Anda di halaman 1dari 5

IBADAT LINGKUNGAN ST.

PAULUS SORONG 18 NOV 2021

HOMILI / KHOTBA / LUKAS 19:41-44

Selamat malam umat lingkungan St,Paulus yang saya kasihi, sebelum saya menyampaikan HOMILI
terkait tema kita malam ini yang terkandung dalam bacaan injil tadi, bahwa isi dari HOMILI saya ini
adalah kutipan dari referensi renungan harian yang ditulis oleh Pastor ERIC CHANG dan Suster
ERLISDA TAMBA.

Setelah kita mendengar bacaan injil tadi, mungkin bagi beberapa orang tulisan ayat atau tema
mengenai damai sejahtera ini sudah menjadi hal yang biasa. Tapi bagi saya hal ini tetap
menarik karena menunjukkan betapa besar kasih Yesus pada manusia. Di injil tercatat Yesus
menangis hanya 2x, yang pertama tadi yang kita dengar dalam injil bacaan dan yang kedua
ketika Lazarus meninggal. Dalam bacaan injil tadi, Yesus menangis bukan karena di
Yerusalemlah puncak dari semua misinya yakni kematian-Nya. Yesus menangis karena
kedegilan hati penduduk yang mendiami Yerusalem.

Yerusalem yg berati kota damai sejahtera. Tapi apakah sungguh-


sungguh menjadi kediaman yang menawarkan damai sejahtera bagi
manusia yang mendiaminya? Ataukah orang-orang yang mendiami kota
Yerusalem tidak mampu menciptakan damai sejahtera karena mereka
dipenuhi dgn kejahatan?. Hal inilah yang ditangisi Yesus. Yakni mereka
buta dan tuli akan kehadiran Allah yang nyata dalam diri Yesus, hal ini
nampak saat Yesus melihat bait Allah bukan lagi dijadikan rumah doa
tetapi telah disalahfungsikan.

Bait Allah adalah tempat di mana hadiratNya hadir, tempat di mana orang-orang bersekutu
untuk memuji dan juga mendengarkan firmanNya; tetapi telah disalahfungsikan untuk
berdagang atau berjual beli.

Umat lingkungan St,Paulus yang saya kasihi, jika kita kaitkan pemaparan tersebut dengan
kondisi kita saat ini, Manusia itu seringkali sibuk dengan diri sendiri, sibuk dengan bisnisnya,
sibuk dengan pekerjaanya, hingga rahmat Allah kadang berlalu tampa di sadarinya. Contohnya
pada malam hari ini, kegiatan ibadat lingkungan yang kita laksanakan pada malam hari ini
adalah salah satu bentuk Rahmat Allah yang dapat memberikan Damai Sejahtera bagi kita.

1 - Ir. Yunior Pasagi, S.T, M.M – ypasagi@mail.com│“ Damai Sejahtera” │LUKAS 19:41-44
Menurut Pastor Eric Chang | Lukas 2:14 | Matius 2:1-12 |
Ada Tiga Prinsip Damai Sejahtera

Prinsip PERTAMA: Di mana ada Kekudusan di situ ada Damai Sejahtera

Prinsip rohani yang pertama adalah bahwa damai sejahtera tidak dapat
dipisahkan dari kebenaran atau kekudusan. Damai sejahtera dan
kebenaran selalu berjalan beriringan. Itu berarti jika tidak ada kebenaran,
maka tidak ada damai sejahtera. Hanya jika ada kebenaran atau
kekudusan maka ada damai sejahtera. Allah tidak berkenan kepada dosa
dan kepada mereka yang berbuat dosa.
Umat lingkungan St, Paulus yang saya kasihi, Jika kita bertanya dalam diri kita sendiri, Apakah
kita mempunyai damai sejahtera? Apakah kita sudah mengalami damai sejahtera rohani yang
mendalam?.
Jawabannya, kita tidak akan mengerti arti damai sejahtera sepenuhnya sebelum kita belajar
untuk hidup berkenan kepada Allah.
Damai sejahtera hanya akan kita alami setelah kita menyerahkan segenap hidup kepada-Nya
dan hidup di jalan-Nya.
Ada orang Kristen yang berkata, “Kau tahu, aku adalah orang Kristen, tetapi aku tidak punya
damai sejahtera.” Mengapa?
Damai sejahtera bukanlah hal yang tanpa syarat, bukan sekadar urusan dibaptis lalu kita
menerima damai sejahtera. Baptisan itu dapat diibaratkan seperti mengambil satu langkah
untuk memasuki kerajaan Allah, namun masih ada satu perjalanan panjang yang harus kita
tempuh. Ada kehidupan yang harus kita jalani sebagai warga kerajaan Allah. Jika kita bercita-
cita untuk menjalani hidup yang selalu berkenan kepada-Nya, maka kita akan akan dipenuhi
oleh damai sejahtera.
Dalam injil Ibrani 12:14, tertulis: “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah
kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan”.
Itulah di mana ada kekudusan di situ ada damai.

2 - Ir. Yunior Pasagi, S.T, M.M – ypasagi@mail.com│“ Damai Sejahtera” │LUKAS 19:41-44
Prinsip KEDUA: Damai Sejahtera hanya ada didalam Kristus

Dalam injil Filipi 4:7 tertulis: “Damai sejahtera Allah akan menjaga hati Anda di
dalam Kristus Yesus”.
Prinsip pertama tadi juga terkandung di dalam prinsip yang kedua ini. Kristus
adalah damai sejahtera, karena dialah kebenaran. Sebagai contoh, di Efesus
2:14 disebutkan bahwa Kristus adalah damai sejahtera kita. Namun di dalam 1
Korintus 1:30, dikatakan bahwa Kristus adalah kebenaran dan kekudusan kita.
Dia adalah damai sejahtera kita karena dia adalah kebenaran dan kekudusan
kita.
Damai Kristus

Umat lingkungan St, Paulus yang saya kasihi, jika kita bertanya: bagaimana Yesus bisa menjadi
damai sejahtera dan kekudusan bagi kita?
Maka Jawabannya, adalah dengan melalui salib Yesus.
Artinya adalah bahwa Yesus menanggung ganjaran itu untuk menjamin damai sejahtera kita.
Dia menderita dalam rangka menegakkan damai sejahtera bagi kita – ganjaran yang
mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya. Dialah yang dapat membuat
damai sejahtera itu menjadi mungkin kita peroleh. Karena kita ini adalah orang berdosa, maka
kita berada dalam kutukan untuk tidak pernah memiliki damai sejahtera.
Tak ada harapan bagi kita untuk memperoleh damai sejahtera. Namun di sinilah keindahannya,
yaitu bahwa Yesus menegakkan damai sejahtera bagi kita. Dia membuka peluang bagi orang
berdosa untuk menjadi orang benar, dan dengan demikian memiliki damai sejahtera.
Tidak ada jalan pintas untuk damai sejahtera. Kebenaran tidak dapat diabaikan. Kita harus
memiliki kebenaran untuk mendapatkan damai sejahtera. Hal ini menjelaskan mengapa Yesus
harus mati. Jika dia tidak mau menanggung hukuman atas dosa, maka tidak akan ada damai
sejahtera. Kita tidak akan memperoleh damai sejahtera. Dan kita selalu diliputi kegelisahan.

3 - Ir. Yunior Pasagi, S.T, M.M – ypasagi@mail.com│“ Damai Sejahtera” │LUKAS 19:41-44
Prinsip KETIGA: Yang Baik dan yang Jahat adalah Lawan yang tak dapat disatukan serta Damai
sejahtera hanya di dalam hati

Prinsip rohani yang ketiga dan yang terakhir adalah: Kebenaran pasti ditentang oleh kejahatan.
Atau dengan kata lain, hukum rohani ini menyatakan bahwa yang baik dan yang jahat adalah
lawan yang tidak dapat disatukan. Mereka tidak akan pernah dapat disatukan. Kita tidak akan
pernah dapat mempersatukan yang baik dan yang jahat, entah dalam diri satu orang atau pun
di dalam dunia. Keduanya adalah dua kuasa yang tidak mungkin berdiri berdampingan secara
bersama-sama. Mereka akan selalu berada dalam keadaan saling berlawanan dan salah
satunya akan dikalahkan. Nah Itulah alasan mengapa Kita tidak akan pernah dapat memiliki
damai sejahtera jika Kita membiarkan kebenaran dan kejahatan hadir bersama-sama di dalam
diri Kita. Sehingga Itulah sebabnya Kitab Suci menuntut komitmen total dari kita.
Inilah prinsipnya: yang baik dan yang jahat tidak akan pernah bersatu. Mereka akan selalu
berada dalam pertentangan satu dengan yang lain. Jika Kita membiarkan keduanya ada di
dalam diri Kita, maka hidup Kita akan mereka jadikan medan perang.
Umat lingkungan St, Paulus yang saya kasihi, apakah kita tahu apakah
Medan Perang yang dimaksud dengan medan perang, medan perang atau medan
pertempuran tidak lain adalah suatu situasi yang kacau, dimana
bangunan-bangunan dijatuhi bom, banyak bangunan yang hancur,
pembakaran, perusakan, tembak-menembak, dan semua hal yang
mengerikan akan nampak pada medan perang.

Pertanyaanya: Apakah Kita ingin hidup Kita dijadikan medan perang antara kebaikan melawan
kejahatan di sepanjang hidup Kita?

Jika tidak, maka berkomitmenlah sepenuhnya. Putuskan dengan tegas kemana Kita akan
berpihak, dan katakan, “ Tuhan, dengan kasih karunia-Mu, aku menetapkan untuk berpihak ke
sini dan aku akan bertahan di sini ”.

Selanjutnya di prinsip ke 3 ini juga perlu kita pahami bahwa damai sejahtera ada dalam hati
Kita. Yang baik dan yang jahat akan selalu bertentangan. Bersiaplah untuk masuk ke dalam
konflik.Namun walaupun konflik yang terjadi itu sangatlah hebat, tetapi damai sejahtera yang
ada di dalam hati sangatlah indah. Itu sebabnya mengapa Yesus berkata kepada murid-
muridnya di Yohanes 16:33, “Di dunia ini, kamu akan mengalami kesukaran, kamu akan
menderita, kamu akan dianiaya, tetapi di dalam Aku, kamu akan memiliki damai sejahtera.”

4 - Ir. Yunior Pasagi, S.T, M.M – ypasagi@mail.com│“ Damai Sejahtera” │LUKAS 19:41-44
Artinya, kita akan menikmati damai sejahtera yang sangat indah di dalam Kristus. Kita
bersyukur kepada Allah akan adanya damai sejahtera yang sangat indah di dalam hati ini. Di
luar, kita berhadapan dengan masalah, konflik, kesukaran, kepahitan dan kecaman. Akan tetapi
di dalam, ada damai sejahtera yang tak bisa diambil oleh orang lain. Bersukacitalah di dalam
konflik itu karena dengan demikian Kita tahu bahwa Kita berada di pihak yang baik.

Umat lingkungan St, Paulus yang saya kasihi, setelah kita mendengar 3 prinsip damai
sejahtera tersebut. Kita dapat menyimpulkan bahwa menjadi pribadi yg damai itu tidaklah
mudah, karena hati harus senantiasa terarah pada Allah sumber damai sejahtera.
Damai sejahtera dari Allah dapat kita terima melalui ekaristi, melalui doa, membaca dan
merenungkan kitab suci dan melaksanakannya, serta salah satunya yang sementara kita
lakukan dimalam hari ini adalah melalui ibadat lingkungan. Damai sejahtera yang kita miliki
bukan untuk kita sendiri tapi kita harus juga membaginya dengan sesama kita, di sekitar kita,
bahkan di dalam keluarga kita , sehingga keluarga kitapun mampu menjadi pembawa damai
dimanapun mereka berada. – AMIN.

PAROKI SANTO PETRUS, LINGKUNGAN SANTO PAULUS KOTA SORONG

18 November 2021, Ibadat lingkungan di Keluarga Bpk. Agustinus Setiawan,


pemimpin ibadah Yunior Pasagi dengan Tema “ Damai Sejahtera”

5 - Ir. Yunior Pasagi, S.T, M.M – ypasagi@mail.com│“ Damai Sejahtera” │LUKAS 19:41-44

Anda mungkin juga menyukai