Filipi 4:2-9
Inti Materi: Sukacita di dalam Tuhan adalah kunci untuk memiliki kehidupan yang
tanpa stres.
I) Euodia & Sintikhe:
Mereka adalah orang Kristen yang sejati. Ay 3 mengatakan bahwa nama mereka, bersama-sama
dengan Klemens & kawan-kawan sekerja Paulus yang lain, yang namanya tercantum dalam kitab
Kehidupan. Di sini Paulus bukan sok tahu tentang siapa yang selamat, tapi ini menunjukkan keyakinan
Paulus terhadap iman mereka. Paulus yakin mereka adalah orang yang sungguh2 di dalam Tuhan.
II) Hubungan Euodia dan Sintikhe:
Dari ay 3, dikatakan bahwa dahulu mereka berjuang bersama-sama dengan Paulus dalam Pekabaran Injil,
maka dapatlah disimpulkan bahwa dahulu mereka mempunyai hubungan yang baik. Tetapi, sekarang
hubungan mereka berubah. Apa yang terjadi di antara mereka?
Dalam ay 2 dikatakan bahwa Paulus menasehati mereka supaya 'sehati sepikir dalam Tuhan'.
Paulus tidak mengatakan bahwa mereka harus berdamai, menahan emosi, saling mengampuni /
memaafkan dsb.
Jadi, rupa-rupanya mereka bukan saling membenci, bermusuhan, gegeran secara terbuka dsb, tetapi
mungkin ada ketidakcocokan dalam cara bekerja, dan ini mungkin sekali menyangkut hal yang bukan
prinsip, tetapi hanya perbedaan kebijaksanaan saja (kalau soal prinsip, pasti Paulus menegur pihak yang
salah!). Ini justru merupakan sesuatu yang harus disayangkan! Kita harus berani mengorbankan
perdamaian, kalau itu mempersoalkan sesuatu yang prinsip. Tetapi, kalau hanya mengenai perbedaan cara
kerja / kebijaksanaan dsb, maka kita harus saling toleransi!
FILIPI 4:4-5
I) Perintah untuk bersukacita (ay 4):
1)Ayat ini menjadi ayat inti dalam kita Filipi. Sukacita di dalam Tuhan. Paulus seorang yang luar biasa
sekali. Mengapa?
saat itu ia sedang ada dalam penjara Filipi, tetapi ia bisa menyuruh orang lain untuk bersukacita.
Biasanya, kalau kita sedang menderita, maka yang kita harapkan dari orang lain adalah supaya ia berdoa
bagi kita, menghibur kita, meno-long kita dsb. Tetapi Paulus justru menyuruh jemaat Filipi untuk
bersukacita!
ia bukan hanya menyuruh jemaat Filipi untuk bersukacita, tetapi ia sendiri juga bisa bersukacita di
tengah-tengah penderitaannya (bdk. 1:4,18 2:18 4:10 2Kor 6:10).
2) Perintah ini menunjukkan bahwa hidup Kristen tidak selalu enak dan penuh sukacita / hal yang
menyenangkan! (bdk. Fil 1:29 - mereka dikaruniai iman dan penderitaan!). Kalau memang hidup Kristen
itu enak terus, maka jelas perintah untuk bersukacita senantiasa ini tidak perlu diberikan oleh Paulus!
3) Arti dari perintah 'bersukacitalah senantiasa':
Sekalipun perintah Paulus ini berbunyi 'bersukacitalah senantiasa', tetapi ini tidak berarti bahwa
perintah ini berlaku mutlak/dalam segala keadaan, tanpa kecuali! Pengkhotbah 3:4 mengatakan bahwa ada
waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk menari, ada waktu untuk meratap. Ada
masa-masa di mana kita tidak bersukacita. Tetapi, bagaimanapun juga, kata-kata 'bersukacitalah
senantiasa' itu tetap berlaku saat kita sedang dalam keadaan sedih. Karena alasan kita bersukacita adalah
di dalam Tuhan bukan berdasarkan keadaan atau situasi atau suasana hati kita.
Selain itu, kalau kita bisa bersukacita di dalam berbagai macam situasi dan kondisi, di mana orang
dunia tidak mungkin bersukacita, ini menjadi suatu kesaksian hidup yang akan mengherankan orang
dunia, yang mungkin akan mencelikkan mata mereka bahwa ada sesuatu yang lain dari pada yang lain di
dalam kekristenan!
4) Paulus memberi perintah ini, jelas karena sukacita adalah sesuatu yang sangat penting.
Banyak berdoa membuat kita kuat menghadapi problem/bahaya, dan sebaliknya, jarang/tidak berdoa
membuat kita semakin lemah dan semakin mudah kuatir.
III) Damai (ay 7):
Kalau kita mau dan bisa melaksanakan seluruh ay 6, maka akibatnya adalah ay 7!
1) 'Damai sejahtera Allah' (ay 7).
karena adanya doa yang disertai iman/trust dan ketundukan pada kehendak Allah (ay 6), maka
akan ada damai di dalam diri kita! (bdk. Yes 26:3).
Ini adalah 'damai sejahtera Allah' yang berbeda dengan damai/kebahagiaan/kesenangan yang dari
dunia (bdk. Yoh 14:27)!
2) 'Melampaui segala akal' (ay 7).
Damai yang dari Allah itu dikatakan melampaui segala akal, karena itu tidak akan bisa dimengerti,
khususnya oleh orang dunia! Dalam situasi di mana orang seharusnya takut/kuatir, maka orang kristen
yang mau dan bisa melakukan ay 6 itu bisa tetap damai dan sukacita!
3) 'Akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus' (ay 7).
Jadi, kalau kita mau dan bisa melakukan ay 6, maka damai sejahtera Allah itu akan mengawal hati dan
pikiran kita sama seperti sepasukan tentara mengawal sebuah benteng, sehingga kita akan tetap
mempunyai damai dalam situasi dan kondisi apapun!
FILIPI 4:8-9
I) Berpikir benar (ay 8):
Ganti pikiran2 ketakutan dan semua pikiran-pikiran negative yang bisa merebut sukacita kita dengan
pikiran yang positif, yang baik, yang berpengharapan.
III) Akibat pikiran dan hidup yang benar (ay 9b):
Kalau dalam ay 6-7 dikatakan bahwa 'damai sejahtera Allah' (the peace of God) akan memelihara hati /
pikiran kita, maka dalam ay 8-9 dikatakan bahwa kalau kita berpikir dan hidup benar, maka 'Allah sumber
damai sejahtera' (the God of peace) akan menyertai kita!
Pertanyaan Refleksi:
1. Selama satu minggu ini, apa hal-hal yang membuatmu sulit untuk bersukacita?
2.
Pernahkah kamu menggunakan saran dari Filipi 4 ini untuk mengusahakan sukacita?
Bagaimana caramu mengusahakan diri tetap bersukacita? Kalau belum, bagaimana kamu menghadapi
stresmu?