Anda di halaman 1dari 4

Doa Baca Alkitab : Ya Bapa yang Maha Pengasih, Kami mohon terangilah hati kami dengan

rohMu yang hidup. Sebab sekarang kami akan membaca dan merenungkan bersama FirmanMu,
Namun kami belum mampu melaksanakannya dalam kehidupan kami setiap hari. Karena itu
kami memerluka petolongnmu supaya kami dapat belajar sesuai dengan kehendakaMu. AMIN

SETELAH BACA ALKITAB :

P: Hendaklah kamu menjadi pelaku firman yang setia dan bukan pendengar saja. Terpujilah
kristus. Hosiana……..

H: HOSIANA……HOSIANA…..HOSIANA

KHOTBAH :

PERSEKUTUAN YANG DIBERKATI OLEH TUHAN

SELAMAT SIANG, SELAMAT HARI MINGGU. SYALOM……

ILUSTRASI DAN PENDAHULUAN :

Suatu hari ada dua orang yang telah selesai mendaki gunung Edo dan Bayu. Saat dalam
perjalanan pulang Edo dan Bayu tidak sadar bahwa uang mereka sudah habis dan mereka tidak
bisa untuk pulang. Edo mengusulkan untuk naik truk yang lewat di jalan. Dan Bayu langsung
setuju. Akhirnya, setelah menunggu lama, ada truk yang bersedia mengantar mereka untuk
sampai ke tempan tujuan mereka. Namun, kondisi truk pada saat itu sangat memprihatinkan,
karena kondisi truk pada saat itu adalah mesinnya sudah sangat tua sehingga mengakibatkan truk
berjalan sangat lambat. Bayu naik truk dengan perasaan yang Takut dank arena perasan yang
takut muka Bayu sampai pucat dan keringat dingin. Namun kondisi Edo sangat berbanding
terbalik dengan kondisi Bayu. Edo bahkan sangat menikmati pemandangan dan mengucap
syukur kepada Tuhan. Walaupun keadaan mereka khabisan uang dan menaiki truk dengan
keadaan yang sangat memprihatinkan tidak membuat rasa sukacita hilang dari kehidupan Edo.
Karena Edo merasa bahwa, Bayu ketakutan maka bertanya Edo kepada Bayu :

“Hei, kenapa ko takut?”

“Ko tidak lihat ka, pohon-pohon sangat tinggi dan awan sangat cantik karena cuaca yang cerah.
Ko tra lihat ni ko rugi sekali!”

Namun dalam hati Edo bertanya pada dirinya sendiri atas tindakan Bayu :

“Apakah Edo tidak bersyukur kepada Tuhan dengan menikmati ciptaan Tuhan yang sangat indah
walaupun keadaan mereka sangat memprihatinkan (tidak punya uang dan bahkan naik truk yang
sudah sangat tua)?,

“apakah dengan Bayu takut dan cemat akan membuat mesin tua dan sangat lambat akan berubah
menjadi sangat cepat jalannya?”

Persekutuan yang diberkati Tuhan…….

“Sukacita”, Banyak orang berpikir bahwa bersukacita adalah sebuah keadaan dimana orang
merasa bahagia, bisa tertawa dengan senang, bebas tanpa beban atau masalah. Ketika kita
mendapatkan TV baru, kita bersukacita. Kita dapat membeli rumah , kita bersukacita ! Firman
Tuhan yang sudah kit abaca bersama mengatakan supaya kita bersukacita senantiasa (Filipi 4:4)
artinya bahwa disetiap keadan, disetiap situasi kita harus bersukacita. Namun hal itu berbanding
terbalik dengan apa yang kita alami dalam kehidupan ini dan mungkin di antara ibu-ibu bahkan
saya sekalipun tidak akan mungkin bisa kita lakukan, sebab ada kalanya kita menerima berkat
yang membuat kita senang tetapi ada kalanya juga kita mengalami masalah yang membuat kita
merasa berbeban.
ISI:

Persekutuan yang diberkati oleh tuhan..

Paulus yang adalah penulis surat Filipi ini, saat itu ia sedang ada dalam penjara Filipi, tetapi ia
bisa menyuruh orang lain untuk bersukacita. Bukan hanya menyuruh orang lain bersukacita,
namun Paulus sendiri di tengah penderitaan yang ia alami karena hukuman matinya ia
bersukacita. Alasan Paulus bersukacita ialah, Paulus memandang penjara bukanlah tempat yang
menakutkan justru sebaliknya tempat untuk memberitakan tentang injil kristus.

Ayat 4 -5, “(4). bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan :
Bersukacitalah! (5) hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah
dekat”

Sukacita merupakan tema utama dalam kitab Filipi. Biasanya, kalau kita sedang menderita, maka
yang kita harapkan dari orang lain adalah supaya ia berdoa bagi kita, menghibur kita, meno-long
kita dsb. Tetapi Paulus justru menyuruh jemaat Filipi untuk bersukacita! ia bukan hanya
menyuruh jemaat Filipi untuk bersukacita, tetapi ia sendiri juga bisa bersukacita di tengah-tengah
penderitaan. Sudah menjadi kewajiban kita untuk bersukacita di dalam Allah, dan berrsukacit di
dalam Dia senantiasa, pada segala waktu, dalam segala keadaa, dan bahkan pada saat kita
menderita atau menjadi susah. Sukacita di dalam Tuhan adalah suatu sikap berbahagia di dalam
Tuhan yang didasari oleh rasa syukur yang luar biasa karena adanya keyakinan hidup bahwa kita
adalah anak-anak Tuhan yang namanya tercatat dalam kitab kehidupan, kita tidak khawatir
karena adanya pengharapan di dalam Tuhan, dan hidup kita selalu dipelihara oleh damai
sejahtera Allah yang melampaui segala akal.

dalam ay 5a, Paulus menyuruh untuk hidup baik hati, dalam arti harus sabar, rela kehilangan hak
dsb. Jelas bahwa hidup seperti itu bisa-bisa malah menyebabkan kita diinjak-injak orang lain.
Karena itu Paulus lalu menambahkan ay 5b yang menunjukkan bahwa sekalipun kita diinjak-
injak orang, Tuhan selalu dekat dengan kita / menyertai kita, dan Tuhan siap melindungi /
menolong kita. Berpikir dan melakukan yang baik adalah pilihan hidup. Sukacita bukan hanya
kita rasakan secara pribadi, tapi dimana sukacita yang kita alami kita bisa berbagai dan bisa
dirasakan oleh orang lain.

Ayat 6-7 “(6) janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah
itu dalam segala hal keinginginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur. (7) “Damai Sejahtera Allah, yang melampaui segala akal akan memelihara
harti dan pikiranmu dalan Kristus Yesus”

Salah satu perintah yang penting yaitu adalah Jangan Kuatir! Terkadang tanpa kita sadari rasa
kuatir kita terhadap sesuatu lebih besar dari pada rasa syukur kita kepada Allah. Rasa kekuatiran
bisa datang pada siapa saja dan kapan saja , Paulus memberikan solusi untuk menghentikan
kekuatiran dengan membangun komunikasi yang indah dengan Tuhan lewat doa. Artinya
bawalah semua permintaan dan apa yang kita rasakan untuk Tuhan. Tuhan tidak pernah
meninggalkan anak-anaknya ada dalam kesusahan. Tiga kata yang dapat menggambarkan model
komunikasi orang percaya dengan Tuhan yaitu doa, permohonan, dan ungkapan syukur.

Banyak keingin yang muncul dalam hati, ketika itu tidak terpenuhi maka muncul rasa khawatir
dalam diri. Namun hendaklah kita selalu menyampaikan Keinginan kita kepada Allah melalui
doa, permohonan dan diiringi dengan ungkapan syukur yang melimpah bukan karena telah
memperoleh pemenuhan dari Allah, tetapi karena dilandasi anugerah pengorbanan yang telah
dilakukan oleh Yesus di kayu Salib akan memberikan damai sejahtera di dalam hati sehingga
dengan sendirinya segala bentuk kekuatiran akan hilang dalam kehidupan kita.

Ayat 8-9 “4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia,
semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua
yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. 4:9 Dan apa yang telah
kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa
yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu”

Rasul Paulus memberikan satu pengajaran luar biasa, jika kita lihat di ayat 8 Kata “pikirkanlah
semuanya” merupakan perintah, pengajaran, agar kita tidak memasukkan pikiran-pikiran buruk
dalam hidup kita. Input otak, pemikiran, dan hati kita senantiasa hanyalah semua yang benar,
semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap
didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji. Ketika input hidup kita adalah semua
kebaikan, maka perasaan, pemikiran, dan tindakan kita pastilah akan diwarnai oleh hal-hal yang
baik dan indah yang akan menyenangkan diri sendiri, menyangkan orang lain dan
menyenangkan Tuhan. Ayat 9 menegaskan bahwa apa yang telah kamu pelajari dan apa yang
telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku,
lakukanlah itu.
Kata “lakukanlah itu” merupakan dorongan, perintah, pengajaran agar kita tidak sekedar berteori
tentang kebaikan dan firman Tuhan, tetapi dituntut untuk mampu mengimplementasikan,
mempraktikkan, menyatakan, dan mendistribusikan kebaikan dan pengajaran Firman itu dalam
hidup dengan orang lain, dengan sesama, dengan rekan kerja, dengan atasan dan bawahan, atau
dengan siapapun di dalam hidup kita.

KONTEKSTUALISASI :

Persekutuan yang diberkati oleh Tuhan.

Terkadang tanpa kita sadari bahwa, rasa khawatir kita lebih besar dari pada rasa syukur kita.
Dengan rasa khawatir yang timbul karena masalah yang dihadapi, karena beban yang sedang
dipikul kita tidak merasakan damai sejahtera dalam kehdiupan kita. Karena kita terlalu berfokus
pada rasa khawatir, bagaimana kita menyelesaikan masalah ini?

Paulus menggambarkan sukacita lebih daripada perasaan bahagia atau senang saja. Sukacita
diartikan sebagai sebuah keyakinan, dimana Allah memegang kendali terhadap segala
sesuatunya sehingga kita marasa aman dan damai sejahtera dalam keadaan apapun. Paulus
bersukacita bukan karena ia aman dan nyaman malah sebaliknya. Istilah kata “bahagia” identic
dengan perasaan senang atau tergantung dengan keadaanya. Contohnya : senang karena dipuji,
senang karena bisa menjadi berkat buat orang lain.

Paulus mau mengajarkan kita selaku umatnya agar tetap bergembira di dalam Tuhan
bagaimanapun keadaannya sekalipun kita harus menghadapi banyak tantangan dan rintangan
dalam melayani Yesus yang adalah sumber sukacita itu.

Tidak dapat kita sangkali bahwa terkadang akan muncul berbagai pertanyaan :

- Apakah kita dapat bersukacita di tengah-tengah penderitaan dan kesusahan seperti


mencekam kehidupan kita ?
- bagaimana agar kita senantiasa bersukacita ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka yang perlu kita lakukan sebagai orang percaya adalah
:

- Pertama, hiduplah di dalam penyertaan Allah 

Menarik apa yang dituliskan oleh Rasul Paulus untuk mengakhiri pengajarannya, yaitu
dengan menyatakan: “Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu”.
Ketika kita mencermati bagian ayat ini, maka kita ditunjukkan dua hal, yaitu mengenai
sumber damai sejahtera, dan penyertaan Tuhan dalam hidup kita. Kita
senantiasa  menyerahkan tubuh, jiwa, roh kepada Tuhan, setia berdoa, mendengar firman-
Nya dan memuji nama-Nya, seperti kata pemazmur, Mazmur 37:4, “Bergembiralah
karena Tuhan”. Orang yang hidup di dalam Tuhan akan selalu bersukacita.  Karena
sukacita adalah sebuah keyakinan , dimana Allah memegang kendali terhadap segala
sesuatunya, sehingga kita merasa aman dan damai sejahtera dalam keadaan apapun.
Karena kita selaku Oang percaya akan mampu bersukacita ketika hidupnya adalah
perjuangan di dalam Tuhan, bukan untuk dirinya sendiri, bukan untuk orang, akan
mampu bersukacita ketika dia membiarkan Tuhan mengatur hidupnya dengan iman yang
melampaui segala akal. Ketika kita mempercayakan hidup kita dengan iman kepada
Tuhan, maka damai sejahtera yang melampaui.

- Kedua, Berpikir dan melakukan yang baik adalah pilihan hidup.


Rasul Paulus memberikan satu pengajaran luar biasa bahwa memilih dan melakukan hal
yang baik adalah pilihan yang benar di dalam Tuhan. Rasul Paulus mengajarkan bahwa
ternyata kehidupan yang baik, dimulai dari pemikiran yang baik, positive thinking,
berpikir positif tentang segala sesuatu dan Tuhan, sehingga Rasul Paulus menyatakan
dengan jelas, “semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci,
semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut
dipuji” pikirkanlah semuanya itu.

- Ketiga, hiduplah dengan tanpa rasa kuawatir menjalani hidup ini. 


Janganlah hendaknya kita kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginan kita kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Bila kita
menyerahkan segala kesusahan kita di hadapan Allah dalam doa, damai sejahtera ini akan
mengawali pintu hati dan pikiran kita, sambil mencegah kesusahan dan dukacita hidup ini
yang mengganggu kehidupan kita dan meruntuhkan harapan kita di dalam Kristus.
Kalau ketakutan dan kecemasan kembali, maka doa, permohonan, dan ucapan syukur
sekali lagi akan menempatkan kita di bawah damai sejahtera Allah yang mengawali hati
kita.

Persekutan yang diberkati oleh Tuhan………


Ingatlah pengajaran Rasul Paulus.
Pilihlah sukacita di dalam Tuhan, pilihlah yang baik dan diperkenan Tuhan, dan pilihlah
hidup yang disertai Tuhan.
Senantiasa bersukacita artinya sukacita yang kita miliki tidak tergantung pada suasana
hati atau kondisi yang sedang kita alami.
Bersukacita senantiasa bukan hal yang mustahil ketika kita menyerahkan segala
kekhawatiran kepada Allah di dalam doa
selalu berpikir positif, yakni memikirkan hal-hal yang benar, mulia, adil, suci, manis,
sedap didengar, disebut kebajikan dan patut dipuji (ayat 8).
Dengan demikian, damai sejahtera Allah akan memelihara hati dan pikiran kita sehingga
kita memiliki sukacita yang melimpah

Tuhan menolong kita sekalian


AMIN

Anda mungkin juga menyukai