tuan Yesus (BUKAN ALLAH YESUS!)
- Tuhan Allah (kuriou ho theou), artinya = Tuan Allah

Poin yang sangat perlu dipahami benar: bahwa gelar “Tu(h)an” beda maknanya dengan “Allah”. Kata
“Tuhan” dan “Tuan” di Alkitab sebetulnya tidak ada perbedaan arti, sama-sama berasal dari kata
“adonay” atau “kurios”. Konsekuensinya jelas, saat membaca Alkitab, maka “Tuhan” tidak boleh
sembarang disamakan dengan “Allah”.

Memahami Pengertian kata “Allah” dalam Alkitab.


Kata “Allah” sejatinya adalah kata serapan dari bahasa Arab. Padanannya di dalam Alkitab istilah kata
yang dipakai adalah “elohim” (bhs. Ibrani) atau “theos” (bhs. Yunani), atau “god” (bhs. Inggris) yang
mengandung makna “sesembahan” atau “yang patut diibadahi”.

“elohim” atau “theos” atau “God” di Alkitab (yang kemudian di Alkitab Indonesia kini diterjemahkan juga
sebagai “Allah”), selain bisa dipakai untuk menunjuk pada YAHWEH (Allahnya Israel)*, ternyata kerap
kali juga dipakai untuk menunjuk pada pribadi-pribadi yang tampil sebagai utusan dari YAHWEH. Artinya,
“Allah / elohim / Theos / God, di Alkitab, memiliki dua makna utama,

Pertama: “elohim”(Allah) menunjuk kepada YAHWEH. Misal: Keluaran 20:2-3 :


“Akulah YAHWEH, Allah (elohim)-mu, … jangan ada padamu allah (elohim) lain di hadapan-Ku”
Syahadat iman Israel berdasar Ulangan 6:4 “… Yahweh elohenu, Yahweh ekhad, artinya Yahweh itu Allah
kita, Yahweh itu esa”.

Kedua: “elohim” (Allah) menunjuk pada utusan-utusan YAHWEH yang tampil atau datang atas nama
YAHWEH.
Lebih jelas bisa kita lihat dari ayat-ayat berikut:
YAHWEH adalah Allah segala allah / YAHWEH elohim ha elohim – Ulangan 10:17.
Dari frase “segala allah” di ayat itu, tersurat jelas bahwa ternyata “elohim” (allah) di Alkitab ada banyak,
hingga bisa dikatakan: YAHWEH adalah Allah dari segala allah.

Di ayat lain juga dikatakan:


“Allah (elohim) berdiri dalam sidang ilahi, di antara para allah (elohim) Ia menghakimi, … Aku (YAHWEH)
sendiri telah berfirman: “Kamu adalah allah (elohim), dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian” –
Mazmur 82:1,6.
“Berfirmanlah YAHWEH kepada Musa: “Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah (elohim) bagi firaun,
… “- Keluaran 7:1
Keluaran 22:8-9 terjemahan Indonesia menuliskan: Jika ada kasus pencurian maka penyelesaiannya
harus dibawa menghadap “Allah (elohim)”. Sementara untuk kata “Allah / elohim” di ayat itu, Alkitab King
James Version menuliskannya dengan kata: “judges” artinya hakim-hakim. Artinya, para hakim di zaman
itu yang secara fungsional menjadi wakil YAHWEH, akan disebut juga sebagai “Allah / elohim”.

Sementara menurut kata-kata Yesus sendiri, di kitab Yohanes berbahasa Yunani, disebutkan pula bahwa
‘Penerima dan Pembawa Firman’ juga boleh disebut sebagai “Theos (Allah)” – sebagaimana tertulis:
“Kata Yesus kepada mereka: ... kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah [theos]” ( baca:
Yohanes 10:34-35). Itu pula sebabnya di Yohanes 1:1 ‘Sang Firman’ –yang mengacu pada sosok Yesus-
disebut sebagai “theos” (Yunani: kai theos en ho logos), yang oleh L.A.I diterjemahkan sebagai: [Sang]
Firman itu adalah Allah.

Dari Mazmur 82:1,6, Keluaran 7:1, Keluaran 22:8-9 serta Yohanes 1:1 dan Yohanes 10:35 tersebut jelas
sekali Alkitab mengungkap secara eksplisit dan implisit, tersurat dan tersirat, bahwa ternyata memang
ada banyak pihak yang bisa disebut “elohim / theos / allah” menurut Alkitab.

Nah, pemahaman yang kita dapat tentang adanya banyak “allah / elohim / theos / god” di Alkitab ini,
ternyata juga sesuai dengan kesaksian Rasul di Perjanjian Baru:

1 Korintus 8:5: “Sebab sungguhpun ada apa yang disebut “allah / theos”, baik di sorga, maupun di bumi
– dan memang benar ada banyak “allah /theos” dan banyak “tuhan” yang demikian - …”

Jelas sudah, Alkitab mengungkapkan cukup gamblang istilah “Allah / elohim / theos / god”, dapat
dikenakan juga kepada sosok-sosok lain selain Yahweh (selain Allah Sejati) yang secara fungsional
mereka tampil sebagai wakil utusan Yahweh. Namun, bagi sebuah pengakuan iman, orang-orang percaya
akan mengatakan: Yahweh-lah Allah, tidak ada sesembahan lain selain Yahweh - Kel 20:2-3 (setara: La
illaha ilallah). Seperti juga pengakuan iman Rasul Paulus: “Sebab sungguhpun ada apa yang disebut
“allah / theos”, baik di sorga, maupun di bumi – dan memang benar ada banyak “allah /theos” dan
banyak “tuhan” yang demikian – namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa (Yahweh), yang
dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan (lord, kurios,
pemimpin) saja, yaitu Yesus Kristus, yang melaluinya (Inggris: through, Yunani: dia) segala sesuatu telah
dijadikan dan yang karena dia kita hidup” – 1 Kor 8:5-6.

“Allah” dan “Tuhan”


Dalam Alkitab, jelas kata “Allah” tidak boleh sembarang disamakan dengan “Tuhan”. Kata
“Allah” (elohim / theos) berarti mahluk ilahi atau sesembahan, sedangkan “Tu(h)an” (adonay / kurios)
berarti seseorang yang berkuasa, atau pimpinan atau orang terhormat. Allah pasti Tu(h)an, tetapi
Tu(h)an belum tentu Allah, Sesembahan pasti dihormati, tetapi orang yang kita hormati belum tentu kita
sembah. Sekali lagi harus diingat betul, kata “Allah” dengan “Tuhan” di Alkitab bukanlah dua kata yang
sepadan maknanya!

Nah, setelah bisa membedakan makna kata “Tuhan” dan “Allah” dalam perspektif Alkitab, sekarang kita
bisa menelaah lebih jauh tentang makna ke-tuhan-an Yesus dalam Alkitab.

Apa kesaksian Alkitab perihal ke-tuhan-an Yesus?


Perkataan Yesus sendiri, tercatat dalam Yohanes 13:13:
“Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan”.
Di sini Yesus sendiri mengaku bahwa dia adalah Guru dan Tuhan bagi murid-muridnya. “Guru dan Tuhan”
dalam Alkitab bahasa Inggris adalah “Master and Lord” (guru dan tuan). Guru adalah pengajar, Tuan
adalah pemimpin.

Kisah 2:32,36:
Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi, … Jadi seluruh kaum
Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi
Tuhandan Kristus. (Alkitab terjemahan L.A.I)

There let all the house of Israel know assuredly that God has made this Jesus, whom you crucified, both
Lord and Christ. (Acts 2:36, King James Version).

Alkitab di ayat itu sangat jelas mengatakan bahwa Allah (God) – lah yang menjadikan Yesus sebagai
Tuhan (lord, pemimpin) dan Kristus. Allah (God) yang dimaksud di sini adalah Allahnya Israel yaitu Allah
yang di kitab Taurat dikenal dengan nama YAHWEH. Jadi secara Alkitabiah, YAHWEH-lah yang
mengangkat Yesus menjadi Tuhan (lord, pemimpin). Yesus menjadi Tuhan (lord, pemimpin) bukan atas
kehendaknya sendiri, tetapi karena diangkat oleh Allah (Yahweh).

Ayat Kisah 2:36 dalam Alkitab RSTNE (Restoration Scriptures True Name Edition) menerjemahkan kata
“Theos” (Allah) sebagai “Yahweh”, sedang kata “kurios kai kristos” (Tuhan dan Kristus) sebagai: “Melech
and Moshiach” (makna artinya = “Raja dan Mesias/orang yang diurapi Allah”). Maka ketika membaca
ayat tersebut, pembacanya akan langsung mendapat pemahaman yang sangat jelas sebab di situ
dikatakan bahwa: Yahweh telah membuat Yesus menjadi Raja dan orang yang diurapi-Nya. Yesus -oleh
Yahweh- diurapi menjadi juruselamat.

Yesus adalah Tuhan dan kristus, artinya Yesus adalah pemimpin dan orang yang diurapi menjadi
juruselamat manusia, oleh Allah. Hal itu sama juga dengan yang tertulis dalam Kisah 5:31:
“… Dia (Yesus)-lah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi pemimpin
(Tuhan) dan juruselamat (kristus)…”
Allah menjadikan Yesus sebagai Tu(h)an (kurios) dan kristus (mesias, penyelamat manusia). Mesias
secara fungsional memang adalah ‘pemimpin’, bandingkan Matius 23:10 “..hanya satu Pemimpinmu yaitu
Mesias”. Mesias adalah Pemimpin! Memimpin orang kemana? Memimpin orang menuju kepada Allah (Yoh
14:6).
Kisah 2:22 “Yesus dari Nasaret, seorang yang ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan
kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan
dia di tengah-tengah kamu”. Yesus adalah “agen” (pekerja perantara) dari Allah untuk berkarya
menyelamatkan manusia. Dalam karya penyelamatan, Allah adalah “tokoh utama” dan Yesus adalah
“agen perantara” yang diutus Allah, maka sesuai yang tertulis dalam surat Yudas 25 mengatakan: “Allah
yang Esa (Yahweh), Juru selamat kita melalui (through) Yesus Kristus, Tu(h)an (pemimpin, kurios) kita”.
Artinya: Juruselamat/penebus yang sejati adalah Allah (Yahweh) yang Esa, namun Ia berkarya melalui
orang yang diurapi-Nya (mesias-Nya) yaitu Yesus, utusan-Nya.

Yesus Kristus Jelas Bukan Allah Sejati (Yahweh)!


Statement / ajaran / doktrin dari pendeta-pendeta (teolog-teolog) yang mengatakan bahwa Yesus Kristus
adalah Allah Sejati atau Yahweh yang menjelma jadi manusia, itu jelas suatu statement yang sangat
keliru. Kelirunya di mana?

Pertama, dari nama “YESUS KRISTUS” sebenarnya [kalau mau jujur], sudah cukup jelas nama tersebut
merepresentasikan bahwa dia bukanlah Allah Sejati, sebab arti dan makna kata “KRISTUS” itu = “orang
yang diurapi / disahkan / dilantik oleh Allah (Bapa / Yahweh)”. Yesus Kristus = Yesus yang diurapi oleh
Allah (Bapa / Yahweh). Maka, karena Yesus “diurapi / disahkan / dilantik oleh Allah (Bapa)”, tentu dia
bukanlah Allah (Yahweh) itu sendiri. Yesus adalah pribadi “yang diurapi / dilantik”, sedangkan Allah (Bapa
/ Yahweh) adalah “yang mengurapi / melantik”. Yesus adalah utusan, sedangkan Allah adalah “yang
mengutus”.

Kalau Yesus dipandang sebagai Allah sejati, maka akan membuat nama (gelar) “Kristus” pada diri Yesus
itu gugur maknanya, sebab “YESUS KRISTUS” = “YESUS YANG DIURAPI OLEH ALLAH”. Maka artinya:
kalau andai kata benar “Yesus = Allah Sejati” maka nama Yesus Kristus akan menjadi bermakna sebagai
“ALLAH SEJATI YANG DIURAPI OLEH ALLAH SEJATI”. Allah Sejati mengurapi Allah Sejati??? Jadi di sini
akan ada 2 pribadi Allah sejati di mana Allah yang satu mengurapi / mengesahkan / mengutus Allah yang
lain. Nah, pertanyaannya: Apakah benar adanya Allah sejati harus diurapi oleh Allah sejati yang lainnya?
Kalau Allah sejati musti diurapi / dilantik / disahkan oleh Allah yang lain maka dengan sendirinya hal itu
justru akan menggugurkan kesejatiannya!
Seperti ungkapan “masa jeruk minum jeruk?”, begitu pula mana ada “Allah sejati diurapi oleh Allah
sejati?”. Artinya, dia (Yesus) yang diurapi (Kristus) itu jelas bukan Allah sejati adanya, sebab Allah sejati
tidaklah perlu diurapi. Allah sejati tidak butuh pengurapan / pengesahan dari siapapun. Sedangkan
Yesus, dia jelas-jelas mengalami ‘pengkristusan’ alias pengurapan / pengesahan / pelantikan dari Allah.
Di sini jelas dia bukan Allah sejati! Dan lagi pula Alkitab tidak pernah menyatakan adanya lebih dari satu
pribadi Allah sejati, apalagi tiga pribadi sebagaimana diajarkan oleh doktrin Tritunggal.

KRISTUS = DIURAPI / DISAHKAN OLEH ALLAH. Maka, YESUS KRISTUS = YESUS YANG DIURAPI /
DISAHKAN OLEH ALLAH. Jelas Dia bukan Allah Sejati! Dari nama “Yesus Kristus” jelas terang benderang
sudah dengan sendirinya membuktikan Dia bukan Allah sejati adanya. Dengan demikian, jika ada orang-
orang yang ngotot mengklaim Yesus sebagai Allah sejati (Yahweh), sebenarnya mereka telah keliru fatal
dan tidak layak menyebut Yesus sebagai Kristus. Tidak patut mereka menyebut Kristus, karena kata
“Kristus” justru membuktikan secara langsung dan akurat maknanya bahwa dia bukan Allah sejati,
melainkan utusan yang diurapi / disahkan oleh Allah. Kesimpulannya tegas: seorang Kristus jelas bukan
Allah sejati! Kalau Yesus = Allah sejati, maka dia bukanlah Kristus!

Yang kedua. Hari ini banyak orang mengatakan: “Yesus adalah Allah sejati” atau “Yesus adalah Allah
sejati yang menjelma menjadi manusia”. Itu pandangan-pandangan banyak orang yang mengaku Kristen
hari ini. Tetapi Saya tegaskan, bahwa sebenarnya orang yang berpandangan semacam itu bukan
didasarkan pada Alkitab, melainkan semua itu hanya dihasilkan dari tradisi dan filsafat-filsafat hasil ide-
ide pikiran manusia. Itu bukan ajaran Kristen sejati! Seorang Kristen sejati pasti mendasarkan segala
ajarannya berdasar Alkitab. Sedangkan bagaimana dengan kesaksian Alkitab tentang siapa Yesus itu?
Nah, mari kita lihat, untuk kasus ini, hal yang serupa tercatat sangat jelas di Matius 16:13-17 (baca di
Alkitab anda):

Hari itu, di zaman itu, Yesus bertanya kepada orang-orang di sekitarnya kira-kira demikian: Hai sobat-
sobat, bapak-bapak, ibu-ibu sekalian, menurut kamu dan menurut orang-orang siapakah aku? Maka
orang-orang mulai menjawab dengan ide-ide cemerlang dan pemikirannya masing-masing. Ada yang
bilang: “o… Yesus, engkau adalah Yohanes pembaptis”, yang lain berkata “engkau Elia”, “engkau
Yeremia”, “engkau seorang dari para nabi”. Ada berbagai ide dan pendapat orang tentang SIAPA YESUS.
Nah, demikian juga kondisinya hari ini, di zaman ini, ketika membahas soal Yesus, ketika ada pertanyaan
‘Siapakah Yesus itu?’ Atau andai kata Yesus datang di zaman ini di hadapan kita, kemudian dia bertanya
kepada kita: “Menurutmu siapakah aku?” maka kemungkinan akan banyak pendeta-pendeta dan orang-
orang yang akan menjawab demikian:

“o.. Yesus, engkau adalah Allah sejati”


“Engkau adalah Allah sejati yang menjelma menjadi manusia”
Seorang pendeta dengan idenya yang mempesona dan penuh karisma mungkin akan berkata:
“O Yesus, engkau Allah sejati yang karena begitu besar kasihmu akan dunia ini maka demi
menyelamatkan manusia, maka bagaikan manusia yang mau menyelamatkan semut ia menjadi semut
pula, Engkau Allah sejati rela turun dari surga menjadi manusia dan mati di kayu salib”
Sementara seorang pendeta terkenal penggagas doktrin Trinitas, mungkin akan berkata: Yesus engkau
adalah pribadi kedua dalam Allah yang memiliki tiga pribadi Tritunggal!”.

Nah, benarkah jawaban-jawaban itu semua? Benarkah ide-ide pikiran yang mengatakan bahwa Yesus
adalah pribadi ke-2 dari Allah yang tritunggal adanya? Benarkah ide pikiran yang mengatakan bahwa
Yesus adalah Allah sejati yang menjelma menjadi manusia? Benarkah jawaban-jawaban para teolog dan
pendeta-itu sesuai dengan kesaksian Alkitab? Sekarang mari kita simak jawaban apakah yang paling
tepat dan Alkitabiah untuk pertanyaan ‘Siapakah Yesus?’

Di Matius 16: 16, Simon berkata bahwa Yesus adalah MESIAS (KRISTUS). Yesus adalah Kristus, Yesus
adalah seorang yang diurapi oleh Allah! Itu jawaban Simon. Dan apa komentar Yesus sendiri terhadap
jawaban Simon tersebut? Ayat 17: “ …berbahagialah engkau Simon, sebab bukan manusia yang
menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapaku yang di surga …” Di sini Yesus menegaskan bahwa yang
menyatakan kepada Simon bahwa “Yesus itu adalah Mesias (Kristus)” adalah Bapa (Allah Yahweh) yang
di surga.

Yesus adalah Mesias / Kristus. Yesus adalah seorang yang diurapi / dilantik oleh Allah, itu bukan
pernyataan dari Simon atau manusia, bukan pula pernyataan dari pendeta-pendeta atau teolog-teolog
atau filsuf-filsuf, bukan pernyataan dari professor atau doktor-doktor teologi, bahkan itu bukan
pernyataan dari Yesus sendiri, tapi, itu adalah pernyataan dari Bapa (Allah) di surga! Allah sendirilah
yang menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias! Allah sendiri yang menyatakan bahwa Yesus adalah
seorang yang diurapi (disahkan / dipilih / diutus) oleh Allah!

Dalam Injil Matius 16:15-17 ini, Alkitab bersaksi sangat jelas bahwa: tentang ‘Siapakah Yesus itu?’ Allah
(Bapa / Yahweh) sendiri menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias (Utusan yang diurapi oleh Allah). Allah
(Bapa / Yahweh) dalam Alkitab, tidak pernah menyatakan bahwa Yesus adalah Allah sejati yang
menjelma menjadi manusia, tidak pernah! Tapi jelas-jelas Allah menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias
(Kristus)! Allah (Bapa / Yahweh) tidak pernah menyatakan bahwa Yesus adalah pribadi ke-2 dari Allah
Tritunggal, tidak pernah!!! Tapi Alkitab tegas berulang kali menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias.
Yesus adalah utusan yang diurapi oleh Allah. Nah, kalau Bapa (Allah) sendiri menyatakan bahwa Yesus
adalah Mesias (orang yang diurapi oleh Allah), maka ajaran Tritunggal yang mengklaim Yesus adalah
Allah sejati akan tampak jelas tidak sesuai kesaksian Alkitab. Doktrin Tritunggal jelas melompati
kesaksian-kesaksian Alkitab!

Kesimpulan:
Untuk memahami Alkitab dengan baik dan benar kita musti terlebih dulu paham istilah-istilah di
dalamnya. Khususnya istilah “Tuhan” dan “Allah” dalam Alkitab, yang berbeda dengan kitab suci lainnya.
Tanpa pemahaman yang tepat maka Alkitab akan terkesan membingungkan – kontradiksi – bahkan ada
yang menganggap menyesatkan!

Untuk menjawab pertanyaan: Benarkah Yesus itu Tuhan?, pertanyaan ini bisa di jawab dari dua sudut
pandang yang berbeda. Jawabannya akan tergantung dari sudut makna “Tuhan” yang dipahami oleh
penanyanya. Pertanyaan tersebut bisa dijawab “benar”, bisa juga “tidak”.

Pertama, (Dijawab: Benar). Bagi orang-orang yang melihat dari perspektif Alkitab atau pandangan secara
Alkitabiah, Benarkah Yesus itu Tuhan? akan terjawab: Ya benar! Yesus itu Tuhan (namun harus segera
disusul dengan catatan penting bahwa “Tuhan” yang dimaksud adalah “lord” atau “adonay” atau “kurios”
atau “tuan” atau “Pemimpin” alias “Bos”). Yesus itu Tuhan = Yesus itu pemimpin.

Kedua, (Dijawab: Tidak). Untuk pandangan orang umum yang menganggap bahwa kata “Tuhan” artinya
= “Allah sejati” atau kata “TUHAN” dimaksud sebagai YAHWEH, maka pertanyaan Benarkah Yesus itu
Tuhan? akan terjawab: Tidak, Yesus bukan “Tuhan / YAHWEH” melainkan Yesus itu “tuan” alias
“pemimpin” yang datang sebagai utusan YAHWEH. Yesus adalah Tuan dan Mesias (orang yang diurapi)
oleh Yahweh.
Penting juga dipahami betul, demikian juga ketika ada pertanyaan: Apakah Yesus itu Allah?. Jawabannya
akan tergantung juga dari sudut pandang si penanya-nya, sebagai berikut:

Pertama, bagi orang-orang yang memandang dari perspektif Alkitab (dan tentunya mengacu pada istilah
kata “Allah/elohim/theos” yang ada di Alkitab), Apakah Yesus itu Allah (elohim / theos)? Jawabannya
adalah: Ya! Yesus adalah termasuk golongan “elohim” atau “theos” yang bermakna sebagai ‘Penerima
dan Pembawa Firman’ (baca: Yohanes 10:35, Yohanes 1:1), yang begitu juga halnya dengan Musa
sebagai “elohim” (baca: Keluaran 7:1), Hakim-hakim sebagai “elohim” (baca: Keluaran 21:6; 22:8-9),
atau pun mahluk-mahluk surgawi yang juga disebut sebagai “para elohim” (baca: Mazmur 82:1 dan 6).

Kedua, bagi pandangan orang umum yang biasanya memaknai kata “Allah” dalam arti “Allah Sejati” (The
true God) atau dengan maksud menunjuk pada “Satu-satunya Allah yang benar”, maka pertanyaan
Apakah Yesus itu Allah? jawabannya jelas adalah: Bukan! Yesus bukan Allah Sejati, tetapi Yesus adalah
utusan dari Allah yang sejati. Satu-satunya Allah yang benar (Allah sejati, The True God) adalah YAHWEH
(atau Bapa), yaitu Allah yang mengutus Yesus, sebagaimana ada tertulis:
Inilah hidup yang kekal itu, mengenal Bapa (maksudnya: Yahweh) sebagai SATU-SATUNYA ALLAH YANG
BENAR, dan mengenal Yesus Kristus utusan Allah (baca: Yohanes 17:3). Yesus sendiri bersaksi bahwa
YAHWEH yang oleh Yesus disebut “Bapa” itu adalah Allahnya Yesus dan juga Allah kita (Yohanes 20:17b:
“..Aku [Yesus] akan pergi kepada Bapaku dan Bapamu, kepada Allahku dan Allahmu” ).
YAHWEH adalah Allah segala allah, YAHWEH adalah elohim dari segala elohim (baca: Ulangan 10:17)
YAHWEH adalah Allah (elohim) yang benar (baca: Yeremia 10:10).

*Catatan Penting: baca Alkitab L.A.I bagian kamus (halaman belakang Alkitab anda, sebelum gambar
Peta), pada entri kata “TUHAN” (T-U-H-A-N huruf besar) menjelaskan: kata “TUHAN” adalah salinan dari
nama Allah Israel, yaitu Yahweh.

Kemudian soal adanya ayat-ayat Alkitab (yang sering ditafsirkan bahwa Yesus adalah Allah Sejati) yang
biasanya menjadi bahan perdebatan antara penganut Trinitas dan AntiTrinitas, selengkapnya silahkan
baca buku: MENJAWAB DOKTRIN TRITUNGGAL, Frans Donald, Borobudur Indonesia Publishing,
2007/2008/2009/2010.

Anda mungkin juga menyukai