Untuk memahami tema, kita perlu berangkat dari kalimat dalam ayt. 15 “Hendaklah damai sejahtera
Kristus memerintah dalam hatimu”. Damai sejahtera (Yun.= Eirene, Ibr= Shalom), dalam nubuatan Yesaya
9:5, menyebutkan akan datang seorang Raja Damai, yang dalam Luk. 1:7,9; 2:14, digenapi dalam Yesus
Kristus. Ia memberikan damai sejahtera yang kekal, tidak dapat dirampas dan tidak dipengaruhi oleh situasi
apapun yang datang dari luar, dan tidak dapat diberikan oleh dunia. Jadi ketika Paulus mengatakan hal
tersebut di ay.15, artinya damai sejahtera milik Kristus dan akan dilimpahkan kepada orang yang percaya
kepadaNya.
Damai sejahtera yang dimaksud adalah, di dalam Kristus kita telah ditebus dan diperdamaikan dengan
Allah (Rm. 5:10). Inilah yang harus memenuhi hati orang percaya yang berarti menguasai, mengarahkan, dan
mengontrol diri kita. Pertanyaan pentingnya adalah “mengapa damai sejahtera itu harus menguasai (dalam
pengertian memerintah dan mengontrol) hati kita?”. Karena hati merupakan pusat dari seluruh kepribadian
manusia (Kis. 14:17, 2 Kor.3:2-3, Yak. 5:5). Jika ‘pikiran’ adalah pusat kendali dari seluruh gerak tubuh, tapi
‘hati’ adalah pusat dari segala pertimbangan untuk melakukan sesuatu atau tidak. Hal utama itulah yang
Paulus mau katakan agar dipernuhi oleh damai sejahtera yang dari Kristus, yang akan mengarahkan semua
pertimbangan-pertimbangan itu seturut dengan kehendak Kristus.
Ketika Allah telah diperdamaikan dengan kita karena Kristus, kita mengalami jaminan teguh tentang
hidup kita, yang sebelumnya penuh dengan kesia-siaan, dalam Kristus tidak lagi menjadi sia-sia malah
memiliki arti, yang sebelumnya hanya menderita di dunia untuk binasa, sekarang menderita untuk beroleh
kemenangan dan kekekalan. Inilah kepenuhan yang harus ada didalam hati kita, yang mewarnai setiap
tindak, pikiran, dan perkataan kita sebagai orang percaya dalam segala situasi dan kondisi.
“Damai Sejahtera”, tidak berarti berada ditempat yang tidak ada kekacauan, kesulitan dan masalah.
Kedamaian berarti berada di antara semua hal tersebut tetapi tetap merasa tenang di dalam hati, itulah
kedamaian yang sesungguhnya”. Itulah yang Yesus Kristus telah lakukan bagi kita.
Mazmur 116:7 katakan “kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab Tuhan telah berbuat baik kepadamu”
Setelah, secara doktrin Paulus sudah menyampaikan agar “damai sejahtera Kristus” yang memerintah. Maka
Paulus masuk kepada pengajaran praktis, yaitu :
- Bersyukur
- Dengan hikmat mengajar
- Dengan hikmat menegur
- Segala perbuatan dan perkataan, lakukan semua di dalam nama Tuhan Yesus.
9. Doa Persembahan
(SP)