Kejujuran itu harus meliputi cara hidup kita seluruhnya, yaitu seluruh
pembicaraan, pikiran, motivasi, serta tindakan kita; baik ketika kita
sedang sendiri maupun ketika berhadapan dengan orang lain.
Orang yang rohani adalah orang yang bertingkah laku rohani setiap
saat. Orang yang rohani harus punya kejujuran.
Tuhan ingin kita jujur melihat diri di hadapan Tuhan. Pemungut cukai ini
jujur melihat diri dan berkata tidak ada apa-apanya di hadapan Tuhan
tetapi orang Farisi itu jujur terhadap kebesaran dirinya. Ternyata
pemungut cukai itu justru yang pulang sebagai orang yang dibenarkan.
Dalam Kisah Para Rasul 5:1-15, dosa dari Ananias dan Safira adalah
ketidak-jujuran.
Ananias dan Safira tidak jujur dalam memberikan janji iman mereka.
Mereka janji akan memberikan hasil penjualan sebidang tanah yang
cukup berharga kepada Tuhan. Ini adalah hal luar biasa. Tetapi sesudah
berhasil dijual, ternyata mereka tidak memberikan semuanya kepada
Tuhan. Ananias dan Safira dihukum mati karena dosa ketidakjujuran ini.
Kelihatannya rohani tetapi tidak memiliki iman yang menyelamatkan.
Orang yang rohani adalah orang yang memiliki hidup benar secara utuh
dihadapan Tuhan dengan 3 nilai kejujuran sbb:
Allah itu adalah terang dan di dalam dia sama sekali tidak ada
kegelapan. Ini menjelaskan kepada kita bahwa Allah adalah Allah
yang Maha Tahu. Seluruh hidup kita terbaca oleh Dia. Kita tidak bisa
bermain-main dengan the hidden sin (dosa yang tersembunyi).
Jikalau kita mengatakan bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia
namun hidup dalam kegelapan maka kita berdusta dan tidak
melakukan kebenaran.
Kita belajar bagaimana kebenaran itu menjadi satu nilai yang harus kita
hidupi sehingga kita mempunyai kejujuran terhadap Tuhan.
Tidak mungkin setiap kita bisa mengaku diri kita sempurna. Setiap
kita tidak boleh mengklaim kita sebagai orang yang tidak ada dosa.
Salah satu dosa yang paling kecil adalah dosa karena tidak bisa
bersyukur. Yang mudah untuk dilakukan tetapi paling sering untuk
dilalaikan yaitu membaca Alkitab. Di sinilah kita diingatkan oleh
Yohanes bahwa kita harus tahu diri, kita itu orang berdosa dan
semakin menuntut diri untuk tidak berdosa. Di sini kesadaran iman
sangat penting. Kita diingatkan untuk melihat diri sebagai orang
berdosa sehingga kita tidak mau menyakiti hati Tuhan dan Ia adalah
setia dan adil sehingga akan mengampuni dan menyucikan kita.
Roma 3:10-12
Ketika kita ditebus oleh Kristus, maka kita memiliki kebebasan.
Kebebasan itu bisa menjebak kita untuk jatuh dalam dosa. Kita harus
sadar bahwa kita pasti masih potensi untuk jatuh dalam dosa.
Kejadian 39:1-10
Saat ini dunia sangat membutuhkan orang-orang yang jujur. Dan kalau
bukan kita, siapa lagi yang akan melakukannya? Setiap kita dipanggil
bukan untuk menjadi serupa dengan dunia ini, namun untuk membawa
terang, sehingga orang-orang dapat melihat perbedaan di dalam diri
kita. Mungkin tindakan kita memang tidak akan bisa menghentikan
praktik-praktik ketidakjujuran yang ada di dalam dunia ini, namun
setidaknya kita telah belajar untuk menetapkan standar kejujuran
tersebut pada diri kita sendiri. Setelah itu, kita akan bisa
melanjutkannya pula dalam keluarga kita, tempat kerja, bahkan
lingkungan sekitar kita.