Anda di halaman 1dari 6

Iman dalam Masa Krisis

Bab 1 : Kembali Kepada Allah


Iman bermaksud kembali kepada Tuhan. Tuhan berkata kepada Nabi Yesaya,“Di sini Aku ! Di
sini Aku ! Kembalilah kepada-Ku.“ Kepada mereka yang tidak mencari Allah maka akan diberi
kesempatan. Tuhan juga mengatakan bagi mereka yang tidak memanggil Tuhan, maka Tuhan
akan memperkenalkan diri. Ini merupakan sebuah berita yang utama dari zaman ke zaman.
Orang Krsiten mempunyai julukan sebagai orang beriman dan orang percaya. Oleh karena itu,
maka dapat kita lihat bahwa adanaya perbedaan antara agama Kristen, dengan agama-agama
lain. Semua agama lain memegang teori antroposentris, sedangkan agama kristen memegang
teori theosentris. Agama yang antroposentris merupakan agama yang awalnya adalah agama
yang awalnya inisiatif dari manusia. Hal ini menyatakan semua agama yang memegang konsep
ini berusaha untuk mereka yang mencari Tuhan, berbuat baik, menumpuk jasa, berubah, dan
mereka yang kemungkinan mencapai pemahaman tentang Tuhan melalui meditasi, dan akibatnya
diperkenan oleh Allah mereka. Sehingga, manusia menjadi pusat, titik tolak, inisiator dan sumber
kegiatan keagamaan. Seluruh Alkitab sangat menolak pemahaman ini. Alkitab tidak mengakui
manusia sebagai inisiator, melainkan Allahlah yang menjadi inisiator. Karena Alkitab telah
mengatakan tidak mungkin manusia berbalik kepada Tuhan melalui jasa dan kekuatannya
sendiri. Oleh karena itu, Alkitab menawarkan sebuah pengertian agama yang disebut dengan
theosentris. Theosentris adalah Tuhan yang menjadi pusat, inisiator, asali, memberikan anugerah,
dan yang mencari manusia. Sehingga, Tuhan yang mencari manusia bukan manusia yang
mencari Tuhan. Kita sekarang harus kembali kepada Tuhan sehingga Dia tetap bertakhta, dan
menjadi titik pusat dalam hidup kita. Kembali kepada Tuhan akan dibicarakan dalam beberapa
poin :
1. Kembali kepada kebenaran Tuhan. Kita tanpa sadari selama ini menjadi free thinker.
Kita banyak melihat pemikiran yang secara sementara diterima oleh orang sebagai ide
yang hebat, tetapi di dalam beberapa puluh tahun selanjutnya akan terlupakan.
2. Kembali dengan emoisu yang disesuaikan dengan kasih suci dari Tuhan. Emosi terhilang
yang kembali kepada Allah harus dikuasai oleh kasilh suci dari Allah. Oleh karena itu,
kita akan beremosi sesuai dengan cinta kasih dan kemarahan Tuhan. Apa yang Tuhan
benci, kita harus membencinya juga, dan lain-lain. Kita seharusnya sedih, bersukacita,
berarti kita bukan orang yang dipenuhi Roh Kudus. Jadi, pada saat kita bertobat
menangisi dosa, silakan bersedih. Sebaliknya, saat Tuhan memberikan sukacita A
mmmmmmpengharapan saat ada orang yang kita cintai meninggal dunia, kita tetap bileh
bersukacita bukan berarti tertawa seperti orang gila, melainkan karena ada pengharapan
dan tahu bahwa Tuhan tidak meninggalkan.
3. Kembali menaklukan diri kepada keadilan Tuhan. Kembali kepada Tuhan artinya
penilaian keadilan kita dikuasai oleh keadilan Tuhan. Kembali kepada Tuhan berarti
menghanyutkan diri di dalam ketidaksadaran.
4. Kehendak kita Kembali kepada kehendak Tuhan. Setiap orang pastinya mempunyai
keinginan, tetapi kita harus mengutarakan kehendak Tuhan yang terjadi di dunia ini.
Inilah salah satu isi dalam Doa Bapa Kami. Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di
Surga.
5. Kelakukan dan hidup sehari-hari di dalam pimpinan Roh Kudus. Inilah definisi kembali
kepada Tuhan. Kita harus mengembalikan kelakuan, perbuan, hidup, ke dalam pimpinan
Tuhan.
Bab 2 : Penglihatan Rohani
Iman berarti pengarahan rohani, pemulangan jiwa seseorang kepada sumber dan tujuan hidup.
Karena Tuhan adalah Alfa dan Omega, jadi kita harus kembali kepada awal hidup dan akhir kita.
Manusia di dalam kelancaran selalu memahami segala anugerah Tuhan itu hanya untuk
dipermainkan saja. Manusia dalam kelancaran dalam hidupnya selalu lupa siapakah Tuhan yang
semestinya menjadi Sumber yang harus kita taati. Ini menyebabkan kekayaan, kelancaran,
kemudahan dan kesuksesan yang temporal selalu menyebabkan “ketiduran rohani” rohani orang-
orang Kristen jauh dan keluar dari jalur yang seharusnya tanapa disadari. Iman kepercayaan
adalah iman buka saja arah rohani, tetapi juga penglihatan rohani. Seluruh agama mempunyai
pengeritan bahwa apa yang dilihat mata luar tidak penting, tetapi mata di dalam lebih penting.
Tetapi, dimanakah mata tersebut ? Yesus memberikan janji, bagi saiapa yang bersih hatinya, ia
akan melihat Allah. Kita dating ibadah semestinya untuk membuka hati, agar mendapatkan
esensi yang dapat memberikan kekuatan baru untuk bersaksi bagi Tuhan di dalam dunia ini. Kita
membutuhkan penglihatan, bukan penglihatan di luar, melainkan penglihatan di dalam. Tuhan
menciptakan hal-hal yang sangat penting, tetapi Ia juga menciptakan hal-hal yang kita anggap
remeh dan tidak penting, yaitu debu. Namun, debu yang sangat kecil itu masih bisa dilihat, tetapi
Tuhan yang maha besar tidak bisa dilihat. Lalu, apa gunaya mata ? Mata merupakan
kemungkinan kesanggupan untuk melihat, mengerti, setelah itu bereksperimen, maka baru bisa
memikirkan lebih lanjut semua sesuatu yang dilihat, diamati, atau yang dimengerti. Tetapi mata
ini diciptakan sebagai sesuatu yang ironis. Mengapa ? Karena mata dapat melihat semua tetapi,
mata tidak pernah bisa melihat mata itu sendiri. Untuk menciptakan kemungkinan mat amelihat,
Tuhan Allah harus menciptakan sesuatu yang dibutuhkan yang tidak mungkin dilihat tetapi ada,
yaitu udara. Ini ironi kedua. Udara itu ada, udara pasti dibutuhkan, tetapi tidak bisa dilihat. Justru
agar kita bisa melihat orang lain, maka udara yang memisahkan kita dengan orang lain. Mata kita
dengan mata orang lain tidak boleh terlihat agar mata bisa melihat objek lain. Namun, jika udara
bisa dilihat, maka setiap hari kita semua hanya akan melihat udara, kita tidak bisa melihat apa-
apa karena udara yang bisa dilihat akan menghalangi pendangan kita. Yang bukan materi, tetapi
dapat dilihat adalah cahaya. Apakah cahaya itu materi ? Jika cahaya itu materi, mengapa tidak
bisa diukur beratnya ? Mengapa ada kecepatan cahaya yang dapat dihitung? Mengapa cahaya
tidak berbobot ? Jika cahaya bukan materi, mengapa cahaya dapat dilihat ? Materi yang disebut
udara tidak dapat dilihat, terang yang supramaterial malah bisa dilihat. Alkitab mengatakan
kepada kita,“ God is Light ”. Allah adalah cahaya (terang), kasih, hidup. Ketiga hal ini kebetulan
dalam basa inggris dimuali dengan huruf L. God is Light, God is Love, God is Life. Pada saat kita
membicarakan tentang cahaya, pastinya kita berbicara tentang cahaya yang dapat dilihat oleh
kedua mata kita ini. Tetapi, Alkitab selalu membicarakan cahaya (terang) Allah yang lebih jau
hari kemungkinan yang kita lihat. Oleh karena itu, pada Pengakuan Iman Westminster
diakatakan “ The natural light is not adequate. ” Cahaya natural tidak cukup. Kita membutuhkan
cahaya supranatural yaitu, Firman Tuhan yang diwahyukan Tuhan. Dan Kristus adalah cahaya
besar di dunia ini. Apa itu iman ? Iman adalah menemui, menghadap, dan melihat kemuliaan
Tuhan. Dalam kesusahan, biarlah iman kita terus melihat Tuhan. Jiak kita sudah kecewa, melihat
sekitara kita, masih ada satu arah yaitu lihatlah ke atas. Tuhan mengatakan, ,“ Barangsiapa
memandang-Ku, dan melihat air muka-Ku, dia tidak akan kecewa ”. Dari zaman ke zaman,
semua nabi Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, hanya ada suatu kuasa yaitu selalu melihat
keatas, selalu melihat Tuhan, akhirnya mereka mendapatkan keberanian yang berlebihan
denganorang biasa.
Bab 3 : Berpegang pada Tangan Tuhan
Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan sifat relativitas, sehingga tidak mungkin dapat hidup
sendiri. Di dalam kejiwaan manusia terdapat unsur di mana kita membutuhkan satu sandaran.
Satu pegangan, satu jaminan kekuatan dan rasa aman. Alkitab mengajari kita kita untuk kembali
kepada Tuhan Allah-mu. Semua yang di dunia ini bukan Allah. Ketika bermiliar manusia
mengarahkan keadaan yang sebenarnya mereka tujuan kepada Tuhan menjadi kepada manusia.
Yeremia berkata “ Matamu memandang kerajaan yang kaukira bisa menolongmu, tetapi ternyata
hampa, tidak dapat memberikan pertolongan kepadamu.” Kembali kepada Allah adalah sebuah
pengarahan yang terus-menerus menjadi peringatan dari pada nabi dan rasul. Jika arah rohani
kita salah, maka semua hidup kita menjadi kacau. Selain itu, nabi berkata, lihatlah kepada Dia.
Banyak orang berkuasa di dunia ini, semakin mereka berkuasa semakin mereka menyimpang
Tindakan mereka. Jadi, saat mereka tersadar, sejarah sudah memutuskan mereka; waktunya
sudah habis, kau harus turun dari permainan sejarah. Sejarah merupakan guru semua manusia.
Sejarah selalu mengajarkan hal ini dari zaman ke zaman. Tetapi, kita selalu tidak percaya, selalu
tidak mengindahkan firman Tuhan. Kita hanya berpegang pada diri kita sendiri. Oleh karena itu,
marilah kita merenungkan tema pada bab ini ,“ Berpegang pada Tuhan ”. Orang yang beriman
memiliki keyakinan dalam jiwanya sedalam-dalamnya, yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.
Orang lain tidak bisa melihat yang kita pegang. Orang lain tidak tahu mengapa kita selalu
beriman kepada Tuhan. Mereka bertanya, “ Di mana Tuhan? Kami tidak melihat-Nya. Kami
tidak merasakan-Nya. Kami tidak bisa membuktikan-Nya.“ Mereka tidak bisa membukitan, ini
masalah mereka. Merka tidak memiliki pengalaman rohani, tidak punya visi rohani, konfiden
rohani, pengakuan rohani. Ini adalah suatu kesungguhan relasi saya dan Engkau. Saya sekarang
berpegang tangan dengan Dia. Inilah yang disebut sebagai berpegang kepada Tuhan, percaya
kepada Tuhan. Mengapa kita harus berpegang pada Tuhan ? Karena di dunia ini tidak ada satu
pun yang dapat kita pegang teguh selamanya. Dunia ini merupakan dunia yang dapat
berguncang. Iman berarti Kembali kepada Tuhan. Iman berarti memandang takhta Tuhan. Iman
berarti memegang tangan Tuhan. Mengapa kita tidak boleh bersandar kepada dunia ini ?
Mengapa kita harus berpegang kepada Tuhan ?
1. Dunia ini berguncang dan berubah. Alkitab mengatakan, firman Tuhan tidak berguncang
dari kekal sampai kekal. Perkataan Tuhan tidak perlu diganti, tidak perlu dikoreksi.
Perkataan Tuhan kekal untuk selama-lamanya. Kalau tidak mengerti firman Tuhan,
masalahnya bukan pada Alkitab, melainkan pada diri kita sendiri, pada kerohanian dan
pada iman. Jadi, jika kita tidak mengerti firman Tuhan, janganlah mengeluh, mengejek,
menolak, melarikan diri, dan bersungut-sungut. Lebih baik berlutut dengan merendahkan
hati di hadapan Tuhan, minta pertolongan Roh Kudus untuk membuka mata kita sehingga
bisa mengerti dan taat kepada-Nya.
2. Sifat Allah yang setia itu diak berubah. Tidak hanya perkataan-Nya tidak berubah,
bahkan Dia yang berkata-kata juga tidak berubah. Ini merupakan jaminan bahwa
perkatan-Nya dapat dipercaya. Jika perkataan-Nya bisa berubah, tidak ada gunanya kita
memegang perkataan-Nya. Kita berani memegang tangan Tuhan karena apa yang Dia
katakan tidak berubah dan Dia yang berkata-kata juga tidak berubah. Jika Allah tidak
berubah, maka terlihatlah di sini ada pengganti yang utama atas proses perubahan. Itulah
yang menjadi jaminan kita berpegang kepada-Nya.
Bab 4 : Berisitirahat di dalam Tuhan
Orang yang beriman merupakan orang yang kembali kepada Tuhan, yang memindahkan arah
hidupnya kepada Tuhan. Krisis iman terjadi karena roh manusia tidak mempunyai arah yang
tetap. Krisis iman terlaksana saat manusia membelokkan dirinya dari takhta dan rencana Allah.
Oleh karena itu, iman yang sejati adalah iman yang kembali kepada Tuhan, hidup dan
menghadap kepada Tuhan, memandang kepada Tuhan, memusatkan dirinya kepada kekekalan.
Iman merupakan semacam penglihatan rohani. Kita tidak hanya menghadap Tuhan, melainkan
kita juga melihat. Apa yang kita lihat ? Kita melihat Allah yang duduk di atas takhta-Nya. Saat
tahun Raja Uzia meninggal, Yesaya masuk ke dalam Bait Allah. Pada saat itulah ia melihat
Tuhan berada di tempat yang paling tinggi. Iman menujukan pandangan ke atas, menemukan
takhta Tuhan lebih tinggi daripada segala kesusahan disekitar kita. Apabila kita tidak lagi
menemukan pertolongan. Jika kita tidak menemukan pertolongan, janganlah kita lupa bahwa kita
diciptakan oleh Tuhan menjadi ciptaan Tuhan yang berbeda dengan ciptaan-Nya yang lain. Bagi
siapa yang memandang Tuhan, dia tidak akan dipermalukan. Bagi siapa dengan sungguh mencari
Tuhan, pasti dia tidak akan ditinggalkn Tuhan. Iman adalah memegang Tuhan. Kita mempunyai
pegangan, kekuatan, kepastian di dalam jiwa dan kerohanian kita karena dalam iman kita sedang
memegang tangan yang tidak terlihat. Tangan kita yang kelihatan sedang memegang tangan
Tuhan yang tidak kelihatan, yang meciptakan langit dan bumi, menguasai sejarah, melindungi
dan memelihara kita yang beriman kepada-Nya. Lalu, siapakan yang bisa kita pegang ? Bisakah
kita berpegang pada uang ? Pemerintah ? Tokoh-tokoh politik ? Dan semua yang ada didalam
dunia ? Alkitab mengatakan : Tidak ! Semua itu adalah sia-sia. Dunia ini memang sia-sia. Kita
hanyalah tamu yang beberapa tahun di dunia. Dunia ini bukan milik kita. Selain kita harus
bekerja dengan betul-betul jujur, setia, dan rajin di dunia, jangna lupa kita masih memiliki rumah
yang kekal di sana. Apa itu iman ? Iman adalah beristirahat di dalam Tuhan. Iman berarti
bersandar pada Tuhan dan beristirahat di dalam Tuhan. Apakah kita sudah istirahat, sejahtera,
yang begitu tenang dan stabil dalam jiwa kita ? Orang yang beriman adalah orang yang
mengetahui bagaimana mempunyai kerohanian yang tenang dan stabil. Ornag yang beriman
adalah orang yang tidak mau diguncangkan oleh segala kejadian. “ Bersandarlah pada Tuhan “,
kalimat ini gampang dikeluarkan saat menjenguk orang yang dalam kesulitan. Kita menasehati
dia untuk bersandar kepada Tuhan, tetapi dia tidak pernah diberi tahu bagaimana besandar pada
Tuhan. Bersandar pada Tuhan termasuk keadaan antara menggunakan bakat, melaksanakan
tuggas dan kewajiban yang Tuhan berikan dan menyerahkan semua itu untuk Tuhan pelihara.
Yesus Kristus berkata “ Pikulah salibmu, sangkallah dirimu, dan ikutlah Aku. “ Setiap orang
harus memikul salib-Nya dan mengikuti Kristus. Ini merupakan pengajaran yang paling utama,
yang berbeda dengan ajaran-ajaran sekarang yang tidak bertanggung jawab, yang mengajar
orang untuk berserah kepada Tuhan tetapi tidak memberikan maksudtentang apa sebenarnya arti
berserah kepada Tuhan. Jika seseorang tidak siap untuk menghadapi hari yang gelap, jika jiwa
kita tidak bersiap menghadapi kesusahan-kesusahan, jika kesulitan itu datang kita tidak tahu
bagaimana mengatasinya. Pada saat itulah kenyamanan, ketenangan, akan hilang sehingga tidak
ada kestabilan dal diri. Marthin Luther mengenal Kristus dari dua bagian yaitu : the Christ of
glory and the Christ of cross. Kristus mulia dan Kristus yang sengsara. Kristus yang mati dan
Kristus yang bangkit. Kristus yang ada di sablib dan Kristus yang meninggalkan kubur kosong.
Kristus yang memberikan mahkota dan Kristus yang mengajak kita memikul salib untuk
mengikuti Dia. Kedua bagian ini harus seimbang, sehingga iman kita tidak main-main. Banyak
tantangan dalam Kekristenan yang tidak pernah membuahkan orang Kristen yang akil balik.
Bab 5 : Bertindak di dalam Tuhan
Iman adalah isitirahat, perasaan tenang, sejahtera yang kita rasakan di dalam Tuhan. Segala
kesusahan, ketakutan, kekhawatiran, dan semua hal yang membuat kita kecil hai sebenarnya
tidak pernah membantu kita dan tidak membuat kerohanian kita bertumbuh menjadi lebih kuta
dan maju, tetapi justru mengikat dan membuat kita tidak bisa melaksanakan kehendak Tuhan.
Iman adalah ketaatan. Iman adalah sumber dari tindakan rohani. Orang yang beriman, tidaklah
orang yang tinddal diam, mengaku percaya Tuhan dari mulut saja, melainkan orang yang
bertindak dan menyesuaikan langkah-langkah rencananya dengan rencana Allah di dalam
kehendak-Nya yang kekal. Allah adalah Allah yang berkehendak, berencana, dan rencana Allah
tidak pernah dibuat untuk sementara. Tuhan kita bukanlah Tuhan yang dihasilkan dari waktu dan
diikat oleh waktu. Tuhan bisa melakukan hal yang mendadak sehingga kitalah yang dikagetkan.
Tetapi tidak ada satu manusia pun dan tidak ada keadaan, tidak ada satu unsur yang diluat
membuat-Nya terkejut. Allah itu kekal, tidak berubah, paling bijaksana-Nya Ia yang
menciptakan semua alasan yang logis. Jika Tuhan adalah Tuhan yang kekal, tidak berubah
mempunyai rencana, sumber bijaksana, tidak pernah mempunyai sesuatu diluar pengetahuan-
Nya sendiri, sempurna, maka bagi kita mungkin ada hal-hal yang mengkagetkan kita karena
sebelumnya kita tidak tahu. Oleh karena itu, kita harus menyesuaikan diri dengan sifat ilahi yang
kita kenal. Kehendak Tuhan yang dibuat didalam kekekalan itu harus didapatkan di dalam
kesementaraan. Sebab, orang yang beriman tidak hanya melihat lingkungan dan proses waktu,
tetapi, akan melihat keseimbangan antara keselamatan dan kekekalan. Di dalam kekekalan ada
rencana, dan di dalam kesementaraan ada perwujudan. Di dalam kekekalan ada kehendak Allah,
di dalam kesementaraan ada pelaksanaannya. Jadi rencana Allah pasti terjadi di dalam sejarah.
Karena Yesus Kristus telah mengajar kita berdoa “ Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di
Sorga.“ Orang yang memiliki iman seperti ini, saat panggilan Tuhan datang pada dirinya, waktu
rencana Tuhan terjadi dirinya, akan bersedia bertindak dan menyerahkan dirinya ke dalam
pimpinan Tuhan, sesuai yang Tuhan kehendaki. Tindakan iman dalam panggilan Tuhan, bukan
berati tindakan melarikan diri. Tindakan rohani sama sekali tidak identik dengan melarikan diri
dari kehendak Allah. Sebaliknya, justru bertindak utuk melaksanakan kehendak Allah agar
rencana yang sudah ditetapkan di dalam kekekalan boleh terlaksanakan. Mengapa orang Kristen
yang beriman mempunyai kemungkinan untuk bertindak seperti ini ? Karena pad pemikirannya
ada pengertian yang jelas melalui beberapa hal :
1. Allah adalah Allah yang menguasai sejarah. Allah yang menguasai sejarah membuat
manusia tidak harus takut dan tidak dikagetkan oleh hal yang dia tidak tahu sebelumnya.
Sejarah terus terlaksana. Kesulitan kita didorong oleh kemarin menjadi hari ini, lalu di
dorong lagi olah hari ini menjadi besok. Itulah sebabnya Ia mengatakan, “I am that I am.
I am who I am. Aku melampaui sejarah. Kau harus beriman kepada-Ku. ”
2. Allah adalah Allah yang adil. Jika kita diperlakukan dengan tidak adil, takut diperlakukan
tidak beres, takut diperlakukan tidak sesuai dengan keinginan kita, dan tidak sesuai
dengan keadilan yang dikatakan dalam Kitab Suci, tidak apa-apa karena kita tahu Allah
kita yang adil, sehingga pada akhirnya Dia pasti akan menyatakan kemuliaan-Nya yang
melampaui semua kuasa yang melanggar pemahaman. Cinta kasih dan anugerah Tuhan
harus dipahami sebagai kekuatan-Nya sehingga kita tidak boleh bertahan dan tidak akan
dibinasakan oleh apa pun dengan perlindungan dan pernyertaan Tuhan sendiri yang lebih
penting dari segala harta yang diberikan kepada kita.
Bab 6 : Bersukacita karena Tuhan
Pada bagian Alkitab ini ( Raja-raja 19: 14-19), kita membaca raja Asyur menulis surat ini untuk
menakut-nakuti Raja Hizkia. Waktu ada kesulitan kemankah kita pergi ? Kepada orang
kayakah ? Kepada kekuasaan militerkah ? Hidup ini merupakan perjuangan, pergumulan, dan
tantangan. Tidak ada orang Kristen yang hidup tanpa mengalami pergumulan, dan tantangan.
Jika setiap hari kita diperbolehkan menghadapi hidup yang lancar dan tidak ada kesulitan,
sebenarnya hidup ini tidak ada arti lagi. Sebaliknya, setelah kita mempunyai banyak pengalaman,
Tuhan mengatakan bahwa engkau adalah orang yang tidak ada apa-apa. Di dalam terang cahaya
Kristus di atas bukit Golgota, kita meemukan filsafat dari Socrates, Plato dan Aristoteles menjadi
suram karena tidak ada etika yang llebih tinggi dari pada apa yang Yesus nyatakan. Bagaimana
kita menghadap dalam kesulitan ?
1. Percaya bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang jujur dan setia.
Kestiaan Tuhan inilah yang yang menarik kita datang kepada-Nya. Mengapa kita harus
datang kepada Tuhan ? Karena Dia adalah Tuhan yang setia. Kesetiaan Tuhan
memberitahukan bahwa Dia adalah Allah yang tidak berubah.
2. Menyadari bahwa kita berhak untuk berdoa kepada-Nya.
Kita adalah anak-anak Allah. Sebagai anak, kita dapat datang untuk memberitahukan
kesulitan, meminta pertolongan, dan pertimbangan juga nasihat kepada Bapa. Ini adalah
hak kita. Kita harus sadar bahwa kita bukanlah anak pungut. Kita adalah anak yang
dperkenan oleh Roh Allah sendiri. Inilah yang membuat kita mendapatkan hak istimewa
untuk datang kepada-Nya. Oleh karena itu, dalam Roma 8:14 dikatakan bahwa Roh
Kudus, dia adalah anak Allah. Karena kita adalah anak, kita dapat datang kepada Bapa.
Jangan takut untuk berdoa, merasa minder.
3. Meyakini janji Allah kepada kita.
Doa, permintaan, dan permohonan apa pun yang dinaikkan dengan tidak mengenal janji
Tuhan atau berada diluar janji Tuhan adalah doa orang kafir. Orang kafir berpikir, jika
doa panjang pasti akan diterima oleh allah mereka. Tetapi, Alkitab mengatakan hal yang
berlawanan, ,“Allah ada di sorga, kamu ada di bumi, jadi jangan banyak bicara“
(Pengkhotbah 5:1). Artinya, jika kita beroda, hendaklah berdoa dengan kalimat-kalimat
yang pasti, bukan menggunakan kalimat yang menurut kesukaan hati. Oleh karena itu,
saat berdoa hendaklah mengaitkannya dengan seluruh ajaran Alkitab dan menjadikannya
fondasi sebagai dasar doa kita.
4. Berjanji kepada Tuhan di dalam doa kita.
Banyak orang yang hanya tahu meminta saja, tetapi tidak mau memberikan
perngorabanan apa yang akan dia berikan kepada Tuhan. Kita datang kepada Tuhan
karena Dia di sorga dan kita di bumi. Jadi, baiknya perkataan kita sedikit. Karena, sama
dengan mimpi terlalu banyak kesibukan, begitu juga perkataan bodoh yang disebabkan
oleh banyak bicara. Karena dalam perkataan yang banyak, kita menyatakan kebodohan
kita.
5. Menyaksikan bagaimana Tuhan bekerja.
Banyak orang yang setelah berdoa, mereka ingin Tuhan segera menunjukkan kehebatan-
Nya, kuasa-Nya, padahal kita harus menunggu.
6. Setelah berdoa dan menantikan Dia saat bekerja, kita harus langsung melaksanakan tugas
kita.
7. Setelah Tuhan memimpin, jangan lupa memuliakan Dia.

Anda mungkin juga menyukai