Anda di halaman 1dari 4

TATA IBADAH PEKAN PASKAH HARI KE-3

Rabu, 06 April 2022

1. NYANYIAN PEMBUKAAN (Jemaat Berdiri)


Menyanyi NKB. 7:1,2 “Nyanyikanlah Nyanyian Baru”
1. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Allah, Pencipta cakrawala.
Segala Serafim, Kerubim, pujilah Dia besarkanlah namaNya.

Refrein : Bersoraksorai bagi Rajamu! Bersoraksorai bagi Rajamu!

2. Puji Dia, wahai mentari, wahai bulan, sembahlah Dia terus.


Dan wahai bintang-bintang terang yang gemerlapan, muliakan Penciptamu.

2. PANGGILAN BERIBADAH
Pemimpin : Marilah kepadaKu, semua yang letIh lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah
kepadaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hatI dan jiwamu akan
mendapat ketenangan.
Ibadah Pekan Paskah di hari yang ke-3 (tga) ini, jadi dalam nama Allah
Bapa, Anak dan Roh Kudus. Amin.
Menyanyi NKB. 3: 1 “Terpujilah Allah“
Terpujilah Allah, hikmatNya besar, begitu kasihNya ‘tuk dunia cemar,
sehingga dib’rilah PutraNya Kudus mengangkat manusia serta menebus.
Refrein :
Pujilah, pujilah! Buatlah dunia bergemar, bergemar mendengar suaraNya.
Dapatkanlah Allah demi PutraNya, b’ri puji padaNya sebab hikmatNya.
(Jemaat Duduk)
3. PEMBERITAAN FIRMAN
a. Doa Pembacaan Alkitab
b. Pembacaan Alkitab : 1 Yohanes 2 : 1 – 6
c. Renungan
Tema :
Ketaatan Memberlakukan Firman Menjadi Syarat Berlakunya Kasih Allah Yang
Sempurna

Saudara-saudara di dalam Tuhan,


Salah satu pengertIan kata Syarat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia versi Online
yaitu segala sesuatu yang perlu atau harus ada (sedia, dimiliki dan sebagainya).
Dalam perenungan Firman Tuhan di hari ke-3 Pekan Paskah saat ini, kita akan menghayati
satu hal penting tentang sesuatu yang perlu, harus ada dan dimiliki dalam kehidupan setap
orang Kristen yaitu ketaatan melakukan perintah Tuhan.
Bagi Yohanes, pengetahuan tentang Allah bukanlah semacam penglihatan batiniah atau
pengenalan intelektual. Tetapi pengetahuan tentang Allah ialah jikalau kita menurut perintah-
perintahNya. Siapapun dia yang mengaku mengenal Allah sah-sah saja, namun benar
tidaknya pengakuan tersebut diuji dari sejauh mana ia menuruti perintah-perintah Tuhan.
Hal ini ditekankan karena Yohanes memahami adanya suatu pengetahuan yang nyata
mengenai Allah yang tdak menghasilkan ketaatan. Oleh karena itu ditegaskan Yohanes di
sini bahwa pengenalan akan Allah hanya dapat dibuktkan dengan ketaatan kepada Allah.
Bila tidak demikian orang tersebut adalah seorang pendusta, artinya pengakuan orang
tersebut tdak benar. Bahkan Yohanes melanjutkan dalam orang itu tidak ada kebenaran.
Di dalam Kristus, Allah telah menyatakan diriNya, Kristus adalah FirmanNya (1 Yoh 1:1; Yoh
1:1). Yohanes melihat KASIH terutama dalam pemberian diri Allah sendiri melalui Kristus (1
Yoh 4:10). Dengan demikian dapat dipahami ungkapan ini bahwa “mengenal Allah adalah
mengalami kasihNya di dalam Kristus, dan mengembalikan kasih itu di dalam ketaatan”.
Saudara-saudaraku, Kedatangan Kristus,memperoleh pengetahuan tentang Kristus bahkan,
pengenalan kita tentang Kristus merupakan tantangan terhadap keseluruhan hidup kita. Kita
wajib hidup sama sepert bagaimana Kristus hidup.
Bagaimana Kristus telah hidup?
Intinya selama 33 tahun Yesus hidup di dunia ini, Yesus tdak pernah melakukan apapun yang
tdak sesuai dengan kehendak BapaNya, Yesus patuh walaupun tdak sesuai dengan
kehendaknya sebagai manusia. Ia percaya, bahwa semua kehendak BapaNya adalah
rancangan yang baik, bukan sebaliknya. Ketaatan pada kehendak Bapa, dalam pergumulan
berat dan dalam ketakutan, terungkap dalam permohonan sekaligus sikap pasrah pada
kehendak BapaNya : Kata-Nya: ”Ya Abba, ya Bapa, tdak ada yang mustahil bagiMu, ambillah
cawan ini dari padaKu, tetapi janganlah apa yang Aku Kehendaki, melainkan apa yang
Engkau kehendaki (Markus 14:36)
Melalui bacaan ini kita memahami bahwa, dalam diri setiap orang yang hidup dalam ketaatan
atau bagi orang yang memiliki kebenaran Allah dalam dirinya, sebagai gantinya kita
menemukan bahwa di dalam diri orang itu atau di dalam diri kita kasih Allah ada di dalamnya,
bahkan disempurnakan.
Seseorang yang dalam dirinya kasih Allah menjadi sempurna, akan nyata dalam pemberian
diri bagaimana ia hidup melayani bukan dilayani, merendahkan diri bukan meninggikan diri,
mengampuni bukan sebaliknya, terlebih berani menanggung resiko demi menyaksikan
kebenaran, keadilan dan kejujuran.
Hidup dalam ketaatan melakukan FirmanNya, menantang kita untuk meninggalkan sikap
mementingkan diri sendiri, lalu memikul salib kita. Ini bukanlah hal yang mudah, karena kita
masih hidup di dunia ini dimana kuasa Iblis akan terus menerus berupaya membuat kita tidak
taat, tdak hidup sepert Kristus hidup. Banyak tantangan hidup dalam ketaatan. Tetapi ada
Allah kita yang akan menolong dan melindungi, sebab istlah “pengantara” dalam bahasa
Yunani “parakletos” juga berart sebagai penolong, sebagai pelindung.
Marilah kita senantiasa berusaha hidup dalam ketaatan sebagai wujud nyata bahwa kasih
Allah yang sempurna di dalam Kristus ada dalam diri setap orang yang mengenal-Nya,
sehingga kita semua layak menikmat persekutuan bersama Allah. Amin.

4. PERSEMBAHAN SYUKUR
Pemimpin : Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak
lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan telah
dibangkitkan untuk mereka.
Menyanyi NKB. 83 “Nun Di Bukit Yang Jauh”
1. Nun di bukit yang jauh tampak kayu salib; lambang kutuk, nestapa, cela.
Salib itu tempat Tuhan Mahakudus menebus umat manusia.

Refrein :
Salib itu kujunjung penuh, hingga tiba saat ajalku.
Salib itu kurangkul teguh dan mahkota kelak milikku.

2. Meski salib itu dicela, dicerca, bagiku tiada taranya.


Anak domba kudus masuk dunia gelap, disalib kar'na dosa dunia.
3. Indahlah bagiku salib hina keji, berlumuran darah-Nya kudus;
hilanglah dosaku, sucilah hatiku berkat kurban Yesus Penebus.

4. ‘Ku setia tetap ikut jalan salib, meski diriku pun dicela.
Satu saat kelak ‘ku dibawa pergi ke tempat kemuliaan-Nya.

5. DOA SYAFAAT DAN DOA PERSEMBAHAN

6. BERKAT : (Jemaat Berdiri)


Menyanyi : NKB. 171 : 1 “Walau Kudaki Gunung Yang Tinggi”
Walau ‘ku daki gunung yang tinggi dan ‘ku turuni lembah terjal;
Yesus berkata: ” ‘Kau ‘Ku temani”, sabda ilahi, janji kekal.

Refrein :
Cahya sorgawi, cahya sorgawi Jiwa penuh kemuliaanNya.
Haleluya, aku bersuka memuji Yesus ‘ku milikNya.

Pemimpin : Percayalah kepadaNya setap waktu, dan curahkanlah isi hatimu


dihadapanNya sebab Allah adalah tempat perlindungan kita. Pulanglah dan
terimalah berkatNya : Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kita sekalian,
Amin.
Jemaat : Amin… Amin… Amin…

(Jemaat Duduk--------Ibadah Selesai)

Anda mungkin juga menyukai