Anda di halaman 1dari 2

BAHAN SERMON EVANGELIUM, MINGGU 07 APRIL 2024

Goran Minggu : (Quasimodogeniti)


Topik : Kita Hidup dalam Terang
Teks : 1 Yohanes 1:1-2:2

PENGANTAR

Kita hidup di zaman yang serba cepat dan modern ini. Teknologi berkembang pesat, informasi
mengalir deras, gaya hidup pun berubah. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang begitu dinamis, kita
seringkali merasa bingung, lelah, dan tersesat dalam kegelapan. Bahkan tidak jarang kita dihadapkan pada
pilihan antara terang dan kegelapan. Dunia ini, dalam segala kerumitannya, menawarkan jalan yang
berbeda-beda. Namun, bagi kita yang telah diselamatkan oleh anugerah Allah Bapa, di dalam Yesus Kristus
dan oleh persekutuan Roh Kudus, panggilan-Nya bagi kita adalah hidup dalam terang-Nya. Dalam
suratnya, Rasul Yohanes menyampaikan pesan yang sangat penting bagi kita semua. Ia berbicara tentang
Firman Hidup, Yesus Kristus, yang telah datang ke dunia untuk membawa terang kebenaran dan
keselamatan. Yohanes mengingatkan kita bahwa dengan hidup di dalam Kristus, kita dapat mengalami
persekutuan yang indah dengan Bapa dan sesama kita. Oleh karena itu, untuk dapat hidup dalam terang,
kita harus meninggalkan kegelapan dosa dan berjalan dalam kebenaran firman-Nya. Dengan demikian,
pada minggu ini kita akan menggali Firman Tuhan terkait dengan hidup dalam terang yaitu diambil dari 1
Yohanes 1:1-2:2 dengan tema: “Kita Hidup dalam Terang.”

KETERANGAN TEKS

Firman Hidup yang Nyata (1 Yoh. 1:1-4). Rasul Yohanes dengan tegas menyatakan bahwa dirinya
dan para saksi lainnya telah menyaksikan secara langsung Firman Hidup (Yun. Logos), yaitu Yesus Kristus
yang telah ada sejak semula (band. Yoh. 1:1, 14). Mereka tidak hanya mendengar atau membaca tentang-
Nya, tetapi benar-benar mengalami kehadiran-Nya secara fisik. Mereka melihat dengan mata kepala
sendiri, mendengar suara-Nya, dan menyentuh tubuh-Nya yang nyata. Pengalaman pribadi ini
memberikan kesaksian yang kuat bahwa Yesus bukanlah sekedar dongeng atau mitos belaka, melainkan
Firman Hidup yang kekal dan sejati. Yesus Kristus adalah sumber kehidupan kekal itu sendiri. Melalui Dia,
manusia dapat memiliki kehidupan yang sejati dan kekal, terlepas dari belenggu dosa dan kematian.
Tujuan utama Yohanes memberitakan Injil adalah agar kita, sebagai pembacanya, dapat mengalami
persekutuan yang indah dengan Bapa dan Anak-Nya, Yesus Kristus. Persekutuan ini membawa sukacita
yang sempurna dalam kehidupan kita, sebab kita dipanggil untuk hidup dalam hubungan yang akrab
dengan Allah dan sesama orang percaya. Dengan kata lain, Persekutuan dengan Kristus tidak hanya
bersifat vertikal (dengan Bapa), tetapi juga horizontal (dengan sesama). Ini adalah panggilan untuk menjadi
komunitas yang hidup dalam terang-Nya, saling mendukung dan mendorong satu sama lain dalam iman.

Berjalan dalam Terang (1 Yoh. 1:5-10). Allah yang disembah oleh orang percaya adalah Terang yang
sejati, tidak ada kegelapan di dalam Dia sedikitpun. Terang melambangkan kebenaran, kekudusan, dan
kebaikan yang sempurna, sedangkan kegelapan melambangkan dosa, keberdosaan, dan kejahatan. Teolog
J.I. Packer menekankan bahwa Allah adalah Terang, murni dan kudus. Kegelapan dalam ayat ini merujuk
pada dosa dan ketidaktaatan. Untuk dapat memiliki persekutuan dengan Allah yang adalah Terang, kita
harus berjalan dalam terang, yaitu hidup dalam kebenaran dan kekudusan sesuai dengan firman-Nya. Jika
kita mengaku memiliki persekutuan dengan Allah tetapi masih hidup dalam kegelapan dosa, maka kita
adalah pendusta dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Namun, kita semua memiliki dosa dan harus
mengakuinya dengan rendah hati dan tulus. Jika kita tidak mengakui dosa kita, kita menipu diri sendiri
dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Tetapi, Allah yang setia dan adil akan mengampuni dan
menyucikan kita dari segala dosa jika kita dengan rendah hati mengakuinya. Oleh karena itu, untuk dapat
hidup dalam terang dan memiliki persekutuan dengan Allah, kita harus meninggalkan kegelapan dosa dan
berjalan dalam kebenaran firman-Nya.
Kristus Pengantara Kita (1 Yoh. 2:1-2). Yohanes mengingatkan kita bahwa meskipun kita dipanggil
untuk tidak berbuat dosa, namun jika kita tetap jatuh dalam dosa, kita tidak perlu putus asa. Sebab, kita
memiliki Pengantara di hadapan Bapa, yaitu Yesus Kristus yang Benar. Yesus adalah Pengantara yang
sempurna karena Dia tidak berdosa dan layak menjadi jaminan bagi kita. Dia telah menjadi korban
pendamaian, bukan hanya untuk dosa kita, tetapi juga untuk seluruh dunia. Karya pendamaian-Nya
berlaku untuk semua orang yang percaya kepada-Nya, tanpa terkecuali. Teolog Matthew Henry
menjelaskan bahwa Yesus adalah pendamaian (korban penebusan) tidak hanya bagi orang percaya saja,
tetapi untuk seluruh dunia. Pengorbanan-Nya cukup untuk menebus dosa seluruh manusia, meskipun
pada akhirnya hanya yang percaya kepada-Nya yang akan memperoleh keselamatan. Melalui
pengorbanan-Nya di kayu salib, dosa kita dapat diampuni dan kita dapat memiliki persekutuan yang pulih
dengan Allah Bapa. Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan bagi kita untuk dapat kembali kepada Bapa
dan memiliki kehidupan kekal bersama-Nya. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa percaya dan
berpegang teguh pada Yesus sebagai Pengantara kita yang sempurna.

REFLEKSI

1. Dalam ayat-ayat ini, Rasul Yohanes menyaksikan secara langsung kehadiran Firman Hidup, Yesus
Kristus, yang datang ke dunia. Dia melihat, mendengar, dan menyentuh-Nya secara nyata.
Pengalaman tersebut begitu kuat dan menggetarkan hatinya. Kita pun diajak untuk merenungkan
dan merasakan kehadiran Tuhan yang nyata dalam kehidupan kita. Seringkali kita merasa seolah-
olah Tuhan itu jauh, abstrak, dan tidak tersentuh. Namun, firman Tuhan mengingatkan bahwa Yesus
datang sebagai Firman yang menjadi daging, hadir di tengah-tengah kita, dan mengalami kehidupan
manusia seperti kita. Dia tidak jauh, tetapi dekat dan nyata. Marilah kita membuka hati dan
merasakan kehadiran-Nya yang hidup dalam kehidupan kita sehari-hari. Saat kita berjalan, bekerja,
atau beristirahat, Dia ada bersama kita. Saat kita berdoa dan membaca firman-Nya, kita dapat
merasakan kehadiran-Nya yang menggetarkan jiwa. Ketika kita menghadapi tantangan dan
pergumulan, Dia hadir untuk menguatkan dan menghibur kita. Ya, Tuhan hadir secara nyata dalam
hidup kita, seperti Yohanes menyaksikan-Nya.
2. Pertanyaan reflektifnya adalah, sudahkah kita benar-benar hidup dalam terang? Atau masih ada
bagian kehidupan kita yang gelap? Mungkin kita mengaku sebagai orang percaya, tetapi masih
memelihara dosa-dosa tertentu seperti kebencian, keserakahan, atau kecanduan. Mungkin kita
beribadah dengan khidmat, tetapi masih hidup dengan kemunafikan dan kepalsuan. Firman Tuhan
menantang kita untuk jujur mengakui dosa-dosa kita dan meninggalkannya. Kita dipanggil untuk
berjalan dalam terang, mencintai kebenaran, dan hidup dalam kekudusan. Hanya dengan cara
demikian, kita dapat memiliki persekutuan yang indah dengan Allah yang adalah Terang itu sendiri.
3. Teks ini mengajak kita untuk mengingat kembali betapa besar pengorbanan Yesus di kayu salib. Dia
yang tidak berdosa, menjadi korban pendamaian bagi dosa-dosa kita dan seluruh dunia. Darah-Nya
yang tertumpah membasuh dan mengampuni segala kesalahan kita. Ketika kita jatuh dalam dosa,
janganlah kita menyembunyikannya atau menyangkalnya. Marilah kita dengan rendah hati mengakui
dan memohon ampun kepada Tuhan. Dan dengan iman, percayalah bahwa Yesus telah menjadi
Pengantara kita yang sempurna. Melalui karya-Nya, kita diampuni dan dipulihkan kembali dalam
persekutuan dengan Bapa. Betapa besarnya anugerah pengampunan yang kita terima melalui Yesus
Kristus.

Anda mungkin juga menyukai