Anda di halaman 1dari 4

31 Desember 2023

Refleksi Akhir Tahun 2023

Vik. Pieter Kurnia, M.Th


Allah adalah Terang 1 Yoh 1:5-10

Kita adalah saksi Kristus. berdasarkan ayat ke-5, apa yang


menjadi kekuatan kita? bahwa kita adalah saksi-Nya. Ini bukanlah
dongeng atau isapan jempol tetapi kami adalah saksi. Menjadi saksi
berarti menyatakan keberadaan Yesus adalah benar adanya. Rasul
Yohanes beranjak dari kesaksian secara historis mengenai Yesus
menuju kepada pengajaran yang benar dari Allah. Bahwa Allah
adalah terang itu.
Mengapa menggunakan terang? Karena terang berdasarkan
Kejadian 1 adalah first fundamental property of the universe yang
diciptakan Allah. Oleh adanya terang, kehidupan itu ada dan
menopang kehidupan. Kita membutuhkan terang untuk melihat,
berjalan, dan beraktivitas. Ini adalah realita setiap orang yang wajar.
Maka seharusnya hidup adalah Bersama dengan terang, dan hidup
menjadi lebih bersukacita di dalam terang dibandingkan di dalam
gelap. Realita dosa adalah realitas kebalikan di luar terang tsb. Orang
yang berdosa adalah orang yang berada di luar Allah. jika kita lebih
bersukacita dengan kegelapan maka ada yang salah dengan hidup
kita!
Tentunya penjelasan Allah adalah terang tidak menunjukkan
kita menganut konsep Pantheism [segala sesuatu adalah Allah].
Namun menekankan bahwa terang dan gelap tidak mungkin coexist
Bersama sama. Sehingga Rasul Yohanes menegaskan bahwa orang
1
yang bersekutu dengan Allah tidak mungkin di saat yang sama
bersekutu dengan dosa. Karena dosa dan kebenaran tidak mungkin
bersama-sama seperti terang dan gelap. Allah tidak ada kegelapan
karena Allah tidak berbuat dosa.
Sebagai persiapan memasuki 2024, sudahkah kita menyadari
bahwa hidup kita harus berada di dalam persekutuan dengan Allah.
Penjelasan rasul Yohanes begitu mudah dicerna yaitu “jika kita
katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita
hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan
kebenaran. (1 Yoh 1:6)”. Jangan membawa dusta di dalam tahun yang
baru. Jujur dihadapan Tuhan bahwa kita ini sudah hidup di dalam
terang dan harus membuang dosa. Apakah yang menjadi tolak ukur?
Seberapa sering kita punya waktu pribadi dengan Tuhan! atau
sudahkah minimal membaca kebenaran Firman Tuhan setiap hari?
Jika kita belum melakukan ini menjadi spiritual check-up yang
efektif.
Kata “hidup” (περιπατῶμεν), jika di artikan di bahasa
Indonesia seolah-olah hanya hidup saja. Padahal bahasa arti
menekankan kata “berjalan”. Apakah maksudnya? Ini mirip dengan
kisah Henokh yang berjalan (LAI: bergaul) dengan Allah (Kej. 5:24).
Berjalan di dalam terang Allah berarti menerima segala kehendak
Allah yang dinyatakan sebagai motif dan petunjuk di dalam tindakan
dan keputusan kita. Ini bukan konsep doktrin secara kognitif saja
tetapi sampai kepada etika. Kebenaran itu embodied dengan hidup
kita. Seorang yang berjalan di dalam terang Allah maka hidup secara
etika, Tindakan dan keputusannya sesuai dengan kebenaran Allah itu
sendiri. Tidak bisa orang berkata sebagai orang anak terang tetapi saat
yang sama mabuk dan juga masih merokok.
Menarik bahwa konsep hidup di dalam terang dengan Allah
tidak meniadakan Fellowship dengan sesama kita. Ayat 7,
“mengatakan maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang
lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada

2
segala dosa”. Mengapa bisa? Karena darah Yesus itu sendiri. Seorang
yang berkata hidup bersama dengan Allah berarti menerima juga
bersekutu dengan sesama kita yang juga di dalam persekutuan dengan
Allah itu. Mengapa rasul Yohanes mengatakan menggunakan kalimat
“menyucikan kita dari pada segala dosa”? ini karena yang berdosa
berarti mati. Mati berarti tidak bisa bersekutu. Mati berarti terpisah
dari orang orang sekitar. Mati ya mati.
Maka menjadi refleksi kita di tahun yang baru ini, apakah kita
punya problem dengan sesama kita sebagai orang percaya? jika ya,
maka kita berdusta jika kita masih menolak mereka sebagai satu
persekutuan di dalam Darah Kristus. Rasul Yohanes mendorong
terang itu bercahaya dan bersekutu Bersama. Ingat terang dan gelap
tidak bisa bersekutu, namun sesama terang harusnya bersama-sama.
Dan siapakah sesama kita? Adalah yang disucikan oleh darah Yesus.
Ada istilah yang berbahaya, yaitu menganggap “teman itu
musuh dan musuh itu teman”. Ini adalah celaka yang besar jika ada
di dalam gereja. Kita bisa menganggap si Iblis itu adalah teman kita
dan rekan kita adalah musuh. Kita menurut apa mau si Iblis daripada
nasihat sesama kita yang ada di dalam gereja. Ini kebahayaan yang
perlu di antisipasi di tahun yang mendatang. Bahwa kita semakin
peka dengan sekitar kita, bisa membedakan mana teman dan lawan.

Maka bagian terakhir, ayat 8-10 adalah berita pertobatan bagi


kita. Bagi kita semua yang 2023 mengalami kondisi berdosa. Masih
ada kesempatan untuk bertobat. Jangan menipu diri sendiri dengan
berkata bahwa selama 2023 saya tidak pernah berdosa. Kita tidak ada
kebenaran (truth) yang berasal dari Allah. KKR Natal Pdt Dr. Stephen
Tong menyatakan bahwa “Aku datang untuk mencari orang berdosa”.
Apakah ada orang yang benar? Tidak, bahwa hanya ada satu jenis
orang saja yaitu orang berdosa. Menggunakan kata Datang bukan
lahir. Bahwa Allah datang, Dia tahu asalnya, Dia tahu tujuan-Nya ke
dalam dunia yaitu mencari kita. siapakah kita? Orang yang berdosa

3
yang membutuhkan pengampunan dosa dari Allah itu sendiri.
Allah kita setia dan Adil dan inilah karakter Allah yang paling
utama. Bahwa tanpa kesetiaan Allah kita tidak mungkin mendapatkan
pengampunan. Karena kita ini adalah manusia yang sering melupakan
kesetiaan Allah itu sendiri. Mengapa menggunakan karakter adil? Ini
karena pengampunan dosa tidak bisa lepas dari keadilan Allah. Dan
bagaimana itu bisa terjadi? Dari pengorbanan Kristus di atas kayu
salib. Pendamaian dengan Allah terjadi karena pekerjaan Kristus itu
sendiri.
Apakah akibatnya? Maka “Ia akan mengampuni segala dosa kita
dan menyucikan kita dari segala kejahatan”. Kalimat ini begitu
menguatkan kita. Tuhan mengampuni segala dosa kita. bukan
Seperempat, bukan sepertiga, bukan Sebagian atau mayoritas dosa
kita. tetapi segala dosa kita. Allah adalah terang. Tindakan
pengampunan dosa berdasarkan terang (etika dan perilaku) yang
benar! Jika Allah bukan terang, maka tidak akan ada pengampunan
dosa.

Anda mungkin juga menyukai