Anda di halaman 1dari 47

Notes JMD, 29 November 2020

POSISI ROHANI “LEBIH DARI PEMENANG”

Syalom, selamat pagi dan selamat bertemu kembali untuk kita semua. Hari ini
kita masih melanjutkan kembali membahas tentang “iman”, karena ada hal-hal yang
benar-benar perlu untuk kita ketahui sehingga langkah-langkah hidup kita tidak perlu
mengalami kekeliruan. Masih banyak hal yang perlu dilengkapi tentang iman.

Alkitab sudah mempertegas kepada kita bahwa sebenarnya masalah iman itu
sudah lengkap, tetapi perlu untuk kita benar-benar ada pada alur yang tepat, sehingga
kita tahu arah dari aliran yang Allah maksudkan tersebut. Mari kita berdoa kepada
Tuhan terlebih dahulu supaya pertolongan dan inspirasi datang daripada Tuhan.

Bapa, kami berharap hari ini kepada perkataan yang keluar daripada mulut-Mu itu.
Kami membuka telinga kami kepada Firman yang dibawa oleh Roh-Mu yang Kudus itu,
menjadi kehidupan buat diri kami, bukan hanya sekedar kami memahami, bukan hanya
akhirnya menjadi keyakinan, tetapi itu menjadi kenyataan, menjadi penggenapan
didalam diri kami. Hidup kami itu adalah tempat ataupun lahan untuk menggenapi
Firman-Mu.

Kami bersyukur kepada Engkau untuk apa yang Tuhan bukakan selama beberapa
waktu belakangan ini, sehingga kami benar-benar tidak berjalan dalam kebingungan
dan kekeliruan. Terimakasih untuk kepemimpinan Roh-Mu yang kudus. jika Roh-Mu
yang kudus terus memimpin seperti ini, kami tahu Tuhan kami akan sampai kepada titik
akhir yang Engkau telah tetapkan buat kami. Kami siap saat ini bagi Engkau Tuhan,
berfirmanlah buat kami, kami siap untuk mendengarkannya. Amen.

Kita melanjutkan kembali tentang iman, untuk kita bisa melihat dan memahami
apakah kehidupan iman itu adalah kehidupan yang Allah inginkan (berada dalam posisi
rohani yang paling tinggi). Kita mengulang kembali apa yang ada di sesi sebelumnya,
supaya benar-benar jelas bagi kita atas apa yang telah disampaikan. Sudah

GPK Sahabat Kota-Medan Page 1


Notes JMD, 29 November 2020

disampaikan sebelumnya bahwa sebelum manusia jatuh kedalam dosa, tidak


diperlukan iman, oleh karena Allah dengan mudah mendapatkan akses kepada
hidupnya manusia, manusia juga mudah untuk bertemu ataupun berkomunikasi dengan
Allah tanpa dihalangi oleh apapun juga.

Iman itu dibutuhkan kembali ketika roh kita dihidupkan oleh Allah (ketika manusia
jatuh ke dalam dosa, roh manusia mati reaksi terhadap Allah) sehingga roh kita menjadi
baru, itulah sebabnya iman disebut juga indra ke-6, iman memiliki kemampuan untuk
bisa mengakses, untuk bisa hidup, untuk bisa melihat apa yang terjadi di dalam alam
roh.

Manusia memiliki 2 alam kehidupan, yang pertama adalah alam jasmani dan
yang kedua adalah alam rohani. Bagi mereka yang belum percaya kepada Tuhan, roh
mereka mati, mereka tetap bisa hidup dengan alam roh, tetapi mereka sebenarnya
memiliki status telah mati reaksi terhadap kehidupan Allah. Roh yang mati itu bukan
seperti tubuh yang mati, roh yang mati itu adalah suatu ungkapan bahwa dia tidak bisa
bereaksi, tidak bisa berkomunikasi, tidak bisa memiliki kehidupan berinteraksi dengan
Allah. Bukan berarti dia tidak memilki roh, bukan berarti dia tidak bisa hidup untuk
berjalan menurut aturan dari roh-nya sendiri, dia tetap bisa tetapi telah kehilangan
interaksi dengan Allah.

Jikalau Allah sendiri menjauh dari diri kita oleh karena roh kita itu adalah roh
yang mati, roh yang tidak layak dihampiri oleh Allah, maka kita tahu berarti mahkluk-
mahkluk roh yang lain selalu tersedia buat roh yang mati itu. Itulah sebabnya mengapa
kita kenal ada dunia sihir, dunia magic, kita kenal ada dunia-dunia seperti itu.

Penjelasan awal itu sangat penting buat kita. Hari ini akan dibagikan kepada kita,
bahwa di dalam keabadian kita harus mencari tahu, oleh karena iman itu sendiri
sebenarnya mengantarkan kita dan memastikan kita untuk masuk kepada kehidupan
abadi. Iman diperlukan pada saat kita jatuh kedalam dosa, dan sekalipun kita jatuh ke
GPK Sahabat Kota-Medan Page 2
Notes JMD, 29 November 2020

dalam dosa, kita masih tetap hidup di dunia ini, di alam jasmani ini, di dunia fisik ini,
sedangkan Allah adalah Roh, Allah tidak terlihat tetapi Allah hidup di dalam Roh,
bagaimana kita bisa mengakses kehidupan Allah? Disitulah iman dibutuhkan.

Hari ini kita akan mengetahui, apakah iman itu adalah merupakan panggilan
tertinggi buat hidup kita, untuk menjawab destiny kita, untuk menjawab apa yang Allah
butuhkan, apa yang Allah takdirkan buat diri kita, apakah iman itu merupakan jawaban
satu-satunya atapun jawaban terakhir?

Roma 8:28

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Allah turut bekerja bukan hanya bagi orang-orang yang sudah lahir baru saja. Allah
turut bekerja, Allah menjadi mitra bagi orang-orang yang mengasihi Dia, yaitu bagi
mereka yang terpanggil sesuai rencana Allah. Disebutkan “Panggilan”, disebutkan
“Rencana-Nya”, disebutkan juga bahwa “Allah tidak membiarkan kita untuk berjalan
memenuhi pangilan hidup kita ini”. Yang dimaksudkan dengan panggilan disini adalah
panggilan tertinggi-Nya Allah buat hidup kita. Rencana disini adalah rencana agung
Allah buat hidup kita.

Hal ini harus menjadi jelas buat diri kita. Dikatakan, “Semua orang yang dipilih-
Nya”, itu adalah pilihan Allah dan kita adalah pilihan Allah. Kita memilki panggilan.
Dalam Roma 8:28, “Allah turut bekerja”, berarti Allah mau bermitra dengan kita. Allah
akan bekerja dengan apa saja untuk mendatangkan kebaikan, untuk mendatangkan
pekerjaan-pekerjaan yang baik. Ini adalah pekerjaan menurut Allah bagi mereka yang
mengasihi Dia. Kita perlu menjabarkan kalimat demi kalimat dari ayat ini sebelum kita
lanjutkan kepada ayat selanjutnya.

GPK Sahabat Kota-Medan Page 3


Notes JMD, 29 November 2020

Yohanes 14:21,23,24

21.Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang


mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku
dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."

23.Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan
Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam
bersama-sama dengan dia.

24. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman
yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang
mengutus Aku.

Sewaktu Yesus memberikan perintah dan Firman kepada kita, melalui hidup-Nya dan
melalui mulut-Nya sendiri dan itu ada tertulis dalam Alkitab, itu adalah Firman dari
Bapa. Dan Alkitab mengatakan, “Barangsiapa yang memegang perintah Yesus atau
Firman-Nya dan melakukannya maka dialah yang mengasihi Yesus”. Jika kita
mengasihi Yesus berarti kita juga mengasihi Bapa, karena Firman ada pada diri Yesus
dan Yesus merepresentasikan Bapa di surga.

Kita kembali lagi ke Roma 8:28, kita harus tahu


definisi dari “Siapa yang mengasihi Dia.”

Roma 8:28
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut
bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”

GPK Sahabat Kota-Medan Page 4


Notes JMD, 29 November 2020

Allah bermitra dengan kita dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan,
mendatangkan hal-hal yang baik, hal-hal yang berkenan bagi Allah dan semua yang
nilainya baik bagi Allah. Bagi mereka yang mendengarkan Firman Tuhan dan
melakukannya. Karena itu disebut “Yang mengasihi Dia”, jadi kalimat ini perlu kita
terjemahkan dengan bahasa praktisnya dengan perbuatan kita. “Yaitu bagi mereka
yang terpanggil” atau mereka yang disebutkan dengan “Mendapatkan panggilan sesuai
dengan rencana Allah”. Ini hal mendasar buat kita, kita bisa melihat bahwa ini ada
dalam perjalanan hidup kita, yaitu Allah bermitra dengan kita. Mari kita lanjutkan lagi,
karena penekanannya bukanlah tentang hal ini.

Roma 8:29-31
“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya
dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia,
Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.”
Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya.
Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka
yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya. Sebab itu apakah yang
akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang
akan melawan kita?”

Banyak orang membaca ayat 31 ini itu dengan arogansi, mereka katakan “Kalau aku
sudah menjadi orang percaya dan menjadi anak-anak Allah maka Allah berada di
pihakku dan tidak ada yang bisa melawanku,” (musuh-musuh disini adalah manusia
yang lain dan saudara-saudaranya). Penekanan ayat ini bukanlah itu, ayat ini
dihubungkan dengan ayat 28 yaitu bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi orang-
orang yang taat, maka tidak ada yang bisa melawan mereka. Lalu, siapa yang menjadi
lawan buat hidup kita? Ini penting untuk kita ketahui. Pastilah yang ada dalam benak
kita adalah iblis, orang-orang yang tidak percaya atau orang-orang jahat. Kita akan
melihat siapakah yang menjadi lawan kita.
GPK Sahabat Kota-Medan Page 5
Notes JMD, 29 November 2020

Roma 8:32
“Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya
bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala
sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”

Ayat 28 tadi mengatakan “Bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu,” ayat 32
mengatakan “Ia mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan
Dia.” Luar biasa hidup orang yang seperti ini. Allah bekerjasama dengan dia, lalu Allah
mengaruniakan segala sesuatu bersama-sama dengan Kristus! Luar biasa!

Supaya lebih jelas lagi, disini diungkapkan ayat ke 31 “Siapakah yang akan melawan
kita?” Kita akan terkaget karena selama ini kita tidak pernah tahu siapa lawan dalam
hidup kita!
Roma 8:33-36
33. “Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang
membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?”
34 “Kristus Yesus, yang telah mati? (bahkan Dia mati sebenarnya supaya kita
bebas dari hukuman, Allah kah? Allah lah yang sebenarnya yang
membenarkan kita.)Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di
sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau
kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau
bahaya, atau pedang?

Jikalau kita mengalami seperti yang tertulis dalam ayat 35, maka penjelasannya berada
di ayat 36.
36. “Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut
sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.

GPK Sahabat Kota-Medan Page 6


Notes JMD, 29 November 2020

Penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan atau bahaya


lainnya ataupun pedang bisa membuat kita mati.

Kita perlu mempertegas ayat 36 ini. Dikatakan disini adalah domba. Kita adalah domba.
Jika seekor domba dipotong tentu untuk keuntungan pemiliknya dan orang lain.
Dikatakan disini ialah domba-domba sembelihan (as sheep for the slaughter), tidak
dikatakan binatang yang dibunuh karena kita bukan seperti binatang tetapi domba-
domba sembelihan yang berarti untuk dinikmati oleh pribadi yang lain. Kita perlu
mengorbankan hidup kita untuk keuntungan orang lain. Kita akan menemukan
panggilan tertinggi hidup kita.

37. Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang,
oleh Dia yang telah mengasihi kita.
38. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat,
maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan
datang,
39. atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang dibawah, ataupun
sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang
ada dalam Kristus Yesus, Tuhan Kita.”

Ini harus jelas terlebih dahulu bagi kita. Dikatakan bahwa “Kita lebih daripada orang-
orang yang menang”. Alkitab menuliskan disini kita lebih dari pemenang. Allah telah
menyediakan suatu posisi rohani buat mereka (orang-orang yang telah kita bahas dari
ayat 28-39, yang lebih dari pemenang).

Selama ini kita belajar untuk menjadi pemenang yaitu memenangkan kehidupan
kita. Hal yang ditegaskan kembali mengenai panggilan Allah yang tertinggi buat hidup
kita adalah lebih dari pemenang. Saya akan membahas lebih dulu dari bahasa
Yunaninya karena hal itu akan menyingkapkan banyak hal supaya menjadi jelas buat
kita. Lebih dari pemenang disini ditulis dari kata “Hupernikao” (G5245). Sama seperti
GPK Sahabat Kota-Medan Page 7
Notes JMD, 29 November 2020

bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yaitu more than conquer kata Hupernikao ini
terdiri dari 2 kata, yaitu kata “Huper” dan “Nikao”. “Huper” (G5228) yang artinya diatas.
Berbicara tentang kehidupan rohani, tentu kita ingin selalu lebih di atas karena
menyangkut kedewasaan hidup. “Nikao” (G3528) yang artinya adalah penakluk atau
pemenang.

Panggilan kita yang tertinggi dari Allah adalah lebih dari pemenang, kalau
selama ini kita hanya memfokuskan hidup untuk selalu menang, maka ini saatnya kita
menerima satu panggilan yang lebih tinggi lagi yaitu untuk menjadi lebih dari
pemenang. Kita akan bahas terlebih dahulu tentang siapa yang disebut dengan
pemenang.

1 Yohanes 5:4-5(TB)

4)sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah
kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.

5)Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa
Yesus adalah Anak Allah?

Alkitab dengan jelas mengatakan di kitab ini, digunakan kata “Nikao” untuk kata
“Mengalahkan”. Mereka yang mengalahkan dunia di dalam kehidupannya, yang tidak
mau hidup menurut sistem dunia, tidak mau hidup menurut
kekuasaan dari dunia, merekalah yang disebut mengalahkan
dunia. Bukankah hal yang seperti ini menjadi tantangan
hidup kita setiap hari? Kita bisa lihat bahwa dunia berupaya
menyodorkan sistemnya melalui keinginan daging, mata,
keangkuhan hidup, dan semua yang berasal dari pada dunia. Ini menjadi tantangan
buat kita dan kalau kita berhasil mengatasinya maka kita disebut menang.

Wahyu 12:7-11(TB)
GPK Sahabat Kota-Medan Page 8
Notes JMD, 29 November 2020

7)Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya


berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya,

8) tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di
sorga.

9) Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang
menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke
bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.

10) Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah
tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia
yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-
saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.

11) Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan
kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke
dalam maut.

Setiap hari dalam kehidupan kita, iblis selalu mendakwa. Hal yang sudah kita lakukan
benar, iblis selalu mengatakan bahwa itu salah dan tidak benar. Ayat 11 merupakan
ayat penjelasannya, kata “mengalahkan” digunakan kata “Nikao” yaitu mengalahkan
setan dan mengalahkan iblis oleh darah Anak Domba.

Pertama, kita disebut berada di posisi menang apabila kita bisa mengalakan
dunia. Kedua, kita berada di posisi menang apabila kita bisa mengalahkan iblis dalam
keseharian hidup kita, yang kita sebut sebagai peperangan rohani. Bagaimana kita bisa
mengalahkan iblis? Dengan darah Anak Domba yang telah tercurah 2000 tahun yang
lalu. Hal ini bisa terjadi hanya oleh karena iman. Kita percaya bahwa kita mati bersama
dengan Kristus, bahwa darah Kristus telah tercurah sebagai Anak Domba untuk
menghapus dosa manusia maka iblis juga bisa dikalahkan oleh kita karena iman.
GPK Sahabat Kota-Medan Page 9
Notes JMD, 29 November 2020

Iman memposisikan kita secara pasti disuatu posisi sebagai pemenang


dihadapan Tuhan. Namun kita tidak berhenti sebatas pemenang melainkan posisi yang
lebih tinggi yaitu posisi lebih dari pemenang.

Roma 8 : 35-39

Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau
kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya,
atau pedang? Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya
maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan .
Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh
Dia yang telah mengasihi i kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun
hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada
sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas,
maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat
memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Firman ini menegaskan bahwa kita tidak bisa dipisahkan oleh kasih Kristus. Kasih
Kristus sudah melekat pada diri kita bahkan Alkitab mengatakan bahwa penindasan,
penganiayaan, kelaparan tidak dapat memisahkan kita dari kasih
Kristus itu. Segala sesuatu tidak bisa memisahkan kita dari kasih
Kristus. Kasih Kristus itu digambarkan dalam hidup kita seperti
domba yang disembelih, ketika maut menghampiri dan mendatangi
hidup kita atau bahkan ketika kita mengalami kematian yang
memberikan keuntungan buat orang lain padahal mungkin orang itu telah
membahayakan hidup kita, itupun juga tidak dapat memisahkan kita dari kasih Kristus.

Jadi, Iman dalam hidup kita dapat mengubah situasi yang berbahaya itu tetap
dalam kendali kita dan kita tetap bisa hidup dalam kebenaran. Kita dapat mengalahkan

GPK Sahabat Kota-Medan Page 10


Notes JMD, 29 November 2020

dunia dengan kita tetap hidup benar. Kita dapat mengalahkan setan dengan cara kita
tidak terseret dengan keinginan dan belenggu setan.

Jadi, jelas bagi kita bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari Kristus
sampai kepada kematian juga. Mari kita lihat Kembali ayat firman Tuhan yaitu Ibrani 11,
ayat ini akan membuat semakin jelas.

Ibrani 11 : 32 – 34

Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu,
apabila aku hendak menceriterakan tentang
Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi. yang
karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran,
memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api
yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh
kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah
memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing.

Banyak orang berpikir bahwa fungsi dan peran iman/kehidupan iman itu seperti pada
ayat 33 dan ayat 34, membuatnya ada di dalam posisi menang.

Ibrani 11: 35-38

Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab


dibangkitkan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau
menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik.

Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan.

Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara


dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan,
kesesakan dan siksaan.
GPK Sahabat Kota-Medan Page 11
Notes JMD, 29 November 2020

Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di
pegunungan , dalam gua-gua dan celah-celah gunung.

Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman
mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik.

Para tokoh iman memiliki kesaksian hidup yang benar dan kesaksian hidup yang
baik, walaupun mereka mati dan mereka menderita, seperti yang dikatakan dalam
Ibrani 11 dan Roma 8:35-36. Banyak orang menyangka bahwa posisi yang terakhir
yang telah disediakan oleh Allah adalah posisi pemenang, namun bukan hanya sebatas
posisi itu saja.

Posisi rohani pemenang bisa terjadi ketika kita melakukan peperangan dalam
hidup kita yaitu melawan dunia dan melawan si Iblis langsung. Kita tetap merasakan
penganiayaan tetapi kita dapat berdiri teguh dihadapan Allah. Benar, kita adalah
pemenang dan Firman-Nya juga menyebutkan demikian. Tetapi kita harus tahu bahwa
Allah sedang memanggil kita kepada posisi yang lebih tinggi lagi, yaitu posisi rohani
yang lebih dari pada pemenang.

Saya mendengarkan ulasan dari jemaat, mereka menyangka bahwa iman itu
adalah segala-galanya. Lalu saya berkata “Bukankah pada waktu sebelum Adam dan
Hawa jatuh ke dalam dosa, iman tidak diperlukan?” Ingat bahwa Allah tidak pernah
menganulir Firman-Nya, membatalkan Firman-Nya, meralat Firman-Nya, atau
menyesalkan perkataan-Nya.

Roma 8:35,37

Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau
kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya,
atau pedang?

GPK Sahabat Kota-Medan Page 12


Notes JMD, 29 November 2020

Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh
Dia yang telah mengasihi kita.

Allah mengasihi kita, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada hidup kita dengan cara
memberikan kasih Kristus ke dalam diri kita.

Roma 8:35

Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau
kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya,
atau pedang?

“Siapa yang akan bisa memisahkan kita dari kasih Kristus?”

Roma 8:33

Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang


membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?(TB)

Allah tidak bisa memisahkan kita dari kasih Kristus, karena Dia sudah membenarkan
kita untuk memiliki kasih Kristus. Lalu apakah
Kristus? Kristus juga tidak bisa, karena Kristus
kita menerima kasih Kristus itu. Sekalipun
Kristus telah duduk di tahkta surga, Kristus tidak
bisa membatalkan. Tidak ada yang bisa
memisahkan kita dari kasih Kristus. Kasih Kristus itu sudah manunggal/menyatu dalam
diri kita. Ibaratnya, apakah kita bisa memisahkan air yang sudah diteteskan tinta
berwarna? Saya katakan itu sulit sekali karena dia sudah larut kedalam air. Saya ingin
kita melihat di ayat 35 "Memisahkan" bahasa Yunani “Chorizo (G5563)” kata Chorizo itu
dipakai untuk mempertegas tentang memisahkan suami dan istri, yang sering dipakai
dengan kata sinonimnya bercerai. Siapakah yang bisa memisahkan/menceraikan kita

GPK Sahabat Kota-Medan Page 13


Notes JMD, 29 November 2020

dari kasih Kristus? Kata Chorizo digunakan paling banyak dalam Alkitab untuk
menyatakan tentang suami istri yang bercerai. Mari kita lihat terlebih dahulu di Matius
19:5 supaya semakin jelas buat kita.

Matius 19:5-6

Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan
bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.

Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah
dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

Siapa yang mempersatukan suami istri? Allah. Siapa yang selalu berupaya
menceraikannya? Manusia. Walaupun Alkitab melarangnya, manusia dengan berbagai
macam cara berupaya memisahkan, berarti tetap bisa terjadi. Yang saya mau pertegas
dari ayat ini adalah Allah tidak akan bisa menceraikan suami istri yang Allah sendiri
persatukan. Kalau begitu, suami isteri bisa bercerai karena apa? Markus 10:9 untuk
mempertegas apa yang telah dipersatukan Allah,

Markus 10:9 (TB) Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh
diceraikan manusia."

Roma 7:1-2 (TB) Apakah kamu tidak tahu, saudara-saudara, — sebab aku
berbicara kepada mereka yang mengetahui hukum — bahwa hukum berkuasa
atas seseorang selama orang itu hidup?

Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu
hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang
mengikatnya kepada suaminya itu.

Dengan kata lain apa yang dipersatukan Allah, Allah


menaruh hukum-Nya, apabila ada upaya suami dan istri
GPK Sahabat Kota-Medan Page 14
Notes JMD, 29 November 2020

untuk menceraikannya maka itu melanggar hukum, berarti Allah berkuasa untuk
mencegahnya dan menahannya ataupun Allah menganggap mereka telah berdosa.
Kita bisa lihat kata "Memisahkan" memiliki kekuatan adanya pihak Allah yang
menopang. Jadi, sudah jelas Roma 7:2, suami istri bisa dipisahkan bukan oleh manusia
tetapi oleh kematian, sehingga pasangan yang ditinggalkan itu bisa menikah lagi.

1 Korintus 7:39

Isteri terikat selama suaminya hidup (dia terbelenggu, dia dipersatukan), Kalau
suaminya telah meninggal, ia bebas untuk kawin dengan siapa saja yang
dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya.

Saya yakin kita sudah mendapat kebenarannya, mari kita baca kembali Roma 8, saya
sedang menjelaskan kata “Memisahkan”.

Roma 8:35-36

35
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau
kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya,
atau pedang?

Kata “Siapakah” disini merujuk kepada pribadi dan kata “Memisahkan” kepada
pasangan suami istri. Apa yang dipersatukan oleh Allah (suami-istri) tidak bisa
dipisahkan oleh manusia tetapi oleh maut atau kematian.

36
Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut
sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."

Ketika kita disembelih maka kita akan mati tetapi tidak ada yang bisa
memisahkan kasih Kristus dari hidup kita. Itu juga adalah kelebihan dari pasangan
suami istri yang dipersatukan oleh Allah. Sekarang kita bisa mengerti dengan
memulainya dari penjelasan kata “Chorizo”. Mata kita sekarang terbuka dan kita akan
GPK Sahabat Kota-Medan Page 15
Notes JMD, 29 November 2020

mampu melihat satu posisi rohani lebih dari pemenang, dimana kasih Kristus tidak bisa
dipisahkan dari hidup kita.

Iman memang diperlukan dalam keadaan


apapun supaya kita berada di posisi yang benar
dan berkenan kepada Allah tetapi engkau tidak
boleh berhenti di titik ini. Saya berdoa supaya
matamu terbuka dan melihat bahwa ada satu
posisi rohani yang lebih tinggi lagi daripada
seorang pemenang yaitu posisi lebih dari pemenang.

Roma 8:28

28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Bagaimana kita mengasihi Tuhan dengan benar? Yaitu dengan kasih Kristus yang
melekat di dalam diri kita. Kita akan bisa memanifestasikan kasih Kristus yang melekat
atau manunggal di dalam hidup kita kepada Allah atau orang lain. Saya akan tunjukkan
ayatnya.

1 Yohanes 4:8

Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.

Yohanes 4:24

Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh
dan kebenaran."

GPK Sahabat Kota-Medan Page 16


Notes JMD, 29 November 2020

Saya mencoba untuk menjelaskan supaya kita tidak keliru terhadap pemahaman
ini. Di kitab 1 Yohanes 4:8 dikatakan Allah adalah kasih. Kasih kristus yang ada di
dalam hidup kita itu sudah manunggal di dalam diri kita. Apabila kita menerima kasih
Allah dan kasih tersebut sifatnya manunggal maka kita harus memanifestasikan kasih
tersebut kepada orang lain dan juga kepada Allah.

Di dalam kitab 1 Yohanes 4:8, mengasihi digunakan kata “Agapao”. Kata


dasarnya adalah “Agape” berasal dari kata kasih. Kita sudah membaca Yohanes 4:24
sudah ditegaskan bahwa rupa Allah adalah Roh, dibutuhkan sosok alamiah yaitu
manusia untuk bisa menunjukkan bahwa rupa Roh tersebut sifatnya adalah kasih.
Hanya manusia yang bisa memanifestasikan, menggambarkan dan membuktikan sifat
kasihnya Allah itu adalah nyata.

Allah yang rupanya adalah Roh, memiliki sifat dasar yaitu kasih. Kalau rupa Allah
tetap di dalam Roh maka kita tidak bisa melukiskan dan mendapatkan pemahaman,
pengertian serta bukti bahwa rupa Allah yanga adalah Roh memiliki sifat dasar kasih. Di
kitab 1 Yohanes 8 dikatakan Dia membutuhkan manusia.

1 Yohanes. 4:8

Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
(TB)

Dikatakan pada ayat diatas bahwa barang siapa tidak mengasihi maka dia tidak
mengenal Allah karena Allah itu adalah kasih. Jika kita mengenal Allah maka kasih
Allah itu akan ada di dalam kita. Kita akan bahas terlebih dahulu dari terjemahan
Yunani, perbedaan antara “God is Love” dalam 1 Yohanes 4:8 dengan “God is a Spirit”
dalam Yohanes 4:24.

Kita akan ditolong oleh banyak leksikon dan juga comentary bible untuk bisa
menjelaskan ini. Dalam Alkitab Yunani, kata “is” dalam “God is love” mendapat
GPK Sahabat Kota-Medan Page 17
Notes JMD, 29 November 2020

keterangan pada G2076 dengan sebutan “Esti”, keterangan ini untuk menunjukkan
kepada kepribadian Allah “Theos” atau sifat Allah yang paling menonjol. Tetapi kata “is”
dalam “God is a Spirit” tidak terdapat penggunaan kata Esti, berarti keterangan tersebut
merujuk kepada wujud atau rupa Allah, dan ini tidak bisa diubah. Jadi di dalam
Commentariy Bible kita melihat penjelasan nya sebagai berikut

1 Yohanes 4:8

Barangsiapa tidak mengasihi (G25-agapao) , ia tidak mengenal (G1097-ginosko) Allah,


sebab Allah (G2316- theos) adalah (G2076- esti) kasih (G26- agape).

Dalam bahasa Yunani dikatakan, “Barangsiapa agapao”, kita bisa bahasa-kan


menjadi “Barangsiapa tidak bisa memanifestasikan agape (kasih Allah), ia tidak
mengenal Allah” maka tidak ada pertumbuhan. Jadi ketika kita tidak mengenal Allah,
maka kita tidak bisa bertumbuh dengan benar.

Kata “Ginosko” dalam ayat ini artinya adalah mengenal tanpa Allah melakukan
lebih dulu setiap perbuatan-Nya. Jika seseorang memberkati kita, maka kita akan
mengenalnya sebagai orang yang baik, seseorang suka menolong kita maka kita
mengenalnya sebagai penolong, mengenal yang seperti ini bukanlah Ginosko
melainkan Eido. Allah itu “Ginosko” kepada hidup kita. Jika Allah “Eido” kepada kita
maka Allah bisa berubah-ubah oleh karena perbuatan kita.

Sekalipun Allah tahu bahwa kita berubah-ubah, kita bertobat


lalu kemudian berdosa lagi, Allah tetap pada posisi “Ginosko” dengan
kita. Pengenalan Allah akan kita tidak dipengaruhi oleh apa yang akan
kita perbuat, apa yang kita perbuat di masa lampau, dan apa yang
saat ini terjadi. Itulah yang disebut dengan kasih. Allah, tidak pernah
berubah, karena sifat dasarnya Allah yang adalah kasih. Kasih-Nya tidak pernah
berubah.

GPK Sahabat Kota-Medan Page 18


Notes JMD, 29 November 2020

Jadi, sangat luar biasa pengertian yang kita bahas di 1 Yohanes 4:8 ini.
Dijelaskan bahwa kasih Kristus itu adalah kasi Allah dan itu dicurahkan kepada hidup
kita sehingga tidak ada yang bisa memisahkan kita dari Kristus, termasuk Allah dan
kematian. Sifat dasarnya Allah sudah seperti gen dalam hidup kita. Kasih itu adalah
genetikanya Allah, dan sekarang genetikanya Allah itu ada di dalam hidup kita. Kalau
begitu apa yang dituntut Allah kepada mereka yang memiliki genetika-Nya? Yang
dituntut oleh Allah hanyalah satu, yaitu “Barangsiapa tidak mengasihi”.

Salah satu tujuan Allah mencurahkan kasih-Nya yang adalah genetika-Nya


kedalam hidup kita adalah supaya kita bisa memanifestasikan kasih Allah. Rupa Allah
adalah Roh, itu sebabnya Allah tidak bisa memanfestasikan kasihnya karena Dia Roh.
Oleh karena itu, Allah membutuhkan manusia untuk memanifestasikan bahwa Allah
memiliki sifat dasar yang adalah kasih. Ini adalah alasan mengapa Kasih Allah tidak
bisa dipisahkan dari hidup kita. Pertanyaannya, bagaimana cara kita
memanifestasikannya?

Ada 3 hal penting yang perlu kita tahu, Mengasihi (G25-Agapao) artinya
kehidupan kasih. Kasih (Agape-G25). Kehidupan kasih (Agab-H5689) diartikan untuk
bernafas sesudahnya. Kita harus menghirup udara terlebih dahulu sehingga kita bisa
bernafas. Kalau seandainya tidak ada oksigen di udara ini, maka tentu kita tidak akan
bisa bernafas. Tidak ada yang bisa kita keluarkan dan manifestasikan untuk
menunjukkan bahwa ada oksigen ada di udara atau memanifestasikan oksigen di
dalam paru – paru kita.

Jadi kita bisa mengasihi sesudah kita menerima kasih Allah. Berarti Allah lebih
dahulu menaruh kasih-Nya, sifat dasar-Nya kedalam kita, barulah kita bisa
memanifestasikan-Nya. Prosesi seperti ini sudah pernah dilakukan oleh Allah

Kejadian 2:7

GPK Sahabat Kota-Medan Page 19


Notes JMD, 29 November 2020

ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan
menghembuskan(naphach-H5301) nafas(neshamah-H5397) hidup ke dalam hidungnya;
demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

Ketika Allah membentuk manusia dari debu tanah, sesungguhnya dia belum bisa
bernafas, karena belum ada yang masuk ke dalam dirinya. Lalu kemudian Allah
menghembuskan nafas hidup kedalam hidungnya, demikianlah manusia itu menjadi
mahkluk yang hidup. “Menghembuskan” dalam bahasa
ibraninya adalah “Naphach-H5301” dan kata “Nafas”
adalah “Neshamah-H5397” yang artinya adalah roh.
Jadi prosesi di Kejadian 2:7 itu adalah gambaran yang
paling tepat untuk menjelaskan 1 Yohanes 4:8 dan
Roma 8:35-39. Jadi, Allah harus terlebih dahulu
mencurahkan kasih-Nya kepada kita baru kemudian kita bisa mengasihi yang lain.
Inilah yang disebut memanifestasikan apa yang sudah ada di dalam diri. Kita harus
semakin jelas mengetahui bahwa tugas dan panggilan Allah bagi kita adalah
memanifestasikan kasih Allah yang adalah genetikanya Allah yang sudah ada dalam
hidup kita. Roma 8 mengatakan genetika Allah itu adalah kasih Kristus.

Kasih ini sangat luar biasa luar biasa. Ketika kita mati, iman tidak diperlukan lagi
tetapi tidak demikian dengan kasih-Nya. Allah tetap berpegang pada Firman-Nya
bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Mari kita lihat Kejadian
1:26, supaya kita bisa melihat bahwa rupa Allah adalah Roh dan Dia membutuhkan
manusia yang memiliki unsur alamiah untuk bisa menggambarkan rupa-Nya yang
adalah Roh dengan sifat dasar-Nya, kasih.

Kejadian 1:26

GPK Sahabat Kota-Medan Page 20


Notes JMD, 29 November 2020

Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut


gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya
mereka.

Rupa Allah itu memiliiki sifat dasar kasih dan itu harus tergambarkan di dalam
diri manusia. Jadi manusia diciptakan segambar dengan Allah untuk memanifestasikan
Allah yang adalah Roh dengan sifat dasar-Nya yang
adalah kasih. Manusia memiliki dua unsur yaitu unsur
alamiah dan unsur roh. Tujuan unsur alamiah yang ada
pada hidup kita adalah untuk mengekspresikan unsur roh.
Rupa Allah hanya bisa terhubung dengan unsur roh saja.
Sifat dasar Allah yang adalah kasih hanya bisa diam dalam roh dan karena kita memiliki
unsur alamiah maka kita bisa menggambarkan sifat dasar dari rupa Allah yang kita
terima dari dalam roh kita. Jadi, tujuan manusia diciptakan Allah adalah untuk
menggambarkan dan mengekspresikan rupa Allah yang adalah roh dan itu akan selalu
dimulai dari dalam roh kita kemudian dibawa kepada jiwa dan pada tubuh kita.

1 Yohanes 4:8 ini sudah cukup menjelaskan bahwa kita memiliki panggilan dari
Allah untuk bisa menggambarkan rupa Allah yang adalah roh dan memiliki sifat dasar
kasih. Inilah yang disebut dengan kasih Kristus. Yesus itu harus menjadi manusia dulu
supaya bisa mencerminkan kasih Allah. Hal ini dilukiskan sampai Yesus mati dikayu
salib bahkan Yesus tetap berdoa bagi para musuh-musuh nya, Dia berdoa dan
meminta pengampunan sebelum dia mati.

Kita bisa menggambarkan dan melihat dengan jelas kasih Allah itu melalui hidup
Yesus. Tidak ada yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus. Berbeda dengan kasih
suami istri. Apa yang dipersatukan Allah tidak bisa dipisahkan oleh manusia kecuali
oleh karena kematian. Tetapi kasih Allah yang ada dalam hidup kita, tidak bisa

GPK Sahabat Kota-Medan Page 21


Notes JMD, 29 November 2020

dipisahkan oleh kematian bahkan oleh Allah sendiri. Kita akan membahas dari ayat
berikut tentang bagaimana sifat dasar Allah yang adalah kasih

1 Korintus 13:2

Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui


segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku
memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika
aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.

Ayat ini cukup mencengangkan karena dikatakan bahwa jika kita tidak mempunyai
kasih maka kita sama sekali tidak berguna. Kita tidak boleh keliru, saya sudah bukakan
dalam 1 Korintus 13:2 tentang manifestasi kasih, sama seperti pada 1 Yohanes 4:8
yang mempertegas bahwa apabila seorang tidak mengasihi sesamanya bukan berarti ia
tidak mempunyai kasih. Pengertian yang dimaksud disini adalah ketika kita tidak
memilki kasih, bukan berarti kita tidak memiliki kasih Allah di dalam hidup kita.
Mengapa? Meskipun kita memilki Iman yang sempurna dan dapat memindahkan
gunung (sudah lahir baru), bukan berarti kita sudah memiliki kasih Allah.

1 Korintus 13:2
Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala
rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman
yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai
kasih, aku sama sekali tidak berguna.

“Yesus sendiri pernah mengajarkan kepadaku dan Dia sendiri pernah menawarkan
kepadaku iman”. Apakah kita tahu iman mana yang dimaksud? Jawabannya, iman
sempurna yang dapat memindahkan gunung. Ingat, ayat yang tertulis dalam kitab ini
hanya keluar dari mulut Yesus. Dikatakan jikalau kita memiliki iman sebesar biji sesawi
lalu kita berkata kepada sebuah gunung untuk beranjak dan terlempar ke dalam laut

GPK Sahabat Kota-Medan Page 22


Notes JMD, 29 November 2020

maka hal itu akan terjadi apabila kita tidak bimbang. Siapa yang mengajarkan para
murid-murid Yesus tentang iman sebesar biji sesawi yang dapat memindahkan
gunung? Yesus.

Luar biasa, ketika Paulus mengatakan menjadi pemenang bukan kehidupan


akhir (final) kita. Banyak orang yang mengagumi Yesus tetapi ia buta karena masih
ada satu tempat lagi yang jauh lebih tinggi dari pada panggilan untuk menjadi
pemenang karena iman. Meskipun Yesus mengajarkan kepada murid-Nya tentang
kekuatan iman untuk menghalau halangan dan untuk memperoleh kemenangan (Matius
17:20 & Markus 11:23) namun Yesus tetap berkata “Have Faith In God”. Iman Allah itu
bisa memindahkan gunung dan sekarang kita sudah memilki iman yang bisa
memindahkan gunung tetapi dimata Allah orang tersebut menurut Kejadian 1:26 tidak
berguna bagi Allah karena tidak memiliki Kasih Allah. Dalam 1 Korintus 13:2 dikatakan
bahwa kita diciptakan dalam gambar-Nya, rupa-Nya yang adalah Roh dan sifat dasar-
Nya adalah kasih.

Iman membuat kita tetap teguh berdiri dan tetap berkenan


di hadapan Tuhan sampai maut menjemput karena iman itu
datang, bangkit dalam kita dan meneguhkan kita. Iman berasal
dari pendengaran dan pendengaran akan Firman Kristus sehingga
kita berkenan dihadapan Allah. Tanpa iman tidak mungkin
seorang berkenan kepada Allah. Kita harus dapat melihat bahwa
memiliki iman bukanlah perjalanan final bagi hidup kita. Iman akan
tetap bisa memposisikan kita di posisi rohani yang disebut adalah posisi pemenang
terhadap si jahat dan menang terhadap dunia. Kita dapat tetap berdiri teguh. Kitab
Ibrani 11 menjelaskan tentang kekuatan iman yang diterima oleh para saksi iman yaitu
iman yang membuat kehidupan mereka tetap teguh berdiri kepada Tuhan sampai akhir
hayat. Mengapa mereka dapat teguh berdiri karena Iman?

GPK Sahabat Kota-Medan Page 23


Notes JMD, 29 November 2020

Roma 5: 1
Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera
dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.

Mereka di perhitungkan sebagai kebenaran dan tidak ada konflik batin.

Roma 5: 2
Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di
dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan
menerima kemuliaan Allah.

Berarti iman adalah akses menuju alam Roh dan bukan target atau tujuan Allah
sebenarnya. Iman dijadikan seperti anak tangga pertama dan kita harus ingat masih
ada anak tangga kedua, itu sebabnya kita tidak bisa bermegah ketika sudah benar-
benar memanifestasikan kekuatan Iman didalam hidup kita karena semua itu bukan
langkah/posisi final hidup kita dihadapan Tuhan. Allah tetap memanggil kita ke
tempat/posisi yang lebih tinggi yaitu posisi lebih dari pemenang.

Saya ingin membahas kilas balik tentang pengajaran yang sudah saya
sampaikan di minggu-minggu sebelumnya. Iman pada saat penciptaan manusia tidak
ada dan tidak diperlukan sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Iman dibutuhkan
ketika manusia jatuh kedalam dosa untuk dapat mengakses alam Roh sehingga dapat
berinteraksi dengan Allah di alam supranatural. Makanya hanya iman yang menjadi
bukti dan fakta yang terealisasi di alam roh. Kita memilki 2 alam yaitu alam roh dan
jasmani. Terealisasi di alam roh artinya kita tinggal berharap sesuatu sudah kita lihat di
alam roh terwujud di alam nyata. Iman akan menjadikan kita pribadi yang tidak memiliki
konflik batin karena kita tidak perlu bergumul meskipun panca indra jasmani kita belum
bisa melihat wujudnya.

GPK Sahabat Kota-Medan Page 24


Notes JMD, 29 November 2020

Kita sudah tahu waktu Tuhan yang tepat akan terealisasi di alam nyata karena
kita sudah melihatnya di alam roh. Bagaimana kita dapat melihatnya? Semua karna
iman. Bagaimana kita dapat tahu karena iman kita melihat dan tahu sesuatu akan
benar-benar menjadi relita? Dengan cara percaya kepada iman. Iman meraba,
memegangnya di alam roh oleh sebab itu kita tidak perlu ragu lagi sehingga kita penuh
dengan damai sejahtera dan tidak ada kebimbangan. Dalam Markus 11: 22-23
dikatakan tidak boleh ada kebimbangan.

Markus 11 : 22
Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada
Allah! 23 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa berkata kepada gunung ini:
Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi
percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan
terjadi baginya.

Yesus berkata, “Have Faith in God” artinya miliki iman yang ada di dalam Allah.
Dijelaskan, ketika kita berkata kepada sebuah gunung untuk beranjak dan tercampak
ke dalam laut maka akan terjadi asal tidak bimbang hati kita. Tidak bimbang hati dalam
bahasa Yunani dikatakan “Diakrino” (G1252) artinya bertentangan, oposisi, menantang,
bertengkar, bersaing, dan perbedaan/berbeda.

Kita bisa lihat bahwa iman datang saat peperangan dan pertentangan berakhir.
Pertanyaanya bagi kita adalah mengapa kita tidak bisa memiliki iman Allah, mengapa
iman Allah itu tidak bisa termanifestasi di dalam dan melalui hidup kita? Jawabannya,
karena kita mengijinkan munculnya peperangan antara roh dan jiwa kita. Peperangan
tersebut menjadi bukti adanya kerja area roh dan jiwa kita yaitu hati (gabungan roh dan
jiwa). Artinya hati kita bimbang, hati menjadi area percecokan (terjadi percecokan
antara jiwa dan roh, tidak sependapat, tidak seiya sekata) sehingga timbul

GPK Sahabat Kota-Medan Page 25


Notes JMD, 29 November 2020

kebimbangan. Sekarang kita sudah mengerti maksud dari kata “Asal tidak bimbang
hatinya”. Sangat penting bagi kita untuk benar-benar tidak mengizinkan area hati kita
mengalami peperangan/pertarungan.

Kita kembali lagi dalam 1 Korintus 13, ini ayat yang dahsyat sekali melalui ayat
ini saya dapat mengajarkan kebenaran Firman yang fresh. Sekarang kita tahu bahwa
iman memposisikan diri kita untuk tidak bimbang sehingga kita bisa teguh dan memiliki
damai sejahtera. Dalam Roma 5:1 juga bercerita tentang damai sejahtera karena iman,
tidak ada konflik batin dalam diri kita.

Galatia 3 : 26
Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah (Uihos;G5207) kita menjadi
dewasa karena iman di dalam Yesus Kristus.

Mengapa dikatakan karena iman kita menjadi dewasa? Alasannya adalah karena
semua penghalang telah kita taklukkan yaitu dunia dan setan. Semuanya kita taklukkan
sehingga kita menjadi dewasa. Inilah fungsi dan peranan iman dalam hidup kita
sehingga kita sampailah di satu posisi yaitu posisi pemenang. Kalau kita sudah
membahas tentang iman tentu kita akan membahas tentang pengharapan juga karena
iman dan pengharapan saling berkaitan.

1 Korintus 13 : 13
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang
paling besar di antaranya ialah kasih.

Tidak usah berbantah pada Firman Tuhan diatas, katakan saja amin. Diantara iman,
pengharapan dan kasih yang terbesar adalah kasih. Kita boleh memanifestasikan iman
dan banyak gunung dapat kita pindahkan mengikuti apa yang diajarkan oleh Yesus
tetapi kalau kita tidak bisa memanifestasikan kasih Allah dalam diri kita, maka Tuhan
berkata kita tidak berguna bagi-Nya. Kita tidak bisa memenuhi panggilan sesuai dengan

GPK Sahabat Kota-Medan Page 26


Notes JMD, 29 November 2020

yang tertulis dalam Kejadian 1:26 yaitu manusia diciptakan dalam gambar atau
menggambarkan rupa Allah, yang mana rupa Allah itu merupakan sifat dasar Allah yaitu
kasih.

Pengharapan adalah suatu harapan yang sudah kita temukan/lihat di alam roh
melalui iman dan akan terwujud di alam nyata. Banyak orang memiliki pengharapan
dan mereka sebut pengharapan tetapi lahir dari kebutuhan ataupun keperluan daging
mereka. Mereka sendiri belum bisa melihat fakta bahwa Allah telah sediakan semuanya
di alam roh. Biasanya orang-orang seperti ini adalah orang yang memiliki daya pikir,
kekuatan berpikirnya luar biasa sekali, bahkan kekuatan pikirannya itu selalu
menghidupi dirinya dan langkah-langkah kehidupannya. Orang seperti ini berbahaya
karena mereka tidak bisa membedakan antara cita-cita, ambisi dengan pengharapan
ilahi.

Sekarang sudah jelas tentang kasih yang tertulis dalam 1 Korintus 13. Pastikan
kita sudah paham akan hal ini. Kitab 1 Yohanes 4:8 menjelaskan bahwa Allah itu
memiliki sifat dasar yaitu kasih selanjutnya kalau kita baca di Roma 5:8 maka kita akan
mendapatkan lebih jelas lagi.

Roma 5 : 8
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah
mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Dikatakan, “Akan tetapi Allah membuat gambar dari rupanya yang adalah kasih
kepada kita” dengan jelas telah dibuktikan melalui Kristus yang dulunya adalah manusia
(karena Allah selalu butuh unsur manusia untuk menunjukkan gambar dari rupaNya
yang adalah Roh).

Roma 5:8
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah

GPK Sahabat Kota-Medan Page 27


Notes JMD, 29 November 2020

mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Kristus yang dulunya memiliki unsur manusia telah mati bagi kita walaupun kita
belum mengenal-Nya, walaupun sebenarnya tidak ada hubungannya
perbuatan kita dengan diri-Nya tetapi Dia mau mati untuk keuntungan
kita. Jadi kasih Allah itu bisa digambarkan ke dalam hidupnya
manusia, berarti kasih Allah bisa diimpartasikan, yang artinya bisa
ditanam dalam hidup manusia sehingga akan muncul seperti sebuah
pohon yang menghasilkan buahnya yaitu kasih Allah.

Roma 5:5
Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di
dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Pengharapan adalah apa yang sudah kita lihat di alam Roh oleh iman. Allah telah
memberikan kasih-Nya (dalam 1 Yohanes 4:8) yang adalah sifat dasarNya Allah
dicurahkan dalam hati kita oleh Roh kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Pengharapan tidak pernah mengecewakan karena kita bisa lihat realitanya tidak harus
menunggu sampai kita mati dulu, karena pengharapan itu berbicara tentang realita yang
akan terjadi di dunia nyata. Kasih Allah bisa kita miliki, dengan cara kita
memanifestasikannya.

Kita sudah sampai mendekati posisi rohani yang dimaksudkan oleh Allah itu yaitu
lebih dari pemenang. Allah menginginkan kasih Allah yang ada dalam hidup kita itu bisa
dimanifestasikan, itu berarti kita mengenapkan Kejadian 1:26. Baca 1 Korintus 13:4-7
dengan menganti kata “kasih dan ia” menggunakan nama kita!

1 Korintus 13:4-7
4
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri

GPK Sahabat Kota-Medan Page 28


Notes JMD, 29 November 2020

dan tidak sombong


5:
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.
Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
6
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
7
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala
sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Apabila kita ganti kata “kasih” dengan nama kita, maka kita mengerti bahwa kasih Allah
yang ada di dalam diri kita harus termanifestasikan sehingga orang lain bisa melihatnya
bahwa kita adalah sabar. Bagaimana kita bisa menjadi sabar? Kesabaran keluar dan
dibangkitkan karena termanifestasinya kasih Allah yang ada di dalam diri kita. Orang
akan menyebut kita sebagai orang sabar, orang yang murah hati, karena dia melihat
manifestasinya dan gambaran hidup kita, padahal sebenarnya itu keluar dari dalam hati
kita dan dalam roh kita.

Galatia 5:22-23 tentang manifestasi buah roh. Rupanya Allah adalah Roh dan
Dia membutuhkan unsur alamiah yaitu yang berasal dari tubuh manusia untuk
memanifestasikan semua sifat dasarnya dari Roh-Nya.

Galatia 5:22-23

22
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,

23
kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang
menentang hal-hal itu.

Hukum dunia tidak menentang, karena mereka sangat suka sekali melihat orang-orang
yang memanifestasikan buah roh. Buah roh dalam bahasa lain adalah gambar dari rupa
Allah, yang merupakan manifestasi dari pada rupa Allah. Kesembilan buah roh tersebut,

GPK Sahabat Kota-Medan Page 29


Notes JMD, 29 November 2020

sebenarnya memanifestasikan 3 hal yang berasal dari pemberian Allah yaitu kasih,
sukacita, damai sejahtera, meskipun ketiganya hal tersebut sifatnya adalah roh ternyata
bisa juga dimanifestasikan.

Sifat dasar Allah itu kasih lalu Allah mencurahkan kasihNya pada kita. Kita bisa
memanifestasikan kasih (Agapao) yaitu dengan kita mengasihi orang lain, kita
menerima nafas Allah/kehidupan Allah yang adalah kasih lalu kita bisa
menghembuskannya kepada orang lain dan memberikan kehidupan Allah itu kepada
orang lain.

Kalau kita bisa mengatasi setiap pencobaan dari dunia dan pencobaan dari si
jahat maka kita masih disebut sebagai pemenang. Lalu bagaimana kita bisa memahami
posisi rohani yang lebih dari pada pemenang?

Matius 5:43
Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah
musuhmu.

“Kamu telah mendengarkan firman” berarti ini tidak bisa di ganggu gugat karena ada
Firman tertulisnya. Dari Matius 5:43 ini menunjukan bahwa kita perlu mengamankan diri
karena apa yang datang dari musuh itu sangat berbahaya. “Kasihilah sesamamu
manusia” artinya sesama adalah orang yang sejalan dengan kita, yang mungkin satu
pendapat dengan kita, bersama-sama dengan kita selama ini dalam kebenaran yang
sama. “Tetapi bencilah musuhmu”, ini adalah posisi dimana kita perlu mengamankan
diri sendiri supaya kita tidak hanyut kepada upaya musuh. Ayat ini menolong kehidupan
kita untuk menjaga posisi hati dan diri kita tetap benar.

Jadi kita tidak perlu dendam, yang kita benci adalah sikapnya bukan orangnya.
Mungkin kita dikecewakan tetapi kita tidak perlu kecewa terhadap perbuatannya, dan
kita tidak perlu mengalami kepahitan, justru kita bersyukur kepada Tuhan. Allah

GPK Sahabat Kota-Medan Page 30


Notes JMD, 29 November 2020

tunjukkan kepada kita bahwa dia musuh kita dan dikatakan “Bencilah musuhmu,”
Alkitab berkata benci itu adalah kasih dengan kategori level yang sangat rendah sekali.

Dalam Roma 8:30 dikatakan bahwa kita “lebih dari pemenang” ini yang harus kita
alami. Kalau kita mengikuti Firman “kasihilah sesamamu manusia dan bencilah
musuhmu,” (Matius 5:43) berarti kita masih hanya berada di posisi pemenang . Mungkin
kita tetap jaga hati, tidak dendam, tidak kecewa walaupun kita tahu dia adalah
musuhmu, tetapi kita hanya masih berada di posisi menang, karena musuh tidak bisa
mengubah sikap kita dengan perbuatannya yang jahat. Kita tetap menang karena kita
berpegang teguh kepada iman yang telah kita miliki.

Matius 5:44

Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka
yang menganiaya kamu.

Bapa di Sorga berkata “Kasihilah sesama manusia dan bencilah musuhmu


(Matius 5:43)” tetapi di Matius 5:44 Yesus membawa kita kepada sebuah posisi lebih
daripada pemenang dengan cara kita tetap mengasihi musuh dan tetap berdoa buat
mereka. Kita memang hebat kalau kita sudah tahu dia adalah musuh dan kita tidak
dendam, tidak kecewa, dan tidak ada kepahitan, namun apakah kita sampai kepada
level memberkati dan mengasihi dia? Sikap seperti ini pernah secara jelas dan terang-
benderang dilakukan oleh Yesus. Yesus katakan kepada Bapa, “Aku tahu Engkau
selalu mendengar doa Ku. Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa
yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34). Ini perkataan Yesus ketika Dia dikayu salib,
bukan ketika Dia lagi berjalan dari Nazaret menuju Galilea untuk menyembuhkan
banyak orang! Ketika Dia dikayu salib, Dia berdoa buat pengampunan orang yang
menganiayaNya. Dan Bapa mengampuni mereka. Itulah sikap seorang yang lebih
daripada pemenang.
GPK Sahabat Kota-Medan Page 31
Notes JMD, 29 November 2020

Yohanes 3:16 (TB) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia
telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Allah memiliki kasih yang lebih besar, dan kasih Allah


yang besar itu ditampilkan di dalam diri Yesus, sehingga Allah
berkata, “Gambar seperti yang ditunjukkan oleh manusia yang
bernama Yesus ketika di kayu salib, dan apa yang pernah
diajarkanNya kepada murid-muridNya, gambar seperti itu adalah
gambar diri-Ku sendiri.” Itulah posisi lebih daripada pemenang.

Lukas 6:27

"Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah


musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;

Berbuat baik, cari akal, dan cari cara untuk berbuat baik kepada orang yang
membenci kita, karena itu adalah ekspresi daripada sifat dasarnya Allah dalam diri kita.

Lukas 6:35

Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan
pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan
kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap
orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.

Sifat dasarnya Allah adalah kasih, Dia tetap baik kepada orang jahat yang tidak
mau berterima kasih. Mungkin kita tahu bagaimana kita sampai di posisi pemenang, kita
tahu kita selalu menang dan tahu bagaimana kita mengamankan diri kita untuk selalu
menang, tetapi sebenarnya kita harus lebih daripada itu, karena kalau hanya sebatas itu
saja kita belum memanifestasikan kasih Allah yang ada di dalam diri kita.

GPK Sahabat Kota-Medan Page 32


Notes JMD, 29 November 2020

Jadi Allah itu kasih! Sifat dasar Allah itu adalah kasih! Berarti kasih adalah
identitas diri-Nya yang ada di dalam sifat Roh Allah, makanya Allah menyebutkan diri-
Nya sebagai sumber kasih. Tetapi Allah punya persoalan. Persoalan Allah dari
kekekalan sampai kepada kekekalan adalah Allah memiliki rupa adalah Roh dan solusi
untuk persoalannya hanya bisa diselesaikan oleh manusia. Manusia harus
menampilkan rupa Allah yang adalah Roh dengan memanifestasikan sifat dasar kasih
melalui tubuh alamiahnya.

Allah membutuhkan rupa alamiah untuk bisa menggambarkan bahwa rupa Roh-
Nya yang memiliki sifat dasar kasih hanya bisa terbukti apabila ada rupa alamiah yang
bisa menggambarkan sifat dasarnya Allah itu. Sudah mulai terjawab bagi kita tentang
pernyataan Iman, Pengharapan, dan Kasih, dan yang terbesar adalah kasih.

2 Korintus 13:11

Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah


dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati
sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka
Allah, sumber kasih dan damai sejahtera m akan menyertai
kamu!

Efesus 6:23

Damai sejahtera dan kasih dengan iman dari Allah, Bapa dan dari Tuhan Yesus
Kristus menyertai sekalian saudara.

Dia sumber kasih. Kasih Allah menurut Lukas 6:35 yang sudah kita baca tadi
tidak pernah berubah, sebab semua perbuatan Allah, tindakan Allah itu bersumber dari
sifat dasarNya itu, bukan dari apa yang Dia lihat, apa yang sedang terjadi, apa yang
akan terjadi, Tidak! Tetapi itu datang dari sifat dasar-Nya sendiri yang adalah kasih.

GPK Sahabat Kota-Medan Page 33


Notes JMD, 29 November 2020

Dari ayat 1 Korintus 13, 1 Yohanes 4, Roma 8 dan Roma 5, kita telah
mengetahui bahwa kasih Allah itu bisa diimpartasikan, bisa ditanam dan bisa
bertumbuh dan bisa menghasilkan buah yaitu buah Roh.

Lukas 6:35

Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan
pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan
kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi (upah besar adalah
karena untuk pekerjaan besar), sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak
tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.

Sangat jelas bahwa kita diperintahkan untuk memanifestasikan kasih itu,


Kenapa? Karena dikatakan “Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima
kasih dan dia baik terhadap orang-orang jahat”. Itu semua
sudah ada dalam diri kita dan perlu di ingat bahwa itu
semua adalah sifat Allah sehingga itu juga menjadi
genetika kita. Kalau ada api dan kita siram dengan air
murni, yang akan terjadi adalah apinya akan padam, tetapi
kalau siram api dengan cairan yang bukan air murni maka
apinya bisa bertambah besar, karena air murni memiliki sifat untuk segera
memadamkan api.

Luke 6:35 (AMPC)

But love your enemies and be kind and do good [doing favors so that someone
derives benefit from them] (orang harus mempunyai keuntungan dari Kasih yang
kita miliki) and lend, expecting and hoping for nothing in return but considering
nothing as lost and despairing of no one; And then your recompense (your
reward) will be great (rich, strong, intense, and abundant), and you will be sons

GPK Sahabat Kota-Medan Page 34


Notes JMD, 29 November 2020

of the most High, for He is kind and charitable and good to the ungrateful and the
selfish and wicked.

Terjemahan bebasnya, “Tetapi kasihilah musuh mu dan jadilah baik dan lakukan yang
baik (lakukan yang baik berarti melakukan kebaikan sehingga seseorang mendapat
keuntungan dari mereka yang berbuat baik) dan meminjamkan, mengharapkan dan
berharap untuk apapun sebagai imbalan tetapi tidak menganggap apapun sebagai
kehilangan atau kerugian dan keputusasaan siapapun dan kemudian ganjaranmu atau
upahmu yang merupakan hakmu akan besar yaitu kekayaan, kekuatan serta
kelimpahan dan kamu akan menjadi Putra Allah yang Mahatinggi karena Dia baik hati
dan murah hati, baik kepada yang tidak tahu berterima kasih dan yang egois dan yang
jahat.” Kita sudah mendekati posisi itu sekarang! Kita akan menjadi Putra Allah yang
Mahatinggi, bukan hanya sekedar Putra-Putra Allah tapi Putra Allah yang Mahatinggi.

Lukas 1:30-31

1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau
beroleh kasih karunia di hadapan Allah.

1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang


anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.

1:32 “Sesungguhnya ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah yang
Mahatinggi”

Jadi, sama persis dengan apa yang di ungkapkan Alkitab versi AMPC “Tuhan Allah
akan mengaruniakan kepadanya takhta Daud, Bapa leluhurnya” maka bukan hanya
Yesus saja yang disebut Putra Allah yang Mahatinggi tetapi kita juga memiliki cikal-
bakal yang kuat akan disebut Putra Allah yang Mahatinggi, sungguh luar biasa!

GPK Sahabat Kota-Medan Page 35


Notes JMD, 29 November 2020

Bagaimana caranya kita bisa sampai di posisi lebih daripada pemenang?


Caranya adalah dengan kita mengasihi musuh kita, berbuat baik kepada mereka,
berdoa pada mereka, bukan hanya sampai di titik kita tidak sakit hati, kita tidak kecewa,
kita tidak merasa kepahitan, bukan hanya sampai di titik itu tetapi kita bisa berbuat baik,
sama seperti Yesus. Berarti sifatnya dasarnya Allah sangat luar biasa, dikatakan di
Lukas 6:35 sifat dasarnya itu terungkap dan termanifestasi dalam diri manusia yaitu Dia
baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang
yang jahat.

Jadi, Allah berfirman melalui Yesus demikian, “Kasihi musuhmu, berbuat baik
pada mereka, berdoa baik bagi mereka, berkati mereka, berikan jubahmu, kalau dia
mencuri 1 jubahmu berikan jubah yang lain!” Kita mampu untuk melakukannya karena
sifat Allah sudah ada dan komplit di dalam diri kita, kita tinggal beranjak. Jadi tinggal
satu langkah lagi untuk kita bisa masuk kepada posisi rohani yang disebut dengan
lebih dari pemenang.

Sifat dasar Allah itu sangat luar biasa sekali, karena kasih-Nya tidak pernah
dipengaruhi oleh faktor di luar diri-Nya. Apakah Allah tidak tahu kalau Iblis akan
memberontak dan akan menarik sepertiga dari para malaikat-Nya? Tentu Allah tahu!
Tetapi Dia tidak pernah berubah, karena sifat dasar-
Nya itu. Allah tetap kasih walaupun Dia tidak mengasihi
ataupun memberkati Iblis, karena sudah ada
hukumnya. Jadi manusia diciptakan menjadi
gambarnya Allah yang menurut rupanya Allah untuk
bisa menggambarkan genetikanya Allah yaitu adalah
“Kasih”. Jadi, kita juga menerima genetikanya itu. Kita akan aplikasikan bagaimana
genetikanya itu berkembang menjadi buah sehingga kita menjadi orang yang berguna
bagi Allah menurut 1 Korintus 13:2.

GPK Sahabat Kota-Medan Page 36


Notes JMD, 29 November 2020

1 Yohanes 2:10

Barangsiapa mengasihi saudaranya (ini manifestasinya), ia tetap berada di


dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan (kita bisa mengasihi).

1 Yohanes 5:1-3

Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan
setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga dia yang lahir
dari pada-Nya.

Kelahiran baru itu datangnya dari Allah. Jadi ketika kita sudah lahir baru, kita memiliki
kemampuan untuk bisa mengasihi Allah dan juga mengasihi yang orang lain.

5:2 (TB) Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila
kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya

5:3 (TB) Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-
perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,

Kita lahir baru, artinya, kita memiliki genetikNya Allah secara otomatis karena
kita dilahirkan dari Roh, maka sifat dasar dari Roh itu dilahirkan kepada diri kita.

1 Yohanes 4:7 (TB)

Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu
berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan
mengenal Allah.

1 Yohanes 4:20 (TB)

GPK Sahabat Kota-Medan Page 37


Notes JMD, 29 November 2020

Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya,


maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang
dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

Ayat ini menggambarkan bahwa Allah sendiri


tidak bisa bisa menunjukkan kasih-Nya tanpa
adanya manusia yang rela untuk memanifestasikan
kasihNya Allah, oleh karena itu Dia butuh Yesus.
Mengapa kita harus berada di posisi lebih daripada
pemenang? Karena genetika Allah sudah ada
dalam diri kita, kita hanya tinggal berjalan mencapai
posisi itu, berjalan dengan lenggang-kangkung atau dengan santai. Hanya
memanifestasikan kehidupanNya Allah kita sudah sampai pada posisi itu. Tanpa kita
sadari, ternyata posisi itu sudah tersedia lebar untuk kita!

Lukas 6:35 (TB)

Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan
pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan
kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap
orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.

Allah tetap berbuat baik kepada orang yang jahat kepada-Nya dan kepada orang
yang tidak tahu berterima kasih, Allah tetap berkati mereka. Dalam Roma 8:33-39
dituliskan beberapa ayat yang sama dengan Ibrani 11. Tetapi yang luar biasa adalah
Allah sendiri tidak bisa memisahkan kasih Allah yang sudah ada dalam diri kita. Jika
Allah sendiri dengan sifat dasar-Nya itu tidak terkondisikan dan tidak terpengaruh oleh
keadaan yang berubah, baik yang sedang dialami, yang akan dan sudah dialami Allah
maka seharusnya suatu sikap hidup atau suatu kepribadian yang terbentuk dalam kita
juga adalah yang tidak terkondisikan atau tidak bisa dipengaruhi oleh apapun karena
GPK Sahabat Kota-Medan Page 38
Notes JMD, 29 November 2020

genetika Allah sudah ada dalam kita. Baik pemerintahan yang akan datang, atau
apapun juga, kita tidak akan bisa terkondisikan, Allah ingin kita berada pada posisi itu,
yaitu posisi yang tidak terkondisikan.

Genetika Allah yang kita miliki sekarang menunjukkan bahwa Allah yang disakiti,
dimusuhi dan dijahati tetap dapat memberkati, Allah tidak pernah terkondisikan. Itu lahir
dari sifat dasar-Nya Allah dan bukan oleh karena keadaan, itu adalah kehidupan yang
Allah inginkan dalam kita. Iman hanya akan
menyelamatkan kita, supaya kita tetap benar dan tetap
hidup berkenan kepada Allah. Kita yang sudah memiliki
kasih Allah, itu adalah genetiknya Allah, sifat dasarnya
Allah dalam hidup kita. Saya ingin mengajarkan kepada
kita bagaimana caranya supaya kasih Allah itu benar-
benar berfungsi dan berperan dalam menggambarkan genetiknya Allah dalam hidup
kita.

Dua kalimat sudah kita dengar. Pertama, kasihilah saudaramu, kasihilah sesamamu,
kasihilah musuhmu. Kedua, kasihilah Allahmu.

Yohanes 14:21, 23-24 (TB)

14:21 Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang


mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku
dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."

14:23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku
dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam
bersama-sama dengan dia.

GPK Sahabat Kota-Medan Page 39


Notes JMD, 29 November 2020

14:24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman
yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang
mengutus Aku.

Bagaimana supaya kita dapat memanifestasikan kasih Allah yang ada dalam hidup
kita? Ayat 21, “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya,” mereka yang
melakukan Firman dan memegang Firman akan disebut mengasihi Yesus maka
genetiknya Allah akan mulai termanifestasi. Dikatakan lagi, “Barangsiapa mengasihi
Yesus, maka dia juga disebut yang dikasihi Bapa,” mulai terpancar dalam hidup kita
bahwa Bapa mengasihi kita. Kita akan bisa merasakannya dan mulai tergambar melalui
hidup kita. Ayat 23, “Siapa yang menuruti Firman” langkah hidupnya menuruti Firman
maka dia akan disebut mengasihi Yesus dan akan Bapa kasihi.

Jadi, bagi mereka yang memegang perintah, melakukannya dan menuruti


Firman-Nya akan tergambar di mata Allah bahwa mereka mulai mewujudkan kehidupan
daripada genetik sifat dasar Allah itu. Allah mulai melihat engkau berguna. Jadi, kedua
cara inilah yang ditunjukkan oleh alkitab untuk kita dapat memiliki sifat dasarnya Allah
dalam diri kita.

1 Yoh 2:5

5 Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah


sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.

Sungguh sempurna! Betul – betul “klop!” Betul – betul pasti! Genetik Allah ada di dalam
diri kita. Ini pekerjaan paling mudah untuk kita lakukan, dan saya sudah mengajarkan
kepada kita semua bahwa setiap Firman yang datang, setiap perintah yang datang, di
dalamnya sudah ada kekuatan dan kuasa yang dibawa oleh Firman itu sendiri. Kita
tinggal menerimanya dan membiarkan Firman itu bereaksi dalam diri kita. Jadi,
ketaatan kita itu adalah manifestasi genetiknya Allah, kasih Allah yang ada dalam diri

GPK Sahabat Kota-Medan Page 40


Notes JMD, 29 November 2020

kita. Tapi, Allah punya kendala yaitu kasih-Nya yang ada di dalam hidup kita sebagai
genetiknya ternyata tidak bisa terwujud dalam diri kita.

Kita sudah baca tadi 1 Korintus 13; kasih itu sabar. Bagaimana itu bisa
diwujudkan menjadi sabar? Tentu di dalam jiwa dan tubuh. Dikatakan buah roh; kasih,
sukacita, damai sejahtera, penguasaan diri dan semua itu bagaimana bisa terwujud? Di
dalam jiwa dan tubuhmu. Genetik Allah yang ada pada hidup kita akan mengantar kita
kepada posisi yang tertinggi yaitu lebih daripada pemenang, sehingga ketika kita
melangkah dan membuat genetik Allah itu berkuasa atas jiwamu dan tubuhmu dan
termanifestasi buah rohnya, barulah kita sudah melangkah pada posisi yang tertinggi
itu.

Ibrani 11:40

40 Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita
mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.

Ibrani 12:1–2

1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita,
marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita,
dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang
memimpin kita dalam iman, dan yang membawa
iman kita itu kepada kesempurnaan, yang
dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul
salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia,
yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta
Allah.

GPK Sahabat Kota-Medan Page 41


Notes JMD, 29 November 2020

“The author and finisher of our faith” Dia adalah pengarang, pencipta dan yang
mengakhiri iman kita itu, berarti iman bisa berakhir dan benar menurut tulisan Rasul
Paulus; iman, pengharapan dan yang terbesar adalah kasih. Jadi, perjalanan iman atau
perjalanan rohani kita dengan menggunakan iman, harus sampai pada puncak posisi
rohani yang tertinggi.

Ibrani 12:2–3

2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang
memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada
kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti
sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan
takhta Allah.

3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu
terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi
lemah dan putus asa.

Apa yang dilakukan Yesus terhadap diri-Nya saat Dia menerima bantahan dan aniaya?
Yesus berdoa buat mereka dan meminta Bapa mengampuni mereka dan Bapa
mengampuni mereka.

Ibrani 12:18

Sebab kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang
menyala-nyala, kepada kekelaman, kegelapan dan angin badai,

Ibrani 12:22–29

22 Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup,
Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang
meriah,
GPK Sahabat Kota-Medan Page 42
Notes JMD, 29 November 2020

23 dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan
kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang
benar yang telah menjadi sempurna,

24 dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah


pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.

25 Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau
mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput,
apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?

26 Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan


janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan
bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga."

27 Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada


perubahan pada apa yang dapat digoncangkan,
karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang
tidak tergoncangkan.

28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita
mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan
kepada-Nya, dengan hormat dan takut.

29 Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.

Allah akan melakukan keguncangan sekali lagi, dan Dia yang akan melakukannya
langsung bukan hanya dengan Covid – 19, tetapi lebih daripada itu. Semua hal – hal
apa saja yang masih bisa terguncangkan, tetapi apabila kasih Allah sudah
termanifestasi dalam hidup kita, Dia menjamin menurut Roma 8:35 – 39, bahwa Allah
sendiri tidak akan pernah bisa memisahkan apa yang sudah “manunggal”, sudah

GPK Sahabat Kota-Medan Page 43


Notes JMD, 29 November 2020

menjadi “genetik” dalam hidup kita. Allah tidak akan pernah bisa, dan itu akan tetap
seperti itu.

Mikha 4:1–2

1 Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung rumah TUHAN akan berdiri
tegak mengatasi gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit;
bangsa-bangsa akan berduyun-duyun ke sana,

2 dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung
TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya
dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar
pengajaran, dan firman TUHAN dari Yerusalem."

Kita harus terus berjalan sampai pada Sion. Ayat ini menunjukkan bahwa masih ada
gunung – gunung yang lain dan kita bisa menaklukannya, melalui iman. Sehingga kita
akan disebut penakluk gunung. Kita menaklukannya dengan iman. Yesus mengajarkan
demikian, kalau kita punya Iman sebesar biji sesawi dan berkata kepada gunung
beranjak dan tercampak maka tidak akan ada yang menjadi penghalang. Kita menjadi
pemenang atas gunung itu. Kita bisa!

Tapi ingat, masih ada satu bukit dan bukit itu menjulang di atas gunung gunung
itu. Siapa itu? Sion. Perjalanan kita harus sampai pada Sion. Berarti perjalanan kita
harus sampai kepada titik yang disebut adalah lebih dari
pemenang. Oleh Dia yang telah mengasihi kita dan
mencurahkan Kasih-Nya kepada kita dan itu menjadi
genetik di dalam hidup kita.

Sekarang kita akan lebih mudah melangkah


kepada posisi rohani yang lebih tinggi. Karena genetiknya
Allah sudah ada dalam hidup kita. Kita tinggal melangkah. Ingat, Allah menunggu
GPK Sahabat Kota-Medan Page 44
Notes JMD, 29 November 2020

supaya kita bisa manifestasikannya. Jangan sayangkan, tapi manifestasikan itu pada
jiwa, pada tubuh kita. Sehingga nama kita tertulis di dalam 1 Korintus 13, karena kita
memanifestasikan Kasih Allah.

Apa yang ditulis di 1 Korintus 13? Saya itu sabar, termanifestasi kesabarannya.
Saya itu murah hati, saya itu tidak cemburu, saya itu tidak memegahkan diri, tidak
sombong dan seterusnya. Amen. Maka genaplah Firman Tuhan yang mengatakan :

1 Korintus 13:13

Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu Iman, pengharapan dan Kasih, dan yang
paling besar di antaranya ialah Kasih.

Jangan selalu cari posisi yang normal – normal. Yang paling besar, sama besarnya
seperti keagunganNya Allah, sama besarnya seperti keagunganNya Yesus. Gereja
terpanggil untuk kesitu. Yang paling besar diantaranya ialah Kasih.

Iman diperlukan untuk kita bisa menaklukkan satu gunung, kita bisa beranjak,
kita bisa berdiri. Tetapi oleh Iman juga dikatakan, kita menerima kasih yang bersumber
dari Allah untuk kita manifestasikan. Karena Iman itu berarti kita harus wujudkan apa
yang telah kita lihat. Bukankah dengan Iman, kita telah melihat genetikanya Allah sudah
ada pada hidup kita? Berarti Dia menunggu untuk itu bisa dimanifestasikan pada jiwa,
pada tubuh kita.

Selamat datang di posisi Rohani lebih dari pemenang. Tuhan memberkatimu.

Bapa terimaKasih untuk anugerah yang kau berikan kepada kami. TerimaKasih untuk
kebenaran Firmanmu Tuhan. Sungguh ini nyata Tuhan. Kau tidak pernah berbohong
Tuhan. Bahkan kami tahu di dalam paket kelahiran baru kami, Engkau bukan hanya
membaharui Roh kami, Bahwa Engkau bukan hanya menjadikan kami ciptaan baru.
Bahwa Engkau bukan hanya menaruh Rohmu sehingga kami disebut bait Roh kudus.

GPK Sahabat Kota-Medan Page 45


Notes JMD, 29 November 2020

Bukan hanya itu, bukan hanya Engkau menaruh Iman, memberikan Iman supaya kami
bisa berinteraksi kepada alam Roh, kepada alam supranatural dan kepada Engkau.
Bukan hanya itu bahkan Engkau memberikan sifat dasarMu. RupaMu yang adalah Roh
yang memiliki sifat dasar itu sudah ada. GenetikaMu sendiri kau taruh di dalam diri
kami. Sehingga kami bisa memnaifestasikan genetikaMu itu melalui perbuatan-
perbuatan hidup kami. Sehingga kami disebut yang sabar, yang murah hati, yang tidak
pemarah, yang lemah lembut, yang menguasai diri, kami disebut seperti itu. Terima
kasih. Kami tahu bahwa Engkau tidak pernah terkondisikan. Dan hari ini juga kami
menerima pengurapan daripada Engkau, impartasi daripada kekuatan RohMu tertanam
dalam diri kami, kami tidak akan melangkah, tidak akan terkondisikan, tidak akan
terpengaruh oleh apapun juga. Terima kasih karena kami sudah sampai. Engkaulah
yang membuat kami sampai kepada posisi Rohani tertinggi, lebih dari pemenang.

Amen.

GPK Sahabat Kota-Medan Page 46


Notes JMD, 29 November 2020

GPK Sahabat Kota-Medan Page 47

Anda mungkin juga menyukai