Anda di halaman 1dari 12

PENGALAMAN KITA

Roma 7:21: “Demikianlah aku dapati hukum ini: Jika aku ingin melakukan apa yang baik,
yang jahat itu ada padaku.”
Roma 3:23:“Karena semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah.”

HAYAT YANG TELAH DITENTUKAN ALLAH BAGI ORANG KRISTEN

Alkitab memperlihatkan kepada kita bahwa Allah telah menentukan bagi semua
orang Kristen suatu hayat yang penuh dengan sukacita. Hayat yang benar-benar damai,
tanpa sekatan dalam persekutuan dengan Allah, sama sekali tidak berlawanan dengan
kehendak-Nya. Hayat yang ditentukan oleh Allah bagi orang Kristen adalah hayat yang
tanpa rasa haus terhadap dunia. Hayat yang penempuhannya jauh dari dosa dan menang atas
dosa. Hayat ini kudus, kuat, dan menang. Hayat ini mengenal kehendak Allah dan
senantiasa bersekutu dengan Allah tanpa gangguan. Inilah hayat yang telah Allah tentukan
(sebagaimana tercantum dalam Alkitab) bagi orang Kristen.
Allah telah menentukan suatu hayat yang tersembunyi bersama dengan Kristus di
dalam Allah. Apa yang dapat menyentuh hayat ini? Apa yang dapat mempengaruhi atau
mengguncangkan hayat ini? Sama seperti Kristus tidak tergoyahkan, demikian juga kita
tidak tergoyahkan. Sama seperti Kristus melampaui segala sesuatu, demikian juga kita
melampaui segala sesuatu. Kedudukan kita di hadapan Allah sama dengan kedudukan
Kristus di hadapan Allah. Kita tidak boleh menganggap kita ditakdirkan untuk menjadi
lemah dan gagal. Di dalam Alkitab tidak pernah ada pemikiran semacam itu. Kolose 3:4
mengatakan, “Kristus, yang adalah hidup kita.” Kristus itu jauh melampaui segala sesuatu.
Tidak ada yang dapat menjamah Dia. Haleluya! Inilah hayat Kristus!
Kehidupan yang Allah tentukan bagi orang Kristen adalah kehidupan yang penuh
dengan damai sejahtera dan sukacita. Kehidupan ini penuh dengan aktivitas, vitalitas, dan
kehendak Allah. Namun, kehidupan yang bagaimanakah yang kita tempuh? Jikalau kita
tidak menempuh kehidupan yang telah ditentukan Allah ini, kita perlu kemenangan, kita
perlu melewati pos ini. Untuk itu, kita perlu mempertimbangkan pengalaman kita hari ini.
Ini bukanlah satu subyek yang mudah untuk dibicarakan. Kita mungkin memiliki beberapa
pengalaman yang menyedihkan. Namun, bila kita ingin nampak kekurangan kita, kita harus
mau merendahkan diri. Bila kita mau merendahkan diri, Allah akan memberikan anugerah.

DELAPAN MACAM KEGAGALAN ORANG KRISTEN

Kehidupan yang bagaimanakah yang kita tempuh? Hari ini kita menempuh
kehidupan yang terikat oleh hukum dosa. “Sebab menghendaki yang baik memang ada

1
padaku, tetapi melakukan apa yang baik, tidak” (Rm. 7:18). Kehidupan kita adalah
kehidupan yang gagal; kehidupan yang terikat oleh dosa. Allah telah memberikan hayat
yang begitu unggul kepada kita, tetapi kita menempuh kehidupan yang gagal. Menurut
pengalaman kita dan catatan Alkitab, orang Kristen memiliki delapan macam kegagalan,
yaitu delapan macam dosa.

1. Dosa Rohani

Kesombongan adalah dosa rohani. Iri hati adalah dosa rohani. Ketidakpercayaan
adalah dosa rohani. Mencari-cari kesalahan orang lain adalah dosa rohani. Kurang berdoa
adalah dosa rohani. Meragukan Allah adalah dosa rohani, dan kegagalan dalam
mempersembahkan diri kepada Allah juga adalah dosa rohani. Ada banyak orang yang
menang atau berhasil dalam perkara rohani, tetapi banyak juga yang mengalami kegagalan.
Kesombongan pernah menghalangi saya. Setiap macam kesombongan itu termasuk
dosa rohani. Setiap macam kesombongan, yang menghambat kemajuan Anda, adalah dosa
rohani. Orang yang sombong tidak tahan melihat orang lain lebih baik daripada dirinya. Dia
tidak tahan melihat orang lain lebih maju dalam perkara duniawi, juga tidak tahan melihat
orang lain lebih maju dalam perkara rohani. Bila ada orang yang lebih maju dalam perkara
rohani, dia akan melakukan segala cara untuk mencari kesalahannya dan mengalahkannya.
Iri hati adalah dosa dalam perkara rohani kita, juga dosa dalam pekerjaan Tuhan.
Ada orang yang dipenuhi dengan hati yang jahat dan yang tidak percaya. Bila Anda
bertanya kepada mereka apakah mereka percaya atau tidak, mereka akan menjawab bahwa
mereka percaya pada setiap kata atau kalimat di dalam firman Allah. Tetapi bila Anda
bertanya apakah mereka percaya kepada janji-janji Allah, mereka akan mengakui bahwa
mereka sebenarnya tidak percaya. Begitu mereka mengalami sedikit ujian, mereka akan
menjadi sangat panik. Mereka sama sekali tidak dapat percaya kepada firman Allah. Istri
Martin Luther pernah sengaja mengenakan pakaian berkabung dan berkata kepada Martin
Luther, “Kamu kelihatan sangat gundah, seolah-olah Allahmu itu baru saja mati. Sebab itu
aku perlu mengenakan pakaian berkabung.”
Banyak orang yang tidak baik-baik hidup di hadapan Allah, tidak memiliki
persekutuan yang baik dengan Allah. Hari demi hari mereka hidup secara sembarangan.
Mereka menghabiskan hari-hari mereka tanpa berdoa atau membaca Alkitab. Mereka
menghabiskan hari-hari mereka tanpa memandang wajah Allah atau bersekutu dengan Dia.
Mereka bahkan takut untuk bersekutu dengan Tuhan. Ini adalah kehidupan yang tanpa
Allah. Kita telah berdosa, kita telah gagal, dan kita belum menempuh kehidupan yang
rohani. Banyak di antara kita yang belum pernah dengan rajin mempelajari perkara
menanggulangi diri sendiri. Banyak di antara kita yang belum pernah dengan baik-baik
mempelajari perkara menyingkirkan ego.

2
Pernah ada dua orang saudara yang saling bertengkar hanya karena satu perkara
yang sangat sepele. Sebelumnya, mereka selalu makan bersama. Yang seorang selalu
mengambil beberapa potong daging untuk dirinya sendiri. Ketika saudara yang lain melihat
hal ini, dia diam saja selama beberapa hari. Setelah dua minggu, dia tidak tahan lagi, dan dia
memisahkan diri dari saudara tersebut. Apa adanya diri kita ternyata dalam hal-hal kecil
yang kita lakukan. Saya senang membaca biografi Hudson Taylor. Ketika dia bepergian
untuk mengabarkan Injil, dia hampir selalu memilih kamar yang terburuk dan tempat tidur
yang terburuk. Walaupun ini adalah perkara yang kecil, tetapi perkara kecil ini
memperlihatkan kepada Anda, bagaimana keadaan kehidupannya di hadapan Allah.

2. Dosa Daging

Bukan hanya ada dosa rohani, tetapi ada juga dosa daging. Perzinaan adalah dosa
daging, mata yang tidak terkendali adalah dosa daging, hubungan (pergaulan) yang tidak
wajar dengan orang lain juga adalah dosa daging. Banyak orang yang gagal dalam hal ini.
Banyak orang yang matanya berdosa karena mata mereka belum pernah mengalami
pengendalian. Banyak orang yang tidak wajar dalam bergaul dengan teman-teman mereka.
Semuanya itu adalah dosa daging, dosa pada tingkah laku seseorang. Ada dosa yang tidak
berhubungan dengan tubuh, ada dosa yang berhubungan dengan tubuh.
Saudara saudari, apakah mata kalian telah ditanggulangi? Saya tahu bahwa hari ini
ada banyak sekali kesempatan bagi mata untuk berdosa. Anda harus menanggulangi perkara
ini di hadapan Tuhan. Ada banyak orang Kristen yang tidak pernah mengalami kehidupan
yang menang karena mata mereka tidak ditanggulangi.
Persahabatan (pergaulan) adalah suatu hal yang perlu kita perhatikan baik-baik.
Seorang saudara mungkin menjalin hubungan yang akrab (melebihi hubungan secara
umum) dengan orang yang tidak beriman. Menurut pandangan dunia, itu bukanlah dosa.
Tetapi menurut kehidupan yang ditentukan Allah bagi orang Kristen, hubungan itu adalah
suatu dosa. Demikian juga bagi para saudari. Seorang misionaris pernah mengatakan bahwa
ada orang tidak beriman yang berusaha menjalin hubungan yang akrab (melebihi hubungan
secara umum) dengan dia. Ketika dia menyadari bahwa itu adalah suatu dosa, dia
menolaknya.

3. Dosa Pikiran

Bukan hanya ada dosa rohani, dosa daging, juga ada dosa dalam pikiran. Banyak
orang yang tidak memiliki dosa rohani. Mereka juga telah menanggulangi daging mereka.
Namun mereka tidak dapat mengatasi pikiran mereka. Ada orang yang memiliki pikiran
yang mengembara. Ada orang yang memiliki pikiran yang berputar-putar. Ada orang yang

3
memiliki pikiran yang tidak terkonsentrasi. Ada orang yang pikirannya tidak mengembara,
tidak berputarputar, juga tidak terpecah-pecah, namun pikirannya tidak bersih, penuh
dengan angan-angan (imajinasi). Ada orang yang pikirannya penuh dengan keragu-raguan.
Ada orang yang terobsesi untuk mengejar pengetahuan. Mereka ingin mengetahui segala
sesuatu, dan mereka tidak akan berhenti sampai mereka mengetahuinya. Orang-orang yang
memiliki pikiran yang demikian tidak akan mengalami kehidupan yang menang. Kita tidak
boleh menganggap diri kita sudah cukup baik. Sangat sedikit orang yang benar-benar dapat
mengatasi pikiran mereka. Kebanyakan orang memiliki pikiran yang mengembara, tidak
terkonsentrasi, dan mudah terpengaruh. Memiliki pikiran yang mudah dipengaruhi itu
sangatlah serius, tetapi memiliki pikiran yang tidak bersih itu bahkan lebih buruk. Ada
orang yang tidak dapat membuang pikirannya yang tidak bersih. Saya pernah berjumpa
dengan seorang saudari yang mengaku bahwa pikirannya selalu mengembara. Saya juga
pernah berjumpa dengan seorang Kristen yang mengaku bahwa pikirannya selalu tidak
bersih. Itu memperlihatkan bahwa kita tidak memperhidupkan kehidupan Allah. Kita harus
menanggulangi semua perkara itu.
Angan-angan telah merusak banyak orang Kristen. Keragu-raguan juga telah
merusak banyak orang Kristen. Misalnya, Anda berjumpa dengan seorang saudara di jalan
dan wajahnya terlihat tidak nyaman dipandang. Lalu Anda berpikir bahwa dia marah
terhadap Anda atau mungkin dia tidak suka pada Anda. Tetapi ketika Anda berkunjung ke
rumahnya, Anda menemukan sebenarnya pandangannya yang kurang menyenangkan itu
berhubungan dengan dia tidak bisa tidur pada malam sebelumnya, dia sedang sakit kepala,
dia baru saja mengalami banyak musibah. Anda mengira masalahnya ada pada diri Anda,
namun sebenarnya tidak ada hubungan apa-apa dengan diri Anda. Angan-angan (imajinasi)
kita sering mencelakai kita, namun kita malah mengira bahwa kita dapat melihat hati orang
lain. Kita harus tahu bahwa hanya Tuhan yang dapat menyelidiki “pikiran dan hati orang”
(Why. 2:23). Banyak orang yang berangan-angan bahwa orang lain begini atau begitu.
Pikiran kita telah berdosa. Kita terlalu banyak menghakimi orang. Kita terlalu banyak
berangan-angan. Saudara saudari, kita harus menanggulangi hal-hal ini di hadapan Allah.
Jikalau pikiran kita tidak ditanggulangi, kita tidak dapat masuk ke dalam kehidupan yang
menang di dalam Allah.
Ada seorang saudara yang terobsesi terhadap pengetahuan. Dia ingin mengetahui
sebab musabab segala sesuatu. Dia menganalisis segala sesuatu dan ingin mengetahui segala
sesuatu. Pikirannya sangat aktif. Dia tidak bersandar kepada Allah, tetapi dia ingin
mengetahui setiap hal yang ada di sekitar dirinya. Saudara saudari, obsesi terhadap
pengetahuan yang demikian ini juga adalah suatu dosa. Kita juga harus menanggulangi hal
ini.
4. Dosa atas Tubuh

4
Ada dosa yang berhubungan dengan tubuh; belum tentu merupakan hal yang najis.
Menurut pandangan manusia pada umumnya, hal ini bukanlah masalah besar. Tetapi untuk
orang Kristen, hal ini adalah dosa. Ada orang yang terlalu memperhatikan masalah makan.
Ada orang yang terlalu memperhatikan masalah tidur. Ada orang yang terlalu
memperhatikan masalah kebersihan, ada orang yang terlalu memperhatikan penampilan, ada
orang yang biasa makan makanan kecil, ada orang yang terlalu mengasihi diri sendiri.
Semuanya ini adalah dosa di hadapan Tuhan.
Banyak orang Kristen yang terikat oleh makan. Sejak menjadi orang Kristen, mereka
belum pernah berpuasa. Kita dapat mengenal orang yang demikian dari cara mereka makan.
Begitu mereka mengambil sendok mereka, orang lain akan segera tahu bahwa mereka
adalah orang yang terikat oleh makan. Seorang saudara pernah berkata, “Aku mempunyai
selera makan yang besar. Selera makanku luar biasa besarnya.” Tetapi saudara saudari,
nafsu terhadap makan yang tidak terkendali juga adalah dosa. Orang yang tidak dapat
mengendalikan dirinya dalam hal makan adalah berdosa.
Ada orang yang bila kurang tidur sedikit saja, raut mukanya segera terlihat tidak
enak, menangani perkara tidak sabar, cara bicaranya menjadi ngawur. Ini juga adalah dosa.
Ada orang yang senang makan makanan kecil; mereka memboroskan uang mereka
untuk membeli makanan kecil. Ada orang yang terlalu banyak memperhatikan penampilan;
mereka selalu harus mengenakan pakaian yang bagus. Ada juga yang terobsesi pada
kebersihan (kesehatan), segala sesuatunya harus tepat bagi mereka; mereka menganggap ini
atau itu sebagai hal-hal yang dapat meracuni atau buruk bagi tubuh. Mereka merasa
terbatasi dan terancam oleh segala sesuatu. Saudara saudari, ini adalah contoh-contoh orang
yang terobsesi terhadap tubuhnya. Terlalu banyak orang yang terlalu mengasihi tubuh
mereka sendiri. Mereka sama sekali tidak dapat menderita, mereka bahkan tidak bisa
mendekati orang yang sakit. Mereka terikat oleh tubuh mereka. Paulus berkata, “Aku
melatih tubuhku dan menguasainya” (1 Kor. 9:27). Ini berarti menaklukkan tubuhnya.
Gagal dalam menaklukkan tubuh adalah suatu dosa. Tubuh kita harus takluk pada kita.
Banyak orang yang mengorbankan doa paginya hanya untuk tidur. Banyak orang yang
mengorbankan pembacaan Alkitabnya hanya untuk makan. Banyak orang yang tidak dapat
melayani Tuhan karena terlalu banyak memperhatikan makanan kecil dan penampilan
luaran. Kegagalan dalam mengendalikan diri sendiri dalam perkara-perkara ini adalah suatu
dosa.

5. Dosa dalam Watak

Watak berhubungan dengan karakter manusia. Watak adalah ciri khas seseorang.
Setiap orang dilahirkan dengan watak tertentu. Tuhan datang bukan hanya untuk
melepaskan kita dari dosa, tetapi juga melepaskan kita dari watak kita. Ada orang yang

5
keras kepala sejak lahir. Ada orang yang sangat formal sejak lahir. Bagi mereka, dua tambah
dua haruslah sama dengan empat. Mereka memang sangat benar, tetapi mereka juga sangat
kaku. Bila mereka berkata benar, betul-betul benar, bila mereka berkata salah, benar-benar
salah. Tetapi mereka tidak fleksibel. Kapan saja, dalam perkara apa saja, dia adalah “Ketua
Mahkamah Agung”. Orang-orang yang seperti ini memang biasanya sangat benar, tetapi
kebenaran mereka itu “bertanduk”. Mereka tidak memiliki kelembutan dan kemanisan
terhadap saudara-saudara lain. Kebenaran mereka itu keras dan tidak dapat dibengkokkan.
Saudara saudari, ini juga adalah dosa.
Ada orang yang terlalu lemah. Mereka takut urusan. Mereka selalu mengatakan
setuju; ini berlawanan dengan orang yang keras kepala yang kita singgung di atas. Banyak
orang yang tertipu, menganggap orang yang “baikbaik” itu adalah orang yang suci. Tetapi,
ada berapa banyak orang yang “baik-baik” itu yang dipakai oleh Allah? Apakah Anak Allah
sewaktu hidup di bumi menjadi orang yang “baik-baik” itu? Saudara saudari, watak yang
demikian juga adalah dosa dan harus ditanggulangi.
Ada orang yang tidak terlalu keras dan juga tidak terlalu lunak, tetapi mereka senang
memamerkan diri. Di mana pun mereka berada, mereka ingin diperhatikan orang. Ke mana
pun mereka pergi, mereka ingin berbicara. Bahkan bila mereka tidak mempunyai
kesempatan untuk melakukan sesuatu, mereka akan berjalan berkeliling dan menyapa semua
orang. Di mana saja mereka berada, mereka tidak akan puas sebelum semua orang
memperhatikan kehadiran mereka. Ke mana pun mereka pergi, mereka akan berusaha agar
diperhatikan oleh semua orang, dan mereka tidak pernah bisa berhenti berbicara.
Ada saudara yang sangat tersembunyi. Ke mana saja mereka pergi, mereka tidak
ingin terlihat. Mereka selalu duduk di pojok. Ini juga adalah dosa, dan ini harus
ditanggulangi.
Ada saudara yang sangat cepat. Dan ada saudara yang sangat lamban. Seorang
saudara pernah berkata, “Puji Tuhan! Watakku cepat. Walaupun aku cepat marah, tetapi aku
juga cepat melupakannya. Walaupun aku mudah meledak pada pagi hari, tetapi dalam lima
menit saja sudah reda. Ketika aku berangkat kerja, aku sudah melupakannya.” Namun, istri
dan anak-anaknya menderita sepanjang hari. Ketika dia pulang kerja, istrinya masih
menderita; dia merasa heran, sebab dia menganggap dirinya dalam keadaan yang sangat
baik! Ini juga adalah dosa dan harus ditanggulangi.
Ada orang yang lamban dalam segala sesuatu. Bila diberi satu tugas saja, perkara itu
bisa tidak tersentuh dalam satu hari, bahkan sampai sepuluh hari. Ini adalah malas. Watak
yang demikian harus ditanggulangi.
Setiap orang memiliki “keantikan”nya sendiri. Ada orang yang walaupun sudah
beroleh selamat tetap keras terhadap orang lain; mereka berlawanan dengan situasi. Mereka
menganggap bahwa segala sesuatu itu sangat penting bagi mereka. Mereka tidak pernah
mengambil keuntungan dari orang lain, tetapi mereka juga tidak pernah membiarkan orang

6
lain mengambil keuntungan dari diri mereka. Mereka tidak pernah menyakiti orang lain,
tetapi bila orang lain menyakiti mereka, maka mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Mereka
penuh dengan perhitungan dan tidak mau rugi sedikit pun.

Ada orang yang tidak keras terhadap orang lain, tetapi mereka sangat rendah.
Mereka akan berusaha mengambil keuntungan dari orang lain walaupun hanya untuk
beberapa rupiah saja. Mereka tidak merampok orang lain, tetapi mereka selalu mengambil
keuntungan dari pelayan atau supir mereka.
Ada orang yang sangat cerewet. Ke mana pun mereka pergi, suasananya tidak
pernah hening. Mereka bergosip tentang keluarga yang satu dan mengkritik keluarga yang
lain. Ada juga orang cerewet yang tidak menggosip, tetapi hanya membicarakan hal-hal
yang benar-benar terjadi. Apa saja yang mereka ketahui mereka beritahukan kepada orang
lain. Ada juga orang yang suka membual. Mereka “tidak” berbohong, tetapi apa pun yang
mereka bicarakan, semuanya dibesar-besarkan. Inilah watak yang berhubungan dengan tutur
kata manusia. Saudara saudari, jika kita ingin menjadi pemenang dan menempuh kehidupan
yang menang, kita harus menanggulangi hal-hal ini. Jika kita tidak dapat menanggulangi
hal-hal ini, kita perlu kemenangan.
Saya terpaksa mengatakan hal-hal ini karena kehidupan sehari-hari orang Kristen
hari ini sudah sangat tidak mirip kehidupan Allah. Ada orang yang hanya dapat melihat
kesalahan orang lain; mereka tidak dapat menghargai kebajikan orang lain. Yang keluar dari
mulut mereka hanyalah kata-kata kritik. Seorang saudara dari Timur Laut China yang sudah
melewati pos ini dan berhasil mengatasi hal ini berkata bahwa sebelumnya, entah mengapa
dia selalu melihat kesalahan orang. Bila ada orang datang kepada dia, dia segera
menunjukkan enam atau tujuh hal yang salah pada orang itu. Bila ada lagi yang datang
kepada dia, dia juga segera menunjukkan enam atau tujuh hal yang salah kepada orang yang
kedua itu. Kemudian, saya berkata kepadanya bahwa ia melihat begitu banyak kesalahan
pada orang lain karena dia sendiri bermasalah. Itu adalah wataknya, sifatnya. Saudara
saudari, semua ini adalah dosa. Semua orang Kristen yang menang, hidup di atas
(melampaui) hal-hal ini, bukan di bawah hal-hal ini.

6. Tidak Ada Motivasi Menaati Firman Allah

Kita bukan hanya berdosa dalam hal-hal yang negatif, Alkitab juga memperlihatkan
kekurangan kita di hadapan Allah, yaitu tidak ada motivasi menaati firman Allah; ini juga
adalah dosa. Saudara saudari, berapa banyakkah perintah Allah yang telah Anda baca, dan
berapa banyakkah yang telah Anda taati? Berapa banyakkah suami yang mengasihi istri
mereka dan berapa banyakkah istri yang tunduk kepada suami mereka? Seorang saudari
berkata bahwa dia tahu dirinya harus tunduk kepada suaminya; namun, dia selalu bertengkar

7
dulu dengan suaminya baru kemudian mau tunduk. Sekarang dia sadar bahwa pada saat itu
sebetulnya dia tidak benar-benar tunduk menurut standar perintah Allah. Itu adalah dosa.
Berapa banyakkah orang Kristen yang menyadari bahwa berdukacita adalah dosa?
Alkitab mengatakan bahwa kita harus bersukacita senantiasa. Berapa banyakkah orang
Kristen yang telah menaati perintah ini? Kita harus menyadari bahwa berdukacita itu adalah
dosa. Tiap orang yang tidak bersukacita telah berdosa. Allah memerintahkan agar kita tidak
khawatir tentang apa pun. Jika Anda khawatir, berarti Anda berdosa. Menurut perintah
Allah, berdukacita dan khawatir adalah berdosa. Tentu saja, menurut manusia, berdukacita
dan khawatir itu bukanlah dosa. Namun, firman Allah memandang dukacita dan khawatir
adalah dosa.
Kita harus mengucap syukur dalam segala hal. Ini adalah perintah Allah. Dalam
segala sesuatu kita harus berkata, “Ya, Allah! Aku mengucap syukur kepada-Mu dan
memuji-Mu!” Bahkan bila kita menemui kesulitan pun, masih harus berkata, “Ya, Allah!
Aku mengucap syukur dan memuji-Mu!” Ada suatu kisah tentang seorang perempuan yang
memiliki sembilan anak. Dia berpikir bahwa firman yang mengatakan kita tidak boleh
khawatir itu adalah salah. Dia bersikeras menganggap seorang ibu justru harus khawatir.
Dia berpendapat tidak khawatir itulah yang berdosa. Dia telah kehilangan dua anaknya
karena kekhawatirannya, dan dia berpendapat bahwa dia harus membesarkan ketujuh
anaknya yang lain di dalam kekhawatiran. Saudari ini tidak nampak bahwa kekhawatiran
adalah dosa. Dia menganggap merasa khawatir itu adalah kewajibannya.
Bersukacita senantiasa adalah perintah Allah. Mengucap syukur dalam segala hal
adalah perintah Allah. Kemenangan dan kekuatan bisa membuat seseorang melakukan
perintah Allah. Orang yang tidak menang, tidak dapat melakukan perintah Allah.

7. Tidak Memberikan Apa yang Allah Minta

Allah meminta agar kita sepenuhnya (mutlak) mempersembahkan diri kita kepada
Dia. Allah meminta agar kita mempersembahkan istri dan anak-anak kita kepada-Nya. Dia
juga meminta agar kita mempersembahkan seluruh bisnis (pekerjaan) kita kepada-Nya. Dia
meminta agar kita mempersembahkan semua harta kita kepada-Nya. Setiap orang Kristen
ingin menyimpan sesuatu untuk dirinya sendiri. Tetapi, saudara saudari yang terkasih, kita
harus tahu, dalam Perjanjian Lama memang ada ketentuan persepuluhan, persembahan satu
per sepuluh; namun dalam Perjanjian Baru, persembahan kita haruslah sepuluh per sepuluh.
Diri kita, rumah kita, tanah kita, istri dan anak-anak kita, harus sepenuhnya dipersembahkan
kepada Allah.
Banyak orang Kristen merasa takut kalau Allah akan mempersulit mereka. Ada
orang Kristen yang sangat takut mempersembahkan dirinya sendiri kepada Allah. Dia
berkata, “Jika aku mempersembahkan diriku kepada Allah, apa yang akan terjadi bila Dia

8
memberikan penderitaan kepadaku?” Saya berkata kepadanya dengan serius, “Allah macam
apakah yang kita miliki? Jika seorang anak yang tidak taat kemudian bertobat dan berkata
kepada orang tuanya, mulai sekarang dia akan taat kepada mereka, apakah Anda kira orang
tuanya itu akan dengan sengaja menyuruh dia untuk melakukan sesuatu yang tidak bisa dia
kerjakan? Apakah Anda kira orang tuanya itu akan dengan sengaja membuat dia menderita?
Kalau memang demikian, mereka bukan lagi sebagai orang tuanya, melainkan sebagai
hakimnya. Jikalau mereka benar-benar adalah orang tuanya, mereka pasti akan merawat
anak mereka. Apakah Anda mengira Allah akan dengan sengaja memberikan penderitaan
kepada Anda? Apakah Anda mengira Allah akan dengan sengaja mempermainkan Anda?
Anda sudah lupa bahwa Dia adalah Bapa Anda!”
Saudara saudari, hanya orang yang mempersembahkan diri kepada Allahlah yang
memiliki kekuatan. Mereka dapat menyerahkan bisnis mereka ke dalam tangan Allah.
Mereka dapat menyerahkan ayah, ibu, istri, dan anak-anak mereka ke dalam tangan Allah.
Mereka dapat menyerahkan harta mereka ke dalam tangan Allah. Mereka tidak akan
mengambil apa yang telah Allah berikan kepada mereka dan menghabiskannya di dunia.
Mereka bahkan telah mempersembahkan hidup mereka kepada Allah. Mereka yang takut
mempersembahkan milik mereka, barang-barang mereka, dan hubungan mereka dengan
orang lain kepada Allah, tidak bisa menang. Orang yang semakin mempersembahkan
dirinya kepada Allah, semakin memiliki kekuatan yang besar. Mereka yang rela
mempersembahkan diri kepada Allah, seolah-olah mendorong Allah untuk mengambil lebih
banyak lagi dari diri mereka. Sepertinya mereka berkata kepada Allah, “Ambillah lebih
banyak lagi!” Kehidupan yang mempersembahkan diri adalah kehidupan yang penuh
dengan sukacita. Ini adalah kehidupan yang penuh dengan kekuatan. Karena itu, orang yang
tidak mau mempersembahkan dirinya, dia bukan hanya berdosa, tetapi juga tidak memiliki
kekuatan.

9
8. Tidak Bertobat dari Dosa-dosa yang Seharusnya Diakui

Ada orang telah menanggulangi banyak hal, tetapi dalam hatinya ia menolak
mengakui bahwa hal-hal yang telah ditanggulanginya itu adalah dosa; inilah yang dikatakan
dalam Mazmur 66:18, “ada niat jahat dalam hatiku.” Hatinya mengasihi dosa-dosa itu,
tidak rela melepaskan dosa-dosa itu. Ia bukan saja masih mendambakannya, bahkan
mengasihi, menaruh perhatian, dan tidak rela melepaskan dosa-dosa itu. Di sini ada kasih
yang tersembunyi terhadap dosa, ada hati yang tidak mau mengakui dosa-dosa itu sebagai
dosa. Ada perkara tertentu, secara luaran kita tidak mengatakan bahwa kita mengasihinya,
mulut kita tidak mengatakan bahwa kita mendambakannya, namun hati kita terus mengejar
hal-hal itu lebih cepat daripada kaki kita. Sering kali dosa itu bukanlah perkara perilaku kita
yang di luar, melainkan perkara kasih yang di dalam hati. Jika ada niat jahat dalam hati kita,
kita harus bisa menang atas niat jahat itu.
Ada banyak orang yang bukan hanya memiliki niat jahat dalam hatinya, tetapi juga
menolak untuk mengakui dosa-dosa itu. Adakalanya seseorang bersalah kepada seorang
saudara. Ketika dia menyadari hal ini, dia segera membuat beberapa perubahan dalam
penampilannya, dia mulai memperlakukan saudara itu dengan lebih baik, menjabat
tangannya dengan lebih hangat, dan menerimanya dengan lebih akrab. Saudara saudari, kita
hanya bisa mengubah sikap kita saja, tetapi Allah tidak memperhatikan hal ini. Allah tidak
memperhatikan perubahan sikap kita. Ada banyak barang yang masih perlu diberi ganti
rugi, banyak uang yang harus dikembalikan. Walaupun banyak orang tidak mempunyai
waktu untuk mendengarkan cerita panjang kita, namun kita tetap harus mengakui dosa-dosa
kita.
Mengenai pengakuan dosa, Alkitab tidak pernah menyuruh kita menceritakan dosa-
dosa kita kepada orang lain dengan terperinci. Alkitab tidak pernah menyuruh kita menulis
daftar dosa-dosa kita seperti sebuah novel. Tuhan berkata, “Apabila saudaramu berbuat
dosa . . .” (Mat. 18:15). Tidak peduli berapa banyak dosanya, jika seorang saudara datang
kepada kita dan mengaku, “Saudara, aku telah berdosa kepadamu,” kita harus
mengampuninya. Ada banyak cerita yang tersembunyi yang tidak perlu diceritakan. Tidak
ada telinga di bumi ini yang layak mendengarkan ceritacerita itu, dan tidak ada telinga di
bumi ini yang sanggup mendengarkannya.
Saudara saudari, ada berapa banyak dosa yang masih disayangi oleh hati Anda? Ada
berapa banyak dosa yang masih Anda biarkan di sana? Jika masih ada dosa, Anda harus
mengatasinya. Jika Anda tidak mengatasinya, Anda tidak akan dapat menang atas dosa ini.

10
MENANG ITU PERLU DAN BISA

Saudara saudari, jika pada diri Anda ada dosa-dosa yang disebut di atas, maka Anda
mutlak perlu satu kemenangan. Saya tidak tahu, ada berapa banyak dosa di antara delapan
dosa itu yang ada pada diri Anda; mungkin hanya ada satu atau dua saja. Tetapi Allah tidak
akan mengizinkan satu atau dua dosa pun mengikat Anda. Anda mungkin mengamati
beberapa kesalahan pada seorang saudara, melihat beberapa cacat cela pada saudara yang
lain, dan menemukan beberapa kekurangan pada saudara yang lain lagi. Tetapi saudara
saudari, kita seharusnya tidak demikian dan tidak perlu demikian. Kita harus bersyukur dan
memuji Tuhan, sebab semua dosa itu ada di bawah kaki kita. Puji syukur pada Tuhan, tidak
ada satu pun dosa yang terlalu besar sehingga kita harus takluk. Puji syukur pada Tuhan,
tidak ada pencobaan yang terlalu besar yang tidak bisa kita kalahkan.
Kehidupan yang ditentukan Tuhan bagi kita adalah kehidupan yang memiliki
persekutuan yang tidak terhambat dengan Allah. Setiap orang Kristen bisa melakukan
kehendak Allah, setiap orang Kristen bisa sepenuhnya dibebaskan dari kesenangan
alamiahnya. Setiap orang Kristen bisa mutlak mengalahkan dosa, setiap orang Kristen bisa
mengatasi semua wataknya. Setiap orang Kristen bisa mempersembahkan segalanya kepada
Allah, setiap orang Kristen bisa dibebaskan dari hati yang cenderung (mengasihi) dosa. Puji
syukur pada Tuhan, ini bukan suatu kehidupan yang idealis. Ini adalah kehidupan yang
sepenuhnya dapat direalisasikan.

HATI JUJUR DAN TIDAK MENIPU DIRI SENDIRI

Kita harus berdoa kepada Allah agar kita tidak menipu diri kita sendiri. Allah hanya
dapat memberkati satu jenis orang, yaitu orang yang jujur di hadapan-Nya. Kapan kita di
hadapan Allah tidak berbohong, saat itu juga Allah memberkati kita. Kita harus berkata,
“Ya Allah, dulu aku memang berbohong. Ampunilah aku.” Bila kita berdoa demikian,
Tuhan akan segera memberkati kita. Saudara saudari, mungkin kita berkata, “Ya Allah,
puaskanlah aku.” Tetapi saya berkata terus terang, orang yang tidak puas itu belum tentu
merasa lapar. Agar kita dapat dipuaskan, kita harus merasa lapar. Ketika anak yang hilang
meninggalkan bapanya, dia menghabiskan semuanya. Hingga suatu hari, ia ingin mengisi
perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi, tetapi tidak seorang pun yang
memberikannya kepadanya. Inilah tidak mendapatkan kepuasan. Tetapi hari ini ada banyak
orang yang setiap hari tidak mendapatkan kepuasan, namun setiap hari perut mereka penuh
dengan ampas. Karena itu, tidak puas adalah satu hal, lapar juga adalah satu hal lain lagi.
Bagaimana kita dapat dipuaskan jika kita ini lemah dan terus-menerus gagal? Walaupun kita
tidak merasa puas, namun sepanjang hari kita tetap dipenuhi dengan kehidupan yang gagal.

11
Karena itu, kita seharusnya tidak hanya merasa tidak puas, tetapi juga merasa lapar. Tuhan
hanya dapat memberkati satu jenis orang, yaitu orang yang lapar. Allah bukan
mengenyangkan orang yang tidak puas. Saudara saudari, mari kita hentikan semua
kebohongan. Kita sudah terlalu lama berbohong di hadapan Allah. Saudara saudari, kita
telah gagal! Kita telah gagal di hadapan Allah! Bila kita mengakui hal ini di hadapan orang,
maka nama Allah akan dimuliakan. Puji syukur kepada Tuhan! Semua orang yang jujur
akan diberkati. Puji syukur kepada Tuhan! Saya percaya kali ini banyak orang yang akan
berjumpa dengan Allah, dan Allah akan memberkati mereka.

12

Anda mungkin juga menyukai