Anda di halaman 1dari 3

B’rita S’lamat Jadi Dumah

Kisah Para Rasul 20 : 35 “Menjadi Saluran Berkat”

Vik. Daniel Fernando Christian – Resort GKE Pulang Pisau

Shalom sobat BSJD yang dikasihi dan diberkati Tuhan

Firman Tuhan yang akan bersama kita renungkan pada kesempatan ini terdapat dalam kitab
Kisah Para Rasul pasal 20 ayat 35 yang berkata demikian

“Dalam segala Sesutu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian
kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus,
sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.”

Salah satu pernyataan atau pesan penting dan menarik dari Rasul Paulus sesaat sebelum ia
meniggalkan Jemaat di Efesus yang ia sampaikan kepada Tua-tua di Jemaat itu.

Kata “berbahagia” yang ditekankan Rasul Paulus di teks ini menjadi fokus renungan kita pada
saat ini.

Bapak/Ibu saudara jika kita bisa uraikan, maka ketika mendengar kata ‘berbahagia’ kita akan
cepat menerjemahkannya sebagai suatu keadaan di mana orang-orang yang mengalaminya
berada pada keadaan yang tentunya sangat baik, pikiran dan perasaan merasakan sesuatu yang
menyenangkan dan menggembirakan.

Siapa di antara kita yang tidak menginginkan keadaan hidup yang demikian ?

Saya yakin dan percaya semua kita mengharapkan hidup dalam kebahagiaan tersebut.

Menurut ukuran manusia pada umumnya, keadaan yang membahagiakan itu ketika seseorang
memiliki taraf hidup yang baik atau dengan melimpahnya harta benda bahkan juga kedudukan
atau jabatan tertentu yang dimiliki seseorang tersebut.

JIka demikiankita dapat menyimpulkan, bahwa kebahagian itu tidak bisa datang dan kita
nikmati begitu saja, tapi perlu ada suatu usaha untuk mendapatkannya.

Menarik firman Tuhan bagi kita saat ini, sekaligus memberikan kita pedoman untuk mengukur
kebahagian serta bagaimana cara menikmatinya. Rasul Paulus memberikan konsep sederhana
yang dapat menciptakan kebahagiaan dalam kehidupan ini, yakni dengan kata sederhana yang
namanya berbagi atau ‘memberi’.
Jika kita mendegar hal ini, mungkin kita akan langsung bertanya-tanya, bagaimana mungkin
memberi akan membuat orang berbahagia? Bukankah seseorang yang memberi maka apa yang
ada padanya menjadi berkurang atau justru malah menjadi rugi?

Tapi inilah konsep yang ditawarkan firman Tuhan bagi kita.

Saya ingat beberapa waktu yang lalu, ketika pandemic dan hari-hari sulit menguasi hidup kita.
seorang tetangga bersama dengan keluarganya setiap hari sibuk menggantungkan beberapa
pelastik berisi beras dan sayuran di depan pagar rumahnya, siapapun yang lewat dan
membutuhkan dapat mengambilnya dengan cuma-cuma. Meskipun tidak terlalu signifikan
namun tanpa sadar apa yang mereka lakukan sangat meringankan beban terlebih menginspirasi
banyak orang untuk melakukan hal yang sama pada saat itu.

Nah pertanyaan bagi kita, apakah hal tersebut membuat mereka menjadi rugi? Jika kita hitung-
hitungan secara materil tentu itu sangat merugikan.

Oleh karena itu, ‘kebahagiaan’ yang disampaikan Rasul Paulus pada teks ini tidak berbicara
tentang apa yang akan kita dapatkan atau sebesar apa profit yang akan kita terima kembali dari
apa yang sudah kita bagikan kepada orang.

Ketika kita berbagi atau memberi akan ada sukcacita yang dirasakan, pertama sukacita
dirasakan oleh orang yang kepadanya kita memberi artinya ada suatu berkat yang orang
tersebut boleh terima yang disalurkan melalui kita. Kedua sukacita juga dirasakan oleh kita
sendiri yang dapat berbagi terlebih menjadi saluran berkat bagi orang lain meskipun di tengah
keterbatasan yang mungkin juga kita miliki.

Kita adalah orang-orang yang selalu diberkati oleh Tuhan. Oleh karena itu, sebagai orang
percaya, panggilan kita hendaknya tidak hanya menjadi objek dari pada berkat tersebut, tapi
bagaimana kita benar-benar dapat menjadi saluran berkat itu bagi orang lain. Ada banyak cara
untuk kita dapat berbagi yang tidak hanya terbatas pada kemampuan secara materil. Jadi tidak
ada alasan bagi kita untuk tidak berbagi terlebih semua kita berkesempatan menjadi saluran
berkat bagi orang lain melalui kemampuan kita masing-masing. Ketika kita berbagi, ada sukacita
dan kebahagian yang membawa damai sejahtera. Tuhan memampukan kita, Amin.

Mari kita berdoa

Kami bersyukur untuk penyertaan terlebih berkat Tuhan yang terus mengalir dan boleh kami
nikmati sampai saat ini. kami menyadari panggilan kami tidak terbatas hanya sebagai penerima
berkat tersebut, namun lebih dari pada itu, Tuhan memakai kami sebagai saluran berkat bagi
orang lain. Mampukan kami Tuhan, agar kiranya keberadaan kami memberikan dampak yang
besar secara khusus menjadi saluran berkat Tuhan bagi orang-orang disekitar kami, sehingga
melalui itu nama Tuhan semakin dipermuliakan. Amin.

Anda mungkin juga menyukai