Anda di halaman 1dari 7

HEDONISME DI KALANGAN MAHASISWA MANAJEMEN UPH

LATAR BELAKANG (okta)

Setiap manusia umumnya memiliki gaya hidup yang melekat pada dirinya. Gaya hidup
ataupun kepribadian dipengaruhi oleh faktor lingkungan, salah satunya lingkungan
mahasiswa tersebut menuntut ilmu. Gaya hidup sendiri merupakan bagian lain diluar
kebutuhan utama manusia yang bisa berubah-ubah dipengaruhi oleh zaman maupun
keinginannya dan akhirnya membentuk pola kehidupan. 

Saat ini perkembangan teknologi semakin maju dan modern yang dapat memberikan
pengaruh pada gaya hidup seseorang, baik secara positif maupun negatif. Setiap orang
memiliki cara pandang yang berbeda dalam menentukan kehidupan yang akan dijalaninya,
namun perubahan zaman yang semakin berkembang ini membuat kebanyakan orang memilih
sesuatu yang mudah dalam mencapai tingkat kepuasannya. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa gaya hidup selalu didorong oleh sifat pribadi tiap orang dan tidak dapat dipisahkan
dari zaman. 

Berdasarkan pandangan mengenai gaya hidup manusia yang tidak dapat dipisahkan oleh
perkembangan zaman, ada banyak hal yang dunia bisa berikan namun hal tersebut ternyata
bertentangan dengan pandangan dan kehendak Allah.  Allah mengajarkan setiap orang
percaya untuk hidup tidak menuruti hawa nafsu dan keinginan daging, namun orang percaya
dapat memiliki gaya hidup yang berpedoman pada Roh Kudus, yaitu hidup dengan keinginan
baik dan berkenan pada Allah sehingga manusia tidak hidup dibawah kuasa dosa. Beberapa
contoh gaya hidup yang menuruti hawa nafsu dan keinginan daging yaitu orang yang gemar
bersenang-senang mengadakan pesta, meminum minuman keras sampai mabuk, orang yang
dengan sengaja mempertontonkan harta bendanya pada orang lain, dan sebagainya.

Gaya hidup hedonisme adalah pandangan hidup seseorang dalam mencari banyak
kebahagiaan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya dan menghindarkan diri dari situasi sulit.
Seseorang akan terdorong untuk berusaha memenuhi segala keinginannya dan menikmati
hidup bebas. Namun  perilaku hedonisme yang sering dijumpai ditengah kalangan mahasiswa
manajemen UPH bertentangan dengan ajaran Allah untuk memikul salib dan perlu dituntun
untuk kembali pada gaya hidup sesuai dengan ajaran Allah sehingga dapat terhindar dari gaya
hidup hedonisme.  

ANALISIS KRITIS (magie grace) megi ngerjain di word dl, om going ya guys
Hedonisme, merupakan suatu bentuk masalah hati yang penuh dosa. Hedonisme bersifat
narsistik. Seorang hedonis adalah orang yang menjalani kehidupan yang self centered.
Seorang hedonis berkomitmen untuk memuaskan, dengan segala cara, nafsu, desakan, dan
selera dari sifat dosanya. Dan ini terjadi pada mereka yang tidak percaya. Semua orang yang
tidak percaya hidup untuk menikmati kesenangan dosa untuk waktu yang singkat. Kemudian
mereka mati, tanpa harapan dan tanpa Tuhan. Mereka hidup hanya untuk menyenangkan diri
mereka sendiri, bukan Tuhan. Hedonisme dapat kita usut dari Kejadian 3, ketika Adam dan
Hawa jatuh dari kebenaran mereka. Mereka jatuh dari hidup yang menyenangkan Tuhan
menjadi hidup untuk menyenangkan diri sendiri. Hawa melihat, dia bernafsu, dan dia
mengambil. Yohanes memperingatkan kita, “Jangan mencintai dunia atau apa pun di dunia.
Jika ada orang yang mencintai dunia, kasih Bapa tidak ada di dalam dia”  (1 Yohanes 2:15).
 
Mencari kesenangan duniawi hanya menimbulkan perang, perkelahian, dan perselisihan.
Yakobus telah membahas hal ini dalam Yakobus 3:13–18. Dalam ayat 14–15 ia menyatakan,
“Tetapi jika dalam hatimu kamu menyimpan iri hati yang pahit dan ambisi yang
mementingkan diri sendiri, janganlah menyombongkan diri atau menyangkal kebenaran.
'Kebijaksanaan' seperti itu tidak turun dari surga, tetapi bersifat duniawi, tidak spiritual, dan
dari iblis.” Mengejar nafsu berdosa kita hanya menyebabkan perang dan perkelahian, dan,
pada kenyataannya, membuat si narsisis menderita. Jika kita menenggak air hedonism, kita
akan haus lagi dan lagi. Manusia diciptakan untuk menemukan kebahagiaannya hanya di
dalam Tuhan.
 
Jadi kami akan menganalisis tiga poin: pertama, sumber dari hedonisme, kedua, kemiskinan
akibat nafsu, dan ketiga, solusi dengan doa.
a.         Sumber Semua Hedonisme
Yakobus menyatakan bahwa hedonisme ada di dalam kita, yaitu di dalam hati kita. Dalam
ayat 1 dia bertanya, “Apakah yang menyebabkan pertengkaran dan pertengkaran di antara
kamu?” Kemudian dia menjawab, “Bukankah mereka berasal dari sini, dari hawa nafsumu,
yang berperang di dalam anggota tubuhmu?” yaitu dalam tubuh kita, terutama dalam pikiran
kita.
 
Penyebab pergulatan manusia bukan berasal dari luar, Yakobus menempatkannya di dalam
diri kita masing-masing. Hal ini benar jika mengacu ke Kejadian 3. Yesus mengatakan hal
yang sama: “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan,
percabulan, pencurian, sumpah palsu, fitnah.” Alkitab tidak pernah menyajikan hedonisme
secara positif. “Hedonisme” muncul enam kali dalam Perjanjian Baru dan selalu digunakan
dalam konteks yang jahat. Nafsu jahat hati ini menabur perselisihan dan kesengsaraan di
mana-mana. Paulus memberi tahu kita dalam Galatia 6, “Mereka yang menabur dalam
daging, menuai kehancuran dari daging.”
 
Ketika nafsu ini pecah, mereka menghancurkan kesatuan gereja dan rumah. Ketika ada dua
orang yang hidup dalam kesatuan di rumah, ada berkat, kedamaian, kegembiraan, dan
kebahagiaan. Keinginan untuk kesenangan berdosa dilakukan oleh mereka yang jauh dari
Allah. Orang-orang seperti itu dipenuhi nafsu, bukan dikendalikan oleh Roh Kudus. Dan
orang-orang seperti itu akan meninggalkan gereja Allah yang kudus untuk menikmati
kesenangan daging. Kita harus bisa memilih antara menjadi hamba dosa atau hamba Tuhan
Yesus Kristus.
 
Orang berdosa selalu menginginkan lebih banyak uang untuk membeli lebih banyak barang
untuk mengalami kesenangan yang lebih temporal. Tapi kekayaan akan menipu. Dosa juga
menipu, dan iblis menipu. Oleh karena itu, semoga Tuhan membantu kita untuk dipimpin
oleh Roh dan Kitab Suci, dan menjalankan disiplin rohani atas dorongan kita.
 
b.         Kemiskinan Akibat Nafsu
Tidak ada untungnya bernafsu, jika Anda seorang Kristen. Orang Kristen harus menjalankan
control akan diri mereka pada dorongan dan selera mereka, semua selera ini diciptakan oleh
Tuhan, tetapi Setan memutarbalikkannya. Jadi kita harus melatih disiplin pada dorongan kita.
Kita seharusnya tidak menganut budaya modern yang hedonistik. Kita seharusnya tidak
menikmati konsumerisme yang menggemborkan, “Beli sekarang, bayar nanti.” Itu hanya
menghasilkan lebih banyak barang dan lebih banyak hutang.
 
c.         Solusi Bertengkar dan Bernafsu Adalah Berdoa
Cara Tuhan menerima apa yang kita butuhkan adalah dengan cara berdoa. Itu adalah jalan
Yesus. Para anggota gereja Yakobus sangat sibuk bernafsu, berkelahi, dan mengingini. Tapi
mereka tidak berdoa. Ketika mereka berdoa, mereka tidak menerima apa yang mereka
doakan. Mereka berdoa dengan jahat, dengan motif yang salah. Mereka ingin membuat
Tuhan melayani nafsu mereka. Mereka tidak menundukkan keinginan mereka pada kehendak
Tuhan. Mereka meminta banyak uang kepada Tuhan untuk dibelanjakan demi nafsu mereka.
Bagi mereka, kebahagiaan adalah barang, dan barang membutuhkan banyak uang. Tetapi
Tuhan tidak menjawab doa-doa yang dirancang hanya untuk memenuhi nafsu kita. Alkitab
tidak mengatakan, “HIdup dipenuhi dengan uang.” Dikatakan, “Hidup dipenuhi dengan Roh
Kudus” Jadi Yakobus memberitahu kita bahwa jika kita kekurangan hikmat, kita harus
berdoa. Jika kita dalam kesulitan, kita harus berdoa.
 
Dua kali dalam hidupnya, Musa menghabiskan empat puluh hari empat puluh malam
bersama Tuhan tanpa makan atau minum, dan Tuhan menopang Musa. Bersama Tuhan, kita
bisa hidup dengan atau tanpa makanan. Tapi, syukurlah, dia dengan murah hati memberi kita
roti setiap hari. Dia memenuhi semua kebutuhan rohani dan jasmani kita. Yesus berkata,
“Akulah pokok anggur; kamu adalah cabang-cabangnya.” Dan kasih karunia-Nya selalu
mengalir ke dalam kita untuk membuat kita berbuah, lebih berbuah, dan paling berbuah.
Paulus berkata dalam Kolose 3 bahwa Kristus adalah hidup kita. Dia adalah hidup kita,
harapan kita, kedamaian kita—dia adalah segalanya bagi kita. Persatuan dengan Kristus:
itulah ibu dari semua doktrin. Satu hal yang bisa kita yakini: Jika kita meminta Roh Kudus,
Dia akan memberi kita kepenuhan Roh Kudus, dan Roh akan memberi kita semua yang kita
butuhkan untuk menopang hidup kita. Jadi sekarang mari kita periksa bagaimana cara berdoa.
 

INTEGRASI IMAN DAN MANAJEMEN (fano yohanes)


Hedonisme merupakan salah satu kebiasaan manusia yang menjurus ke hal negatif, oleh
karena itu manusia perlu memiliki kesadaran untuk menghentikan hedonisme. 

Jika dikaitkan dengan Iman Kristen, maka hedonisme adalah bentuk dosa yang merusak
hubungan antara manusia dengan Allah. Akitab menegaskan bahwa Allah tidak menyukai
ketamakan, karena ketamakan akan merugikan manusia itu sendiri dan manusia lain. Selain
itu, hedonisme akan merenggangkan hubungan manusia dengan Allah karena manusia lebih
mementingkan hal-hal yang bersifat duniawi, bukan surgawi. 

Yesus sendiri menegaskan, bahwa manusia harus mengejar “kerajaan Allah” dan bukan
dunia. Sebab dengan mencapai kerajaan Allah, manusia sebenarnya medapatkan segalanya.
Sebagai pengikut Kristus, sudah selayaknya kita meninggalkan perilaku hedonisme ini,
karena akan menjauhkan kita dari Tuhan, dan itu akan berdampak negatif dalam hidup kita.

Penggenapan yang Yesus lakukan dalam karya penebusanNya, seharusnya membuat kita
semakin tersadarkan bahwa Allah dengan segala upaya dan sedemikian rupa rela untuk
menjadi sama dengan kita, bahkan ketika lahir ke dunia pun, Yesus dalam kondisi yang jauh
dari kata mewah, hanya lahir di palungan dan diselimuti kain lampin. Itu sudah jelas
menunjukan kepada kita bahwa Allah jauh dari hal yang bersifat materialistik. Maka kitapun
seharusnya juga demikian.

Jika dikaitkan dengan Manajemen, maka perilaku hedonisme akan membuat kehidupan
manusia lebih materialistik, karena hanya berfokus ke bagaimana caranya menambah jumlah
barang/ benda yang disukai, bukannya fokus pada kebutuhan saja. Sehingga itu menyebabkan
terjadinya pemborosan jika tidak dikontrol.
Perendahan Yesus berarti Yesus memberikan diriNya untuk kita, sebagai wujud nyata untuk
menyelamatkan kita dari kegelapan kekal menuju kehidupan kekal. Sedangkan pemuliaan
Yesus adalah pembuktian bahwa Yesus sungguh Allah dan Manusia, sungguh Allah karena
hanya Allah yang dapat menjadi Juruselamat dan Penebus sempurna untuk manusia, sungguh
Manusia karena ia muncul secara historis dalam kehidupan manusia.
Penerapan dalam kehidupan manusia, perendahan dapat diterapkan dengan membuat diri kita
lebih rendah hati di situasi apapun, dan pemuliaan dapat dilakukan dengan memuliakan ayah,
Ibu kita, orang yang kita hormati, pendeta, pastor dan sesama kita. Memuliakan bukan berarti
menyembah, sama seperti Yesus yang menghormati BundaNya, para murid-muridnya dan
semua yang dekat dengan Dia ketika ia ada di dunia. 113

Perendahan Yesus sendiri terjadi ketika Yesus menjadi sama seperti manusia dan sampai
akhirnya turun dalam kerajaan maut. Yesus dengan tulus merendahkan dirinya untuk
menyelamatkan kita sebagai manusia agar kita dapat beroleh hidup kekal. Sedangkan
pemuliaan Yesus sendiri menyatakan bahwa Yesus benar sebagai Allah dan Juruselamat, Dia
adalah Allah yang adil yang akan menghakimi setiap manusia dan menjadi penebus sempurna
bagi setiap orang percaya sehingga kita harus penuh bersyukur bisa menjadi bagian dalam
Kristus yang mulia.
Penerapan perendahan Yesus dapat dimulai dengan saya menyadari bahwa dalam hidup tidak
selalu saya harus mencari kesenangan duniawi bagi diri saya, orang percaya harus mampu
hidup dengan merendahkan diri dan mengingat kepentingan orang lain. Saya harus mengingat
bahwa saya berlumur dosa, harta yang saya miliki hari ini adalah sementara dan akan kembali
menjadi tanah. Berpedoman pada Tuhan Yesus yang tetap mendahulukan kepentingan
manusia yang berlumur dosa daripada dirinya sendiri sampai Dia rela mati di kayu salib
mengingatkan saya untuk tidak menjadi orang yang tinggi hati. Sedangkan penerapan dalam
pemuliaan Yesus dilingkungan manapun dapat dilakukan dengan memiliki pribadi yang
bertanggung jawab pada diri sendiri, yaitu dengan hidup dimana kehendak yang saya lakukan
selalu dalam tuntunan Allah. Saya juga harus memiliki cinta dan kasih Allah sehingga segala
sesuatu yang saya kerjakan dapat menjadi berkat bagi diri saya dan orang lain.
Keselamatan menurut Wawasan Dunia Kristen adalah tentang cara Allah menebus dosa
manusia. Keselamatan yang bersumber dari Allah merupakan sebuah anugerah bagi setiap
orang percaya, karena dasarnya setiap manusia tidak ada yang tidak berdosa bahkan dosa
tersebut sudah ada sejak manusia lahir. Allah menebus segala dosa manusia bukan karena
usaha manusia, melainkan Allah memberikan keselamatan secara cuma-cuma kepada
manusia. Untuk menyelamatkan manusia, Allah telah menjanjikan Mesias yang
menyelamatkan manusia dari hukuman dosa yang seharusnya ditanggung oleh manusia itu
sendiri yaitu melalui kematian-Nya di kayu salib.

Perbedaan konsep keselamatan Kristen dengan konsep keselamatan non-Kristen terletak pada
kepercayaan Kristen tentang Allah yang begitu mengasihi manusia sehingga Allah yang
mencari dan mendatangi manusia. Manusia yang percaya kepada Allah dengan segenap
hatinya dapat memahami bahwa keselamatan adalah karya Allah dan anugrah Allah tanpa
campur tangan manusia. Darah yang dicurahkan oleh Allah agar manusia memperoleh
keselamatan, boleh manusia terima melalui pertobatan serta iman kepada Tuhan Yesus
Kristus. Orang percaya akan mengalami pembaharuan melalui Roh Kudus, dibenarkan karna
kasih oleh iman, menjadi waris Allah dan beroleh hidup kekal. Konsep keselamatan yang
dipercaya oleh pengikut Kristus inilah tidak dapat pada agama lain.

Keselamatan pada orang Kristen tidak bisa dihilangkan karena Kristus sendiri yang telah
menjanjikan keselamatan itu. Sedangkan Kristus adalah Allah yang kudus, setia dan tidak
berubah, hal inilah yang membuat keselamatan tidak bisa dihilangkan. Allah menyelamatkan
manusia yang berdosa dengan anugerah dan belas kasihan-Nya secara cuma-cuma sehingga
dosa sekalipun tidak akan membuat Allah menyesali telah memelihara keselamatan orang
percaya.

Orang Kristen yang tidak mau meminta ampun pada Allah atas segala dosanya karena merasa
dosa tersebut telah diampuni adalah orang yang tidak berkenan dimata Allah. Hal ini sangat
bertentangan dengan ajaran Kristus dikarenakan seseorang yang percaya Kristus harus
menyadari bahwa dirinya merupakan orang berdosa dan harus menyadari akan seberapa
dalamnya dosa yang telah dilakukan.
Ketekunan orang kudus menurut Wawasan Dunia Kristen adalah orang-orang yang memiliki
iman sejati tidak akan pernah kehilangan imannya secara total atau tidak akan pernah
kehilangan keselamatannya. Orang yang betul percaya kepada Allah dengan segala
ketekunannya maka sudah pasti diselamatkan sebab hati orang percaya akan dibenarkan dan
mulut yang mengkui Allah akan selamat. Oleh karena itu sebagai orang percaya kita harus
mengakui dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan dan mempercayai dalam hati bahwa
Allah akan membangkitkan saya dari antara orang mati. Orang yang memiliki iman sejati
tidak akan pernah kehilangan keselamatannya, oleh karena itu orang yang murtad merupakan
orang yang tidak memiliki iman sejati sehingga mereka tidak pernah kehilangan
keselamatannya.

Bagi saya benar bahwa ketekunan akan membawa diri manusia sampai kedalam kerajaan
sorga, setiap orang yang harus memelihara kesetian dan keselamatan dari Allah karena Allah
telah memilih kita. Manusia memerlukan ketekunan untuk memperoleh kehendak Allah dan
melakukan apa yang berkenan dimata Allah sampai akhirnya kita beroleh hidup kekal yaitu
di Sorga

Penghalang seseorang bertekun mengikut Tuhan Yesus Kristus yang pertama karna manusia
tidak mengerti dan acuh terhadap Allah, mengabaikan firman Allah dan tidak mejadikan
Allah sebagai pedoman hidupnya, yang kedua adanya kesombongan dalam diri manusia
merasa bahwa bertekun pada Allah bukanlah sesuatu yang harus dilakukan. Hal-hal ini
membuat manusia akan semakin jauh pada Allah dan tidak hidup dalam tuntunanNya
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:1). Pola hedonisme remaja di Mall Panakukkang
Makassar. 2) Dampak yang ditimbulkan pola hedonisme remaja di Mall Panakukkang
makassar. 3) Motivasi remaja dalam penerapan hedonisme di Mall Panakukkang Makassar.
Berdasarkan latar belakang di atas tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang konsep budaya organisasi meurut ilmu
manajemen dan pemikiran Kristen.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari dari konsep
budaya organisasi
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan konsep diri dengan konsep budaya organisasi
bagi pemuda Kristen.
4. Untuk mengetahui dan menjelaskan cara mempertahankan nilai-nilai dan gaya hidup
Kristus dalam konsep budaya organisasi

Anda mungkin juga menyukai