Anda di halaman 1dari 3

Nama: Ariel Imanuel Arvastein Adoe

NIM: 01210334

Tugas Meresume Buku “Imanuel”

Kyrios – Lord – Tuhan

Orang Kristen, baik yang dulu maupun sekarang memiliki satu kepercayaan yang
sama, yaitu mempercayai bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Dalam buku bacaan “Imanuel”
terdapat penjelasan mengenai Yesus Kristus dalam paham ajaran Kristen. Dengan
berlandaskan Roma 1:4, dijelaskan bahwa terdapat tiga gelar untuk Yesus, yaitu Anak Allah,
Kristus dan Tuhan. Dalam hal ini, gelar “Anak Allah” menjadi satu arah dengan gelar
“Kristus”, sekalipun ada dalam tulisan Paulus yang mengatakan bahwa ada ‘pembeda’ yaitu
kebangkitan. Sedangkan gelar ketiga sebagai “Tuhan” memiliki kekhususannya tersendiri,
sekalipun tetap ada hubungannya dengan kebangkitan juga. Paulus sendiri pernah berkata di
jemaat Filipi bahwa Allah sangat meninggikan Yesus, sehingga semua ciptaan mengakui
Yesus Kristus sebagai Tuhan. Penjelasan yang lebih jelas dan lebih mendalam lagi terdapat
dalam Roma 10:9 dan Kisah Rasul 2:36. Dimana menjelaskan bahwa Allah telah menjadikan
Yesus sebagai Tuhan dan Kristus. Tuhan memiliki pengertian “yang mulia”, “yang
dipermuliakan”, “yang dipertuan agung”, sehingga pada kesimpulannya Tuhan itu berbeda
dengan Allah.

Bahasa Kitab Suci

Pada umumnya bahasa Indonesia memaknai kata “Tuhan” sebagai Yang Maha Kuasa,
Maha Perkasa, pemaknaan untuk Allah, serta Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi berbeda halnya
dengan Alkitab. Alkitab terkhususnya dalam Perjanjian Baru, jarang sekali memakai kata
“Tuhan” untuk membicarakan tentang Allah, sekalipun tetap ada pemakaian kata “Tuhan”
untuk membicarakan tentang Allah. Berbeda dengan Perjanjin Baru, Perjanjian Lama sering
memakai kata “Tuhan” di beberapa kasus dalam istilah-istilah yang berasal dari dunia
Yahudi. Seperti “tangan Tuhan”, “malaikat Tuhan, “nama Tuhan”, “Roh Tuhan”, “Sabda
Tuhan”, dan lainnya. Namun, balik lagi pada penjelasan di awal bahwa Tuhan itu berbeda
dengan Allah. Pada bagian “Bahasa Kitab Suci” ini ditegaskan bahwa “Tuhan” tidak sama
dengan Allah; namun Tuhan adalah nama Allah melihat dari tradisi dan bahasa Ibrani. Kata
“Tuhan” sendiri dalam bahasa Ibarni adalah Elohim, sedangkan Allah adalah YHWH
(Yahweh), dimana kata ini tidak boleh diucapkan karena kesakralannya. Sehingga kata ini
biasanya diganti dengan “Tuhan”. Maka dapat dilihat bahwa kata “Tuhan” juga dipakai untuk
merujuk pada Allah Bapa, terkhususnya dalam Perjanjian Lama.

Kyrios bukanlah sebuah gelar. Kata “Tuhan” jelas merujuk pada gelar Yesus sebagai
Tuhan. Namun, Kyrios bukanlah sebuah gelar atau sebutan kehormatan yang spesial. Kyrios
adalah kata dalam bahasa Yunani, yang artinya adalah Tuhan, namun Kyrios sendiri memiliki
banyak arti. Kyrios bisa disangkutpautkan dengan orang-orang yang memiliki kuasa,
wewenang, pangkat dan “orang besar”. Orang Yunani jelas tidak menggunakan Kyrios untuk
mengartikan kata “Tuhan”, dan juga tidak menggunakan Yahweh yang pada dasarnya
dilarang digunakan. Akan tetapi orang Yunani menggunakan Adonai, yang mengungkapkan
bahwa Allah adalah Pencipta, serta Penguasa surga dan bumi.

Yesus Tuhan

Dalam bahasa Yunani kata “Tuhan” diterjemahkan sebagai kyrie. Namun, kata kyrie
ini memiliki arti yang ambigu. Kyrie memang dapat dimengerti sebagai “Tuhan”, tetapi disisi
lain juga dapat dimengerti sebagai “tuan”. Penjelasan buku “Imanuel” mengatakan bahwa
kyrie dapat dipahami sebagai “tuan”, apabila diungkapkan tidak dengan suatu pengakuan
iman. Kata kyrie pada dasarnya digunakan sebagai sapaan kehormatan, dimana sering
digunakan untuk penyebutan “rabi” dan juga “guru”. Salah satu kisah dalam Alkitab yang
menunjuk kyrie sebagai “Tuhan” adalah kisah Petrus berjalan di atas air. Pada saat berjalan di
atas air, Petrus berseru meminta pertolongan pada Tuhan; “Kyrie, tolonglah aku!”. Pada
kasus ini dapat dikatakan bahwa kata kyrie yang keluar dari mulut Petrus, merujuk pada
“Tuhan” dan bukan “tuan”. Mengapa demikian? Karena seruan Petrus, juga dimaknai sebagai
suatu pengakuan iman.

Tentukan Gelar Yesus yang mana yang cocok bagi orang Yunani dan Romawi!

Menurut pendapat saya pribadi, Mesias merupakan gelar yang cocok bagi orang
Yunani dan Romawi pada zaman itu. Gelar Mesias menunjukkan bahwa Yesus adalah
seorang Guru sekaligus seorang Nabi. Mengapa saya bisa mengatakan bahwa gelar Mesias
Yesus merupakan gelar yang cocok untuk diterima oleh orang Yunani dan Romawi karena
menurut saya apa yang telah Yesus lakukan pada zaman itu, sangat menggambarkan ciri-ciri
dari “mesias” yang dinantikan oleh orang Yunani dan Romawi. Sebelum kehadiran Yesus,
banyak mesias-mesias palsu yang datang dalam kehidupan orang Yunani dan Romawi.

Kemudian datanglah Yesus yang memberi harapan perubahan bagi orang Yunani dan
Romawi, dengan tindakan-tindakan yang Dia perbuat. Salah satu contohnya pada saat Yesus
membersihkan bait Allah. Tindakan Yesus ini menunjukkan tindakan kemesiasan yang
melekat dalam benak banyak orang. Dengan tindakan-tindakan yang Yesus lakukan, orang
Yunani dan Romawi mulai dengan spontan menyebut Yesus sebagai Mesias; disini Yesus
tidak pernah mengatakan diri-Nya sendiri sebagai Mesias tetapi karena tindakan yang
dilakukan-Nya, maka orang Yunani dan Romawi menyebutnya sebagai Mesias. Reaksi
dimana Yesus dianggap sebagai Mesias lahir dari harapan terdalam masyarakat berkaitan
dengan kejadian (penjajahan Roma) yang mereka alami.

Anda mungkin juga menyukai