Anda di halaman 1dari 68

SMART SHOPPING

Bacaan: Yakobus 2:1-4


Sebab Allah tidak memandang bulu.- Roma 2:11
Nggak tau nih kenapa sekarang kita jadi minder banget. Kalo liat temen-temen kita yang
cantik, kita jadi merasa yang paling jelek. Jadi nggak nyaman bergaul sama mereka, takut
dikira dayangnya gitu. Mau bergaul sama cowok cakep? Ih yang bener aja, ntar pasti banyak
orang yang bilang Ngaca dulu dong! . Mo gaul sama yang kaya, risih juga sih kalo dipikir
nggak tau diri n mo ngambil keuntungan dari mereka. Gaul sama para genius, malu ah,
bakalan jadi orang paling tulalit dong. Berhadapan dengan orang yang lebih rohani rasanya
juga kaku banget, abisnya kita merasa kalo kita punya dosa yang jauuuuh lebih banyak
dibanding dia. Akhirnya kita hanya berani bergaul dengan orang yang kita anggap senasib.
Hanya di depan mereka kita bisa merasa pede. Bahkan kalo di depan yang kita anggap lebih
buruk, kita bisa jadi sangat pede, merasa punya nilai plus gitu. Oo... there is something wrong
here!
Tau nggak sebenernya banyak dari mereka yang kita anggap lebih dari diri kita itu nggak
menganggap kita lebih rendah, lho! Sebenernya mereka mau bergaul dengan kita, tapi kita
yang justru menutup diri. Jangan salahkan mereka kalo akhirnya mereka nggak mau bergaul
dengan kita, karena bergaul dengan orang yang minderan itu sama sekali nggak asik. Terang
aja, orang minder itu lebih sensitif, gampang tersinggung, nggak bisa apa adanya juga,
pokoknya nggak seru banget deh. Orang minder itu juga mudah jadi over pede di tengahtengah orang yang dianggapnya lebih rendah dari dirinya. Jadi rada-rada sombong gitu deh.
Tuhan Yesus udah memberi contoh supaya kita nggak minder sekaligus juga nggak sombong.
Dia bisa bergaul dengan para penguasa, dan juga bisa bergaul dengan pengemis, pemungut
cukai, bahkan pelacur. Type yang kayak Tuhan Yesus jelas asik banget jadi temen gaul.
Kalo Tuhan aja nggak bikin gap dalam pergaulan-Nya, so kenapa kita musti bersikap seperti
itu? Justru kalo kita menilai orang hanya berdasarkan penampilan luarnya doank, kita salah
banget. Tuhan menciptakan manusia sama nilainya. Seharusnya nggak ada yang perlu merasa
minder maupun sombong. Mulai sekarang, belajarlah jadi pribadi yang asik seperti Tuhan
kita.

Aku Bebas
Bacaan: Yohanes 8:31-36
Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.- Yohanes 8:36
Tau nggak gimana caranya menjinakkan burung kakak tua? Nggak terlalu sulit kok. Ikatkan
sebuah rantai di kaki kakak tua lalu biarkan dia bertengger pada sebatang besi. Di bulanbulan pertama dia akan berusaha untuk terbang. Tapi pasti aja nggak bakalan bisa, soalnya
kan kakinya dirantai. Beberapa waktu berikutnya dia nggak akan lagi berusaha untuk terbang.
Dia bener-bener udah putus asa karena terlalu sering gagal saat berusaha terbang. Nah,
sesudah itu barulah rantainya boleh dilepas. Tapi anehnya, meski udah nggak ada lagi rantai

di kakinya, si kakak tua tetep aja nggak akan mencoba untuk terbang kemana-mana. Dia
bener-bener udah menganggap dirinya nggak bisa terbang lagi.
Iblis juga sering pake trik itu lho untuk menipu kita. Saking lamanya kita dibelenggu dosa,
kita bisa tertipu mengira diri kita selamanya nggak akan pernah bisa berubah. Meski Tuhan
Yesus udah melepaskan belenggu kita, kita masih bersikap seolah-olah masih terbelenggu.
Kita nggak sadar bahwa hidup kita udah dimerdekakan dari ikatan dosa.
Kalo demikian caranya, sia-sia aja kita ditebus oleh Kristus. Kemenangan atas dosa nggak
pernah kita rasakan. Betapa konyolnya bila kita membiarkan hal itu terjadi. Kita terus hidup
jatuh bangun di dalam dosa. Kita seperti nggak berdaya menolak godaan dosa. Padahal
sebenernya udah nggak ada lagi yang membelenggu kita. Kita bisa terbang freely!
Jangan lagi mau diboongin ama si Iblis. Tipuannya udah terbongkar. Kamu nggak perlu lagi
mengira dirimu terbelenggu. Saat kita bertobat dan lahir baru, Tuhan udah membebaskan kita
dari belenggu dosa! Iblis nggak bisa mengikat kita lagi. Pakailah senjata Firman Tuhan kalo
Iblis mencoba membisikkan tipuannya lagi dalam pikiranmu! Makanya tiap hari isilah hati
dan pikiranmu dengan Firman Tuhan. Kalo ketemu godaan dosa, lawanlah dengan kekuatan
Roh Kudus maka kamu pasti menang.

My Other Half
Bacaan: Yakobus 4:3
Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa,
sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.Yakobus 4:3
Dulunya aku yakin banget dengan si doi. Bahkan sebelum memutuskan jalan dengannya pun
aku udah minta tanda dari Tuhan. Rasanya aku jadi mantap banget bahwa doilah jodoh yang
kunanti-nanti selama ini. Tapi sekarang setelah jalan dengannya aku jadi ragu. Kalo
dibandingin ama Rony ketua komsel yang jadi idola semua cewek di gerejaku, rasanya Jo
nggak ada apa-apanya. Apalagi kemarin Rony menyatakan cintanya padaku. Duuhhh...
kepalaku jadi pusing! Aku jadi semakin ragu, rasanya aku udah mengambil keputusan yang
salah waktu menerima cinta Jo dulu. Yang jelas Rony lebih dewasa, lebih rohani pula,
penampilannya pun lebih keren. Duh gimana neh!
Jodoh. Emang cuma 5 huruf doank, tapi bisa bikin kita jadi kebingungan. Kita pengennya
bisa pacaran 1 kali doank untuk selamanya. Perjalanan cinta berjalan mulus, sampai
pernikahan nanti. Tapi belum lagi sampai pernikahan, kadang-kadang kita udah jadi ragu n
bingung. Padahal sebenernya kalo kita mau mengambil komitmen sungguh-sungguh untuk
mencintai seseorang dan menerimanya apa adanya, kita nggak perlu dipusingkan lagi dengan
istilah jodoh. Bahkan lebih ekstrimnya lagi, kita nggak perlu minta tanda-tanda segala. Minta
tanda emang nggak dilarang, tapi kadang-kadang malah justru bisa bikin kita jadi bingung.
Tanda bisa aja kita cocok-cocokin sendiri saat kita lagi falling in love dengan seseorang. Kita
udah ngebet pengen banget jalan dengannya. Akibatnya kita jadi memaksakan bahwa tanda
kita udah digenapi Tuhan. Nubuat jadi Loe buat-buat deh!

Orang yang lebih baik akan selalu bermunculan dalam hidup kita. Godaan untuk
meninggalkan yang ada demi mendapatkan yang lebih oke, akan terus muncul. Makanya kalo
kita masih blom yakin, nggak usah memutuskan untuk pacaran dulu daripada akhirnya
menyakiti kedua belah pihak. Kalo kita udah menemukan orang yang mengasihi Tuhan
dengan segenap hati n bisa saling support satu sama lain, nggak usah bingung-bingung lagi
deh. Biarin aja cowok-cowok yang lebih keren bersliweran, toh kita nggak bisa mendapatkan
mereka semuanya!

Pacaran
Bacaan: 2 Korintus 6:14-18
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak
percaya... - 2 Korintus 6:14
Pacaran Alkitabiah nggak seh? Seringkali pertanyaan semacam ini muncul di kalangan anak
muda. Usut punya usut, ternyata yang namanya pacaran tuh nggak ada dalam Alkitab. Bentuk
hubungan pacaran seperti yang kita kenal sekarang ini pun nggak pernah ada dalam jaman
Alkitab dulu. Alkitab hanya menyebutkan hubungan pranikah yang ada di kalangan muda
waktu itu adalah bentuk hubungan pertunangan.
Jaman emang udah berubah. Kita boleh aja mengikuti perkembangan jaman, tapi prinsipprinsip kebenaran tetap wajib kita pegang. Prinsip pertama, hubungan pacaran/pranikah harus
dengan tujuan menuju ke pernikahan. Kalo kita jalan ama cowok sekedar supaya ada
gandengan saat malam minggu n ada yang antar jemput tiap saat, kita udah salah dalam
prinsip pertama ini. Jadi nggak ada istilahnya TTM or HTS dalam hubungan pacaran anakanak Tuhan. Kita harus jadi orang yang punya tujuan pasti. Nggak sekedar ngalir n jalani
hidup sesukanya.
Prinsip kedua, hubungan pacaran harus dengan orang yang seimbang. Cinta nggak kenal
perbedaan, begitu kira-kira kata orang. Tapi soal kehidupan rohani nggak bisa begitu. Terang
nggak akan pernah bisa bersatu dengan kegelapan. Pernikahan nantinya nggak cuma sekedar
hidup enak n menghasilkan anak. Kalo kita memilih untuk menikah dengan orang yang
belum lahir baru, berarti kita memilih untuk mengatur rumah tangga kita sendiri tanpa
pertolongan Tuhan. Padahal mana mampu kita mengatasi semuanya sendiri. Tanpa Tuhan kita
nggak akan bisa saling mengasihi dengan tulus. Pernikahan akan terancam perceraian bahkan
perselingkuhan. Nggak ada perdamaian dan ikatan yang mempersatukan.
Prinsip ketiga, pacaran harus bisa jaga kekudusan. Biarpun jaman udah berubah, tapi untuk
urusan kekudusan nggak bisa ditawar-tawar lagi. Belajar jadi seperti keluarga Nuh yang
berani tampil beda di tengah-tengah angkatan yang udah rusak hidupnya. Nah, 3 prinsip udah
kita pelajari hari ini. Kalo kamu sedang dalam masa pacaran, lakukan 3 prinsip ini supaya
hubunganmu diberkati Tuhan.

Kompetisiku
Bacaan: Filipi 1:5-6
...Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada
akhirnya pada hari Kristus Yesus. - Filipi 1:6
Sekumpulan kura-kura terperosok ke dalam lubang. Mereka semua berusaha keras untuk
keluar dari lubang itu. Kura-kura yang satu menaiki tubuh kura-kura lainnya. Tapi yang
dibawah pun nggak rela tubuhnya dijadikan tumpuan oleh kawannya. Akibatnya mereka
semua jadi berebut memanjat dan saling menjatuhkan. Bisa ditebak, usaha mereka sama
sekali nggak ada hasilnya. Yang ada hanyalah perpindahan posisi di atas dan di bawah, tapi
tak seekor pun yang bisa keluar dari sana.
Kompetisi. Semua kenal kata yang satu ini. Apalagi hidup di jaman sekarang. Sepertinya
nggak ada hal yang bisa diperoleh dengan mudah tanpa harus berkompetisi dulu. Bursa kerja
selalu aja dipenuhi ribuan calon pelamar, padahal hanya beberapa puluh orang aja yang akan
diterima. Mengikuti ujian SPMB juga hampir sama. Sstt... ngedapetin cowok keren pun juga
harus bersaing dulu kan? Rasanya seolah semua hal di dunia ini harus melewati persaingan
dulu.
Dengan kompetisi yang ketat ini, kadang-kadang kita bisa jadi stress. Gimana nggak, setiap
tahun ada penambahan satu juta pengangguran di negara kita. Kita yang masih kuliah bisa
jadi ngeri membayangkan sulitnya mendapat pekerjaan kelak. Girls, daripada stress dengan
kompetisi yang ada saat ini, mendingan kita melakukan kompetisi dengan diri sendiri. Apa
lagi neh?
Kompetisi dengan diri sendiri adalah hari ini kita harus menjadi lebih baik dari hari
kemarin. Setiap hari kita mengukur kemajuan diri sendiri. Sudahkah aku menjadi lebih sabar
dari hari kemarin, lebih berani jujur dari hari kemarin, lebih rajin dari hari kemarin, dan
seterusnya. Berkompetisi dengan diri sendiri merupakan tantangan terbesar dalam hidup.
Kalo kita bisa berhasil mengalahkan diri kita yang kemarin, hal itu jauh lebih hebat daripada
memenangkan kompetisi apapun lainnya. Jadi beranikah kamu melakukannya mulai hari ini?

Dunia Belum Berakhir


Bacaan: I Petrus 3:13-14
Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk
selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah. - Mazmur 55:23
Rasanya sakiiit banget! Makanan seenak apapun, duit sebanyak apapun, temen sebaik
apapun, kayaknya nggak bisa bikin kita melupakan setiap gelak tawa 'n senyum pertama si
doi. Setelah kata putus terucap dari bibirnya, rasanya dunia nggak lagi berputar, singkatnya
kiamat geto. Dalam keadaan seperti ini kita sering berpikir untuk melakukan hal-hal nekat,
misalnya: ngancam mau bunuh diri, bikin surprise katakan cinta kaya di tv, bahkan kalo si
doi beda agama kita bela-belain pindah ke agama mantan pacar kita. Semuanya itu kita lakuin

dengan harapan supaya si doi mau balik lagi ama kita. Tentu hal seperti ini bisa jadi masalah
serius bila kita tidak segera bangkit dari keterpurukan.
Sebenarnya punya pacar ato nggak toh langit tetep biru warnanya, bumi masih berputar, 'n
nyokap tetep ngasih uang jajan buat kita nongkrong di kantin. Singkatnya, ngejomblo
bukanlah dosa, kenapa musti takut? Justru saat kita ngejomblo Tuhan memberi waktu buat
kita introspeksi diri sampai waktu yang tepat datangnya cowok yang memang disediakan
Tuhan buat kita. Para konselor mengatakan bahwa ada kalanya manusia butuh waktu untuk
menyendiri. Pakailah perpisahan sekarang ini menjadi saat bagi kita mengoreksi diri, siapa
tahu Tuhan ijinkan semua ini terjadi karena kita memang udah pacaran dengan orang yang
salah alias nggak sesuai dengan kemauan Tuhan. Jangan pernah mengira bahwa Tuhan
senang melihat kita menderita semuanya ini, semua itu nggak bener! Dia menginginkan yang
terbaik terjadi dalam hidup kita.
Meski dunia mengajak para korban patah hati untuk melampiaskan semua keruwetan
masalahnya dengan hal-hal negatif, stop! Solusi masalah kita sekarang adalah dengan belajar
bersikap dewasa dan menerima otoritas Tuhan atas hidup kita, termasuk menentukan siapa
pasangan yang cocok dan menurut kehendak hati-Nya. Yang pasti pilihan Tuhan nggak
mungkin salah deh, kamu pasti suka. Ok, kini saatnya bangun dari mimpi buruk dan hapus air
matamu supaya cowok-cowok bisa melihat senyum manismu lagi. Siapa tahu salah satunya
adalah cowok kiriman Tuhan.

Berani Bertahan & Hidup


Dalam film Eight Below diceritakan tentang delapan anjing penarik kereta salju yang
dengan terpaksa ditinggalkan oleh Shepard, sang pemilik, karena badai salju besar
menyerang mereka. Anjing-anjing tersebut tidak bisa diangkut oleh pesawat penyelamat
karena keterbatasan kapasitas penumpang. Dengan berat hati, Shepard akhirnya
meninggalkan mereka dan berjanji untuk kembali mengambil anjing-anjing tersebut. Maka
anjing-anjing itu mulai dalam petualangan menghadapi maut dan bahaya dalam kebersamaan,
Mereka kompak untuk tetap saling menjaga. Sungguh suatu pelajaran tentang keberanian dan
'survival' menghadapi tantangan dalam bertahan hidup.
Setiap orang percaya, boleh jadi saya dan kamu kadang merasa sendirian, ditinggalkan dan
mau tidak mau berjuang untuk tetap bertahan. Mungkin rasa sendirian itu karena jauh dari
keluarga, banyaknya pekerjaan atau pelayanan dan ditinggalkan oleh pasangan hidup atau
sahabat kita. Penulis kitab Roma menegaskan dengan penuh keyakinan bahwa penindasan,
kesesakan, penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan, bahaya dan kematian, tidak akan
memisahkan kita dari kasih Kristus. Meski kita merasa sendirian, namun sebenarnya kita
tidak pernah benar-benar sendirian karena Dia selalu menyertai kita.
Karena Allah dipihak kita, seharusnya kita berani dan bisa bertahan hidup. Ayat 37
mengatakan, Tetapi dalam semuanya itu kita lebih daripada orang orang yang menang, oleh
Dia yang telah mengasihi kita. Kita lebih dari orang yang menang, berada di atas setiap
kuasa dan kekuatan yang akan menghancurkan kita. Yesus adalah gembala yang baik, yang
akan tetap mengamankan kita sebagai domba-domba-Nya. Beranilah untuk tetap bertahan
dan hidup di dalam iman.

Virus Attack
Bacaan: Mazmur 32:1-5
Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata:
"Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni
kesalahan karena dosaku.- Mazmur 32:5
Virus komputer bak momok bagi para pengguna komputer. Gara-gara ulah program
pengganggu ini, kita bisa kehilangan seluruh data yang tersimpan dalam komputer. Bayangin
aja kalo pas dikejar deadline pekerjaan kantor ato skripsi, lalu mendadak seluruh data penting
kita lenyap. Huuu... rasanya pengen nangis sambil teriak saking keselnya. Kebanyakan virus
yang berbahaya memang merusak secara diam-diam. Kalo program antivirus kita belum bisa
mendeteksi jenis virus tertentu, kemungkinan kita nggak akan sadar kalo komputer kita
sedang dirusak perlahan-lahan ama tuh virus. Lama-kelamaan setelah kinerja komputer jadi
makin lambat, beberapa program nggak bisa berjalan normal ato ada file-file kita yang mulai
corrupt, barulah kita mulai ngeh dengan kehadiran virus itu. Ibarat musuh dalam selimut,
kita nggak menyadari serangannya hingga tiba-tiba kita dilumpuhkannya.
Demikian juga dengan dosa yang tersembunyi dalam hati. Mungkin awalnya kita cuma sebel
doank ama seseorang karena suatu kejadian sepele. Tapi kalo kita menyimpan rasa sebel itu
terus menerus, lama kelamaan akan berubah jadi kebencian bahkan rasa dendam. Kebencian
akan menggerogoti kesehatan fisik dan rohani kita perlahan-lahan. Akibat kebencian, hati kita
jadi nggak sejahtera. Tiap kali ketemu dengan orang itu, kita langsung jadi bete. Hubungan
kita dengan Tuhan juga jadi menjauh. Doa kita serasa mentok. Soalnya gara-gara kita nggak
mau mengampuni, Bapa di Sorga juga nggak bisa mengampuni kesalahan kita, kan? Nggak
cuma itu aja, kebencian juga membuat tubuh kita jauh lebih cepat lelah dan lebih mudah
sakit.
Seperti itulah dosa yang disimpan tersembunyi di dalam hati. Meski kehadirannya nggak
kasat mata, tapi kerusakan yang ditimbulkannya sangat banyak dan mematikan. Makanya
coba cek diri kita saat ini. Apakah ada dosa yang selama ini kita tutupi dan nggak segera kita
bereskan di hadapan Tuhan? Kalo ya, jangan lagi berlama-lama menyimpannya. Semakin
lama kita menyembunyikannya, semakin banyak kerugian yang kita derita.

Affairs
Bacaan: Markus 10:6-12
Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.- Mazmur 26:2
Tuhan, kenapa Engkau mempertemukan aku dengan dia saat dia udah beristri? Kenapa
nggak sebelum-sebelumnya? Mey tak henti-hentinya bertanya kepada Tuhan dalam doanya.
Seandainya Mey ketemu Gerry saat dia masih single, pasti sekarang hidupnya udah bahagia
banget. Nggak kayak sekarang ini. Semuanya serba rahasia n nggak tenang. Mey ketemu
Gerry dua tahun yang lalu di sebuah acara seminar. Setelah berkenalan rasanya obrolan

mereka selalu klop banget. Gerry orangnya smart, dewasa, macho, n pengertian banget. Tapi
sayangnya ternyata dia udah berkeluarga.
Sejak perkenalan itu, hidup Mey rasanya berubah banget. Gerry adalah tipe cowok
idamannya. Kecocokan mereka berdua membuat keduanya selalu pengen ketemu. Kadangkadang mereka berdua makan siang bareng saat jam kerja. Gerry sering ngomong kalo Mey
enak banget diajak diskusi. Dia nggak mungkin bisa ngomongin soal kantor ke istrinya. Mey
emang cewek yang cerdas, energik, supel n cantik. Rasanya mereka berdua bener-bener
cocok n jodoh banget.
Girls, semua cewek bisa aja terjebak dalam perasaan seperti Mey. Padahal saat kita ngerasa
cocok dengan pria yang udah jadi milik orang lain, kita sedang menipu diri kita sendiri.
Nggak ada istilah jodoh kalo salah satu ato keduanya udah berkeluarga. Tuhan sangat
menghargai lembaga pernikahan, begitu juga seharusnya dengan kita. Meski kita udah cinta
mati dan pengen banget bisa hidup dengannya, tapi itu bukanlah kehendak Tuhan. Itu adalah
keinginan diri kita sendiri. Kalo kita nggak bisa tegas mengambil langkah menolak hubungan
semacam ini, perlahan-lahan kita akan makin terseret masuk ke dalam dosa. Tuhan
mempertemukan kita dengannya bukan untuk menyatukan kita dan mencerai beraikan
keluarga yang telah terbentuk. Ada kalanya Tuhan justru ingin menguji isi hati kita. Apakah
dalam situasi seperti ini, kita lebih menuruti Firman-Nya lebih daripada perasaan kita sendiri.
Jadi, apakah kamu akan lulus dalam ujian kali ini?

Otoritas Allah
Bacaan: Imamat 27:30
Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah
maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi
TUHAN.- Maleakhi 3:8-12
Pernah nggak ngebayangin menjadi Hawa yang tinggal di taman Eden? Betapa enaknya
menikmati ribuan jenis buah-buahan yang ada disana. Nggak ada satupun yang jelek dan
terserang hama. Semuanya segar, ranum, dan tentu penuh vitamin. Mo bikin rujak tinggal
ambil, pengen bikin salad tinggal petik aja. Semua fresh, bebas pestisida, segar tanpa perlu
dimasukin kulkas. Pasti kulit Hawa sehat dan segar. Dia bisa menikmati buah apapun yang
dia mau. But, wait... ternyata nggak semuanya. Ada satu buah dari pohon yang ditengah
taman. Khusus buah itu, Tuhan nggak memberinya ijin untuk memakannya. Hawa boleh
makan jutaan buah lainnya, tapi nggak untuk yang satu ini.
Kalo dipikir-pikir, ngapain sih Tuhan pake bikin larangan segala? Kenapa Tuhan nggak
bebaskan aja semuanya untuk dimakan, kan Tuhan sayang ama manusia? Buah pengetahuan
yang baik dan buruk itu sebenarnya merupakan simbol otoritas Allah. Tuhan memberi
batasan wewenang bagi umat ciptaan-Nya yang nggak boleh dilanggar. Kalo manusia benarbenar menghormati Allah Penciptanya, manusia tidak akan melanggar perintah itu. Dengan
senang hati manusia akan taat dan menghormati otoritas Allah itu.
Hal yang sama juga masih berlaku sekarang ini. Coba kita pikirkan sejenak, kenapa dari
100% penghasilan kita, Tuhan menyuruh kita menyisihkan 10%nya untuk persembahan

persepuluhan. Kenapa nggak semuanya aja dinikmati manusia? Persepuluhan sebenarnya


juga merupakan simbol otoritas Allah atas hidup kita. Apakah kita sungguh-sungguh
menghormati Tuhan ato nggak, bisa dibuktikan salah satunya melalui kesetiaan kita memberi
persepuluhan. Kalo kita sungguh-sungguh menghormati Tuhan, kita nggak akan berani
mengutak-utik 10% penghasilan kita yang telah dikhususkan itu. Kita akan memberikan
persepuluhan dengan hati yang dipenuhi rasa hormat terhadap Allah.

Mujizat
Bacaan: Nehemia 9:19-25
Empat puluh tahun lamanya Engkau memberikan mereka makan di padang gurun. Mereka
tidak berkekurangan, pakaian mereka tidak rusak, dan kaki mereka tidak bengkak.- Nehemia
9:21
Menurut kamu apakah mujizat itu? Hampir semua orang menjawab bahwa mujizat adalah
sesuatu yang spektakuler yang dinyatakan Allah dalam hidup kita. Mujizat adalah sesuatu
yang nggak wajar, nggak biasanya terjadi sehari-hari. Memang nggak salah kalo kita
menjawab demikian sebab nyatanya mujizat memang sesuatu yang extra ordinary. Makanya
kalo pas butuh duit, kita membayangkan Tuhan mengirimkan uang pada kita dengan cara
yang aneh-aneh, misalnya aja lewat undian berhadiah. Pas lagi bokek, tiba-tiba ada seseorang
tak dikenal yang transfer duit di bank ato kirim pulsa. Saat terbaring di rumah sakit, kita
berharap Tuhan menjamah kita seketika dan langsung sembuh.
Memang Tuhan bisa membuat mujizat dengan cara-cara luar biasa seperti itu. Namun jangan
lupa juga bahwa Tuhan pun sanggup memakai tenaga dan pikiran kita untuk menghasilkan
uang, obat-obatan dan dokter untuk menyembuhkan kita, ato cara apapun juga untuk
menyatakan mujizat-Nya. Tuhan bisa menurunkan hujan manna dan burung puyuh, tetapi Dia
juga sanggup menyatakan pemeliharaan-Nya dengan cara yang nampaknya biasa. Tidak
semua orang Israel mungkin menyadari bahwa pakaian yang mereka pakai selama 40 tahun
di padang gurun ternyata tidak pernah rusak. Mereka mungkin menganggapnya sebagai hal
yang biasa.
Kalo selama ini kita pernah kecewa karena merasa belum pernah mengalami keajaiban
Tuhan, kita keliru besar. Mungkin selama ini kita hanya kurang jeli memperhatikan karya
mujizat-Nya melalui kejadian-kejadian kecil yang kita alami setiap hari. Kalo hari ini kita
bangun pagi dalam keadaan sehat, itu adalah sebuah mujizat. Kalo hari ini kita berkendara
kemana-mana dan terhindar dari celaka, itupun adalah mujizat. Cobalah untuk
memperhatikan lebih teliti lagi setiap mujizat kecil yang telah kita lewatkan setiap hari dan
kita akan tercengang melihat kejaiban campur tangan Tuhan dalam hidup kita.

Berhenti Masturbasi
Selama ini kita mungkin berpikir kalo masturbasi tuh hanya dilakukan oleh para cowok saja.
Padahal nggak sedikit juga kaum kita yang juga melakukannya. Bahkan mungkin ada juga di
antara kita yang addicted berat ama hal-hal yang nyerempet urusan seks. Kita kecanduan ama
hal-hal yang berbau pornografi, mulai dari buku- buku syur sampe blue film segala. Lalu
ujung-ujungnya bisa ditebak, kita melakukan masturbasi.
Kita tahu banget kalau hal itu salah. Terkadang kita malu, bahkan rasanya jadi jijik banget
ama diri kita sendiri. Bisa-bisanya kita ngelakuin masturbasi. Parahnya lagi, hidup kita
sepertinya udah terpola dengan hal itu, jadi kita pun nggak yakin ama diri kita sendiri apakah
kita bisa bebas dari ikatan dosa ini.
Girls, meski banyak orang ngomong kalau kebiasaan masturbasi itu sulit dilepaskan, bukan
berarti kamu yang udah terlanjur punya kebiasaan buruk ini tidak bisa lepas dari ikatan
masturbasi. Asal punya keinginan yang kuat, kamu pasti bisa! Tips-tips berikut ini mungkin
bisa bantu kamu.
Dampak Buruk Ruginya seabrek kalau sampe kita punya kebiasaan masturbasi. Sepintarpintarnya kita menyembunyikan diri, atau bahkan berpura-pura suci, hati kecil kita nggak
bisa ditipu. Kita selalu akan merasa bersalah saat ngelakuin hal itu. Lalu kita jadi minder
karena merasa diri kita kotor. Selain itu, kita akan jadi malu, jijik dan benci ama diri kita
sendiri. Kebiasaan masturbasi akan membuat kita punya cara pandang yang rendah tentang
diri kita sendiri, akibatnya kita nggak akan pernah maksimal dalam hidup ini. Kita akan
selalu merasa bahwa diri kita nggak berharga. Girls, selama kita belum bisa mengatasi
kebiasaan buruk ini, kita akan selalu dikejar-kejar ama rasa bersalah, yang akhirnya bikin
hidup kita jadi nggak tenang.
Jaga Pikiran dari Fantasi Seksual Semuanya selalu bermula dari pikiran kita. Saat kita mulai
mikir yang ngeres-ngeres 'n ngebayangin yang nggak-nggak, kita pun gampang tergoda untuk
ngelakuin masturbasi. Meski dunia berpendapat kalau fantasi seksual itu sah-sah aja (selama
nggak melakukan ML) tapi bagi kita sebagai orang percaya, tentu hal itu nggak bisa
dibenarkan. Saat pikiran mulai mengarah ke hal-hal yang jorok, cepat alihkan pikiran kita. Itu
sebabnya carilah banyak kegiatan yang membuat kita nggak sempat mengkhayal dan
ngebayangin hal yang jorok dan ngeres.
Stop Segala Bentuk Pornografi Masturbasi berkaitan erat ama pornografi. Mereka yang suka
melakukan masturbasi biasanya punya kebiasaan nonton film porno, baca buku-buku porno
atau surfing ke porn-site. Saat libido memuncak akibat melihat visualisasi yang syur,
masturbasi jadi penyalurannya. Jadi kalo pengen berhenti dari masturbasi, kita harus berhenti
dulu mengkonsumsi hal-hal yang berbau porno. Stop segala bentuk pornografi, maka
kebiasaan masturbasi pun akan lebih mudah dilepaskan!
Habiskan banyak waktu bersama orang lain Di masa-masa penyembuhan seperti ini jangan
mengurung diri di kamar melulu. Kalau kita menyendiri terus, sangat mungkin kita kembali
melihat hal-hal porno lalu bermasturbasi lagi. Isi waktu bersama dengan temen-temen kita.
Hidup dijamin lebih asyik dan seru! Selain itu kita bisa juga mengisi waktu bersama
keluarga. Ini cara praktis yang diyakini bisa membantu kita lepas dari ikatan masturbasi,

sebab kita nggak bakal mengkonsumsi hal-hal yang porno pada saat berada di tengah-tengah
mereka, kan?
Takut Akan Tuhan Memang nggak akan ada orang yang tahu apa yang kita perbuat di tempat
yang tersembunyi. Bahkan, orang-orang yang paling dekat dengan kita pun mungkin nggak
pernah menyangka kalau sebenarnya kita suka banget ngeliat hal-hal yang porno,
ngebayangin hal-hal yang jorok, bahkan punya kebiasaan masturbasi! Tapi kita harus inget
kalau Tuhan selalu tahu apa yang kita lakukan. Dia selalu melihat apa yang kita lakukan
bahkan pikirkan. Itu sebabnya kita perlu belajar hidup takut akan Tuhan. Gimana kalo kita
ngelakuin masturbasi dan dilihat orang lain? Maluuuu dong... Seperti itu juga kita harus
berpikir bahwa Tuhan selalu melihat apa yang kita lakukan. Malu ama Tuhan dong, kalo
sampai kita ngelakuin masturbasi.
Minta Tolong Pada Orang Lain Carilah orang yang benar-benar kamu bisa percayai dan kamu
anggap dekat, lalu ceritakanlah masalahmu kepadanya. Ceritakanlah niatmu untuk
mengakhiri kebiasaan masturbasi ini. Seandainya ada orang-orang yang bisa mendukung
kamu, tentu saja kamu akan lebih mudah mengatasi keterikatanmu itu. Mereka akan selalu
mengingatkanmu dan memotivasi kamu bahwa kamu pasti bisa lepas dari kebiasaan buruk
itu.
Jangan Merasa Diri Kuat Kalau kamu sudah bisa lepas dari kebiasaan masturbasi. Sebulan,
dua bulan, tiga bulan... Jangan merasa diri kuat. Ingatlah bahwa kejatuhan kita di dalam dosadosa seksual biasanya karena kita sudah merasa kuat dan merasa nggak bakal jatuh dalam
dosa yang sama lagi. Tetaplah bergantung pada Tuhan agar kita tidak kembali pada kebiasaan
kita yang lama.

Semua ini salah siapa?


Astri hanya bisa menangis mengingat perlakuan Evan yang lama-lama udah diluar batas. Di
dalam kamarnya yang tertata manis, Astri tersedu-sedu, tak kuasa menata hatinya semanis dia
mampu menata kamarnya. Berbagai macam perasaan berkecamuk di dalam hatinya, tapi yang
paling jelas adalah perasaan menyesal namun tak berdaya mengubah keadaan itu.
Saat itu malam minggu, Evan mengajaknya puter-puter kota dengan motor kebanggaannya.
Tiba-tiba Evan meminggirkan motornya di sebuah taman yang sudah tidak terawat. Mulanya
mereka ngobrol biasa, tentang hidup, masa depan, dsb. Malam seakan mengantar mereka
pada suasana yang belum pernah Astri rasakan. Evan memeluk dan mencium Astri dengan
lembut. Namun sesaat kemudian Astri merasakan tangan Evan mulai bergerilya di tubuhnya,
namun dia nggak bisa menolak. Astri nggak berani berbohong kalau sebetulnya dia pun
menikmati sensasi yang baru pertama kali ini dirasakannya.
Beberapa menit kemudian barulah Astri menyadari kesalahannya. Astri buru-buru menepis
tangan Evan dan sambil menangis minta diantar pulang. Evan seakan juga tersadar, Mma
maafkan aku, Sayang!! Akuakulupa diri Setelah lama dibujuk, akhirnya Astri
memaafkan juga. Astri sadar, itu semua nggak murni kesalahan Evan. Kalau saja Astri tegas
menolak, pasti nggak akan berlanjut.
Hari berganti hari Evan kembali mengulangi perbuatannya. Dan bodohnya, Astri pun
memaafkan setelah Evan dengan meyakinkannya berjanji nggak akan mengulangi perbuatan

itu. Kejadian seperti itu nggak sekali-dua kali aja, bahkan sekarang hampir setiap kali mereka
bertemu mereka melakukan perbuatan yang nggak sopan itu. Emang sih, nggak sampai ML
(Making Love). Awalnya. Sebelum kejadian sore ini terjadi.
Saat mereka berdua sedang nonton film romantis di rumah Evan yang kebetulan sedang sepi,
akhirnya mereka pun jatuh dalam dosa perzinahan. Mereka menyesal, tapi sayangnya sudah
terlambat!
Semua ini salah mereka! Cowok nafsunya lebih gede. Mereka pintar merayu, membujuk dan
kalau perlu memaksa. Tenaga mereka jauh lebih kuat daripada kita para cewek.
Hei...hei...hei... Wait a minute! Apa bener 100% salah mereka? Ternyata kaum kita pun ikut
andil kesalahan ini ketika:

Kita nggak tegas berkata "tidak" Bagi cowok, selama mereka masih "sedikit"
diijinkan mereka akan memanfaatkan sedikit kesempatan itu sebaik-baiknya.
Makanya kita harus bisa tegas, say "NO" by doing it! Berkata tidak artinya nggak
mau diajak berduaan di tempat sepi, nggak memancing keadaan (misalnya dengan
sengaja berbaju seksi), nggak memberi toleransi untuk kesempatan ke2, ke3, ke4,
dst... Kalo kita bilang "nggak" tapi tanpa tindakan tegas dan nyata, yah... sama juga
boong deh! Kalo emang doi terus memaksa, jangan ragu untuk putus. Nggak akan
rugi, kok!

Kita terlalu berani mengambil resiko Bermain air basah, bermain api hangus! Cewek
yang berani ambil resiko pacaran yang nyerempet bahaya berarti udah siap
menanggung resiko terburuknya. Jangan pernah merasa diri kuat, bisa ngerem
mendadak, or bisa ngasih tau pacar kamu. Di saat lagi hot, siapa sih yang akan bisa
mikir jernih? Kalo pun kamu merasa bisa ngerem mendadak, apa iya si doi juga bisa
begitu?

Kita terkecoh dengan penampilan luarnya Salah banget kalo kita beranggapan mereka
yang udah rajin ke gereja, aktif pelayanan, dsb nggak akan mungkin jatuh dalam dosa
yang satu ini. Pacaran seiman masih tetap wajib waspada 'n selalu menjaga diri.

Kita mulai ikut menikmatinya Wah, kalo udah begini lebih repot! Dosa emang enak
dilakukan, tapi nggak enak ditanggung akibatnya. Jangan biarkan diri kita dikuasai
hawa nafsu! Kita harus menyadari dan mengakui bahwa kita telah melakukan hal
yang salah dan segeralah bertobat selagi masih ada kesempatan!

Mission at Work

Mengabarkan Injil enggak selalu harus dengan cara meninggalkan dunia kerja sekuler
untuk masuk ke sekolah teologia. Kita tetap bisa menjalankan misi Kristus di tengahtengah tempat kerja kita saat ini. Mau tau caranya? Simak dan terapkan yang berikut
ini:
Action
Perbuatan berbicara lebih keras dari khotbah apapun juga. Lewat perbuatan kita bisa
mengabarkan kasih dan karya Kristus dalam kehidupan kita. Melalui perbuatan
jugalah orang bisa tertarik untuk mengenal Kristus. Banyak orang Kristen menggebu-

gebu dalam menceritakan tentang Kristus pada rekan-rekan kerjanya, but tanpa
perbuatan nyata yang bisa dirasakan orang-orang sekitar, sia-sia aja apa yang dia
lakukan. Doi sekedar mendapat merk Kristen fanatik tapi enggak mampu menyentuh
hati orang lain. Perbuatan kita memegang peranan penting banget untuk membuat
orang lain jadi rindu mengenal Tuhan ato malah males denger soal Tuhan. So,
perbuatan seperti apa yang bisa memberi pengaruh bagi orang lain di tempat kita
bekerja?
Be Honest
Bersikap jujur dalam segala hal adalah kunci pertama yang musti kita pegang. Dalam
hal sesepele apapun, jadilah orang yang bisa dipercaya. Jaga setiap kata- kata yang
keluar dari mulut kita sebagai sumber yang paling bisa dipercaya. Perhatikan apakah
setiap tindakan kita selalu berlandaskan kejujuran dan ketulusan. Gimana sikap kita
kalo ada supplier yang menawarkan bonus alias fulus pelicin kelancaran bisnis?
Apakah kita suka jalan-jalan ke mal pada jam kerja saat kita tugas di luar kantor?
Apakah kita sering mencuri jam kantor dengan kegiatan yang enggak ada urusannya
sama sekali dengan pekerjaan, misalnya internetan, telpon pribadi, ngobrol enggak
ada habisnya ama temen kantor, etc. Apakah kadang-kadang kita memanipulasi biaya
operasional kantor untuk kepentingan pribadi? Mencharge biaya taksi, bensin, atau
ongkos yang sebenarnya enggak kita keluarkan? Kita harus belajar bersikap jujur
dalam hal sekecil apapun supaya saat kita bicara soal Kristus, orang enggak akan
ngetawain kita karena record buruk yang udah kita buat. Bila kita bisa dipercaya,
orang lain akan lebih mudah mempercayai kesaksian kita tentang karya Kristus.
Kasih
Enggak bisa disangkal lagi, identitas kekristenan yang paling mencolok adalah dalam
hal kasih. Karenanya kalo kita ngakunya orang Kristen, orang lain akan langsung
mengharapkan tindakan kita yang penuh kasih. Enggak sombong, enggak kasar,
pemaaf, baik hati, suka menolong, dst. Emang sih untuk melakukannya jelas butuh
pengorbanan. Tapi, toh kita berbuat kasih bukan untuk mendapatkan pengakuan ato
pujian dari orang-orang, kan? Kita berbuat kasih karena hati kita telah dipenuhi oleh
kasih Kristus sehingga kasih itu meluap keluar dan memberkati orang lain.
Nilai Plus!
Kalau ingin memberi kesan lebih, berilah nilai lebih pada diri kita sendiri. Bukan
berarti kita harus menjadi orang yang paling keren di tempat kerja. Jadilah orang yang
diatas rata-rata dalam perbuatan baik. Sikap kita dalam bekerja, hasil pekerjaan kita,
inisiatif kita dalam bekerja, kedisiplinan, kesungguhan dalam bekerja, kerajinan,
kerelaan untuk bekerja keras, dll. Yang jelas sebagai anak Tuhan, sudah sepantasnya
bila kita berusaha bekerja dengan baik karena kita tahu bahwa pekerjaan yang kita
lakukan itu adalah wujud pelayanan kita kepada Tuhan.
Ramah & Rendah Hati
Sikap ramah dan rendah hati memudahkan kita menarik minat orang lain untuk
mengenal kita - termasuk juga mengenal Kristus yang ada dalam hidup kita. Orang
bakalan malas ngobrol dengan kita kalo kita selalu menampilkan wajah tegang dan
gengsi untuk menyapa orang lain terlebih dulu. Keramahan dan kerendahan hati kita
yang tulus pasti akan berbuah manis, percaya deh!
No Judgement
Jangan pernah menghakimi orang lain, baik dosa-dosanya maupun agama dan
kepercayaannya. Memberitakan Injil bukan soal membuat orang lain berpindah agama
menjadi Kristen. Menginjili seharusnya tidak dilakukan dengan merendahkan
keyakinan orang lain. Bagaimanapun juga hargailah pandangan dan keyakinan orang

lain. Kita bisa kok memberitakan Kebenaran tanpa harus menghakimi. Biarkan orang
lain yang menimbang dan mengalami sendiri Kebenaran yang kita sampaikan.
Kepada orang yang masih hidup dalam dosa, jangan menuding dan menghakiminya.
Tetapi jangan pula menolerir dan membenarkan perbuatannya. Nyatakan kebenaran
dengan tegas dan penuh kasih. Perhatikan bagaimana Yesus merangkul orang-orang
berdosa dan membawa mereka kepada pertobatan.

Pesan Terakhir
Bacaan: Kisah Para Rasul 1:8
...dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan
sampai ke ujung bumi."- Kisah Para Rasul 1:8
Bagaimana seandainya kita menjadi orang yang menerima pesan-pesan terakhir dari
seseorang menjelang kepergiannya? Misalnya dari kakek-nenek ato dari ortu menjelang
detik-detik terakhir hidup mereka. Tentu kita akan mengingat pesan- pesan terakhir itu baikbaik dan sedapat mungkin melaksanakannya. Pesan terakhir yang disampaikan biasanya
bersifat penting sehingga umumnya jarang sekali diabaikan begitu saja.
Sebagai anak-anak Tuhan, tahukah kita apa pesan terakhir yang disampaikan Tuhan Yesus
menjelang kenaikan-Nya ke Sorga? "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang
ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh
Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kis.1:7- 8) Tuhan berfirman bahwa kita
akan menerima Roh Kudus serta kuasa-Nya dan menjadi saksi-Nya sampai ke ujung bumi.
Tuhan ingin kita menjadi saksi bagi-Nya yang menceritakan perbuatan-Nya kepada setiap
orang.
So, apakah pesan terakhir itu kita anggap sebagai pesan yang penting? Apakah kita
melaksanakan apa yang Dia pesankan kepada kita? Kalo pesan-pesan terakhir yang
disampaikan manusia aja bisa kita anggap sebagai hal yang penting, bukankah terlebih lagi
seharusnya kita menganggap pesan Tuhan itu sungguh amat penting? Sebagai pengikut
Kristus kita punya tugas atau amanat yang harus dilaksanakan. Dimanapun kita berada,
apapun yang kita lakukan setiap hari, bagaimanapun kondisi kita, menjadi saksi Kristus
adalah kewajiban kita. Intinya dalam market place kita masing-masing, kita tetep wajib
melaksanakan the great commission. Setiap orang yang kita jumpai harus merasakan karya
Kristus yang nyata dalam perbuatan, perkataan, dan gaya hidup kita. Today, kita diingetin lagi
tentang pesan terakhir ini. Marilah kita melaksanakan amanat Tuhan ini sebaik-baiknya.

Detik-detik Akhir
Bacaan: Efesus 5:16
dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.- Efesus 5:16
Kalo kamu pernah nonton film Titanic yang sempat booming beberapa taon lalu, tentunya
kamu masih ingat kisah detik-detik terakhir menjelang tenggelamnya si raksasa lautan itu.
Suasana pesta yang tengah berlangsung dalam kapal megah itu mendadak berubah menjadi
suasana histeris dan menakutkan. Semua orang harus secepatnya menyelamatkan nyawa
mereka. Dalam hitungan menit bahkan detik, ribuan nyawa lenyap dalam dinginnya lautan
beku. Waktu yang sebelumnya dianggap tidak terlalu berharga mendadak berubah menjadi
amat sangat penting. Setiap detik sangat menentukan nyawa manusia.
Hidup hampir bisa disamakan seperti itu. Kalo kita enggak menyadari bahwa kita hidup di
akhir jaman, kita akan menganggap hidup ini biasa aja dan mengisinya dengan bersantaisantai. Kita enggak menyadari bahwa Iblis sedang melipat gandakan usahanya untuk
menyesat semakin banyak manusia. Sebagai anak-anak terang yang sebenarnya diutus untuk
menyelamatkan orang-orang yang masih terhilang, kita malahan membuang-buang waktu
untuk hal-hal yang enggak benar- benar penting dan mendesak. Kita sibuk dengan acaraacara dalam gereja setiap hari tapi melupakan orang-orang yang masih berada di luar gereja,
belum mengenal Kristus dan masih terhilang. Kita sibuk dengan urusan pekerjaan setiap hari
hingga melupakan Tuhan dan mengabaikan kenyataan bahwa ada banyak urusan rohani juga
yang seharusnya kita kerjakan.
Girls, surat Efesus yang ditulis oleh rasul Paulus sejak tahun 60M lalu sudah memperingatkan
anak-anak Tuhan agar hidup dengan bijaksana. Sudah seharusnya kita tidak menghamburkan
waktu yang begitu berharga ini untuk perkara-perkara duniawi semata. Jangan biarkan Iblis
menyesatkan teman-teman dan saudara-saudara kita. Kita punya misi khusus untuk
membawa mereka kepada Kristus. Selamatkan mereka sekarang, selagi masih sempat!

Bukan Religi
Bacaan: Lukas 21:38
Dan pagi-pagi semua orang banyak datang kepada-Nya di dalam Bait Allah untuk
mendengarkan Dia.- Lukas 21:38
Kalau kita membaca sejarah kelam gereja di tahun 1208 -1834 pada masa Paus dan Inkuisisi
berkuasa, tak bisa dibayangkan betapa mengerikannya dampak buruk dari tindakan orangorang yang mengatasnamakan agama. Setiap orang yang tidak setuju dengan gereja langsung
dianiaya dengan cara yang sangat keji, bahkan dibakar hidup-hidup, serta dirampas seluruh
harta bendanya. Tidak ada lagi kasih, kekudusan, belas kasihan, atau kebaikan seperti yang
tercermin dalam Firman Tuhan.

Sampai hari ini pun kita masih melihat begitu banyak nyawa menjadi korban ketika orangorang mulai bertikai karena masalah agama. Bukankah sungguh ironis melihat orang-orang
yang beragama dan percaya bahwa Allah sungguh ada, justru melakukan serentetan tindakan
kekejaman demi agama itu sendiri? Perang antar agama, terorisme, pembantaian, permusuhan
dan pertikaian masih berlangsung hingga hari ini.
Mungkin kita memang enggak secara langsung terlibat dalam urusan semacam itu. Namun
apakah ternyata kita juga turut menyuburkan benih kebencian antar agama dalam kehidupan
kita sehari-hari? Apakah kita bersikap sinis terhadap orang yang memeluk agama lain?
Apakah kita menghina kepercayaan yang dianut orang lain? Apakah kita menyampaikan
berita Injil bukan dengan kasih namun dengan paksaan?
Girls, sadarkah kita bahwa misi kelahiran Yesus ke dunia ini bukanlah untuk mendirikan
sebuah agama? Kristus datang untuk melakukan penebusan atas dosa manusia, supaya
barangsiapa yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Kita menyampaikan Injil
bukan untuk memperbesar agama Kristen, melainkan untuk memberitahukan kepada orang
bahwa Kristus adalah jalan. Kita tidak perlu memaksa orang untuk percaya kepada Injil. Kita
juga tidak perlu membenci mereka yang menolak Injil. Bukankah Kristus juga tidak pernah
memaksa orang untuk menjadi pengikut-Nya? Teladanilah Yesus yang bisa menarik orang
datang kepada-Nya karena karya kasih-Nya.

Volunteer
Bacaan: Kisah 20:35
Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.- Kisah 20:35
Relawan atau orang yang dengan ikhlas dan senang hati melakukan upaya untuk menolong
sesama tanpa mengharapkan balasan atau imbalan, biasanya banyak kita jumpai ketika terjadi
bencana alam, musibah kecelakaan atau wabah penyakit di suatu daerah. Para relawan
mengorbankan waktu, tenaga, dan uang untuk melakukan usahanya menolong sesama. Tak
jarang mereka harus meninggalkan pekerjaannya sementara waktu, menempuh perjalanan
jauh atas biaya sendiri, mengeluarkan dana yang tak sedikit untuk memberikan sumbangan,
melepas kenyamanan sebagai direktur menjadi kuli yang mengangkat karung sembako, galon
air, dsb. Pernahkah terbersit dalam benak kita, mengapa mereka mau melakukan semuanya
itu?
Pernahkah kamu mencoba menjadi seorang relawan? Kalo kamu pernah melakukannya, tentu
kamu bisa memahami alasan mereka. Saat kita bisa berbuat sesuatu untuk menolong sesama,
ada kebahagiaan tersendiri yang muncul dalam hati kita. Melihat senyum kebahagiaan orang
yang ditolong sudah menjadi upah yang lebih dari cukup bagi para relawan. Kalo biasanya
kita selalu menerima upah berwujud rupiah dari hasil tenaga dan pikiran kita, cobalah
sesekali untuk memberikannya secara gratis kepada orang lain yang membutuhkan.
Meskipun menjadi relawan adalah kegiatan yang enggak menguntungkan sama sekali secara
finansial, namun manfaatnya bagi orang lain maupun diri kita sendiri sangatlah besar.
Pengen nyoba? Enggak harus menunggu bencana alam terjadi kok! Kita bisa melakukan
usaha sederhana apa saja untuk memulainya. Membuat gerakan donor darah, membuat

kegiatan belajar kelompok untuk anak-anak di kampung, memberi penyuluhan untuk ibu-ibu
PKK, menggalang dana bagi panti asuhan, dsb. Yang penting kita melakukannya karena kita
ingin berbagi kebahagiaan dengan sesama. Bukankah Kristus sendiri menjadi relawan
sepanjang hidup-Nya? Kenapa kita enggak?
Renungan Muda Remaja

Forever Friend
Bacaan: Ibrani 13:5
"Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan
meninggalkan engkau."- Ibrani 13:5
Aaahhh... akhirnya aku lulus juga! Sekarang dibelakang namaku sudah tercantum embelembel sarjana. Fotoku mengenakan toga dengan wajah tersenyum manis dipasang di ruang
keluarga. Betapa senengnya udah lulus n menyelesaikan kuliah dengan tuntas. But, setelah
sebulan, dua bulan, tiga bulan berlalu... mulai deh muncul rasa kangen ama sohib-sohib yang
dulu. Terbayang masa-masa bisa cekikikan di dalam kelas meski dipelototin ama Pak Dosen.
Ngeceng di kantin, jalan-jalan ama geng yang kompak abis, dst. But, now I feel so lonely...
hiks. :( Kerjaan blom dapet, temen-temen segeng udah pada jalan sendiri-sendiri, berpencar
ke berbagai kota, ada juga yang langsung merit. Sekarang rasanya berjuang seorang diri.
Enggak ada sohib yang biasanya nemenin kita kemana-mana.
Girls, apakah kamu sedang mengalami masa transisi dari kampus ke dunia kerja? Kamu
enggak sendirian kok. Banyak orang-orang lain juga mengalami hal yang sama. Enggak perlu
stress dan bete ngadepinnya. Meski kita seolah kehilangan sebagian besar temen kita yang
dulu, tapi percayalah bahwa ada satu temen yang setia abis nemenin kita kemanapun dan
kapanpun. His name is Jesus.
Seiring berjalannya waktu, kadang-kadang teman datang dan pergi dari kehidupan kita.
Mereka mungkin enggak bisa selalu ada buat kita. But, enggak perlu sedih mulu donk! Kalo
kita ngerasa lonely, sadarkah kita bahwa Tuhan Yesus sedih banget ngeliat kita. Dia selalu
ada di samping kita (bahkan di dalam kita!), tapi kita seakan mengabaikan-Nya. Kita enggak
pernah curhat dengan-Nya. Kita lebih suka kirim SMS ke temen (meski kadang mereka
terlalu sibuk untuk membalasnya), or menelpon sohib malem-malem pas kita lagi bete,
daripada kita mengindahkan kehadiran-Nya, duduk mengobrol dengan-Nya, tertawa dan
menangis dalam hadirat-Nya. Girls, jangan pernah mengira kita sendiri. Kalau pun teman
lamamu pergi, teman barumu akan segera datang, tapi Yesuslah Sahabatmu sepanjang masa.

Pembelajaran
Bacaan: Mazmur 119:73
Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku, berilah aku pengertian, supaya aku
dapat belajar perintah-perintah-Mu.- Mazmur 119:73
Enggak semua orang di dunia ini mau belajar sepanjang hidupnya. Enggak percaya? Coba
deh amati sekeliling kita (termasuk diri kita sendiri juga tentunya!) Kebanyakan orang punya
1001 alasan yang menunjukkan dirinya adalah orang yang malas belajar. Duh, kalo gue
enggak bisa banget deh serba teratur kaya gitu. Pembawaan gue emang udah begini, serba
easy n nyantai aja. Kalimat semacam ini sebenarnya bisa diartikan, Udah deh, gue males
belajar rapi-rapian segala. Gini aja udah cukup. Toh gue nyaman dengan keamburadulan gue
saat ini.
Pembelajaran bukanlah sebuah kata yang terkait dengan ruang kelas dan seragam sekolah.
Pembelajaran tak harus selalu berupa ilmu-ilmu baru yang kita peroleh dari buku. Kita bisa
belajar dari hidup ini selain dari semua teori yang kita cari. Pembelajaran seharusnya terus
terjadi dalam diri kita supaya hidup kita hari ini lebih baik dari hari kemarin.
Apakah kita pengen menjadi orang yang tutur katanya lemah lembut dan bijaksana? Pengen
jadi orang yang murah hati, suka memberi dan berbagi? Pengen jadi orang yang disiplin dan
rajin? Pengen bisa atur waktu dan atur duit dengan bijak? Pengen membuang kebiasaan
buruk dan menggantinya dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang baik? Semuanya perlu
dipelajari. Kita harus mau bayar harganya untuk belajar. Belajar seringkali enggak langsung
berbuah manis. Perlu proses trial and error, jatuh dan bangkit kembali untuk mencoba lagi.
Belajar membutuhkan usaha yang pantang menyerah. Belajar berarti menapaki anak tangga
yang semakin meningkat, semakin hari semakin tinggi. Apakah setelah membaca tulisan ini,
kita jadi teringat pengen memulai pelajaran yang baru dalam hidup ini? Mumpung kita masih
muda, manfaatkanlah waktu dan tenaga yang ada ini untuk mempelajari banyak hal yang
belum kita kuasai.

Bukan Permainan
Bacaan: Efesus 5:15
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang
bebal, tetapi seperti orang arif.- Efesus 5:15
Bagi anak-anak muda yang memuja kemerdekaan, mereka punya slogan bahwa hidup ini
hanyalah sebuah permainan. Life is a game, so play it! Apakah bener hidup kita ini cuma
sebuah permainan? Kalo hidup ini sekedar permainan, berarti kita bole- bole aja kebutkebutan di jalan, bermain-main dengan taruhan nyawa kita, mengisi hidup dengan

kesenangan-kesenangan diri sendiri. Bukankah hidup ini hanya sekedar permainan yang perlu
dimainkan dan dinikmati?
But, in fact hidup ini bukanlah sebuah permainan. Kita enggak bisa mempermainkan hidup
kita seenak diri sendiri karena kita harus mempertanggung-jawabkan setiap hal yang kita
lakukan selama kita menghirup oksigen di bumi ini. Setiap detik yang kita lewatkan harus
diperhitungkan di hadapan tahta Allah. Bagaimana bisa kita memperlakukan hidup ini
sebagai sebuah permainan?
Girls, mentang-mentang masih muda, kita kadangkala mengira bahwa hidup kita boleh
diboroskan untuk hal-hal yang kita anggap enggak akan bisa lagi kita lakukan di masa tua
kelak. Hidup berhura-hura dalam kesenangan duniawi, gonta- ganti pacar mumpung masih
remaja, nyobain hal-hal negatif (misalnya rokok, minuman keras, or even drugs!) yang
padahal kita udah ketahui bahwa itu merupakan hal buruk dan merusak. Kita ngejalanin
hidup sebagai sebuah permainan yang kita kira bisa kita hentikan suatu saat nanti - ketika kita
udah dewasa n enggak bisa main-main lagi. Padahal, siapakah yang bisa tau umur manusia?
Kita enggak bakalan tau apakah kelak kita masih punya kesempatan untuk hidup serius n
bener-bener. Bukankah itu hal yang aneh? Seharusnya kita menjalani hidup ini dengan
sungguh-sungguh serius karena kita enggak akan pernah tau kapan hidup kita berakhir.
Mungkin hari ini, mungkin taon depan, mungkin ketika kita udah keriput nanti, who knows?
Jadi, pastikan hidup kita bukan sebuah permainan!

Jangan Dirobohkan!
Bacaan: Amsal 14:1
Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan
tangannya sendiri.- Amsal 14:1
Tina nyesel udah putus ama Doni. Padahal mereka udah pacaran sejak kuliah tingkat tiga.
Doni udah menunjukkan keseriusannya dalam hubungan mereka. Tapi entah kenapa hari itu
Tina mengambil keputusan untuk putus. Enggak ada air mata kesedihan waktu dia
mengucapkannya di depan Doni. Yang ada hanyalah kemarahan, kejengkelan, kekecewaan
terhadap sikap Doni yang akhir-akhir ini dirasakan Tina lebih sering menghabiskan waktu
ama temen-temennya dibandingkan ama dirinya. Tina ngerasa udah dikecewakan, enggak
dihargai, enggak disayangi lagi, dst.
Sebulan udah berlalu sejak kejadian itu, dan sekarang Tina nyesel. Doi nyesel kenapa dulu
mengucapkan kata putus. Nyesel karena sekarang Doni udah pindah keluar kota dan sulit
dihubungi kembali. Nyesel atas tindakannya yang dibakar emosi dan tidak berpikir panjang
dan jernih. Tapi sekarang udah terlambat.
Girls, apakah kamu pernah mengalami hal yang hampir sama seperti Tina? Saat pacaran dan
terjadi konflik, kita langsung buru-buru mengucapkan kata putus. Dalam hati kecil kita
berharap doi bakalan ngemis-ngemis meminta permohonan maaf kita, trus baikan lagi
(seperti di film-film romantis geto deh!) Kita enggak menyadari bahwa sikap seperti itu tuh

childish n egois banget. Kita enggak berusaha mencari jalan keluar atas masalah yang
sedang muncul, tapi lebih memilih untuk lari dari masalah itu. Kita beranggapan bahwa yang
salah hanyalah dari pihaknya dan kita enggak perlu introspeksi diri karena kita udah cukup
baik kepadanya. Kalo sebelum membangun rumah tangga aja kita udah gampang nyerah,
gimana nanti kalo udah menikah? Penulis Amsal yang bijaksana menuliskan,Perempuan
yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya
sendiri. Jangan sampai kita menjadi gadis bodoh yang meruntuhkan rumah kita sendiri.

Berani Mencoba
Bacaan: 1 Samuel 17:8
Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari
ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu.- 1 Samuel 17:8
Siapa yang bersedia maju ke depan untuk mencoba? pertanyaan semacam ini seringkali
kita dengar di sekolah, di ruang kuliah, atau di lokasi training. Guru, dosen ato mentor
biasanya mencari sukarelawan yang mau mencoba hal baru yang mereka ajarkan. Anehnya,
enggak semua orang antusias untuk mencoba. Kenapa ya? Sebagian besar menjawab enggak
pede, takut salah, malu diliat orang, males, dsb. Apakah kamu termasuk salah seorang
diantaranya?
Berani mencoba sebenarnya merupakan modal untuk meraih keberhasilan. Kalo kita selalu
dibayang-bayangi perasaan takut salah, tentu seumur hidup kita enggak akan pernah berani
mencoba. Bukankah setiap hal di dunia ini selalu mengandung risiko? Enggak ada satu hal
pun yang bisa kita lakukan tanpa risiko gagal. Semua orang, sehebat apapun dirinya, pastilah
berisiko untuk gagal. Namun, kegagalan bukanlah untuk ditakuti melainkan diatasi. Orang
yang tidak pernah membuat kesalahan justru adalah orang yang tidak pernah mencapai
apapun.
Saat murid-murid melihat Yesus berjalan di atas air, hanya Petrus yang berani berinisiatif
untuk meminta,Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas
air. Akhirnya hanya Petrus jugalah yang pernah merasakan serunya berjalan di atas lautan.
Meskipun akhirnya Petrus cuma sebentar doank berjalan di atas air lalu hampir tenggelam,
tapi terbukti Tuhan enggak membiarkannya begitu saja. Tangan Tuhan segera meraih dan
menyelamatkannya. Tuhan aja menghargai antusiasme Petrus yang mau mencoba. Yesus
bahkan tidak memarahinya dengan omelan panjang, ketika dia menemui kegagalan. Dia
hanya menegur Petrus agar percaya. Kita bisa meneladani keberanian Petrus kali ini. Enggak
ada lagi alasan takut gagal ato kurang pede karena Tuhan sanggup menyempurnakan
kekurangan kita. Jangan lewatkan kesempatan untuk mencoba melakukan hal-hal besar yang
bisa membuat kita lebih maju! Selama kita melakukan hal yang benar, percayalah bahwa
Tuhan akan memampukan kita melakukannya.

Polisi Tidur
Bacaan: Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah.- Roma 8:28
Gimana rasanya kalo ngelewatin jalan yang banyak polisi tidurnya? Duh... sebel deh! Kalo
bisa mendingan kita pilih lewat jalan lain. Apalagi kalo kita pas kebetulan naik mobil sedan
yang pendek, polisi tidur bagaikan momok perusak. Tapi taukah kita untuk apa polisi tidur itu
dibuat? Polisi tidur dibuat untuk memaksa pengemudi kendaraan menurunkan kecepatan
kendaraannya demi mencegah terjadinya kecelakaan. Biasanya jalanan yang diberi polisi
tidur adalah jalan kompleks perumahan yang tentu saja banyak orang berseliweran disana.
Meski membuat para pengendara merasa kurang nyaman, tapi polisi tidur bisa mencegah
terjadinya kecelakaan.
Saat kita menemui hambatan dalam hidup ini, sadarkah kita bahwa sebenernya beberapa dari
hambatan itu bisa merupakan polisi tidur bagi kita. Apa yang nampaknya seperti sebuah
penghalang yang memperlambat keberhasilan, ternyata dibuat demi kebaikan kita sendiri.
Saat kita putus pacar, saat enggak diterima di univ idaman, saat ekonomi keluarga bangkrut,
saat semua nampaknya menghambat cita-cita kita, ternyata enggak sepenuhnya benar.
Meski nampaknya menjadi penghalang, polisi tidur ternyata justru membantu kita meraih
keberhasilan. Adanya hambatan seringkali membuat pikiran kita menjadi lebih matang. Kita
menjadi lebih dewasa dan mandiri. Penghalang juga mengasah kita menjadi lebih kreatif.
Kita enggak mundur dan menyerah begitu aja, tapi menciptakan jalan keluar lain yang
mungkin enggak terpikirkan sebelumnya. Penghalang pun mampu membuat diri kita jadi
lebih bijak dan rendah hati. Kita mengakui bahwa ada kuasa yang lebih besar dari diri kita
yakni Tuhan, yang bisa melakukan apa aja dalam hidup kita demi kebaikan kita. So, daripada
ngedumel saat menemui polisi tidur dalam hidup kita, mendingan kita bersyukur dan melihat
sisi positif dari semuanya itu.

Amin itu Iman


Bacaan: Markus 11:24
Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa
kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.- Markus 11:24
Apa yang biasanya selalu kita ucapkan kalo kita berdoa? Amin. itulah dia jawabannya.
Amin biasanya kita ucapkan untuk mengakhiri sebuah doa. Begitu juga waktu pendeta

berkhotbah dan kita mengiyakan alias sepakat dengan pernyataan yang dibuatnya, ato saat
doa berkat dipanjatkan oleh gembala kita diakhir ibadah.
Sebenernya apa sih makna kata amin yang sesungguhnya itu? Amin secara literal berarti
pasti benar yang dipakai untuk mengukuhkan dan mengiyakan meterai kebenaran atas
suatu pernyataan. Berarti kalo kita mengucapkan kata amin untuk menutup doa kita,
seharusnya kita benar-benar yakin bahwa apa yang kita mohon kepada Tuhan dalam doa kita
itu pasti akan terjadi. Anehnya banyak orang berkata amin, tapi sedikit dari mereka yang
ternyata mempercayai apa yang mereka aminkan itu. Setelah mengucapkan amin, ternyata
masih ada keraguan Masa sih Tuhan masih melakukan mujizat? Apa mungkin Tuhan akan
membuat masalahku ini bisa terselesaikan? dst.
Amin adalah kunci menikmati janji Allah yang besar dalam hidup kita. Bahkan Alkitab juga
diakhiri dengan kata Amin yang menandakan bahwa semua yang tertulis di dalamnya
adalah benar dan sungguh demikian. Jadi sudah seharusnya ketika kita mengakhiri doa kita
dengan berkata amin, dengan mantap kita percaya bahwa yang telah kita ucapkan itu
sungguh akan dan bahkan telah terjadi. Meski secara akal mungkin doa kita itu sulit
terpenuhi, namun percayalah bahwa enggak ada yang sulit bagi Tuhan. Tuhan hanya mencari
iman dalam kata amin yang kita ucapkan itu. Ingatlah apa yang telah terjadi oleh karena
iman. Bagaimana dengan orang buta yang dapat melihat kembali? Bagaimana dengan wanita
yang disembuhkan dari 12 tahun pendarahan? Bagaimana dengan 5 roti dan 2 ikan? Dia
sanggup memberi jalan keluar bagi masalahmu. Amin.

Ketika si doi sulit dipercaya...


Punya cowok yang sulit dipercaya? Hmm... apa solusinya ya?
1. Talk About It
Biarkan dirinya tahu kalau kita punya masalah soal mempercayai dirinya. Ceritakan dengan
detail alasan-alasan apa yang membuatmu sulit mempercayai
dirinya, dan katakan bahwa kamu sangat mengharapkan kejujurannya dalam hal sekecil
apapun. Jangan menyembunyikan kecurigaanmu dan diam-diam memata-matai dirinya
apalagi mengecek hapenya setiap hari, membongkar e-mailnya, bahkan sampai menggeledah
isi tas dan jaketnya. Emangnya kamu detektif? Yakinlah bahwa diskusi dengan kepala jernih
bisa membuat kedua belah pihak mendapatkan solusi
terbaik.
2. BeriKepercayaan
Meskipun doi sudah pernah membohongimu, berikanlah kesempatan kepadanya untuk
berubah. Berikan dorongan dan motivasi untuk memperbaiki kepercayaan satu sama lain.
Kalo kita bisa belajar mempercayai dirinya, jangan kaget bila dia justru berubah menjadi
semakin bisa diandalkan. Hentikan menelponnya sekedar untuk mengecek dia ada dimana,
sama siapa, ngapain aja, bla.. bla.. bla.. Kalo dia bisa merasakan kepercayaan yang kamu
berikan, dengan senang hati dia yang akan SMS ato menelponmu untuk memberitahukan
kegiatannya dan dengan siapa dia pergi.

3. Keep Cool
Memergoki si doi membohongimu? Enggak usah bertingkah seperti orang kebakaran jenggot
donk! Memang ngeselin kalo kita menemukan si dia berbohong. But, jangan membesarbesarkannya tanpa ampun. Tunjukkan sikap protes, tapi enggak perlu merembet kemanamana. Tetap fokus pada masalah dan dengarkan penjelasan yang dia berikan. Hindari pikiran
yang enggak-enggak dengan meragukan seluruh pernyataannya dan menganggapnya selama
ini boong total terhadapmu. Belum tentu lagee...
Kebanyakan cowok berbohong sekedar untuk membuat hati kita tenang. Katakan bahwa
kamu lebih menyukai kejujuran daripada apapun juga. Nah, konsekuenlah dengan
pernyataanmu itu. Kalau dia sudah berkata jujur, jangan lantas malah mencak-mencak
mengharapkan jawaban yang enggak jujur... lho?!
4. Jadilah Teladan
Jadilah orang yang bisa dipercaya sebelum menuntut orang lain berbuat sama. Kalau doi juga
enggak bisa mempercayai kita, jelas aja dia enggak bakalan bisa
menjadi orang yang bisa kita percayai 100%.
Hubungan dengan kekasih adalah hubungan saling. Kepercayaan bisa didapat dari sikap
saling mempercayai. Satu sama lain harus rela berkorban menjadi figur pasangan yang baik
dan bisa diandalkan.

Error State!
Julia sewot gara-gara managernya mengeluarkan peraturan-peraturan baru dalam kantor.
Mulai dari aturan pemakaian fasilitas telepon, peraturan dinas keluar kantor sampai ketentuan
soal absensi dsb. Julia ngerasa diperketatnya aturan itu bikin pekerjaannya enggak fun. Gue
jadi ngerasa enggak nyaman di kantor. Pokoknya gue enggak setuju dengan adanya peraturan
macam-macam itu. Julia mengomel tiada henti sejak dikeluarkannya peraturan-peraturan
baru itu.
Apa pasalnya Julia jadi uring-uringan? Kenapa dia merasa takut dan terancam dengan adanya
aneka aturan baru itu? Jawabnya simple aja, karena doilah yang paling sering melakukan
pelanggaran dalam hal-hal yang disebutkan di peraturan baru itu. Julialah yang paling sering
absen telat, bahkan nitip absensi ke temen-temen yang bisa datang pagi. Doi juga suka
memakai fasilitas kantor untuk keperluan pribadi yang sama sekali enggak mendesak. Pakai
telepon buat pacaran, dan sekalian shopping saat jam kerja di luar kantor.
Adam dan Hawa juga pernah mengalami hal yang sama kok. Sehabis mereka jatuh dalam
dosa, mereka berdua merasa takut dan bersembunyi dari Allah. Ketakutan yang timbul dalam
hati mereka bukannya tanpa sebab. Mereka merasa takut karena mereka tahu dirinya telah
berbuat salah. Seringkali kita merasa takut ini dan itu, parno terhadap hal-hal tertentu juga
karena ada kesalahan yang kita sembunyikan. Bersembunyi agar dapat lari dari tanggung
jawab bukanlah tindakan yang positif. Hanya satu cara yang bisa kita lakukan ketika tekanan
rasa takut itu mulai muncul, yaitu bereskan masalah itu segera! Kalau memang kita telah
melakukan kesalahan, admit it dan belajarlah untuk mempertanggung-jawabkannya. Enggak

perlu melarikan diri dari tanggung jawab atau malah menyalahkan orang lain. Remember,
tersedia pengampunan bagi kita yang dengan rendah hati mau bertobat.

The Wedding
Karla menerima undangan yang disodorkan Mimi dengan senyum kecut. Mungkin enggak
ada yang memperhatikan perubahan raut wajahnya setiap kali menerima dan membaca
wedding invitation dari teman-temannya. Sejak lulus kuliah ampe sekarang ini hampir semua
temen-temen ceweknya satu per satu menikah. Dalam hati Karla enggak bisa memungkiri
bahwa kekuatiran mulai menghinggapi dirinya. Bayang-bayang bakalan jadi perawan tua
seumur hidup, sendirian dan kesepian ampe akhir hayat. Oh God, gue enggak mau ngejomblo
begini terus.
Terbayang di benak Karla, saat kondangan nanti semua teman akan menanyainya,"Kapan
nyusul? Mana pacarmu?..." Mungkin mereka memang perhatian terhadap dirinya, atau
mereka sedang menghinanya secara tersamar, seolah menggaris bawahi bahwa being single
tuh berarti something wrong. Kesannya ibarat barang enggak laku-laku, tanpa seorang pun
yang melirik apalagi tertarik.
Apakah kamu juga sedang dihinggapi pikiran seperti Karla? Kuatir dengan status lajang yang
enggak jelas kapan berakhirnya. Girls, being single is not a wrong thing! Kita enggak perlu
merasa malu dan merasa ada yang kurang ketika kita belum menemukan pasangan hidup.
Jangan gara-gara takut dibilang enggak laku maka kita asal-asalan memilih teman hidup.
Kalo emang saat ini kita belum bertemu dengan orang yang tepat, belajarlah untuk bersabar.
Tuhan tahu kok kebutuhan kita tepat pada waktunya. Menikah adalah keputusan yang sangat
penting dalam kehidupan kita. Jangan melakukannya sekedar karena enggak tahan dengan
gunjingan masyarakat, kerabat ato bahkan temen-temen kita. Lihatlah dirimu sebagai seorang
yang berharga di mata Allah. Tuhan menghendaki kita bersatu dengan orang yang sepadan.
Percayalah bahwa soon or later kamu akan bertemu dengan pria yang mengasihi Tuhan dan
mengasihimu juga. Just be patient!

Bye... bye... worries!


Khawatir memang sudah menjadi 'penyakit' langganan semua orang. Kemacetan di jalan,
tugas kampus yang menumpuk, pacar uring-uringan, hutang yang belum terbayarkan bahkan
penambahan berat badan yang bisa bikin kepala pusing. Berdamai dengan khawatir rasanya
enggak mungkin, pengennya dienyahkan saja, tapi gimana caranya? Beberapa hal dibawah
ini dapat dijadikan obat bagi rasa khawatir dan stress yang seringkali kita hadapi:
1. Hindari membandingkan dirimu sendiri dengan orang lain. Kamu adalah dirimu
sendiri. Yang terpenting lakukan semua hal seoptimal mungkin.
2. Jangan terlalu sibuk menghitung kekuranganmu dan menyalahkan diri sendiri.
Sadarilah bahwa tiap orang pasti punya kekurangan dan kelebihan.
3. Carilah sahabat. Kembangkan hubungan yang baik dengan orang lain.

4. Punya hobby? Lakukan kesenanganmu, itu bisa menjadi salah satu sarana untuk
melepaskan kekhawatiran.
5. Luangkan waktu dalam sehari untuk dirimu sendiri.
6. Makanlah makanan yang bergizi dan berolahragalah secara teratur untuk menjaga
kesehatan.
7. dan yang terpenting, berdoalah! Kamu akan semakin tenang dan mampu mengontrol
dirimu sendiri kalo kamu tetap keep in touch dengan Tuhan.
Pemazmur dalam pergumulannya tetap memperoleh pengharapan karena kekuatannya berada
pada Allah. Kamu bisa katakan, Selamat tinggal khawatir dan selamat datang pengharapan
pada hari ini. Karena Tuhanlah yang memegang, menuntun dan mengangkat kita dalam
kemuliaan. Bagian kita akan tetap selama lamanya di dalam Allah.

Bebas Intimidasi
Barisan Filistin menantang pasukan Israel untuk berperang. Kedua pasukan saling
berhadapan di atas bukit yang berbeda. Tapi ada perbedaan yang sangat mencolok pada kedua
pasukan itu. Yang satu sangat percaya diri sehingga bisa selalu mengolok-olok pasukan
musuhnya. Sementara yang lain, berdiri dengan putus asa dihantui rasa takut akan kekalahan
besar. Bayangkan bila selama 40 hari kita menjadi salah satu tentara Israel yang
mendengarkan ejekan dan tantangan dari manusia raksasa seperti Goliat. Setiap pagi harus
bangun bersiap menyorakkan pekik perang namun tanpa nyali untuk maju berperang.
Goliat dan pasukan Filistin telah berhasil mematikan nyali umat Israel. Intimidasi yang
mereka lontarkan semakin membuat pasukan Israel ketakutan. Seperti itulah yang dilakukan
Iblis kepada kita. Meski dia tidak bisa menjamah hidup anak-anak Tuhan, namun dia bisa
melontarkan omong kosong, tipuan, hasutan dan intimidasi yang bisa melemahkan iman kita.
Iblis tahu ketakutan bisa melumpuhkan manusia.
Iblis bisa mengintimidasi kita dengan masa lalu kita yang buruk sebelum diselamatkan
Kristus. Dia juga selalu mengatakan bahwa kita enggak akan bisa hidup kudus karena tubuh
kita sudah terlanjur tercemar. Dengan intimidasi itu, banyak orang jadi menyerah dan jatuh
lagi dalam kehidupan dosa. Faktanya, Kristus telah menebus dan menguduskan hidup kita
sehingga kita patut menjaganya dengan sungguh-sungguh. Jangan ijinkan Iblis mengalahkan
kita dengan intimidasinya. Jadilah seperti Daud yang melihat tantangan justru sebagai sebuah
kesempatan untuk mendemonstrasikan kuasa Allah. Daud bukanlah pemuda gila yang
mengantar nyawanya untuk menghadapi raksasa Goliat. Daud maju menghampiri musuh
dengan semangat untuk mengalahkannya. Dia maju dengan iman yang kuat bahwa Allah
berada di pihaknya. Gimana dengan kita? Jangan ijinkan intimidasi Iblis melemahkan kita
hari ini.

Jangan Ditutupi
Dea punya masalah dengan BB. Meski setiap hari udah mandi 2 kali sehari, tapi beberapa
saat setelah mandi dan beraktifitas, selalu datang bau badan yang enggak diharapkan itu. Dea

merasa minder tiap kali bau badannya mulai muncul. Masa sih cantik tapi bau... iiih enggak
banget! Itulah sebabnya Dea punya ide untuk membeli splash cologne dan parfum untuk
mengatasi masalahnya. But, bukannya BB jadi hilang, yang ada justru aroma baru yang
menyengat dan memabukkan. Parfum yang wangi bercampur dengan keringat Dea
menghasilkan semacam obat bius bagi teman-temannya.
Tau kan kenapa bisa begitu? Keringat bau dan berlebih enggak bisa kita tutupi dengan
semprotan parfum atau cologne. Yang harus dilakukan Dea seharusnya adalah mengobati
masalah BB nya dulu, lalu barulah memakai wewangian. Jangan mencoba menutup bau
badan dengan minyak wangi! Begitu juga dengan masalah dalam hidup kita. Jangan pernah
menutupi masalah supaya enggak nampak dalam hidup kita. Masalah ada untuk kita hadapi,
kita pecahkan dan kita atasi, bukannya kita tutupi atau kita anggap sepi. Kalau kita menutupnutupi masalah yang kita miliki, cepat ato lambat kita bakalan mencium aroma masalah lain
yang lebih menyengat.
Curiga ama sang pacar? Enggak sreg dengan kata-kata yang dilontarkan ortu? Ato
bermasalah dengan keinginan daging berbuat dosa? Jangan abaikan masalahmu itu. Kalo kita
punya ganjalan hati dengan seseorang, segera saja utarakan dengan kepala adem. Kalo kita
punya masalah dalam hubungan kita dengan Tuhan, segera duduk dan berdoa minta ampun
dan jalan keluar kepada-Nya. Apapun masalah yang muncul dalam hati kita, Tuhan pengen
mendengarnya dari mulut kita sendiri dan menolong kita mengatasinya bersama. So, jangan
pernah tutupin masalahmu!

Harga Bayar
Kalo kita pengen mendapatkan hal yang baik, harus ada harga yang harus dibayar. Pengen
tampil ke kantor dalam keadaan cantik dan segar? Mau enggak mau kita harus rela bangun
pagi untuk ngeblow rambut, bermake-up dan memadu padankan busana kerja yang chic.
Pengen betis tampak lebih ramping? Mungkin kita perlu merelakan kaki pegel karena
memakai high heels. Pengen berprestasi di kampus? Berapa banyak waktu yang harus kita
habiskan di dalam perpustakaan sementara mahasiswa lainnya pada nongkrong di kantin.
Pengen bisa beli laptop idaman? Untuk beberapa bulan mungkin kita perlu mengencangkan
ikat pinggang demi mengerem pengeluaran dan menabung. Bahkan keselamatan yang kita
nikmati dalam Kristus pun punya harga bayar yang teramat mahal, yakni senilai darah Putera
Allah sendiri.
Semakin tinggi nilai yang ingin kita raih, semakin tinggi pula harga yang harus kita bayar
untuk mendapatkannya. Sayangnya, enggak semua manusia menyadari hukum yang simpel
ini. Lebih banyak orang mendambakan sesuatu yang indah dan bernilai, tapi enggak mau
bersusah payah memperolehnya. Contohnya neh, semua orang pasti pengen punya perut rata.
Tapi berapa banyak orang yang mau sit-up setiap bangun pagi demi mendapatkannya? Kita
pengennya enggak perlu olah raga ato pun diet, tapi bisa mendapatkan tubuh sehat dan ideal.
Kita pengen menerima kenaikan gaji tapi enggak mau kerja ekstra dan memberi kontribusi
lebih pada perusahaan.
Well girls, berapa banyak keinginan kita enggak seimbang dengan usaha yang kita kerjakan
setiap hari? Pepatah bilang bagai pungguk merindukan rembulan. Berapa lama lagi kita
masih ingin terus dalam kondisi seperti ini? Ubahlah usaha kita agar impian kita bisa kita
raih. Tuhan pasti menolong orang yang sungguh-sungguh berupaya dalam kehendak-Nya.

Attention Seeker
Kalo elo enggak menelpon gue sekarang juga, jangan pernah hubungi gue lagi! Roger
terheran-heran membaca SMS dari Sandy, pacarnya itu. Sudah kesekian kalinya Sandy selalu
menggunakan kalimat-kalimat yang eksentrik untuk mengancam atau memaksa Roger
melakukan kemauannya. Sebenernya Sandy enggak bener-bener sekejam itu terhadap Roger,
dia hanya punya masalah dengan yang namanya mencari perhatian. Seorang pencari
perhatian biasanya suka banget menggunakan ancaman, mengucapkan kalimat-kalimat gawat
seperti kita putus aja, atau selalu bilang ada hal yang puenting banget yang pengen
diutarakan. Si pencari perhatian berharap, kalimat-kalimat istimewa mereka akan
mendapatkan perhatian lebih dari orang lain.
Coba kita tanya kepada orang-orang yang memberikan pelayanan konseling online, berapa
banyak orang-orang yang suka menjadi si pencari perhatian. Yang paling sering adalah
mengirimkan SMS di tengah malam berisi ancaman untuk bunuh diri bila tidak mendapatkan
balasan SMS sekarang juga. Maksudnya sih bukan untuk bunuh diri beneran, melainkan
untuk mendapatkan tanggapan istimewa dan segera. CPD... :(
Girls, apakah selama ini kita juga suka melakukan hal yang sama terhadap temen, ortu ato
pacar kita? Mencari perhatian dengan cara yang negatif adalah sikap yang sangat egois. Kita
mengabaikan perasaan atau kondisi yang sedang dihadapi orang lain dan menuntut orang lain
memperhatikan diri kita seorang. Kalau kita ingin mendapatkan perhatian dari orang lain,
belajarlah untuk lebih memperhatikan orang lain. Bagikanlah kasih, perhatian, penghiburan,
semangat dan kata-kata positif untuk membangun orang lain. Tuhan Yesus mengajarkan kita
untuk melakukan yang terbaik kepada sesama sebagaimana kita mengharapkan orang lain
bersikap kepada kita. So, behave nicely girls!

Awas Karsinogen!
Mungkin kamu udah sering baca soal bahaya kanker khususnya bagi para wanita. Di era kita
saat ini, kanker menjadi momok yang menakutkan bagi kaum cewek. Kanker payudara dan
kanker rahim menduduki rating tertinggi penyebab kematian wanita. Apa sih yang bisa kita
lakukan untuk mencegahnya? Polusi udara, konsumsi makanan tak sehat, dan pola hidup tak
sehat seperti rokok, alkohol dan makanan berkarsinogen harus dihindari. Makanan yang
mengandung karsinogen contohnya adalah bagian daging yang hangus dibakar (pada sate
atau daging bakar). Kemasan makanan dari plastik atau styrofoam juga bisa mengeluarkan
karsinogen bila digunakan untuk wadah makanan dan minuman bersuhu panas. Daging asap,
ikan asin, makanan yang diawetkan atau yang mengandung sakarin harus sedapat mungkin
dihindari.
Sebagai gantinya kita bisa mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang telah terbukti
sebagai antioksidan yang baik untuk tubuh. Banyak mengkonsumsi kedelai ternyata juga
telah terbukti bisa mencegah terjadinya kanker payudara. Ternyata untuk menjaga kesehatan
tubuh sebenarnya enggak sulit. Kita hanya perlu menjaga pola hidup kita agar tetap sehat.
Menjaga kesehatan rohani juga memerlukan kecermatan serupa. Kita perlu mewaspadai
setiap hal yang kita konsumsi. Informasi yang masuk dalam pikiran kita meliputi apa yang
kita dengar, apa yang kita baca, apa yang kita tonton, dsb. Kalau kita memasukkan sampah ke

dalam pikiran kita, tentu saja itu akan mempengaruhi kesehatan jiwa kita. Apa yang kita
pikirkan, ucapkan dan lakukan bahkan juga bisa menghasilkan sampah bagi orang lain.
Therefore, jagalah kesehatan jasmani dan rohanimu supaya hidupmu menjadi maksimal.

Flirty Fashion
Di jaman dulu mungkin semakin banyak kain yang digunakan untuk membuat pakaian, maka
semakin mahal pula harganya. But, sekarang ini jangan ditanya kalo harga secuil kain bisa
mencapai ratusan ampe jutaan rupiah. Pakaian yang dulunya digunakan sekedar untuk
menutupi tubuh dari hawa panas dan dingin, kini sudah beralih fungsi lebih banyak sebagai
fashion. Fashion didefinisikan sebagai sesuatu yang menjadi simbol identitas diri. Makanya
enggak heran kalo yang namanya perkembangan fashion emang enggak ada matinya. Kalo
beberapa tahun lalu model celana cut bray sangat ngetop, sekarang udah sama sekali hilang
dari peredaran diganti oleh legging n dress imut.
Menjadi cewek modis memang sah-sah aja. Dengan penampilan yang segar dan chic tentunya
lebih enak dipandang mata daripada penampilan semrawut dan dekil. But, kita pun musti
smart memilih model pakaian yang tepat buat mencerminkan citra diri kita yang positif. Kalo
diperhatikan, model fashion masa kini cenderung semakin mempertontonkan bagian tubuh
yang seharusnya ditutupi. T-shirt penuh lobang, memperlihatkan tali bra, atau yang penuh
tulisan berkonotasi negatif kini paling banyak beredar di pasaran. Apakah kita rela
membuang identitas positif kita demi ngikutin trend fashion? Apakah penampilan kita bisa
diteladani atau malah justru menjadi batu sandungan bagi orang lain?
Girls, menjadi anak-anak terang perlu ketegasan dalam menampilkan terang itu sendiri. Kita
perlu bersikap jeli dalam memilih apa yang baik untuk menunjukkan identitas diri kita.
Jangan biarkan orang lain justru menangkap kesan negatif dari penampilan dan pembawaan
diri kita.

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa


Bacaan: 1 Tesalonika 5:12-13
Semua anak enggak menggubris kehadiran Pak Amir, guru bahasa Indonesia yang
penampilannya udah mirip pensiunan itu. Pak Amir barangkali memang guru tertua di
sekolah Karyn. Pak Amir terlalu sabar. Beliau enggak pernah marah dan wajahnya seolah tak
berdaya kalo murid-muridnya gaduh di kelas. Itu sebabnya anak-anak makin ngelunjak kalo
jam pelajaran bahasa Indonesia. Pernah bahkan ada yang ngerjain guru tua itu sampai beliau
meninggalkan kelas tanpa jadi mengajar. Sebagai salah satu muridnya, sebenernya Karyn
merasa kasian juga. Tapi apa daya, lama kelamaan rasa itu luntur dengan sendirinya karena
semua murid juga bersikap cuek dan membandel.
Girls, apakah situasi seperti yang dialami Karyn juga pernah kamu alami? Meremehkan
sosok guru ato pengajar seolah sudah menjadi pemandangan biasa, apalagi di sekolah-sekolah
yang terkenal punya banyak stok murid bandel. Guru yang seharusnya dihormati malahan
menjadi bahan gurauan. Guru yang telah bersusah payah mengajar dan mendidik muridnya
bukannya disegani malahan dipandang sebelah mata. Ironis.

Apakah Firman Tuhan juga peduli dengan sikap kita kepada guru? Yes, absolutely. Tuhan
mengajarkan kepada kita untuk menghormati mereka yang telah bekerja keras di antara kita.
Sebutan guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa seharusnya membuat kita mengingat jasa
dan pengorbanan mereka untuk kita. Barangkali kita berpikir,Ah, toh mereka juga digaji.
Tapi coba kita berpikir sebaliknya. Seandainya tidak ada guru yang mau mengajar kita, meski
digaji - lalu apa jadinya dunia ini?
Bagaimanapun juga kita tidak bisa menilai jasa yang telah diberikan oleh para pendidik kita
hanya dengan uang. Bukankah apa yang mereka ajarkan membentuk kehidupan kita, sampai
akhir hidup kita? Guru pantas mendapatkan rasa respek kita. Apalagi bagi mereka yang
benar-benar berdedikasi tinggi, peduli kepada kita, mau menegur dan mengingatkan bila kita
salah, dsb. Kalo saat ini kita masih sering meremehkan kehadiran mereka, belum terlambat
untuk berubah. Hargailah pribadi mereka sebagai pengajar dan pendidik yang ikut
menaburkan benih yang sangat berguna bagi masa depan kita.

Laugh!
Bacaan: Amsal 15:13
Amsal 15:13
Pepatah berkata tertawa itu sehat. Alkitab pun mengatakan hati yang gembira adalah obat.
Saat ini sudah ada terapi tertawa yang bertujuan untuk kesehatan tubuh. Secara medis,
tertawa adalah kegiatan yang baik untuk kesehatan. Apa penjelasannya? Saat kita tertawa
terbahak-bahak, hal itu memacu endorphin, ibarat morfin alami di dalam otak yang akan
mengalir ke seluruh tubuh. Tertawa juga menyeimbangkan serotonin dan melatonin sehingga
membuat kita bisa tidur nyenyak. Saat kita tertawa terbahak-bahak, perut terguncang seperti
dipijat sehingga aliran darah jadi lancar dan wajah memerah alami. Satu menit tertawa
bahkan sama dengan 40 menit mengayuh sepeda.
Tertawa terbukti bisa menjadi obat alami bagi mereka yang sakit. Juga kalo kita pengen hidup
sehat, tertawa secara alami ternyata menyehatkan. Syarat tertawa yang alami tentu saja bukan
yang didapat dari menghina/mengolok-olok orang lain, menonton humor porno, dsb. Terapi
tertawa mengajarkan orang untuk kembali menjadi seperti bayi, yang tertawa karena bahagia.
Tawa yang dihasilkan adalah reaksi kegembiraan dari dalam.
Seiring dengan bertambahnya umur kita, tertawa bukannya jadi semakin mudah - malahan
makin sulit. Kita sulit merasa bahagia karena banyak faktor. Karena terhimpit kekuatiran
hidup, karena merasa enggak pernah puas, karena mendendam, dsb. Jadinya, kita merasa diri
enggak bahagia ato kurang bahagia. Ditambah lagi banyaknya tekanan yang kita jumpai
setiap hari, membuat kita jadi orang yang makin hari makin pesimis.
Hey, girls! Tuhan pengen kita hepi ngejalanin hidup ini. Kita diciptakan bukan untuk menjadi
orang-orang yang hidup tersiksa. Tuhan memberikan keselamatan di dalam Yesus. Dia juga
memberikan kelegaan dan kemerdekaan sehingga kita bukan saja menjadi orang paling
beruntung tapi juga paling berbahagia. Yang membuat hidup ini jadi enggak bahagia adalah
dosa. Makanya, sejak kita lahir baru di dalam Kristus, jangan lagi kompromi dengan dosa.
Hiduplah dalam ketaatan kepada Firman-Nya setiap hari. Pilihlah untuk mengucap syukur
daripada menggerutu. Pilihlah sikap hidup yang positif daripada negatif. Pilihlah untuk hidup

bahagia di dalam Tuhan, karena kebahagiaan di dalam Kristus adalah kebahagiaan sejati.
Bersama Dia kita bisa tertawa lepas, karena kita percaya segala kebaikan berasal dari padaNya.

Prepare to Die
Bacaan: Matius 25:1-13
Hush... Gak baek lho ngomong begitu! begitulah komentar sebagian besar orang kalo
membicarakan soal kematian. Ngomongin soal kematian dianggap sebagai hal yang tabu dan
enggak pantas dan mengerikan. In fact, enggak ada seorang pun yang enggak akan
meninggalkan dunia ini. People will die. Sangat aneh kalo kita menghindari persiapan
menjelang kematian sedangkan kita kelak pasti akan mati.
Girls, persiapan apa yang telah kita lakukan selama ini? Firman Tuhan memberikan contoh
tentang 5 orang gadis yang bodoh dan 5 gadis bijaksana. Yang bodoh tidak bersiap-siap, tidak
membawa cadangan minyak. Sedangkan 5 yang bijaksana membawa cadangan minyak dan
menantikan datangnya sang mempelai. Alkitab tidak menyebutkan kematian manusia sebagai
sebuah akhir, melainkan justru sebuah awal kehidupan kekal bagi orang percaya. Kita yang
telah percaya akan penebusan Kristus, akan dijemput untuk tinggal bersama Bapa kita di
Sorga. Di sana tidak ada lagi kesedihan dan air mata. Yang ada hanyalah kegembiraan,
kemuliaan dan kekudusan.
Kalo selama ini kita enggak pernah memikirkan tentang kematian, berubahlah. Kalo selama
ini kita enggak membawa cadangan minyak alias enggak menantikan kedatangan Tuhan
dengan persiapan yang matang, belum terlambat untuk berubah. Pikirkan apa yang harus kita
lakukan selama kita hidup di bumi ini. Jangan sampai kita menyesal kemudian setelah ajal
tiba. Bila masih ada dendam yang kita simpan, saatnya untuk berdamai sebelum kita
menyesal. Bila masih ada dosa yang gemar kita lakukan, sekaranglah saatnya
meninggalkannya. Bila kita masih hidup lalai dan malas, saatnya untuk berubah. Bila kita
belum mempersembahkan apa-apa yang berarti untuk menyukakan hati Tuhan, inilah saatnya.
Intinya, persiapkanlah cadangan minyak dengan hidup sesuai kehendak Tuhan selagi nafas
masih ada di hidung kita. Tinggalkanlah nama baik, kehidupan yang berdampak positif bagi
bumi ini ketika kita meninggalkannya.

Awas Korupsi !
Bacaan: Yohanes 12:1-8
Saat ini Indonesia tengah gencar-gencarnya memberantas korupsi. Tim KPK dengan giat
menyeret satu demi satu tikus-tikus pengerat uang negara. Negara kita terlanjur lekat dengan
image sarang koruptor. Karena itu, tugas berat bagi tim pemberantas korupsi untuk menyapu
mereka satu per satu dari lapisan teratas sampai terbawah. Korupsi sudah bisa dibilang
menjadi budaya masyarakat kita, menyedihkan memang - namun inilah aib yang harus kita
ubah segera. Saking eratnya masyarakat dengan korupsi, kadang kala kita bahkan secara tak
sadar menolerir tindak korupsi. Untuk bayar pajak kendaraan, kita lebih suka lewat jalur

cepat dan membayar biaya proses administrasi daripada harus repot mengantre. Begitu pula
saat ingin memproses surat menyurat tertentu. Supaya mulus, berikan saja fulus! Begitu aja
kok repot... Demikian pikir kita. Tanpa sadar, kita pun mengembangkan budaya korupsi
untuk mempermudah diri sendiri.
Begitu pula kita menolerir bentuk korupsi yang tidak kentara seperti mencuri jam kerja untuk
chatting yang enggak ada hubungannya dengan urusan kantor, menggunakan telepon kantor
untuk urusan pribadi, dst. Kita menganggap korupsi sedikit tidak apa, enggak akan bikin
perusahaan kita bangkrut. Padahal bukankah Tuhan melarang kita mencuri, entahkah itu bisa
bikin bangkrut orang lain atopun tidak. Mencuri tetaplah mencuri. Korupsi tetaplah korupsi.
Lalu gimana kita bisa menjadi pribadi anti korupsi bila semua orang rasanya seakan pro
korupsi? Be different! Kita harus berani tampil beda, menjadi garam, menjadi terang, menjadi
teladan bagi orang lain. Bukan bermaksud jadi orang yang jaim ato mencari pujian yang siasia, tapi kita melakukannya karena kita sudah tahu kebenaran. Kalo kita tidak mau kompromi
terhadap korupsi, dimulai dari hal-hal sepele terlebih dulu. Awali dari sikap jujur sampai hal
sekecil-kecilnya, diliat orang atopun tidak. Kalo anak-anak Tuhan mau mengawali sikap anti
korupsi, maka Indonesia bebas korupsi bukanlah impian lagi! Kita bisa mengubah image
negeri kita menjadi negeri yang anti korupsi, yang menjunjung kejujuran dan keadilan!

Speak Out !
Bacaan: 1 Timotius 4:1-16
Gue enggak berani kasih nasihat, soalnya gue sendiri juga enggak sempurna. So, mendingan
gue diem daripada kelak enggak bisa ngejalanin apa yang gue ucapin. Ada orang-orang yang
punya prinsip seperti itu, akibatnya dia enggak pernah berani mengutarakan apa yang benar.
Kalo prinsip seperti itu dipegang, sayalah orang yang paling enggak berani untuk menulis.
Saya enggak akan pernah jadi penulis renungan karena kelak saya akan dituntut kalo gagal
melakukan apa yang pernah saya tuliskan. So, kalo semua orang berprinsip seperti itu,
kebenaran enggak akan pernah dinyatakan.
Girls, saya sendiri sadar bahwa saya bukanlah orang yang sudah sempurna. Saya sendiri juga
punya perjuangan dan pergumulan hidup. Tapi kita enggak boleh bungkam membiarkan
kesalahan terjadi dan menolerir dosa dalam kehidupan kita. Sama seperti kita juga enggak
boleh jadi orang munafik yang cuma pinter ngomong (ato nulis) tapi enggak melakukan apa
yang kita sampaikan. Kebenaran harus kita nyatakan.
Memang ada kalanya apa yang pernah kita sampaikan / nasihatkan kepada orang lain, akan
berbalik menuntut diri kita sendiri. Namun itulah dahsyatnya kekuatan Firman Allah yang
mampu menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum,
sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. (Ibr. 4:12) Jujur saja bukan sekali
dua kali saya sendiri ditegur, diuji, dikuatkan dan diberkati lewat tulisan maupun perkataan
yang pernah saya ucapkan sendiri.
Jadi, enggak perlu bungkam karena takut diuji. Kita menyampaikan kebenaran Firman Allah
bukan agar dipandang rohani, kan? Kita juga tidak menyampaikan kebenaran supaya kita
dihormati atau dianggap lebih tahu dari orang lain. Kita menyampaikan kebenaran karena

kita mengetahui kebenaran dan hidup kita pun telah dimerdekakannya. Kita menyampaikan
kebenaran supaya orang lain tidak tersesat melainkan selamat. Ya, memang kita yang
berbicara akan dituntut lebih banyak, namun karunia dan tanggung jawab yang telah Tuhan
berikan pun harus kita pertanggung jawabkan. Maka, enggak perlu takut mengucapkan
kebenaran!

Simbol Keindahan
Bacaan: 1 Timotius 2:9-15
Apabila RUU Anti pornografi dan porno aksi jadi disahkan, banyak orang mengancam akan
protes khususnya para aktivis perempuan. Banyak wanita merasa dilecehkan oleh
perencanaan undang-undang itu. Soalnya, memang undang-undang itu seakan menempatkan
wanita sebagai obyek seksual. So, apa pendapat Alkitab tentang wanita? Harus diakui
beberapa ayat dalam Alkitab juga seolah menempatkan wanita sebagai obyek seductive yang
harus dijauhi oleh para pria. Wanita seolah adalah gambaran dosa yang mengundang
kejatuhan.
Girls, Tuhan memang menciptakan wanita dengan keindahan khusus. Ada sesuatu yang
menarik tentang wanita sehingga memberi nilai keindahan. Perhatikan saja cover majalah
pria maupun wanita tetap menggunakan model wanita. Bukankah seharusnya cover majalah
pria itu wanita, dan cover majalan wanita ya pria - supaya seimbang. Tapi ternyata tidak.
Gambar wanita dinilai lebih indah dan selalu lebih menarik untuk pembaca pria maupun
wanita. Ini membuktikan bahwa wanita memang diberi karunia khusus soal keindahan yang
menarik.
Lalu, kenapa Alkitab sering memakai perempuan sebagai lambang godaan dosa (khususnya
dosa seksual?). Masih ingat kan tentang kejatuhan manusia pertama kali? Adam tergoda
makan buah pengetahuan karena Hawa! Thats the fact. Wanita punya pengaruh yang luar
biasa dalam kehidupan manusia. Meski Adam pemimpinnya, tapi Hawa bisa
mempengaruhinya berbuat dosa. Menyadari kenyataan ini, sudah seharusnya sebagai wanita
kita memahami gambar diri kita. Potensi dan karunia keindahan yang Tuhan berikan kepada
kita memang bisa disalahgunakan menjadi jerat dosa, namun bisa menjadi alat untuk
memuliakan nama-Nya.
Banyak gadis cantik rela jadi bintang film porno demi uang. Tidak sedikit juga wanita
sengaja menjual keindahan tubuhnya demi popularitas or memakai kecantikannya untuk
morotin cowok tajir. Tapi lihatlah teladan wanita-wanita cantik yang bisa menggunakan
pesonanya untuk membuat dunia menjadi lebih baik. Teladanilah kecantikan budi Bunda
Teresa, keindahan hati Florence Nightingale, atau keteguhan doa Hana. Wanita-wanita cantik
bisa menggunakan pesona dan keindahannya untuk mencerahkan dunia. Jadi, tepiskan
anggapan bahwa kecantikan kita adalah pengaruh negatif. Mari kita buktikan bahwa
kecantikan hati kita bisa menjadi berkat bagi banyak orang.

Disc Clean-Up

Bacaan: Mazmur 26:1-7


Bagi para pengguna Windows, beberapa waktu sekali kita disarankan untuk melakukan
bersih-bersih sistem komputer. Salah satunya kita bisa memakai disc cleanup yang ada
dalam system tools di aksesoris. Fungsi tool ini adalah untuk membersihkan file-file yang
dianggap tidak perlu seperti mengosongkan recycle bin, temporary files, juga cache dan
cookies. Kegiatan bersih-bersih ini bertujuan untuk meringankan beban memory komputer.
Kalo dalam komputer kita terlalu banyak file gak penting dan gak kepake yang enggak
pernah dibersihkan, jelas ini membuat kinerja komputer kita jadi berat dan lambat.
Dalam hidup ini kita juga harus secara teratur membersihkan diri. Maksudnya bukan cuma
mandi 2 kali sehari ato gosok gigi rutin... ini sih juga udah wajib hukumnya. Selain tubuh kita
yang harus dijaga kebersihannya, kita juga perlu ngejaga kebersihan hati dan pikiran kita.
Coba cek apa aja yang bisa mengotori dan membebani kehidupan kita.
Dendam, sakit hati, rasa minder, ketakutan, trauma, iri hati, curiga, cemburu, adalah contohcontoh file sampah yang membuat hidup kita jadi berat. Ngapain sih kita menyimpan dengki,
dendam dan kebencian? Mending kalo orang yang bikin kita keqi ngerasa, mereka malahan
tetap enjoy aja tuh dengan hidup mereka. Makanya, rugi banget kita menyimpan kejengkelan
kepada orang lain. Udahlah lepasin aja. Ampuni kesalahan mereka dengan tulus hati, ingat
mereka juga manusia - bisa salah juga kan?
Trus, kalo ada ketakutan akan masa depan, trauma masa lalu, gambar diri yang buruk. dsb.
juga harus disingkirkan. Serahkan semuanya itu di tangan Tuhan. Belajar melihat dan
mendengar pendapat Tuhan tentang diri kita. Enggak perlu menyesali keadaan diri sendiri
sehingga kita jadi minder. Ingatlah bahwa di mata Tuhan kita adalah anak-anak-Nya yang
berharga dan dikasihi-Nya. Kalo setiap hari sebelum tidur kita melakukan bersih-bersih hati,
dijamin hati kita jadi bersih dan hidup kita pun lebih menyenangkan. Katakan pada Tuhan
segala isi hatimu dalam doamu, maka Dia akan meluruskan langkahmu dan membersihkan
hatimu.

Aborsi
Bacaan: Mazmur 139:13-16
Dina merasa bingung. Beberapa bulan lagi perutnya akan jadi sangat gendut, dan
kehamilannya tidak mungkin disembunyikan lebih lama lagi. Padahal Dina masih SMU,
tahun ini seharusnya dia akan segera lulus. Tapi gimana sekarang? Kalo sampai pihak sekolah
tau, bukan tidak mungkin dia bakalan di DO. Lalu siapa yang akan bertanggung jawab atas
bayi ini, Reno juga masih sama-sama sekolah. Mereka berdua juga belum merasa siap jadi
orang tua sedini ini. Aborsi! Itulah yang muncul di pikiran Dina. Tapi Dina takut kenapanapa, Dina juga takut dengan dosa, bukankah aborsi sama dengan membunuh? Tapi sekarang
harus gimana??
Girls, beberapa cewek yang mengalami situasi seperti Dina, memilih jalan pintas melalui
aborsi. Aborsi dilakukan seolah hanya sebuah tindakan menghilangkan jejak dan bukti.
Mereka tidak menyadari apa yang akan terjadi kelak sesudahnya. Orang yang melakukan
aborsi seringkali dihantui perasaan bersalah seumur hidup mereka. Belum lagi kalo ternyata

sesudah itu Tuhan tidak lagi memberikan anugerah-Nya, yakni anak yang lain untuk
dikandung. Aborsi sama sekali bukan jalan keluar. Aborsi adalah dosa pembunuhan yang
dilarang Tuhan.
Sudah banyak orang yang melakukan aborsi karena kesalahan masa muda mereka. Hidup
dalam perzinahan hingga akhirnya menyebabkan kehamilan. Anak yang dikandung sama
sekali tidak bersalah. Anak itu sama sekali tidak haram. Hubungan perzinahan itulah yang
haram, dan tidak diperkenan Tuhan. Anak yang dihasilkan dari hubungan diluar nikah, tetap
berhak untuk hidup karena Tuhan telah memberikan kehidupan untuk mereka.
So, kalo kamu ato temen kamu sedang dalam situasi seperti yang dialami Dina, jangan pernah
mengambil langkah aborsi! Konsultasikan dengan ortu untuk mengambil langkah yang lebih
baik. Bila memang keduanya belum siap menjadi ortu, bayi itu bisa diberikan kepada mereka
yang bersedia membesarkannya dengan baik. Mintalah ampun kepada Tuhan atas kesalahan
yang pernah terjadi. Pertobatan adalah jalan keluar terbaik yang bisa diambil.

Penatalayan
Bacaan: Matius 25:14-30
Gue udah lama pengen punya tas LV. Enggak aneh donk kalo gue rela menghabiskan seluruh
tabungan demi tas keren ini. Kita pengen, kita beli. Itulah prinsip yang kita pegang selama
ini. Bukankah kita udah bekerja keras dengan keringat sendiri untuk ngumpulin duit itu?
Well, girls... kalo itu yang selama ini kita pikirkan, sekarang saatnya kita ganti mindset yang
keliru ini.
First of all, segala yang ada di tangan kita bukanlah milik kita. Bumi dan segenap isinya ini
adalah milik Tuhan. Itu termasuk gaji yang kita hasilkan, juga termasuk nafas dan denyut
jantung kita. Semuanya adalah milik Tuhan. Apalagi sebagai umat percaya, kita bukanlah
milik kita lagi - kita milik Kristus yang telah menebus kita dari kematian. Jadi, ingat baikbaik bahwa segala yang kita nikmati saat ini bukanlah milik dan hak kita.
Secondly, Alkitab berkata bahwa kita adalah penatalayan alias pengelola dari milik Allah.
Kalo kita punya pegawai alias pengelola, dan dia dengan seenak perutnya memakai uang kita
sesuai keinginannya - apa yang akan kita lakukan? Tentu saja kita akan pecat dia dan
menuntutnya mengembalikan duit yang sudah dipakainya untuk berhura-hura itu. Jadi, kalo
kita adalah pengelola - jangan sekali-kali bersikap semau gue dalam mengatur keuangan.
Uang yang ada di dompet kita adalah milik Tuhan yang kelak harus dipertanggung jawabkan
penggunaannya.
Third, orang yang bijak mengatur milik Tuhan akan mendapatkan upah. Upah yang kita
terima bukan hanya akan kita dapatkan di sorga kelak. Hasil dari pengelolaan keuangan yang
bijaksana juga akan membuat hidup kita merasakan berkat Tuhan yang luar biasa. Bukankah
hidup tanpa hutang adalah hidup yang nyaman yang diidamkan semua orang? Kalau
keuangan kita sehat, kita bisa memberi dan menolong orang lain, menabung, berinvestasi dan
hidup dengan layak.

So, belajar mengatur keuangan adalah PR kita bersama. Percayalah bahwa mengatur
keuangan, sama mulianya dengan menjaga kekudusan hidup kita. Muliakanlah Tuhan dengan
harta benda yang dipercayakan-Nya kepadamu.

Okultisme
Bacaan: Ulangan 18:10-12 ; Galatia 5:19-21
Okultisme sudah ada sejak jaman purba hingga hari ini. Praktek sihir, perdukunan,
berhubungan dengan arwah orang mati, ramalan nasib, sampai penggunaan kuasa gaib untuk
tujuan tertentu. Okultisme dibenci oleh Tuhan. Tuhan melarang umat-Nya untuk terlibat
dengan okultisme. Tapi anehnya, okultisme terus tak lekang oleh modernisasi. Saat ini
okultisme justru masih banyak dilakukan orang dari kalangan bawah sampai para pejabat
tinggi sekalipun. Dan anehnya, orang-orang yang intelektual pun tertarik dengan okultisme.
Orang merasa ingin tau tentang masa depan mereka, pengen punya kuasa untuk sukses,
pengen berhasil ngegaet orang kaya, dst. Maka mereka melibatkan Iblis untuk bekerja sama
meraih cita-cita.
Girls, apakah Iblis bisa jadi penolong yang baik? Tidak. Sama sekali tidak. Iblis enggak
pernah jadi penolong yang baik karena dia membenci Tuhan dan manusia gambar kemuliaanNya. Iblis enggak akan pernah mau menolong kita demi keselamatan kita. Justru dia berusaha
memikat kita agar kita celaka. Bukankah Tuhan Yesus pun ketika menjadi manusia
dicobainya? Apa yang ditawarkan Iblis? Keinginan daging, keangkuhan hidup, kekayaan dan
kuasa. Bukankah hal yang sama terus ditawarkannya kepada kita?
Mari kita belajar dari Yesus yang dengan tegas menolak tawaran si Iblis. Yesus tau bahwa
yang ditawarkan Iblis adalah hal yang fana sedangkan yang dianugerahkan oleh Bapa adalah
hal yang kekal. Sadarkah kita bahwa ketika kita bekerja sama dengan Iblis, berarti kita
sedang melawan Allah? Jangan pernah kompromi dengan si Iblis! Bahkan meski dunia saat
ini terus menunjukkan betapa enaknya melakukan okultisme, suatu saat mereka pasti akan
menyesal mengetahui akibat dari persekongkolan mereka dengan si jahat. Hati-hati dengan
pengaruh film, novel ato apapun yang mengelu-elukan praktek okultisme. Jangan sekali-kali
terlibat di dalamnya. Kalo kamu pernah melakukannya, bertobatlah dan jangan
melakukannya lagi. Hiduplah dalam kebenaran Firman Tuhan setiap hari dan jauhkan diri
dari praktek okultisme.

Snow Ball
Bacaan: Amsal 28:13-14
Kebohongan selalu menghasilkan kebohongan selanjutnya. Kebohongan seperti spora yang
berkembang cepat sekali di tempat lembab. Kebohongan enggak bisa ditutupi dengan apapun
juga. Suatu saat ia akan terbongkar dan diketahui orang. Pepatah bilang sepintar-pintarnya
kita menyimpan bangkai, baunya bakal tercium juga. Kebusukan enggak akan bisa kita tutupi
dengan pewangi sewangi apapun.

Raja Daud tergoda saat menatap Batsyeba. Lalu apa yang dilakukannya? Dosa perzinahan
terjadi dan dia melanggar kekudusan Tuhan. Apakah dosanya berhenti sampai di situ? Tidak.
Justru itu adalah sebuah awal masalah yang lebih besar ibarat bom waktu yang mulai aktif
dihidupkan. Ketika didapati bahwa Batsyeba hamil. Daud langsung shock dan mulai putar
otak. Pikiran jahat mulai berkembang lebih kreatif. Tarik saja Uria dari medan perang, buat
dia mabuk dan suruh dia pulang untuk tidur dengan istrinya. Bila beberapa bulan kemudian
dia tahu istrinya hamil,.. berarti selamat... Tet-tot! Ternyata skenario pertama macet. Uria
enggak mau pulang karena rasa nasionalisme dan solidaritasnya yang besar terhadap rekan
seperjuangannya. Betapa seharusnya ini merupakan tamparan yang keras bagi Daud. Dia
mengkhianati kesetiaan prajuritnya sendiri. Tapi karena dosa lebih menguasai hatinya,
akhirnya Daud membunuh Uria dengan menempatkannya di barisan terdepan dan
meninggalkannya di sana hingga gugur di medan perang. Setelah itu, Batsyeba diambil
menjadi istri Daud. Apakah persoalannya selesai? Tidak. Tuhan memberikan hukuman yang
harus ditanggung keturunan Daud. Keluarganya tercerai berai dan saling membunuh.
Persis seperti bola salju yang menggelinding makin lama makin besar, itulah dosa
kebohongan. Bukankah kita juga seringkali melakukannya? Menutupi dosa dengan dosa
lainnya dan baru sadar setelah masalah membesar dan meledak. Girls, penyelesaian dari
kebohongan adalah mengakui dan bertobat serta menghentikannya. Akhirnya Daud bertobat
dari jalannya yang jahat dan mendapatkan pengampunan dari Tuhan. Meski konsekuensi
perbuatannya tetap ada, namun kasih karunia Tuhan memampukannya menanggung
semuanya itu. Belum terlambat untuk bertobat hari ini. Akui dan tinggalkan kebohongan yang
kita buat.

Anti property
Bacaan: 2 Korintus 8:11-15
Bagaimana cara kita memandang kemiskinan saat ini? Ada sebagian orang menganggap
kemiskinan adalah kesalahan seseorang yang harus ditanggungnya sendiri. Benarkah hal ini?
Tidak sepenuhnya. Memang ada orang yang menjadi miskin karena kesalahannya sendiri
misalnya karena judi, alkohol, boros, dsb. Tapi tidak sedikit sebenarnya orang yang menjadi
miskin karena keadaan yang tidak memungkinkan. Banyak sekali anak-anak di negeri kita
yang hidup dalam kemiskinan, tanpa pendidikan dan masa depan yang baik. Dilahirkan di
kawasan kumuh, di tengah keluarga yang amburadul, tanpa kasih sayang dan pendidikan.
Apakah itu kesalahan mereka sendiri? Tentu tidak. Kita juga tahu bahwa kapitalisme
membuat hal seperti ini terus terjadi. Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.
Alkitab mengajarkan kepada kita untuk memandang orang yang miskin dengan belas kasihan.
Tuhan tidak pernah mengajarkan kita untuk menghakimi dan menyalahkan kekurangan dan
kemiskinan orang. Justru kita yang diberi kelimpahan ini sebenarnya diberi tugas untuk
memberi kepada mereka yang berkekurangan. Pada bulan Desember lalu, begitu banyak
orang Kristen tergerak untuk menyumbang di panti-panti asuhan dan yayasan sosial lainnya.
Natal dijadikan moment yang tepat untuk memberi. Namun, apakah kita hanya tergerak
memberi di moment Natal saja? Tentu tidak.

Tuhan Yesus bahkan berkata orang miskin selalu ada padamu, berarti kapanpun juga setiap
hari kita bisa menolong mereka yang dalam kekurangan. Jangan mengeraskan hati kita untuk
enggak berbelas kasihan kepada mereka. Karena terlalu sering dan terlalu banyak orang yang
berkesusahan, kadang kala kita terdorong untuk menganggap pemandangan kesenjangan
sosial sebagai sesuatu yang biasa. Bukan barang langka ketika kita jumpai di sebelah
jembatan layang nan megah yang selalu dilewati mobil mewah, nampak pemukiman kumuh
yang enggak layak dihuni manusia. Karena setiap hari kita melihatnya, hati kita jadi
membeku dan acuh tak acuh. Girls, kalo hari ini kita diberkati Tuhan dengan kelimpahan,
bersyukurlah - namun jangan lupakan tanggung jawab kita untuk berbagi dengan sesama
khususnya mereka yang berkekurangan.

Kasih Sejati
Bacaan: 1 Korintus 13:1-10
Apakah dia cocok buatku? Pertanyaan itulah yang sering kita lontarkan kalo
mempertimbangkan soal jodoh. Kita menimbang kualitas calon pacar supaya kita enggak
kecewa di kelak kemudian hari. Tapi pernahkah kita berpikir,Apakah aku cocok buat dia?
Apakah kita mempertimbangkan kualifikasi kita sendiri agar memenuhi kebutuhan pasangan
kita? Ternyata pertanyaan seperti itu jarang banget kita pikirkan. Ternyata kita egois banget,
yah? Kita beranggapan bahwa diri kita ini udah sempurna, sedangkan cowok kita masih perlu
memperbaiki diri. Kita ngakunya sayang, tapi ternyata lebih memperhatikan apa yang kita
inginkan daripada apa yang diinginkan kekasih kita. Inikah namanya cinta?
Cinta yang sesungguhnya tentu saja enggak seperti itu. Cinta adalah memberikan yang
terbaik bagi orang yang kita kasihi, bahkan dengan pengorbanan. Cinta sejati memikirkan
kepentingan orang yang kita kasihi. Kita bahkan bersedia mengubah keegoisan kita dengan
pengertian dan penerimaan. Kita berupaya menjadi pribadi yang lebih baik, sebagai penolong
yang suportif bagi kekasih kita. Kita ingin dapat mengerti dan memahami daripada keinginan
untuk dimengerti dan dipahami.
Kalo selama ini kita masih banyak berantem karena saling menuntut untuk dimengerti periksa baik-baik apakah cinta yang kita berikan ataukah keegoisan yang sedang kita
banggakan? Daripada berfokus pada apa yang harus diubah oleh pasangan kita, yuk kita
belajar mengubah apa yang harus diubah dalam diri kita sendiri dulu.
So, kalo kita bener-bener mencintai doi, tentu mulai sekarang kita akan belajar berpikir beda.
Berhentilah menuntut dan mulailah berubah. Demikian juga dengan kasih kita kepada Tuhan.
Jangan selalu menuntut Tuhan untuk ada bagi kita, tapi renungkanlah juga kapan kita ada
bagi Dia. Pikirkan cara untuk menyenangkan hati-Nya, karena Dialah kekasih sejati kita. Apa
hal-hal yang harus kita ubah dalam diri kita agar kita membuat-Nya tersenyum? Apakah ada
kebiasaan dosa yang harus kita buang, kemalasan yang harus kita singkirkan dan tabiat
enggak baik yang bisa melukai hati-Nya? Belajar mencintai dengan cara Allah. Karena kasih
itu memberi.

Sukses Sejati

Bacaan: Galatia 2:19-20


Sukses, itulah kata yang paling didambakan orang. Kita pengen bisa jadi orang yang sukses.
Sukses seperti apa yang kita inginkan? Orang menyebut mereka - yang tinggal di kawasan
elite, yang mengendarai mobil mewah dan yang bekerja di perusahaan ternama - sebagai
orang sukses. Orang menyebut para selebriti yang berhasil menjadi artis beken dan meraup
keuntungan besar dari popularitas mereka, adalah orang sukses. Lalu siapa lagi? Para
motivator yang saat ini tengah naik daun, yang sekali bicara bisa mengantongi ratusan juta
rupiah? Para eksekutif muda yang karirnya melesat seperti roket?
Bukankah mereka-mereka ini yang seringkali kita anggap sebagai orang sukses? Kesuksesan
bagi dunia memang erat kaitannya dengan jumlah harta yang dimiliki seseorang. Ini seolah
mengesankan jangan harap dianggap sukses kalo hidup kita serba pas-pasan. Tanpa bersikap
anti terhadap kekayaan, mari kita tilik kembali apa kata Alkitab tentang kesuksesan. Yesus
adalah teladan kesuksesan sejati. Apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus tidak bisa dibilang
gagal. Bahkan Bapa memuji dan memberinya kedudukan, nama di atas segala nama dan
seluruh bumi harus sujud kepada-Nya.
Yesus disebut sukses bukan karena Dia sukses menjadi tukang kayu ternama. Bukan pula
karena Dia mengumpulkan harta yang bisa diwariskan sampai tujuh turunan. KeberhasilanNya adalah Dia berhasil menuntaskan misi-Nya di dunia, mati di atas kayu salib menebus
dosa manusia. Yesus menyelesaikan tugas yang diberikan Bapa-Nya dengan baik. Jadi,
kesuksesan manusia yang sesungguhnya adalah ketika kita bisa menuntaskan apa yang Bapa
tugaskan kepada kita.
Kesuksesan sejati adalah ketika kita hidup memuliakan Dia. Jadi, kalo hari ini kita berencana
nyontek demi mendapatkan nilai bagus, menjatuhkan nama baik rekan sekerja demi
memperebutkan posisi, menyerahkan prinsip hidup kita demi kenaikan jabatan, kompromi
terhadap dosa demi uang,... gagalkan rencana jahat itu. Kesuksesan kita bukan berdasar apa
kata dunia, tapi apa kata Tuhan tentang kita. Jangan sia-siakan hidup ini untuk mengejar hal
yang fana. Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu

Konselor yang Baik


Bacaan: Ibrani 10:24-25
Apakah kamu termasuk orang yang sering dijadiin tempat curhat oleh teman-temanmu? Bila
ya, kamu harus membaca yang berikut ini. Bila enggak, tetap juga harus dibaca. (hehehe
maksa...) Menjadi seorang konselor adalah tanggung jawab yang sangat mulia sekaligus juga
enggak ringan. Sebagai sahabat yang berfungsi sebagai konselor, setidaknya kita harus punya
beberapa karakter berikut ini:
1. Hidup dalam Firman Tuhan. Gimana kita bisa ngasih advice yang tepat kalo kita enggak
ngerti dan menghidupi kebenaran Firman Tuhan? Hanya Firman Tuhan yang menjadi prinsip
kebenaran yang tak tergoyahkan sekaligus jalan keluar bagi setiap problema manusia.

2. Telinga yang mendengar. Enggak semua orang mau dan mampu menjadi pendengar yang
baik. Konselor harus bisa menjadi pendengar yang baik, artinya bisa mendengarkan maksud
dan keluhan serta situasi yang dialami orang yang tengah curhat tanpa keinginan untuk
menghakimi dan menggurui. Dengarkan aja dan enggak perlu memberi semua jawaban
karena pada dasarnya enggak semua dari mereka ingin mendengarkan jawaban. Sebagian
cuma pengen didengerin doank, kok.
3. Tahan mulut jangan sampai bocor. Konselor yang baik dan bertanggung jawab tentu saja
mereka yang bisa menyimpan rahasia. Kalo pada akhirnya kita cuma menyebarkan cerita
hidup orang - mendingan jangan mau mendengar rahasia orang. Mendingan kita bilang kalo
kita paling enggak bisa nyimpan rahasia, daripada pura-pura jadi sahabat yang baik tapi
menghunus teman dari belakang. Ingat, bahwa rahasia mereka bukan untuk konsumsi publik.
Jaga jangan sampai bocor!
4. Bersedia mendoakan. Tentu saja kita harus mau mendoakan mereka yang sedang dalam
kesulitan. Bawalah masalah mereka kepada Tuhan dalam doa, bersyafaatlah untuk mereka,
karena hanya Tuhan yang sanggup menolong dan memberi jalan keluar terbaik untuk mereka.
5. Hati yang tulus menolong. Beri saran dengan hati yang tulus untuk menolong, bukan
karena ada tendensi tertentu untuk mengambil keuntungan dari mereka. Jadilah sahabat sejati
yang memberi pertolongan tanpa motivasi terselubung. Selamat jadi konselor yang baik, yah!

Tipuan Cinta
Bacaan: Markus 10:1-9
Terlibat cinta segitiga? Pasti kisah cinta segitiga bakalan seru dan menghebohkan. Makanya,
enggak sedikit film dan novel mengangkat tema cinta segitiga yang complicated. Itu sih kalo
di film... coba kalo kita yang mengalami sendiri - pasti bakalan berderai-derai air mata deh!
Enggak ada kebahagiaan dalam cinta yang terbagi alias dalam perselingkuhan.
Girls, banyak cewek bersedia dimadu karena banyak alasan. Karena merasa dialah jodoh
kita (tapi udah kalah cepet alias keduluan ama ama orang lain). Karena merasa enggak
mampu menolak cintanya. Karena merasa udah cinta mati banget, jadinya lebih baik jadi
yang kedua daripada enggak dapat sama sekali. Itulah tipuan cinta. Kita tertipu oleh definisi
cinta yang keliru. Cinta sama sekali bukan semata soal perasaan kita aja, kan?
Tuhan melarang percabulan dan perselingkuhan. Tuhan menghargai lembaga pernikahan
sebagai bentuk kesatuan yang enggak boleh diceraikan manusia. Jadi, kalo kita berharap agar
seseorang yang kita cintai meninggalkan istrinya untuk menikahi kita - itu sama dengan
melawan kehendak Allah. Firman Tuhan dengan jelas mengatakan apa yang telah
dipersatukan Allah enggak boleh diceraikan manusia. Kehadiran kita yang mengakibatkan
perceraian dalam rumah tangga seseorang berarti di luar kehendak Tuhan.
Girls, sebagai cewek yang masih single, kita harus pandai-pandai menempatkan diri. Jangan
mau dilibatkan dalam cinta segitiga. Cinta semacam itu hanyalah cinta yang palsu. Cinta
yang mengganggu rumah tangga orang lain adalah cinta yang egois dan sangat jahat. Cinta
sama sekali bukan seperti itu. Makanya, kalo ada cowok beristri yang rajin curhat ama kita -

watch your step! Hindari keterlibatan pribadi dengan rumah tangga orang - khususnya bila
kita bukan sahabat si istri. Lebih baik curhat dilakukan oleh teman sejenis untuk menghindari
awal perselingkuhan. Kalo dia mulai membanding-bandingkan dirimu dengan istrinya,
memujimu dan menjelekkan istrinya - nah itu alamat jelas bahaya sedang mendekat. Segera
aja jauhi pria seperti itu sebelum kita nyesel belakangan. Sebagai cewek beriman, pilihlah
untuk takut akan Tuhan daripada larut dalam emosi.
Renungan Muda Remaja

The Prayer Helper


Bacaan: Matius 7:7-11
Pernahkah kamu ngalamin situasi seperti ini? Kamu datang dalam doa kepada Tuhan, tapi
enggak tau apa yang harus kamu minta. Masalah terasa begitu berat, tapi kamu enggak tau
haruskah kamu minta kekuatan untuk menanggung masalah itu atau haruskah kamu minta
Tuhan melepaskanmu dari beban masalah itu. Kadang-kadang memang kita bisa merasa
enggak tau harus berdoa apa. Tuhan tau banget akan hal itu. Makanya Dia memberikan
kepada kita Roh Penolong, yaitu Roh Kudus yang adalah Allah sendiri. Roh Kudus siap
menolong kita dalam doa-doa kita.
Persoalannya, seringkali kita justru merasa enggan menyerahkan kehendak diri kita sendiri
kepada kehendak Roh Kudus. Kita takut kalo pilihan Roh Kudus itu, kurang baik, kurang
cocok, ato kurang menyenangkan buat kita. Padahal kalo dipikir-pikir, bukankah Tuhan kita
aja lebih memilih menyerahkan kehendak pribadi-Nya kepada kehendak Allah dalam doaNya, "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya,
jadilah kehendak-Mu!" (Mat. 26:42) Yesus sadar bahwa sebagai manusia, Ia seharusnya
menyerahkan kehendak manusiawi-Nya kepada kehendak Bapa.
Girls, Roh Kudus adalah Penolong bagi kita yang senantiasa tau yang terbaik buat kita. Kita
enggak perlu takut salah dalam berdoa selama kita menjaga hati kita untuk percaya seutuhnya
kepada Tuhan. Kalo seorang bapak aja enggak mungkin memberikan ular kepada anaknya
yang meminta roti, apalagi Bapa kita yang di Sorga. Tuhan memberikan Roh Kudus untuk
menolong kita berdoa, sehingga kita bisa menerima berkat terbaik dari-Nya.
Hari ini, kalo kita sedang menghadapi masalah yang membuat kita sulit untuk berdoa, mari
mintalah pertolongan Roh Kudus untuk menolong kita berdoa. Dia siap membantu kita dalam
kelemahan kita. Kita hanya perlu membuka pintu hati kita untuk percaya bahwa Tuhan
mendengarkan doa kita dan telah menyediakan jawaban doa yang terbaik buat kita.

Berawal dari Doa


Bacaan: Matius 14:23 ; Lukas 6:12

Alkitab banyak sekali mencatat peristiwa-peristiwa ajaib yang berawal dari doa. Kesembuhan
secara mujizat terjadi ketika Abraham berdoa bagi Abimelekh. (Kej. 20:17) Tulah datang dan
berhenti ketika Musa menaikkan doa kepada Allah. (Kel. 8:30) Seorang anak dilahirkan dari
rahim perempuan yang mandul, saat dia berdoa dan ketika dewasa anaknya menjadi seorang
nabi besar Israel. (1Sam.1:10) Daniel dan kawan-kawannya bisa tetap berdiri dalam dapur api
saat mereka tetap berdoa. Juga di masa modern inipun, sejarah mencatat berbagai
kebangunan rohani besar-besaran terjadi diawali dari doa. Doa adalah sebuah awal terjadinya
sesuatu yang besar.
Sayangnya, generasi sekarang ini justru cenderung menyepelekan arti penting dan kuasa doa.
Kita enggak menyadari betapa dahsyatnya kuasa doa sehingga kita menyia-nyiakan
kesempatan untuk berdoa. Maka enggak heran di gereja-gereja, para pendoa syafaat biasanya
adalah orang-orang tua dan ibu-ibu rumah tangga yang udah lanjut usia. Anak muda enggak
tertarik dengan doa, karena kesannya seperti kegiatan yang membosankan dan kurang
tantangan. Kita juga malas berdoa berlama-lama secara pribadi karena kita ngerasa diri
sebagai anak muda yang energik dan produktif. Kita mengira berdoa adalah sebuah kegiatan
yang kurang produktif.
Girls, betapa kelirunya pendapat kita selama ini. Doa adalah awal sebuah mujizat. Doa adalah
kegiatan yang sangat produktif karena melalui doa kita mengijinkan Roh Allah yang maha
kuasa bekerja secara luar biasa dalam hidup kita. Lihatlah betapa banyaknya kesempatan
yang telah terbuang selama ini karena kita malas berdoa. Bayangkan betapa banyaknya
mujizat yang sebenarnya bisa terjadi, seandainya kita melibatkan Allah dalam kegiatan kita
sehari-hari. Tuhan Yesus sudah memberikan teladan kepada kita akan arti penting doa. Tuhan
Yesus aja berdoa setiap hari secara rutin. Sesibuk apapun diri-Nya, Ia tetap memprioritaskan
doa setiap hari. Itu sebabnya setiap hari merupakan hari penuh mujizat bagi Yesus. Akankah
kita juga rindu merasakan hal seperti itu setiap hari? Awali harimu dengan doa supaya hariharimu penuh dengan mujizat. Berdoalah!

Healthy Growth
Bacaan: Ibrani 5:11-14
Beberapa tahun yang lalu sinetron yang dibintangi aktor terkenal Anjasmara menjadi begitu
terkenal karena tokoh yang diperankannya. Seorang pemuda bernama Cecep dengan
dandanan khas dan cara bicara yang sempat ngetrend ditirukan orang. Padahal tokoh Cecep
adalah seorang pemuda yang menderita keterbelakangan mental. Meski wajahnya lumayan
ganteng sekalipun, kalo perilakunya seperti anak umur 3 tahun, mana ada cewek yang mau
jalan dengannya. Idiiih amit-amit... begitu barangkali komentar para cewek. Penyakit
keterbelakangan mental menunjukkan pertumbuhan yang tidak seimbang. Badan tetap
bertumbuh bahkan tetap aja bongsor, tapi pikiran berhenti bertumbuh dan tetap jadi seperti
kanak-kanak.
Gambaran hidup penderita keterbelakangan mental ibarat kehidupan kita jika kita tidak
bertumbuh dalam iman. Pertumbuhan orang Kristen yang sehat seharusnya semakin dewasa
jasmani, makin dewasa juga rohaninya. Dulu waktu kita masih kanak-kanak, wajar bila kita
berpikir dan bertindak sebagai kanak-kanak. Tapi sekarang, bila sudah begitu lama kita jadi

orang Kristen - tapi kita masih tetep aja jadi orang Kristen kanak-kanak... Berarti mirip ama
Cecep donk? Idih amit-amit... :)
Kehendak Tuhan adalah kita bertumbuh dalam pengenalan akan Dia sehingga hidup kita
makin disempurnakan menjadi seperti rupa anak-Nya. Tentu saja Bapa di Sorga enggak
pengen punya anak-anak yang terbelakang imannya. Nah, pertanyaannya sekarang sudahkah
sebagai orang Kristen kita memiliki pertumbuhan kerohanian yang sehat? Apakah pengenalan
kita akan Firman Tuhan semakin hari semakin dalam? Apakah iman percaya kita kepadanya
dari waktu ke waktu semakin kuat? Apakah sebagai anak Tuhan, kita masih sibuk
mempersoalkan hal-hal yang sifatnya kekanak-kanakan? Menyimpan dendam, tidak mau
mengampuni, suka bohong, dll... Intinya tetep aja punya kelakuan yang sama seperti
kehidupan kita jaman dulu. Jangan biarkan ini terus terjadi! Berikan makanan rohani bagi
pertumbuhan iman kita setiap hari sehingga kita menjadi orang-orang normal yang
bertumbuh sehat dan seimbang. Enggak mau kan dipanggil Cecep?

Jangan Keraskan Hati!


Bacaan: Mazmur 95:6-11
Ketika sedang mengetik, mata saya selalu memperhatikan setiap karakter yang muncul di
layar monitor laptop saya. Kalau ada kesalahan ketik, saya akan segera menghapus dan
menggantinya saat itu juga. Ini sudah menjadi kebiasaan sejak dulu sehingga hasil ketikan
tidak akan jadi berantakan. Namun, ada juga kebiasaan orang yang berbeda. Saat mengetik,
ada orang yang malas memperhatikan apakah ada kesalahan ketik. Akibatnya, hasil
ketikannya tidak nyaman dibaca karena banyak kesalahan kecil di sana-sini. Parahnya lagi,
bila kebiasaan ini dipelihara terus menerus, orang ini akan menjadi pribadi yang teledor yang
suka membiarkan kesalahan yang dianggapnya sepele. Hasil kerjanya adalah asal selesai saja.
Ini adalah contoh sepele dari karakter manusia yang terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan yang
nampaknya remeh. Orang yang terbiasa menebalkan telinga akan menjadi pribadi yang bebal
dan tidak peka terhadap situasi di sekelilingnya. Orang yang terbiasa mengabaikan nasihat
akan menjadi keras kepala sampai akhir hayatnya.
Firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk menjadi orang yang lembut hati, bukan yang
keras hati. Orang yang keras hati disebut sebagai orang yang bodoh. Dan menariknya, kita
bisa menjadi orang yang keras hati bukan mendadak secara tiba-tiba. Kekerasan hati
terbentuk dari proses. Ibarat kerak pada teko air yang dibiarkan menumpuk terus menerus
hingga makin tebal dari hari ke hari.
Ketika Firman Tuhan menegur kita, jangan suka mengabaikannya. Sekali kita
mengabaikannya, dua kali kita membiarkannya, lama-lama kita benar-benar menjadi tuli dan
tidak bisa lagi mendengar suara-Nya. Adalah lebih bijaksana bila kita memiliki hati yang
lembut, yang mudah menerima teguran dan mengakui kesalahan. Dengan demikian kita bisa
memperbaiki kesalahan itu segera sebelum jadi bola salju yang terus membesar. Ketika
Firman Tuhan menegur kita, jangan mengabaikannya. Ketika nasihat ortu dilontarkan, jangan
mengabaikannya. Jangan menjadikan telinga kita sendiri menjadi tuli. Justru pertajam
pendengaranmu menjadi semakin peka dari hari ke hari.

Doa Tak Bersyarat


Bacaan: Daniel 3:1-30
Barangkali kita sudah sering mendengar tentang kasih tanpa syarat. Kasih tanpa syarat
ditunjukkan oleh orang tua kita kepada kita anak-anaknya. Mereka tetap mengasihi dan
merawat kita tidak peduli seperti apa keadaan kita. Kasih tanpa syarat juga ditunjukkan oleh
Bapa kita di Sorga. Anugerah keselamatan-Nya diberikan bukan karena kebaikan kita, namun
semata-mata karena kemurahan-Nya. Tapi, pernahkah kita mendengar tentang doa tak
bersyarat? Itulah doa yang dinaikkan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego.
Ketika ancaman dapur api sudah di depan mata, dengan lantang mereka berkata,Jika Allah
kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari
perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak,
hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan
tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." (Dan. 3:17-18) Bayangkan
betapa tersentuhnya hati Tuhan mendengar pengakuan iman seperti itu. Saya membayangkan
Sorga langsung gempar! Para malaikat menggeleng-gelengkan kepala dan bersorak sorai, air
mata haru Bapa di Sorga menitik di pipi-Nya.
Beranikah kita mengucapkan doa seperti yang diucapkan oleh Sadrakh, Mesakh dan
Abednego? Bisakah kita tetap mengucap syukur seandainya jawaban doa Tuhan enggak
sesuai dengan harapan kita? Mampukah kita tetap berkata Tuhan itu baik meski
kenyataannya pahit bagi kita? Kita patut bersyukur memiliki Bapa yang begitu baik. Tuhan
tidak pernah meremehkan iman sebesar biji sesawi sekalipun. Ketika kita sungguh-sungguh
berdoa dengan iman, mempercayai Tuhan dengan sepenuh hati - maka lihatlah Tuhan justru
bekerja dengan cara-Nya yang ajaib menolong dan menyelamatkan kita. Di akhir cerita kita
tahu Sadrakh dkk. selamat dari dapur api. Terjemahan King James menyebutkan pengakuan
Nebukadnezar ,Lo, I see four men loose, walking in the midst of the fire, and they have no
hurt; and the form of the fourth is like the Son of God. (Dan.3:25) Orang yang keempat yang
dilihat Nebukadnezar dalam perapian itu rupanya seperti Anak Allah. Yesus sendiri hadir
menyertai mereka, berjalan di dalam api untuk menyelamatkan mereka. Haleluya!

Relax, Gods in Control


Bacaan: Matius 8:23-27
Fakta menyebutkan 90% pasien yang memeriksakan diri ke dokter ternyata dipicu oleh
depresi dalam pikiran mereka. Stress membuat orang mudah sakit. Pikiran yang terlalu
banyak menanggung beban menyebabkan kondisi fisik orang melemah. Nah, kalo selama ini
kamu sering merasa pusing, sering flu, sariawan, konstipasi, dan keluhan-keluhan sejenis...
coba cek dulu jangan-jangan kamu lagi menderita stress. Apa sih sebenernya penyebab
stress?
Penyebab terbesar stress adalah kekuatiran. Kuatir tentang hasil ujian, takut enggak dapat
kerjaan setelah lulus nanti, kuatir enggak bisa memenuhi deadline, takut enggak dapat pacar,

kuatir dikhianatin pacar, dsb. Yang jelas, kekuatiran menghabiskan energi kita. Ketika pikiran
kita tertekan oleh banyaknya kekuatiran, itu membuat kita mengalami banyak banget
kerugian. Yang pertama jelas udah disebutkan tadi, bahwa kesehatan kita jadi sering
terganggu.
Kerugian selanjutnya tentu saja adalah produktivitas kita jadi menurun. Orang yang terlalu
banyak kuatir akan menjadi orang yang sikapnya pesimis. Sikap pesimis jelas sikap yang
negatif dan membuat orang malas berupaya. Gimana bisa berusaha dengan maksimal kalo
dalam pikirannya selalu berkata,Ah, paling-paling ini enggak akan berhasil. Ingatlah
sebuah kalimat bijak yang berkata, Sebagian besar ketakutan kita sebenarnya tidak akan
pernah terjadi. Jadi kenapa musti mengkuatirkan hal yang enggak bakalan terjadi?
Sebagai anak Tuhan, seharusnya kita enggak perlu dicekam stress dan ketakutan. Selama
Tuhan pegang kendali, apa sih yang perlu kita kuatirkan? Rasul Paulus aja bersaksi bahwa dia
sanggup melakukan segala perkara, di dalam Tuhan yang menguatkan dirinya. Selama Tuhan
ada, kita enggak perlu takut tentang apapun juga. Tuhan senantiasa menolong kita melewati
segala kesulitan sesulit apapun itu. Tuhan menegur orang yang kuatir sebagai orang yang
kurang percaya alias kurang beriman. Karenanya, jangan lagi kita dicekam kekuatiran.
Katakan saja seluruh isi hati kita kepada Tuhan dan ijinkan Dia mengatur segala yang ada
diluar kesanggupan kita.

Konsekuensi
Bacaan: Pengkhotbah 12:13-14
Pada saat saya menuliskan tulisan ini, media massa sedang heboh membahas kasus
penganiayaan yang melibatkan artis beken Marcella Zalianty dan pembalap ternama Ananda
Mikola dan mungkin juga Moreno Suprapto. Mereka-mereka yang sudah sangat terkenal
namanya ini diduga melakukan penganiayaan dengan cara yang sangat keji. Akibatnya,
mereka ditangkap oleh pihak kepolisian berdasarkan laporan korban dan harus menjalani
penyelidikan bahkan persidangan untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka.
Bayangkan konsekuensi yang harus mereka tanggung karena persoalan ini. Bagi si pembalap,
ia terancam dicoret sebagai perwakilan Indonesia. Bagi si artis, barangkali pemutusan
kontrak iklan, penundaan atau bahkan pembatalan job artis, dan bisa-bisa popularitasnya
tenggelam seketika.
Setiap perbuatan mengandung konsekuensi. Waktu tidak bisa diputar balik semau kita. Ketika
kita menyesali perbuatan kita, seringkali nasi sudah menjadi bubur. Yang bisa kita lakukan
adalah menanggung konsekuensi dari setiap perbuatan kita. Kalau benar mereka-mereka yang
saya sebutkan di atas tadi benar-benar melakukan kejahatan, maka ancaman hukuman penjara
bukan hal mustahil yang harus mereka jalani.
Girls, hati-hati dengan setiap tindakan kita. Apa yang kita ucapkan, apa yang kita perbuatan
tidak akan bisa kita tarik kembali. Alangkah bodohnya bila kita melakukan hal yang akan kita
sesali di kemudian hari. Alangkah konyolnya bila apa yang telah kita perjuangkan ternyata
lenyap begitu saja karena kesalahan kita sendiri. Peribahasa mengatakan Karena nila setitik,
rusak susu sebelanga.

Ingatlah bahwa keluarga dan keturunan Daud harus menanggung akibat perselingkuhannya
dengan Batsyeba. Ingatlah bahwa Esau tidak bisa mendapatkan berkat kesulungannya
kembali meski ia datang dengan mencucurkan air mata. Kalopun seandainya kita telah
melakukan kesalahan fatal pada hari ini, jalanilah konsekuensinya dengan lapang hati. Tuhan
akan memberi kita kekuatan untuk menanggung semuanya itu dalam anugerah-Nya. Yang
terpenting adalah kita kembali ke jalan Tuhan dan meninggalkan kesalahan yang pernah kita
perbuat.

Precious Jewelry
Bacaan: Wahyu 21:9-27
Melewati etalase perhiasan di mall selalu bikin mata cewek serasa tak mau berkedip.
Perhiasan emas putih yang kemilau, anting kristal yang blink-blink, apalagi diamond yang so
pretty n glamorous! Banyak cewek bahkan langsung deh mau menerima cinta cowok kalo
udah disodori berlian. Seperti yang dilakukan Monika di hari ultahnya. Deta memang
enggak seiman, tapi gimana lagi. Masa, di hari ultah aja dia ngasih anting berlian. Jelas
banget dia pasti serius pengen jadi pacar gue. Biar enggak seiman, yang penting doi baik.
demikian pikir Monika.
Girls, bayangkan betapa sedihnya hati Tuhan ngeliat prioritas dan cara pandang manusia yang
terbalik-balik. Kalo cuma untuk sebutir berlian kita melepaskan iman kita, sadarkah kita
bahwa di Sorga nanti permata, emas dan mutiara hanyalah seperti kerikil dan trotoar jalanan?
Kita menukarkan identitas sebagai anak-anak Allah pemilik Sorga dan bumi, demi pasir dan
kerikil di mata Tuhan. Tuhan telah menyediakan yang terbaik, namun kita menukarkannya
dengan hal yang tidak bernilai.
Girls, kalo kita percaya kepada Kristus, kita pun harus percaya bahwa Surga dan Neraka itu
ada. Dan sebagaimana Dia selalu menepati janji-Nya, maka Yesus pasti telah menyiapkan
tempat bagi kita dalam Kerajaan-Nya. Tuhan pengen kita menjadi ahli waris kerajaan-Nya.
Tuhan pengen kita bisa turut menikmati kebahagiaan kekal bersama dengan-Nya.
Jadi kalo kita justru menukarkan semuanya itu dengan cowok, dengan harta, dengan
kedudukan, dengan cita-cita kita sendiri... betapa bodohnya diri kita ini. Before its too late,
kita masih bisa memperbaiki keadaan saat ini. Kalo saat ini kamu sedang berniat
meninggalkan Tuhan untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan, pikirlah baik-baik
sebelum membuat keputusan. Janji keselamatan yang Tuhan berikan tidak dapat ditukar
dengan harta apapun di dunia ini. Jangan tukarkan keselamatanmu dengan apapun tawaran
dunia.

Gods Lovingkindness
Bacaan: Mazmur 12:7-8
Saat kupikirkan kebaikan-Mu tak pernah ku kekurangan. Dan saat kurenungkan kesetiaanMu, esok kan kujelang tanpa keraguan surya kan terus ada... Lagu pujian yang dilantunkan
grup band Giving My Best (GMB) ini, membuat saya merenungkan betapa dahsyatnya

kesetiaan Tuhan. Janji Tuhan enggak pernah sekalipun lalai ditepati-Nya. Itu sebabnya Tuhan
Yesus berkata,Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai
dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di
sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Kalo terhadap seekor burung aja
Tuhan setia memelihara, apalagi kepada kita.
Pernahkah di malam hari kita mengkuatirkan jangan-jangan besok pagi matahari tidak akan
terbit? Tentu saja kita bahkan tidak pernah meragukan kesetiaan matahari untuk terbit setiap
harinya. Kita juga tidak pernah meragukan apakah esok matahari akan terlambat terbit. Kita
yakin bahwa matahari pasti terbit tepat pada waktunya. So, kalo terhadap benda mati seperti
matahari aja kita bisa percaya, terlebih lagi seharusnya kita terhadap Tuhan.
Janji Tuhan dalam hidup kita senantiasa ditepati-Nya. Tuhan tidak pernah lalai, lupa, apalagi
mengingkari perkataan-Nya. Jadi, kenapa kita masih aja ragu terhadap Firman Tuhan? Kita
seharusnya enggak punya alasan untuk meragukan Tuhan. Persoalannya justru terletak pada
diri kita sendiri. Apakah kita mempercayai kuasa Tuhan ataukah kita lebih suka
mengandalkan manusia dan kekuatan diri kita sendiri. Alkitab dengan jelas menyatakan
bahwa orang yang mengandalkan Tuhan akan senantiasa diberkati.
Yang perlu kita lakukan agar janji-janji Tuhan digenapi dalam hidup kita adalah: pahami
janji-Nya (makanya kita perlu belajar Firman-Nya setiap hari), lakukan bagian kita (lakukan
syarat apa yang harus kita penuhi), percayalah bahwa Dia setia (miliki iman!) dan akhirnya
kita akan melihat janji-Nya tidak pernah gagal dalam hidup kita. Saya rindu senantiasa dalam
hidup ini melihat janji-Nya digenapi, dan saya yakin saya enggak sendirian. Kamu juga, kan?

Pemberi Diberi
Bacaan: Lukas 6:27-36
Prinsip-prinsip Kerajaan Sorga seringkali berkebalikan dengan prinsip-prinsip dunia. Salah
satunya adalah soal memberi. Sementara dunia mengajarkan kita untuk bersikap egois, lebih
suka mengambil daripada memberi - namun Firman Tuhan mendorong kita untuk memberi.
Sebab justru ketika kita rela memberi, maka kita akan diberi. Prinsip hidup diberkati
bukanlah dengan cara menggenggam erat apa yang kita miliki, melainkan melepaskan berkat
sehingga jatuh ke tanah, bertumbuh dan berbuah lebat.
Pernahkah kamu mendonorkan darah? Karena memenuhi persyaratan kesehatan, saya
beberapa kali berkesempatan mendonorkan darah. Dalam beberapa menit, darah saya diambil
sekitar 250cc sampai 300cc. Tapi tentu saja setelah melakukan donor darah, tubuh saya tidak
akan jadi kekurangan darah. Untuk sejenak kadang-kadang memang tubuh terasa lemas atau
agak pusing. Namun beberapa saat kemudian, secara otomatis tubuh akan memproduksi
darah lagi sehingga kembali sehat dan segar. Inilah prinsip memberi. Orang yang memberi
tidak akan pernah berkekurangan.
Hambatan kita untuk memberi seringkali adalah ketika kita berpikir diri kita masih
kekurangan. Kita merasa belum mampu memberi, sehingga kita tidak perlu memberi. Nanti
kalau aku memberi, malah jadi kurang. Biarlah mereka yang berlimpah saja yang memberi.
Kalau cara berpikir kita seperti ini, jangan kaget bila kita terus menerus kekurangan

sedangkan mereka yang kaya menjadi semakin kaya. Bukankah mereka yang kita anggap
kaya, mau memberi dan akhirnya diberi berkat oleh Tuhan? Memberi adalah sebuah
kesempatan. Ketika kita melihat ada orang yang perlu kita tolong, itu adalah sebuah
kesempatan untuk kita menabur! Jadi, jangan tahan tangan kita untuk memberi. Karena saat
memberi hidup kita akan semakin diberkati. Dengan belajar bermurah hati, kita sedang
menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk memberkati sesama. Dan buktikanlah bahwa
orang yang murah hati tidak akan pernah berkekurangan.

Sedia Payung Sebelum Hujan


Bacaan: Kejadian 41
Waktu kecil, ketika saya pertama kalinya menerima uang saku, senengnya bukan main. Ayah
saya memberikan uang saku sekali seminggu. Tentunya beliau ingin mengajarkan kepada
anak-anaknya bagaimana mengelola uang meski tidak banyak. Hari Minggu adalah hari yang
paling ditunggu karena itulah hari gajian kami. Anak-anak menerima uang jajan untuk
dipergunakan di hari Senin sampai Sabtu mendatang. Pertama-tama, karena belum pernah
pegang uang sebelumnya, saya membelanjakan uang itu untuk membeli jajanan yang saya
inginkan di sekolah. Tak terasa uang sudah habis di hari kedua. Akibatnya, saya harus puasa
jajan selama hari Rabu sampai Sabtu. Itulah pelajaran pertama dalam hidup saya, bagaimana
pentingnya mengelola keuangan.
Hari-hari ini dunia sedang menggeliat kesakitan karena krisis ekonomi. Krisis besar-besaran
ini adalah krisis keuangan terbesar sepanjang dunia modern. Resesi global sudah mulai
terjadi diawali dari Amerika yang selama ini diyakini sebagai negara terkuat. Bahkan negaranegara yang selama ini dianggap maju dan stabil seperti Singapura dan Inggris telah
merasakan dampaknya. Sebagai anak muda yang ngakunya modern ;) jangan sampai kita
enggak tau apa-apa soal hal ini. Kalo selama ini kita sudah terbiasa hidup nyaman dalam
kelimpahan, sekaranglah waktunya kita menggantinya dengan gaya hidup hemat sebelum
terlambat.
Girls, kita memang punya Tuhan yang senantiasa sanggup mencukupi kebutuhan kita. Kita
punya Allah yang enggak terbatasi resesi untuk memberkati kita. Tapi Tuhan tidak
menghendaki kita hidup seperti orang bebal. Kita bisa meneladani Yusuf yang penuh hikmat
Allah, mempersiapkan diri menjelang masa kelaparan selama 7 tahun, bahkan
menyelamatkan hidup suatu bangsa yang besar. (Kej. 50:20)
Mulai sekarang kita harus lebih bijak dalam mengatur keuangan kita. Jangan sampai kita
menyesal di kemudian hari gara-gara kebodohan kita sendiri. Hiduplah dengan hemat dan
bijaksana. Malam minggu enggak selalu harus jalan-jalan ke mall (yang artinya bakalan bikin
kita jadi pengen ini itu). Rutinlah menabung dan rencanakanlah pengeluaran dengan baik
(bukan hanya membuat catatan pengeluaran saja). Enggak perlu kuatir akan hari esok, selama
kita hidup dalam kehendak Tuhan. Okay, girl... be smart!

For His Glory

Bacaan: olose 3:23-24 ; Matius 5:16


Karissa Schlosser adalah seorang ice-skater yang berbeda dari yang lain. Gadis berumur 16
tahun ini memutuskan untuk memuliakan Tuhan melalui dunianya, ice skating. Saat meluncur
di atas es, Karissa melakukannya seolah ia menari untuk Tuhan. Dan ia memang sungguh
menari untuk Tuhan. Karissa memilih seorang pelatih Kristen yang memiliki hati yang sama
seperti dirinya, untuk membuatkan koreografi tarian yang memuliakan Tuhan.
Sejak usia 13 tahun, Karissa bahkan memutuskan untuk menari hanya dengan diiringi lagu
rohani. Ketika untuk pertama kalinya ia tampil solo, dipilihnya lagu-lagu rohani seperti I
Can Only Imagine, Who Am I?, dan You Raise Me Up. Suasana ruangan mendadak
berubah. Semua penonton merasa sangat diberkati dengan performanya. Aku ingin semua
orang tahu bahwa tarianku berbicara tentang Tuhan Yesus
Girls, kita bisa memuliakan Tuhan dengan berbagai cara. Apa yang menjadi bakat ato talenta
kita bisa berbeda-beda, namun kita bisa memakainya untuk tujuan yang sama, to glorify our
Lord!
Sebagaimana Miriam mengambil rebana untuk menari setelah melewati Laut Merah yang
terbelah. Seperti gembala muda Daud dengan umban batunya. Seperti Salomo dengan puisipuisinya. Seperti Musa dengan tongkatnya. Seperti Lidya dengan hasil dagang kain ungunya.
Seperti anak kecil dengan 5 roti dan 2 ikannya. Apapun juga yang kita miliki dan bisa kita
lakukan, dapat kita pakai untuk memuliakan nama-Nya.
Hari ini adalah sebuah tantangan bagi kamu dan saya. Apa yang bisa kita lakukan untuk
memuliakan Tuhan kita? Kita bisa, kalau kita mau. Tuhan menghargai usaha dan niat kita bila
kita sungguh rindu memuliakan Dia. Saat Tuhan berkenan dengan persembahan kita, jangan
kaget bila Tuhan mengangkat kita untuk dipakai-Nya dengan tanggung jawab yang lebih
besar lagi. Biarlah melalui hidup kita yang cuma sekali ini, orang yang melihat apa yang kita
kerjakan dapat berkata,Sungguh Tuhan itu ajaib!
Renungan Muda Remaja

Act of Faith
Bacaan: Kejadian 22:1-19
Sebuah kelompok doa syafaat di Kansas ingin berdoa untuk meminta hujan setelah kemarau
berkepanjangan. Menariknya, saat mereka berkumpul bersama untuk berdoa, hanya seorang
gadis cilik yang datang dengan membawa payung! Inilah teladan iman. Tuhan Yesus
memberitahukan salah satu sikap doa yang berkenan di hadapan Allah adalah dengan percaya

bahwa kita telah menerimanya. Kita tidak diperintahkan untuk menipu diri, melainkan
percaya.
Orang mungkin akan menganggap kita gila. Perbuatan kita mungkin dianggap ekstrem,
namun percayalah selama kita melakukannya karena iman kita kepada Tuhan, sesuai
perintah-Nya - ...maka hal itu akan diberikan kepadamu. (ay.24b) Bukankah Nuh juga
dianggap gila oleh orang-orang sebangsanya? Bayangkan hampir 100 tahun Nuh membangun
bahtera sebelum air bah benar-benar dicurahkan oleh Tuhan.
Barangkali Abraham akan dianggap gila bila orang lain tahu dia akan mengorbankan anaknya
sendiri. Namun apa ucapan Abraham kepada hambanya sebelum dia mendaki Moria?
"Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami
akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu." Dan ketika Ishak menanyakan
tentang dimana dombanya, maka jawab Abraham adalah "Allah yang akan menyediakan anak
domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Dan tepat seperti perkataan dan
harapannya, maka Tuhan melakukannya kepada Abraham.
Iman harus disertai tindakan. Kita tidak bisa berkata kepada Tuhan, aku percaya pada-Mu
tetapi lakukanlah dulu mujizat itu dalam hidupku - barulah aku bisa percaya. Iman harus kita
buktikan lewat sikap dan tindakan kita, mengambil langkah untuk taat meski keadaan
nampaknya masih tetap sama. Belajar dari Abraham, Bapa orang beriman yang berani
melangkah dalam ketaatan oleh karena iman. Ketika kita berdoa, bersikaplah seakan kita
telah menerimanya. Ambillah langkah iman dan perkatakan iman kita setiap hari.

Dont Worry
Bacaan: Mazmur 127:1-5, Mazmur 37:25
Lia bingung memikirkan nasibnya. Usaha yang baru ia rintis sekarang gagal total dan
bangkrut. Mitra bisnis yang tadinya menyediakan dana untuk usaha sekarang menjelekjelekkan dirinya karena kegagalannya. Lia gagal karena kurang berpengalaman dan
banyaknya pesaing yang usahanya sama dan sudah terkenal. Dalam kebingungan dan tidak
punya uang, Lia memilih bergantung kepada Tuhan. Dua bulan ia menganggur tapi berkat
Tuhan senantiasa mengalir. Saat perut lapar dan uang tak ada di dompet, ada saja teman atau
tetangga yang secara tak terduga mengirimkan makanan. Saat tak punya uang untuk membeli
kebutuhan sehari-hari, ada beberapa teman yang kadang minta tolong kepadanya untuk
melakukan sesuatu dan ia mendapat sedikit uang untuk menyambung hidupnya. Dalam masa
dua bulan itu, Lia sadar bahwa Tuhan tak pernah membiarkan ia berkekurangan. Tuhan selalu
mencukupkan segala kebutuhannya. Kini Lia sudah memiliki pekerjaan dan bisa memenuhi
kebutuhannya dengan baik.
Situasi seperti Lia mungkin pernah kita alami. Mendadak usaha yang kita tekuni bangkrut,
bagi yang karyawan mendadak terkena perampingan karena krisis ekonomi, atau mungkin
rumah kita dirampok atau terbakar. Dalam kesulitan yang begitu besar dan mendadak itu,
bagaimana kita menanggapinya? Apakah kita memilih menengelamkan diri sendiri dalam

kesedihan dan menyalahkan Tuhan, atau kita memilih untuk menyerahkan sepenuhnya hidup
kita dalam tangan-Nya yang seperti Lia lakukan?
Saat kita memilih untuk terus bersedih, beban kita malah semakin berat dan kita jadi sulit
melihat jalan keluar. Orang yang sedang depresi jadi sukar melihat penyertaan-Nya. Tapi,
kalau kita memilih untuk berserah kepada Tuhan dan tetap mengucap syukur, maka Ia akan
membuka jalan bagi kita untuk menyelesaikan masalah yang ada. Dalam masa kekurangan,
Tuhan akan cukupkan segala kebutuhan kita dengan cara-cara yang tidak pernah terpikir oleh
kita. Jangan khawatir saat kesulitan datang karena kita punya Allah yang Maha Pengasih. Ia
selalu menyediakan berkat-Nya bahkan saat kita tidur. Tak akan pernah kita ditinggalkan
berjalan sendiri, Tuhan akan menuntun kita melewati kesulitan dan membuat kita menjadi
pemenang atas kesulitan yang ada. Miliki keyakinan bahwa Ia sanggup mencukupkan semua,
sesulit apapun keadaan kita.

Stop Complaining!
Bacaan: Bilangan 14:1-38
Barangkali manusia bisa disebut sebagai makhluk tukang komplain. Yang diberi warna
rambut hitam pengennya punya rambut pirang. Yang keriting pengen lurus sedangkan yang
lurus pengen keriting. Yang gemuk pengen lebih kurus, yang kurus pengen lebih gemuk.
Yang miskin pengen kaya raya. Yang bergelimang harta pengen hidup sederhana asal
bahagia. Kalo hujan pengen cuaca cerah, kalo lama enggak turun hujan juga mengeluh. Persis
seperti gambaran orang Israel yang terus menerus mengeluh selama perjalanannya menuju ke
Kanaan.
Kalo dipikir-pikir, bukankah seharusnya mereka menjadi bangsa yang paling berbahagia
karena bisa melihat penyertaan Tuhan dengan cara yang ajaib setiap hari? Mereka melihat
dengan mata kepala sendiri tiang awan dan tiang api memimpin barisan mereka. Mereka
melihat laut Teberau terbelah, mencicipi roti dari Sorga, mendapatkan air saat kehausan,
makan buah korma saat kelelahan, bahkan makan daging di tengah padang gurun! Tuhan
membuat pakaian dan kasut mereka tidak pernah rusak selama perjalanan panjang itu.
Berulang kali bahkan Tuhan Allah sendiri menemui mereka di tengah perkemahan atau di
atas gunung yang ditunjuk Tuhan. Mereka memiliki Tuhan Sang empunya langit dan bumi,
bukankah itu sudah lebih dari cukup? Tapi yang dilakukan mereka adalah persis seperti yang
kita lakukan setiap hari. Mengomel, mengeluh, menggerutu ketika sesuatu tidak berjalan
sesuai keinginan kita. Secara mata mereka melihat penyertaan Tuhan, namun tidak mampu
melihat kebaikan Tuhan.
Girls, sadarkah kita bahwa complaining adalah dosa? Menggerutu, mengeluh, protes dan
mengomel adalah bentuk pemberontakan kita atas kehendak Allah. Bilangan 14:11 TB-LAI
memakai istilah menista. Terj. NIV menyebutnya provoke, AV = reject, dan BIS =
melawan. Berarti di mata Tuhan, ketika kita mengeluh, hal itu sama dengan menghasut,
menolak, bahkan melawan Tuhan. Itulah sebabnya, hukuman bagi si tukang complain tidak
tanggung-tanggung. Tuhan melakukan kepada mereka tepat seperti apa yang mereka
keluhkan. So, masih berani anggap enteng complaining?

Pribadi Nyata
Bacaan: Yesaya 50:4-5
Perhatikanlah suara-Ku, hai bangsa-bangsa, dan pasanglah telinga kepada-Ku, hai suku-suku
bangsa! Sebab pengajaran akan keluar dari pada-Ku dan hukum-Ku sebagai terang untuk
bangsa-bangsa.- Yesaya 51:4
"Bip..bip.." suara dering sms di hape Ririn berbunyi berkali-kali. Bukannya membuka pesan
singkat dalam ponselnya itu, Ririn malah membalikkan badan membelakangi hape mungilnya
sambil menutup telinganya dengan bantal. Doi lagi bete banget ama cowoknya. Males
rasanya selalu menerima pesan singkat yang itu-itu melulu. "Udah makan? Makan yang
banyak, ya!" Pesan seperti itu diterimanya setiap hari. Tapi giliran Ririn yang membalas
menjawab 'n bertanya cowoknya selalu nggak pernah membalas smsnya. Kalo pas ketemuan
Ririn protes, doi cuma bisa jawab tadi pas lagi sibuk 'n buru-buru. Sms balasannya jarang
banget mendapatkan respon.
Ririn mulai ngerasa semua perhatian dari cowoknya itu cuma basa-basi doank. Nggak ada
komunikasi yang timbal balik dalam hubungan mereka. Emang sih, cowoknya nggak pernah
absen mengirimkan sms setiap hari. Tapi nggak satupun diantaranya yang mengharapkan
jawaban balik darinya. Pernah suatu kali Ririn nggak membalas sms darinya, eeee...
bukannya ditanya, doinya tetap cuek aja tuh! Makanya Ririn jadi males bersms lagi. Buat apa
terima sms tanpa obrolan. Kayak dapat kiriman dari program komputer aja!
Hey, girls! Bukankah hal yang sama juga seringkali kita lakukan kepada Roh Kudus? Kita
berdoa tiap hari, tapi nggak pernah mengharapkan Doi bicara kepada kita. Kita
memperlakukan Roh Kudus bagaikan mesin aja. Padahal Dia adalah Pribadi lho! Roh Kudus
punya perasaan, punya kehendak, bisa berbicara, dll. Betapa rindunya Dia selama ini pengen
mengutarakan isi hati-Nya kepada kita. Tanpa sadar kita udah sering melukai perasaan-Nya
dengan sikap cuek kita terhadapnya. Makanya, mulai sekarang berikanlah waktu dan
perhatian untuk mendengar dan memahami kehendak-Nya dalam hidup kita. Dengarkan
karena Dia rindu berbicara kepada kita!

In Charge
Bacaan: Efesus 5:18-19
Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi
hendaklah kamu penuh dengan Roh,- Efesus 5:18
Seorang anak kecil bertanya pada ayahnya,"Papa, seberapa besar sih Tuhan itu?" Ayahnya
dengan bijaksana menjawab,"Tergantung seberapa besar kamu menyediakan tempat untukNya, nak." Yup, bener banget! Seberapa besar peranan Allah dalam hidup kita memang
sangat tergantung pada seberapa besar kita memberi-Nya bagian untuk berperan.

Apakah kuasa Roh Kudus besar ato kecil sangat tergantung pada tempat yang kita sediakan
untuk-Nya. Kuasa Roh Kudus bisa bekerja amat dahsyat ketika kita mempersilakan Roh
Kudus menguasai kehidupan kita sepenuhnya. Tapi kuasa Roh Kudus juga bisa nampak kecil
bahkan seolah-olah nggak ada, kalau kita nggak memberi-Nya tempat untuk berperan dalam
hidup kita.
Tapi sayangnya memberi wewenang kepada Roh Kudus untuk berkuasa atas hidup ini
ternyata nggak mudah. Kita lebih suka mengatur apa-apa sendiri, mengikuti selera, mood,
kehendak dan pikiran kita sendiri. Padahal seluruh keinginan kita selalu ingin menjauh dari
Allah dan tenggelam dalam dosa. Sementara, kalo kita harus nurutin kata Roh Kudus,
seringkali susah karena harus berkorban untuk taat. Saat hati sedang marah dan jengkel, kita
harus menguasai diri untuk nggak menyakiti apalagi membalas dendam. Saat kita pengennya
nurutin hawa nafsu, tapi harus belajar untuk mengendalikan hawa nafsu dan kesukaan kita.
Seandainya kita mau hidup dikuasai sepenuhnya oleh Roh Kudus, tentu hidup kita jadi
berubah. Hidup ini akan jadi sangat indah. Kerajaan Allah hadir dalam kehidupan kita dan
pekerjaan Tuhan dinyatakan melalui hidup kita. Masalahnya, apakah kita mau memberikan
tempat bagi Roh Kudus dalam hidup kita? Tuhan ingin kita dipenuhi Roh Kudus-Nya setiap
hari. Maukah kamu memberi-Nya tempat dalam hidupmu mulai hari ini?

Pengganti Dosa
Bacaan: Yohanes 16:4b-15
Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;Yohanes 16:8
Ada seorang pemabuk berat yang bertobat dan selama beberapa minggu sudah bisa menang
atas nafsunya. Suatu hari ketika dia sedang melewati kedai minuman, bau menyengat alkohol
menggugah kembali selera lamanya untuk minum. Hatinya bergejolak. Kalo mau minum lagi,
berarti usahanya selama ini sia-sia, tapi kalo nggak rasanya juga nggak bisa tahan. Lalu dia
melihat ada iklan di toko sebelahnya, Semua lemak susu dapat Anda minum, hanya per
gelas. Lalu dia segera masuk ke toko itu dan minum sampai 3 gelas. Perutnya jadi sangat
kenyang dan dia tidak tergoda lagi ketika lewat di depan kedai minuman itu.
D. L Moody memperjelas prinsip ini dalam sebuah demonstrasi. Bagaimana caranya supaya
saya bisa mengeluarkan udara dari gelas ini? tanyanya di depan umum. Hisaplah dengan
pompa! kata seseorang. Itu akan menimbulkan kehampaan dan menyebabkan gelas ini
pecah. jawabnya. Setelah sekian banyak saran yang ternyata kurang tepat, Moody
mengambil air dan mengisikannya ke dalam gelas itu. Apakah sekarang udara sudah
berpindah? Semua hanya bisa terdiam mengiyakan. Ternyata simpel kan?
Begitu juga untuk bisa menggantikan kebiasaan dosa. Tidak ada cara lain kecuali
menggantinya dengan kebiasaan yang baru. Kalo kita punya kebiasaan berpikir kotor, untuk
bisa menghilangkannya isilah pikiran dengan Firman Tuhan. Kalo kita seringkali melakukan
perbuatan yang nyerempet bahaya saat berduaan dengan sang pacar, gantilah dengan kegiatan
lain di keramaian sehingga nggak akan terdorong melakukannya lagi. Boleh dibilang kita
harus berusaha mengalihkan perhatian kita supaya nggak tertarik lagi dengan dosa lama kita.

Girls, mungkin sekarang ini kita lagi terikat banget dengan kehidupan dosa dan sangat ingin
terbebas dari hal itu. Mintalah Roh Kudus untuk menguasai hati dan hidup kita. Isilah hariharimu dengan hal positif yang seturut dengan Firman Tuhan, maka kita akan mempunyai
hidup yang baru yang berkenan pada Tuhan.
Renungan Muda Remaja

Sexy Brainy Gal


Bacaan: I Timotius 2:9-10
tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan
yang beribadah.- I Timotius 2:10
Monika emang cute 'n asik banget. Dimanapun doi selalu jadi pusat perhatian cowok-cowok
keren. Padahal wajah 'n body nya bisa dibilang biasa-biasa aja. Dandanannya nggak terlalu
trendy tapi selalu enak buat diliat. Banyak cowok suka diskusi dengannya 'n nyaman tiap kali
ngobrol dengannya. Beda dengan Mirna yang selalu tampil cling setiap hari. Pakaiannya
modis 'n sexy, bahkan bisa dibilang selalu tampil berani menonjolkan bagian-bagian
tubuhnya yang emang aduhai itu. Doi emang juga selalu jadi sorotan cowok-cowok juga, tapi
dengan mata yang beda. Para cowok lebih cenderung pengen ngelaba tiap kali deket ama
Mirna. Habisnya, penampilannya emang selalu menggoda sih...
Mereka berdua emang punya cara yang berbeda untuk mendapatkan perhatian cowok. Mirna
lebih suka mengekspose penampilan fisiknya yang emang oke banget. Sementara Monika
lebih memilih untuk memperlihatkan isi kepalanya dengan humor-humor segarnya, ide-ide
cemerlangnya 'n obrolannya yang santai tapi terkesan mendalam. Keduanya bisa dibilang
sama-sama tampil sexy, tapi dengan gaya dan pilihan yang berbeda.
Sexy fisik sih oke-oke aja karena hal itu juga merupakan anugerah buat kita. Tapi anugerah
tetap harus dijaga supaya nggak jadi bumerang yang bisa mencelakai kita, kan? Pakai baju
mini justru bisa mengundang bahaya bagi diri sendiri, dan dosa bagi orang lain. (Kasihan
juga kan para cowok, masa harus merem terus seh?) Nah, kalo sexy brainy gal, itu baru asik.
Cowok bisa melihat keseksian kita bukan dari body kita, tapi dari pikiran kita, tutur kata 'n
tingkah laku kita. Cewek dengan wawasan luas, smart, 'n wise pasti bikin cowok terpesona.
Daripada jadi cewek cakep yang tulalit, mendingan kita mengasah diri untuk menampilkan
inner beauty kita. Se7?

My 1st Day!
Gugup pertama kali masuk kerja? Nggak perlu lagee! Siapkan diri kamu untuk memasuki
dunia yang baru. Dunia yang beda dengan tempat kita kuliah dulu. Disana kita bakalan
memasuki suatu petualangan baru yang seru. Nggak ada alasan untuk takut or nervous, sebab
kamu bisa praktekin tips berikut ini di hari pertamamu bekerja!

Dress Up
Pertama kali masuk bekerja tentu bakalan membuat kita jadi pusat perhatian orang sekantor.
Makanya persiapkan diri dengan busana yang nyaman n rapi. Beri kesan yang baik dari
penampilan kita. Jangan pilih pakaian yang terlalu seksi ato terlalu trendy. Beri kesan yang
natural sekaligus sopan supaya penampilan kita
nampak elegant.
Be on Time
Yang ini wajib hukumnya. Datang tepat waktu akan memberikan kesan positif bahwa kita
sungguh-sungguh punya semangat dan niat bekerja. Persiapkan segala
sesuatunya dengan baik. Carilah rute yang nggak macet dan perhitungkan waktu dengan
cermat. Tiba sepuluh sampai lima belas menit lebih awal akan lebih baik.
Smile Up
Jangan lupa untuk tersenyum donk! Tanpa perlu bersikap sok akrab, senyuman yang kita
berikan akan membuat orang lain welcome terhadap kehadiran kita. Meskipun nervous,
jangan sampai kita menampakkan wajah muram yang nggak bersahabat. Terbukalah untuk
mengenal temen-temen yang baru!
Get closer
Meskipun kita bakalan kelabakan berusaha mengingat setiap nama orang sekantor, tapi
cobalah untuk mengingat setidaknya beberapa dari mereka yang sedivisi
dengan kita. Bagaimana pun juga orang akan senang bila namanya diingat oleh orang lain.
Tips tambahan: Cobalah juga untuk mendekati salah satu dari mereka
sehingga kita bisa melewati jam makan siang bersamanya.
Learn
Belajar, belajar dan belajar. Tidak ada satupun yang bisa membuat kita berhenti belajar.
Mendapatkan pekerjaan baru berarti time to learn new things. Di hari
pertama bekerja, jangan membiarkan diri menganggur. Pelajarilah hal-hal yang berhubungan
dengan job kita. Banyaklah bertanya pada orang-orang sekitar. Jangan membuang waktu
untuk bergosip, lebih baik gunakan kesempatan untuk mempelajari hal-hal penting dan
belajar menjadi profesional.
Show Yourself
Beranilah mengungkapkan pendapat, mengemukakan analisa dan ide-ide baru. Meskipun
tidak semua ide kita akan langsung diterima, tetapi antusiasme
kita dalam pekerjaan bisa menjadi nilai plus bagi penilaian atasan. Bukannya menjilat ato
mencari muka, loh! Tapi tunjukin donk kalo kita semangat dengan
pekerjaan yang kita lakukan.
Etika & Etiket
Always perhatikan etika di kantor dengan baik. Banyak fresh graduate melakukan kesalahan
fatal saat pertama kali bekerja. SMSan atau saling menelpon dengan
pacar di jam kerja, menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi, menggunakan
bahasa yang terlalu nge-slank layaknya di kampus, etc. Jangan pernah
mengabaikan etika!Ok, girls enjoy ur first day!

Before & After

Bacaan: Roma 12:1-2


Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu...- Roma 12:2
"Hei, coba liat nih! Asik banget kayanya, ya! Kita musti coba, nih!" seru Mimi si ceriwis
sambil menyodorkan selembar brosur kecantikan. Rupanya ada sebuah klinik kecantikan
yang baru aja dibuka di dekat kampus kami. Mimi barusan mendapatkan promosinya. Di
brosur itu tertera foto "sebelum" dan "sesudah" menjalani terapi kecantikan. Cewek yang
semula gemuk jadi langsing. Yang kulitnya bopeng-bopeng jadi mulus. Yang kulitnya hitam
jadi putih bersih. Yang botak jadi berambut panjang indah terurai. Pokoknya klinik itu
komplit banget fasilitas dan layanannya.
Dengan foto "Before" and "After", banyak orang jadi pengen mencoba terapi di klinik itu.
Kalo seandainya gambar sebelum dan sesudah sama aja, nggak jauh bedanya, tentu orang
nggak akan berminat buat mengikuti terapi kecantikan itu. Buat apa bayar mahal-mahal kalo
hasilnya sama aja.
Sebenernya hidup kita ini bagaikan brosur kecantikan itu. Kita bisa membuat orang tertarik
untuk datang kepada Tuhan kalo hidup kita yang sekarang berbeda dari yang dulu. Sejak kita
kenal Tuhan dan lahir baru, sikap hidup, tutur kata, perbuatan dan pemikiran kita jadi lebih
indah dan nggak amburadul seperti dulu lagi. Perbedaan itu terpancar jelas dalam kehidupan
kita. Tanpa perlu bersikap sok rohani pun, orang akan tau ada kemuliaan Tuhan terpancar dari
hidup kita sehari-hari. Tapi kalo hidup kita tetep sama hancurnya, nggak mungkin orang akan
tertarik untuk mengenal Kristus. Nah, sekarang coba kita cek hidup kita ini. Sudahkah kita
menjadi "brosur" yang berguna mengundang orang datang kepada Tuhan? Kalo belum, masih
ada kesempatan untuk mengubahnya. Jadilah pribadi yang berbeda setelah mengenal Kristus.

Bukan Musuh

Bacaan: Mazmur 4:1-9


Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku. Di dalam kesesakan
Engkau memberi kelegaan kepadaku.Jika saja kita punya sudut pandang yang benar atas setiap masalah yang sedang kita hadapi,
tentu kita tak perlu takut, apalagi menjadi alergi dengan masalah. Masalah bukanlah musuh,
masalah adalah sahabat. Jika manusia tidak pernah mengenal masalah, saya tak yakin apakah
manusia bisa jadi lebih ulet, lebih maju, lebih kreatif dan menjadi lebih baik seperti sekarang
ini. Justru karena manusia selalu berhadapan dengan masalah, maka manusia tak lagi statis
tapi dinamis, tak lagi pasif tapi aktif, tak lagi konservatif tapi kreatif, tak lagi mandeg tapi
terus maju.

Who Moved My Cheese, tulisan Spencer Johnson menceritakan tentang dua tikus dan dua
kurcaci dalam sebuah labirin yang terdapat keju. Saat keju-keju itu dipindahkan tentu ini jadi
masalah besar bagi mereka. Dua kurcaci menjadi marah, frustasi dan stress. Sebaliknya, dua
ekor tikus bisa menyikapi masalah dengan cara yang tepat. Masalah tak membuatnya
merenungi nasib yang malang, namun justru membuatnya keluar dan mulai mengadakan
penyusuran di labirin. Sampai akhirnya penyusuran itu menghantarkan mereka ke sebuah
pojok labirin yang penuh dengan keju, bahkan jauh lebih banyak daripada yang dulu. Keju
yang dipindahkan adalah masalah tapi itu telah menghantarkan mereka ke tempat keju yang
lebih banyak lagi!
Demikian juga banyak tokoh-tokoh Alkitab menjadi luar biasa bukan karena keadaan yang
biasa-biasa. Mereka menghadapi masalah besar, namun berhasil meresponinya dengan tepat.
Seringkali masalah yang kita anggap sebagai musuh sebenarnya adalah pintu menuju
kesuksesan. Jika kita memiliki keberanian untuk menghadapi masalah itu dan berusaha untuk
membukanya, maka kesuksesan besar sudah menanti. Sebaliknya kalau jiwa kita terlalu
kerdil untuk berhadapan dengan masalah itu, maka jalan kesuksesan yang lebih besar juga tak
pernah terbuka, tak heran kalau kehidupan kita ya begitu-begitu saja. Padahal seharusnya
kehidupan kita terus bergerak maju dan menjadi lebih baik lagi, seperti kata George Knox,
"Kalau Anda tidak lagi menjadi lebih baik, Anda tidak lagi baik."
Masalah yang kita anggap sebagai musuh sebenarnya adalah pintu menuju kesuksesan.

Persaingan

Bacaan: I Korintus 9:24-27


Tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa,
sehingga kamu memperolehnya!Inilah waktu untuk berkompetisi. Di era global ini jarang dan hampir tak ada yang bisa
menjadi pemilik pasar. Semua lobang sudah terisi oleh persaingan yang ketat. Jika tak siap
dalam dunia bisnis yang makin kompetitif, bisa dipastikan kita akan tereliminasi. Hal yang
sama juga berlaku bagi kita sebagai pekerja. Jika potensi kita tak berkembang, atau prestasi
kita sangat minim atau produktifitas kerja kita jauh dari kata efisien dan efektif, maka siapsiaplah kita meninggalkan kursi dan sebaliknya mempersilakan orang lain yang akan
menempatinya.
Namun sungguh bijak seandainya kita tidak membenci situasi yang mengharuskan kita untuk
berkompetisi, apalagi harus membenci pesaing kita. Sebab ada banyak keuntungan yang bisa
kita dapatkan dalam sebuah kompetisi jika kita bisa menyikapi dengan sudut pandang yang
positif. Pertama, persaingan bisa menjadi bahan bakar untuk memacu perusahaan kita. Tanpa
persaingan mungkin kinerja kita sangat biasa, namun setelah ada ancaman dari kompetitor

mau tidak mau kita harus meningkatkan kinerja kita sebaik mungkin. Kalau tidak, kita akan
mati!
Kedua, persaingan membuat kita tahu posisi kita. Keberhasilan pesaing bisa kita gunakan
sebagai barometer atau tolak ukur. Paling tidak kita akan tahu apakah kita jauh tertinggal,
ataukah sekarang ini kitalah yang jadi pemimpin pasar. Jika kita menyadari bahwa kita
tertinggal, maka kita akan dengan cepat mengejar ketertinggalan itu. Ketiga, persaingan akan
membuat kita makin kreatif dan inovatif. Tak ada istilah puas setelah mencapai titik tertentu.
Bahkan ketika kita sudah menjadi market leader sekalipun, jika kita tak ingin posisi kita
didahului oleh pesaing kita. Mau tidak mau kita akan terus berupaya untuk terus kreatif dan
inovatif. Keempat, khusus bagi Anda yang hidup dalam persaingan di antara sesama rekan
kerja, yakinlah bahwa dengan adanya persaingan maka Anda bisa memunculkan potensi
terbaik yang Anda miliki. Anda akan terus melakukan personal improvement karena sebuah
persaingan. Bukankah persaingan itu baik?
Tanpa persaingan maka kita akan menjadi statis, dan gagal mencapai yang terbaik dalam diri.

Pekerjaan dan Keluarga

Bacaan: I Timotius 3:4-5


Seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.- I Timotius
3:4
Jika tidak hati-hati, pekerjaan kita bisa menghancurkan kehidupan pribadi dan keluarga kita.
Semakin pekerjaan kita maju, keluarga kita semakin berantakan. Ini sebenarnya bukan hal
yang aneh jika memang kita tidak bisa menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga.
Sudah banyak keluarga menjadi korban dari kesuksesan seseorang dalam pekerjaannya,
bukankah ini adalah hal yang sangat ironis? Bukankah sudah seharusnya kesuksesan kita
dalam pekerjaan diimbangi kesuksesan kita membangun keluarga?
Norman Brodsky, CEO Citi Postal mengaku bahwa keluarganya mengalami kegagalan
selama bertahun-tahun seiring dengan perusahaannya yang berkembang pesat. Hampir semua
waktunya tersita hanya untuk pekerjaan, pekerjaan dan pekerjaan. Bahkan ketika berkumpul
di meja makan untuk bercengkerama dengan anak-anak, tidak ada yang dipikirkannya selain
pekerjaannya. Meski bisnisnya berkembang pesat, namun apalah artinya itu jika keluarganya
menjadi berantakan.
Jadilah pemimpin yang hebat di dalam pekerjaan, namun jangan lupa bahwa kita juga harus
menjadi pemimpin hebat di dalam keluarga. Jika kita hanya hebat di meja kerja, namun tidak
hebat di meja makan saat bersama keluarga, maka kita sebenarnya sedang mengalami
kegagalan di dalam hidup. Bagaimanapun juga pekerjaan tidak akan bisa menjadi lebih

penting dan lebih berharga daripada keluarga kita. Tidak ada yang bisa menggantikan hal itu,
termasuk pekerjaan kita yang sangat sukses sekalipun.
Bisnis bisa mengurus dirinya sendiri dengan cukup baik tanpa kehadiran kita untuk jangka
waktu yang singkat. Waktu itulah yang akan kita gunakan untuk memberi perhatian kepada
keluarga sehingga mereka tahu bahwa mereka jauh lebih penting daripada bisnis kita.
Bagaimana dengan pekerjaan dan keluarga kita? Apakah semuanya berjalan dengan cukup
seimbang? Ataukah kita lebih banyak merampas waktu keluarga untuk pekerjaan yang sedang
kita geluti? Jadilah lebih bijak sehingga antara keluarga dan pekerjaan bisa berjalan
seimbang.
Tidak ada yang bisa menggantikan keluarga kita, termasuk pekerjaan kita.

Kisah Baut Kecil

Bacaan: Filipi 2:1-11


Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama
dari pada dirinya sendiri; - Filipi 2:3
Sebuah baut kecil bersama ribuan baut seukurannya dipasang untuk menahan lempenganlempengan baja di lambung sebuah kapal besar. Saat melintasi samudera Hindia yang ganas,
baut kecil itu terancam lepas. Hal itu membuat ribuan baut lain terancam lepas pula. Bautbaut kecil lain berteriak menguatkan, "Awas! Berpeganglah erat-erat! Jika kamu lepas kami
juga akan lepas!" Teriakan itu didengar oleh lempengan-lempengan baja yang membuat
mereka menyerukan hal yang sama. Bahkan seluruh bagian kapal turut memberi dorongan
semangat pada satu baut kecil itu untuk bertahan. Mereka mengingatkan bahwa baut kecil itu
sangat penting bagi keselamatan kapal. Jika ia menyerah dan melepaskan pegangannya,
seluruh isi kapal akan tenggelam. Dukungan itu membuat baut kecil kembali menemukan arti
penting dirinya di antara komponen kapal lainnya. Dengan sekuat tenaga, ia pun berusaha
tetap bertahan demi keselamatan seisi kapal.
Sayang, dunia kerja seringkali berkebalikan dengan ilustrasi di atas. Kita malah cenderung
girang melihat rekan sekerja "jatuh", bahkan kita akan merasa bangga apabila kita sendiri
yang membuat rekan kerja gagal dalam tanggung jawabnya. Jika itu dibiarkan, artinya
perpecahan sedang dimulai dan tanpa sadar kita menggali lubang kubur sendiri. Apa yang
disebut gaya hidup seorang Kristen seakan tidak berlaku di tempat kerja. Padahal setiap
tindakan yang kita lakukan akan selalu disorot oleh Sang Atasan.
Bagaimana sikap kita dengan rekan kerja? Mungkin saat rekan kerja menghadapi masalah,
kita menganggap itu risiko yang harus ia hadapi sendiri. Tapi sebagai tim, kegagalan satu

orang akan selalu membawa dampak pada keseluruhan. Jadi mengapa kita harus saling
menjatuhkan? Bukankah hasilnya tentu jauh lebih baik jika kita saling mendukung dan
bekerjasama menghadapi persoalan? Kristus mengajarkan bahwa kita adalah satu tubuh. Jika
satu anggota mengalami masalah, yang lainnya harus mendorong dan menguatkannya.
Jangan sampai masalah yang dialami rekan kerja malah membuat kita senang. Tapi baiklah
kita berseru, "Berpeganglah erat-erat! Tanpa kamu, kami akan tenggelam!"
Kegagalan atau kesuksesan rekan sekerja akan selalu mempengaruhi diri kita juga

Jangan Cari Kesalahan Orang

Bacaan: Matius 7:1-5


Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam
matamu ...- Matius 7:3
Sebuah puisi menulis seperti ini : Jangan mencari kesalahan orang yang timpang Atau
tersandung-sandung di sepanjang jalan kehidupan, Kecuali engkau sudah mengenakan sepatu
yang dipakainya, Atau menanggung beban yang dipikulnya Mungkin ada paku dalam
sepatunya yang melukai kakinya, Meski tersembunyi dari pandanganmu, beban yang
ditanggungnya, bila kaupikul di punggungmu, mungkin kan membuatmu tersandung pula.
Jangan terlalu keras pada orang yang melakukan kesalahan Atau melempari dia dengan kayu
atau batu Kecuali engkau yakin, ya, sangat yakin, Bahwa kau sendiri tak punya kesalahan. *
Saya memiliki kebiasaan buruk, yang hampir semua dari Anda memilikinya juga. Menilai
orang lain dengan poin yang sangat rendah. Dengan mudah kita akan berkata, begitu saja tak
bisa, tak becus, dasar oon, bodoh, tolol dan perkataan menyakitkan lainnya. Saat melihat
orang lain melakukan kesalahan, dengan mudahnya kita mengetokkan palu layaknya hakim
dan menundingnya dengan sinis, tanpa kita pernah mau tahu apa alasannya atau hal-hal apa
yang membuat ia melakukan hal itu.
Giliran kita mengalami apa yang ia alami. Atau merasakan apa yang ia rasa. Atau melakukan
apa yang ia lakukan. Belum tentu kita bisa melakukannya dengan baik, atau jangan-jangan
poin kita justru ada dibawahnya. Lihat saja para penonton bola yang bisanya cuma teriakteriak dan memaki-maki pemain yang sedikit saja melakukan kesalahan. Sesekali turun ke
lapangan dong, dan tunjukkan permainan bola Anda!, demikian saya akan menantangnya.
Tak perlu menilai orang lain, sebab kita tidak pernah tahu seperti apa kita seandainya berada
di posisinya. Belajar memahami orang lain jauh lebih baik daripada kita mengecamnya. Kita
bukan manusia yang anti kesalahan, lalu mengapa kita begitu mudah mencaci kesalahan
orang? Paling tidak kita harus pernah mengalaminya sendiri lebih dulu, barulah kita boleh
berkata-kata.

Stop menilai orang lain sebelum kita mengalaminya lebih dulu.

Hal Kecil

Bacaan: Amsal 30:24-33


Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan- Amsal 30:24
Benjamin Franklin pernah berkata, Pukulan-pukulan kecil dapat menumbangkan pohon oak
yang besar ! Memang mengherankan ketika melihat hal-hal yang penting dan temuantemuan besar di dunia ini justru lahir dan berasal dari hal-hal yang kecil. Kita selalu punya
kecenderungan untuk melihat sesuatu yang besar daripada memperhatikan sesuatu yang kecil.
Hal-hal kecil biasanya kita lewatkan begitu saja, padahal melewatkan hal-hal kecil
sebenarnya menutup pintu bagi kemungkinan-kemungkinan besar.
Siapa peduli dengan sarang laba-laba? Tidak ada yang suka dengan sarang laba-laba, kecuali
Spiderman tentunya. Sarang laba-laba identik dengan tempat yang kotor, jorok dan jarang
dibersihkan. Melihat sarang laba-laba membuat kita jadi tidak sabar lagi untuk segera
mengambil sapu dan menghilangkan sarang laba-laba itu. Sementara banyak orang
melewatkan hal-hal yang kecil, seorang yang peduli dengan hal-hal kecil justru terinspirasi
dengan sarang laba-laba ini. Inspirasi dari sarang laba-laba inilah yang kemudian melahirkan
gagasan untuk membuat jembatan gantung! Siapa peduli dengan suara ketel di atas kompor?
Suara itu benar-benar mengganggu dan berisik. Membuat kita tak sabar untuk segera
mematikan kompor agar suara ketel itu berhenti. Mempedulikan suara ketel adalah tindakan
yang bodoh, tapi justru dari suara ketel itulah mesin uap kemudian diciptakan oleh seorang
James Watt.
Telah terbukti bahwa hal-hal besar selalu lahir dari hal-hal kecil. Seringkali kita melewatkan
banyak hal kecil terjadi begitu saja. Kita terlanjur punya konsep bahwa hal-hal besar selalu
lahir dari pemikiran yang rumit. Itu sebabnya kita selalu disibukkan dengan hal-hal besar dan
hal-hal paling rumit, dan tidak pernah mempedulikan hal-hal kecil yang nampaknya terlalu
sederhana untuk dipikirkan. Terbukalah dengan hal-hal kecil. Belajar peka dan kritis dengan
hal-hal kecil yang terjadi di sekitar kita. Jangan pernah membiarkan hal-hal kecil terlewatkan
begitu saja, tanpa kita bisa belajar darinya. Jangan sampai suatu saat kita akan dipermalukan
akibat kita selalu meremehkan hal-hal kecil.
Semua hal besar selalu berawal dari hal kecil.

Find and See

Bacaan: Amsal 22:24-25


Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak.- Amsal 13:20
Pelikan adalah burung penangkap ikan yang ulung. Tetapi di kota Monterey, California hal
seperti ini tidak terjadi. Di kota ini, burung-burung pelikan tidak perlu bersusah payah untuk
mendapatkan ikan, karena banyak sekali pabrik-pabrik pengalengan ikan. Selama bertahuntahun mereka berpesta dengan ikan-ikan yang berserakan. Tetapi hal yang menakutkan terjadi
ketika ikan di sepanjang pesisir mulai habis, dan pabrik-pabrik pengalengan mulai tutup,
burung-burung tersebut mengalami kesulitan. Karena sudah bertahun-tahun tidak menangkap
ikan, mereka menjadi gemuk dan malas. Ikan-ikan yang dulu mereka dapatkan dengan mudah
sudah tidak ada, sehingga satu persatu dari mereka mulai sekarat dan mati.
Para pencinta lingkungan hidup berusaha keras untuk menyelamatkan mereka. Berbagai cara
dicoba untuk mencegah populasi burung ini agar tidak punah. Sampai suatu saat terpikirkan
oleh mereka untuk mengimport burung-burung pelikan dari daerah lain, yaitu pelikan-pelikan
yang berburu ikan setiap hari. Pelikan-pelikan tersebut lalu bergabung bersama pelikanpelikan setempat. Hasilnya luar biasa. Pelikan-pelikan baru tersebut dengan segera berburu
ikan dengan giatnya, perlahan-lahan pelikan-pelikan yang kelaparan tersebut tergerak untuk
berburu ikan juga. Akhirnya pelikan-pelikan di daerah tersebut hidup dengan memburu ikan
lagi.
Les Giblin, seorang pakar hubungan manusia menjelaskan bahwa manusia belajar sesuatu
dari panca inderanya. 1% dari rasa, 1 % dari sentuhan, 3 % dari penciuman, 11% dari
pendengaran, dan 83% dari pengelihatan. John C Maxwel, seorang pakar kepemimpinan
dalam sebuah surveinya membuktikan bahwa, Bagaimana seorang menjadi pemimpin? 5%
akibat dari sebuah krisis, 10% adalah karunia alami, dan 85% adalah dikarenakan pengaruh
dari pemimpin mereka.
Demikian halnya jika Anda ingin semakin maju, maka salah satu cara terbaik adalah dengan
bergaul dengan orang-orang yang berprestasi yang bisa anda temui. Perhatikan cara mereka
bekerja, lihat hidup mereka, pelajari cara berpikir mereka, lihat bagaimana mereka
mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidup mereka. Memang benar kita dapat
belajar dari Tuhan langsung atau melalui pimpinan Roh Kudus, tapi kita juga harus terbuka
ketika Tuhan menempatkan orang-orang terbaik yang bisa memacu hidup kita.
Carilah pergaulan yang dapat membangun kerohanian dan kehidupan And

Tiga Tipe Pemberi

Bacaan: Amsal 11:24-26


Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya ...- Amsal 11:24
Kita semua tentu pernah memberi persembahan untuk pekerjaan Tuhan. Hanya saja motivasi
kita memberi itu berbeda-beda. Ada yang memberi karena ada pamrih terselubung. Ada juga
yang memberi karena terpaksa. Tapi ada juga yang memberi karena ketulusan hati dan
ekspresi kasih.
Ada tiga macam pemberi. Si batu api, si spon dan si sarang lebah. Untuk mendapatkan si batu
api, Anda harus menghantam dia. Walau sudah dihantam, biasanya Anda hanya mendapat
sedikit serpihan dan percikan bunga api. Pelit untuk memberi. Kalau pun mau memberi itu
selalu dengan pertunjukan besar-besaran. Pemberi macam ini akan selalu menuntut kalau
namanya harus diumumkan dan berharap semua orang tahu.
Ada si spon. Untuk mendapatkan sesuatu dari si spon, Anda harus memerasnya lebih dulu,
kalau perlu dengan aksi mengancam segala. Barulah si spon mau memberi. Memberi karena
terpaksa. Memberi bukan dari hati.
Yang terakhir adalah pemberi tipe sarang lebah. Sarang lebah senang memberi, tanpa tekanan
dan tanpa harus menunggu lebih dulu seseorang merengek-rengek kepadanya. Dia
membiarkan madu yang dihasilkan terus mengalir agar orang yang sedang membutuhkannya
bisa mendapatkannya. Uniknya, sarang lebah tidak akan pernah kehabisan. Ia akan selalu
memberi, memberi dan selalu ada saja madu yang diberikannya, seolah tidak ada habisnya. *
Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah kita pemberi macam bunga api yang selalu
gembar-gembor ke sana ke mari untuk mengumumkan kedermawanan kita? Apakah kita
pemberi macam spon yang menunggu ditekan dan dipaksa dulu? Ataukah kita seperti sarang
lebah yang memberi karena ketulusan? Memberi karena ada iman bahwa yang telah mereka
berikan akan segera diganti dengan baru. Berharap bahwa kita semua adalah orang Kristen
yang suka memberi. Memberi karena ketulusan dan ekspresi kasih. Hal yang paling unik soal
memberi adalah kita tidak akan pernah kekurangan di saat kita memberi. Tak pernah ada
orang yang jatuh miskin karena ia memberi. Mengapa? Karena Tuhan selalu menggantinya
dengan berkat yang selalu baru.
Apakah kita sudah menjadi pemberi yang tulus?

Macan dengan Nyali Tikus

Bacaan: II Timotius 1:3-1


Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, - II Timotius 1:7
Salah satu alasan mengapa kita tidak bisa mengembangkan senyum lebih lebar adalah karena
kita terlampau dicekam oleh ketakutan kita sendiri. Boleh percaya boleh tidak, namun fakta
berkata bahwa ketakutan adalah seperti kanker ganas yang menggerogoti sukacita kita.
Semakin kita mengijinkan ketakutan mempengaruhi kehidupan kita, maka semakin sulit kita
merasakan sukacita.
Cerita lama dari India menceritakan tentang tikus yang ketakutan karena melihat seekor
kucing. Itu sebabnya tikus tersebut pergi kepada tukang sihir untuk menyulapnya menjadi
kucing. Setelah tikus tersebut jadi kucing, kembali lagi ia dicekam rasa takut karena melihat
anjing. Maka segera saja ia kembali ke tukang sihir dan minta mengubahnya menjadi anjing.
Setelah jadi anjing, lagi-lagi ia takut ketika bertemu dengan macan dan minta kepada tukang
sihir untuk mengubahnya menjadi macan. Tetapi ketika ia datang lagi dengan keluhan bahwa
ia bertemu dengan pemburu, si tukang sihir menolak membantu lagi, Akan saya ubah kamu
jadi tikus lagi, sebab, sekalipun badanmu macan, nyalimu masih tetap nyali tikus.
Ketika kita percaya kepada Yesus, kita diubah menjadi manusia baru. Hanya sayang, kita
seperti cerita klasik tersebut. Kita mengaku sudah menjadi manusia baru, tapi nyali kita
tidak baru. Daripada mengijinkan Kristus menguasai kehidupan kita, kita lebih mengijinkan
ketakutan yang menguasai kita. Bukan iman, tapi rasa kuatir. Bukan keberanian, tapi rasa
cemas. Tak heran sukacita kita padam. Tak ada senyum. Tak ada keceriaan. Sebaliknya,
kegelisahan dan ketakutanlah yang terpancar dari hidup kita.
Seandainya kita memiliki nyali Kristus, tentu kita bisa bersukacita dalam segala keadaan.
Paulus memiliki nyali Kristus, itu sebabnya penjara tak bisa membendung sukacitanya.
Demikian juga situasi dan kondisi yang paling buruk sekalipun tak akan pernah bisa
memadamkan sukacita kita, seandainya kita memiliki nyali Kristus. Sungguh ironis kalau kita
mengaku sebagai anak Tuhan tetapi tak mampu lagi bersukacita karena situasi dan keadaan
yang menantang kita. Bukankah seharusnya kita berani menghadapi setiap tantangan hidup
dengan optimisme dan sukacita? Kalau tak bisa tersenyum di tengah tantangan hidup, itu
seperti seekor macan dengan nyali tikus.
Hadapilah semua tantangan hidup dengan optimisme dan sukacita.

Arti Sebuah Ketulusan

Bacaan: Mazmur 73:1, 125:4


Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, ...- Mazmur 73:1
John Blanchard tertarik dengan seorang gadis yang dikenalnya lewat surat menyurat. Ia
belum pernah tahu seperti apa wajah dan penampilannya. Yang ia tahu bahwa ia lembut, baik,
penuh kasih dan sungguh hatinya manis. Demikianlah kesimpulannya setiap kali membaca
surat dari Miss Hollis Maynell, gadis yang dikenal lewat surat menyurat itu. Lebih dari satu
tahun Blanchard saling berkirim surat dengan Miss Maynell. Setiap surat merupakan benih
yang jatuh dalam hati yang subur. Sebuah kisah cinta mulai bersemi di antara mereka.
Blanchard pernah minta dikirimi foto, tapi gadis itu menolaknya. Menurut dia, kalau memang
Blanchard benar-benar mencintainya, tidak menjadi soal bagaimana paras mukanya. Setelah
satu tahun berlalu mereka memutuskan untuk bertemu di Grand Central Station, New York,
dengan tanda bahwa Miss Maynell akan menyelipkan mawar ke bajunya.
Waktu yang ditentukan tiba, dan Blanchard dengan hati berdegup mulai mencari-cari gadis
dengan bunga mawar. Dalam pencariannya itu, ia bertemu dengan seorang gadis yang luar
biasa cantik. Blanchard mulai berjalan beriringan dengannya beberapa waktu lamanya ketika
gadis itu bertanya, Anda ke jurusan sama seperti saya? Hanya sayang, gadis itu tidak
memakai mawar merah. Dan ketika ia sedikit menoleh ke belakang, ia melihat seorang
wanita dengan bunga mawar merah berdiri di belakang gadis itu.
Wanita itu jauh diatas 40 tahun. Terlalu gemuk untuk ukuran wanita. Parasnya pun sangat
biasa. Sangat berbeda jauh dengan gadis cantik tadi. Blanchard sedikit bimbang. Ia ingin
mengikuti gadis cantik tadi, tapi hatinya sudah terlanjur melekat dengan tulisan-tulisan
lembut Miss Haynell. Ia lebih memilih hati daripada mencintai paras dan penampilan luar.
Akhirnya ia putuskan untuk menyatakan diri kepada wanita gemuk itu. Saya John Blanchard
dan Anda pasti Miss Mayneel. Saya sangat senang bertemu dengan Anda dan kalau tidak
keberatan saya mengundang Anda untuk makan malam. Wanita itu tersenyum, Saya tidak
tahu pasti apa yang sedang terjadi. Tetapi gadis cantik di depan saya tadi membujuk saya
untuk memakai bunga mawar ini. Dan katanya, kalau Anda mengundang saya untuk makan
malam, saya harus mengatakan kepada Anda bahwa ia sedang menunggu Anda di restoran
besar di depan sana. Katanya, ini semacam ujian hati untuk sebuah cinta dan ketulusan!
Temukan mutiara rohani dan petiklah kebenaran dari kisah tersebut.

John Wesley

Bacaan: Matius 25:31-46


Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan;- Matius 25:42
Pernahkah Anda mendengar nama John Wesley? Ia seorang yang patut kita teladani dalam
caranya menggunakan uang. Wesley dibesarkan dalam keluarga pendeta miskin. Saat dewasa
ia akhirnya menjadi pendeta juga seperti ayahnya, namun dengan nasib yang berbeda.
Sebagai profesor teologia di Oxford, ia menghasilkan uang yang cukup untuk membalas
kepahitan masa kecilnya yang serba kekurangan. Dengan penghasilan 30 pounds setahun,
saat itu ia bisa hidup berfoya-foya dengan uangnya.
Namun ia berubah ketika suatu hari ia melihat pembantunya yang miskin berpakaian tipis di
musim dingin. Ia bermaksud menolongnya dengan pemberi uang, tapi ternyata tak ada uang
yang tersisa di kantongnya. Padahal dinding rumahnya berhiaskan lukisan mahal dan barangbarang mewah. Sejak saat itu ia berjanji dalam hatinya untuk membatasi penggunaan
uangnya dengan bijak agar bisa menolong orang banyak.
Dari gajinya yang 30 pounds per tahun ia menyisihkan 2 pounds untuk dibagikan. Tahun
berikutnya ketika gajinya naik 2 kali lipat, ia tetap menggunakan 28 ponds untuk dirinya
sendiri dan membagikan sisanya 32 pounds kepada orang miskin. Tahun demi tahun ia tetap
melakukan hal yang sama sekalipun gajinya telah berlipat ganda. Barulah setelah gajinya
mencapai 1400 pounds, ia menaikkan taraf hidupnya menjadi 30 pounds per tahun. Sungguh
luar biasa! Tak heran Allah memberikan kepadanya kepercayaan yang besar dalam hal
keuangan.
Mungkin kita belum pernah mencoba berlaku se"ekstrim" John Wesley. Namun pasti Tuhan
ingin anak-anak-Nya bisa belajar menggunakan uang dengan benar. Tak perlu rencana yang
terlalu panjang untuk menunggu kita kaya raya dulu. Dengan apa yang ada pada kita hari ini,
kita bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain. Cara seperti ini akan menghindarkan kita
dari bahaya ketamakan. Belajar dari John Wesley, bahwa yang namanya kepuasaan di dunia
itu tidak ada habisnya, itu sebabnya pastikan kita yang mengatur keuangan kita, bukan uang
yang mengatur kehidupan kita. Dengan cara ini kiranya akan membuat kita semakin
dipercaya oleh Tuhan dan kiranya Tuhan akan memakai tangan kita untuk memberkati
semakin banyak orang yang membutuhkan uluran tangan kita.
Gunakanlah keuangan kita dengan bijak dan hindarkan diri dari kerserakahan.

Kacamata Anda

Bacaan: II Raja-raja 6:8-23


Ya Tuhan :Bukalah kiranya matanya supaya ia melihat ... - II Raja-raja 6:17
Baik atau buruk itu tergantung dari cara kita memandang. Masalah bisa menjadi buruk tapi
bisa juga menjadi baik, itu juga tergantung dari cara kita memandang. Lihatlah hal yang baik
dengan cara pandang yang buruk, maka hal itu akan terlihat sedemikian negatif. Sebaliknya,
lihatlah hal yang buruk dengan cara pandang yang baik, secara mengejutkan kita akan
melihat hal-hal yang positif.
Dean Black menceritakan dua kisah nyata mengenai hal ini dalam buku Frogship Perspective.
Seorang pemain bola basket berbakat, ketika berusia 16 tahun kehilangan kedua kakinya
dalam sebuah kecelakaan. Ini hal yang buruk bagi Curt Brinkman, pebasket muda tersebut
yang akhirnya menjadi atlet kursi roda terkenal. Ia berkata, Segera sesudah kecelakaan itu
saya bangkit. Saya justru tidak tahu seperti apa kalau kaki saya masih ada. Seorang pria
setengah baya melihat kembali dari kebutaan matanya semenjak lahir. Lalu seorang psikolog
yang menanganinya berkomentar tentang mantan pria buta ini, Waktu buta, dia hebat sekali.
Tapi waktu dia sembuh, prestasinya merosot drastis, bahkan seperti orang bodoh. *
Bagi kita kehilangan kedua kaki adalah masalah besar, tapi bagi Curt Brinkman justru adalah
kunci kesuksesan. Bagi kita mendapat kembali penglihatan adalah hadiah, tapi bagi pria
separuh baya tersebut adalah masalah besar. Mengapa bisa demikian? Ini bukan soal
masalahnya, tapi soal bagaimana kita melihat sebuah masalah. Perlu saya tekankan sekali
lagi, lihatlah hal yang baik dengan cara pandang yang buruk, maka hal itu akan terlihat
sedemikian negatif. Sebaliknya, lihatlah hal yang buruk dengan cara pandang yang baik,
maka kita akan melihat hal-hal yang positif.
Apakah hari ini kita sedang mengalami masalah? Bagaimana cara kita memandang masalah
tersebut? Tuhan selalu mengajar agar kita melihat segala masalah dari sudut pandang yang
positif. Ini seperti orang yang memakai kacamata. Memakai kacamata hitam akan membuat
obyek yang paling terangpun akan terlihat gelap. Jadi jika hari ini hidup Anda terlihat begitu
suram dan gelap untuk dijalani, jangan-jangan yang salah adalah kacamata Anda.
Lihatlah setiap masalah yang paling buruk sekalipun dengan kacamata positif.

Mata Ganti Mata ?

Bacaan: Amsal 24:23-34


Janganlah berkata: ?Sebagaimana ia memperlakukan aku, demikian kuperlakukan dia. Aku
membalas orang menurut perbuatannya."- Amsal 24:29
Ketika saya membaca ulasan yang disampaikan oleh Abe Chehebar, CEO Accessory Network
Group & Ghurka, saya tersenyum geli sekaligus mengakui kebenaran di dalam kata-katanya.
Ia berkata seperti ini, Hasil akhir dari teori mata ganti mata, gigi ganti gigi adalah dua orang
ompong yang buta. Balas dendam adalah hal yang tidak masuk, apalagi jika terjadi dalam
dunia bisnis!
Dalam dunia kerja kadangkala kita harus berhadapan dengan pihak lain yang sangat
menjengkelkan kita. Kita merasa dirugikan. Kita merasa diremehkan, dihina, atau dipandang
sebelah mata. Kita merasa dipojokan, dijegal dan dijatuhkan. Itu hal yang sangat
menyakitkan. Jika kita seorang karyawan, ada kalanya kita berhadapan dengan rekan kerja
yang penuh tipu daya dan intrik demi menjatuhkan kita. Lalu bagaimana reaksi kita
menghadapi semuanya itu? Akankah kita membalas setimpal dengan apa yang telah
dilakukannya kepada kita? Jika kita melakukan hal itu, kita telah melakukan teori mata ganti
mata, gigi ganti gigi. Hasilnya, musuh kita memang jadi buta dan ompong. Namun jangan
lupa bahwa kita sendiri pun jadi buta dan ompong!
Balas dendam jelas tidak ada habisnya. Mengijinkan kebencian menguasai hati kita hanya
akan membuat hilangnya fokus terhadap pekerjaan kita sendiri. Semua waktu kita hanya
dihabiskan untuk berpikir bagaimana kita bisa melakukan pembalasan yang setimpal. Meski
akhirnya kita berhasil melakukan pembalasan yang setimpal, pekerjaan kita sendiri akhirnya
terbengkalai dan kacau. Kita berhasil membuat musuh kita buta dan ompong, namun hal yang
sama juga terjadi pada diri kita.
Kunci keberhasilan Salomo ialah tidak membalas orang menurut perbuatannya. Dengan cara
ini sebenarnya kita telah menghentikan permusuhan yang tidak ada habisnya. Yesus juga
meneguhkan hal ini dengan hukum kasih, sehingga kita tidak perlu membalas kejahatan
dengan kejahatan, tapi sebaliknya membalas kejahatan dengan kebaikan.
Hasil akhir dari teori mata ganti mata, gigi ganti gigi adalah dua orang ompong yang buta!

Pengharapan

Bacaan: Amsal 10:28, 11:23


Harapan orang benar akan menjadi sukacita, tetapi harapan orang fasik menjadi sia-sia. Amsal 10:28
Ketika seorang petani mengolah tanah, menaburkan benih, memberi pupuk, memberikan
sistem pengairan yang baik, menjaga ladangnya dari hama, dan merawatnya dengan intensif,
petani tersebut memiliki sebuah harapan bahwa apa yang dilakukannya akan menghasilkan
hasil panenan yang besar. Tidak ada petani yang tidak mengharapkan hasil apapun atas jerih
payahnya. Semuanya dilakukan untuk sebuah pengharapan. Belajar dari ilustrasi tersebut,
kitapun harus memiliki pengharapan. Seperti apa pengharapan yang benar itu? Seperti apa
pengharapan yang akan membuahkan sukacita?
Satu, pengharapan harus memiliki dasar. Mengapa petani mengharapkan panen? Karena
petani tersebut telah menanam benih dan percaya bahwa dari benih itu bisa dihasilkan banyak
hasil panen. Demikian juga setiap pengharapan kita harus mempunyai dasar, sehingga
pengharapan kita bukan berdasarkan untung-untungan.
Dua, pengharapan harus disertai dengan tindakan nyata. Petani mengharapkan panen. Itu
sebabnya ia mengolah tanah dan membuatnya menjadi gembur, mengairinya dengan baik,
diberi pupuk, dijaga dari hama, dsb. Petani tersebut harus lebih dulu bekerja keras sebelum
harapannya menjadi kenyataan. Kita pun demikian, jika tanpa mau bekerja maka semua
harapan kita hanya sekedar lamunan dan angan-angan belaka.
Ketiga, pengharapan harus realistis. Memang Tuhan bisa melakukan banyak cara yang penuh
keajaiban, namun hal tersebut hanya bersifat insidentil. Itu sebabnya seorang petani tak
mungkin mengharapkan minggu depan sudah bisa panen sementara benihnya baru ditabur
hari ini. Atau mengharapkan hasil 1 ton sementara yang ditabur hanya beberapa benih saja.
Tanpa kewajaran, pengharapan hanya akan berujung pada kekecewaan. Salomo
mengingatkan bahwa kita harus memiliki pengharapan dan mau menanti hasilnya dengan
penuh kesabaran dan ketekunan, sebab jika tidak, kita tidak akan pernah melakukan satu
pekerjaan dengan baik.
Pengharapan yang benar akan berbuah sukacita.

Budaya Beribadah

Bacaan: Matius 15:1-20


Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan. - Matius 15:2
Makan itu ada budayanya sendiri. Tiap daerah memiliki budaya yang berbeda. Pergilah ke
daratan Cina, Anda harus bersiap-siap menggunakan sumpit sebagai ganti sendok dan jangan

kaget atau merasa aneh kalau mereka yang duduk semeja dengan Anda bersendawa dengan
bebasnya. Budaya Latin juga berbeda, kalau Anda menghabiskan semua makanan di piring
Anda tanpa sisa, itu sama saja memberitahukan kepada tuan rumah bahwa Anda masih lapar.
Di Italia, para bangsawan selalu meletakkan pisau dan garpu bersilang setelah selesai makan.
Budaya Yahudi berbeda lagi. Ada aturan mutlak yang harus mereka patuhi soal makan, yaitu
membasuh tangan lebih dulu sebelum makan.
Suatu ketika murid-murid Yesus mengindahkan tata cara makan ala Yahudi ini. Akibatnya,
Yesus ditegur habis-habisan oleh orang-orang Farisi dan ahli taurat hanya karena para murid
tidak membasuh tangan lebih dulu sebelum makan. Jawaban Yesus sungguh bijak
menanggapi pertanyaan Farisi, bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang,
melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.
Saya mau beritahu, tapi jangan kaget. Kita seringkali bertindak seperti para Farisi dan ahli
taurat itu. Kekristenan tak lebih dari sekedar tata cara dan aturan, bukan kehidupan. Kening
kita mengkerut dan tidak suka kalau tata cara beribadah yang dilakukan tidak seperti aturan
baku dalam gereja kita. Kita lebih memusingkan soal bertepuk tangan atau tidak. Kita lebih
memusingkan antara memakai musik lengkap ataukah hanya menggunakan organ tua. Bagi
yang biasa beribadah dengan tenang akan marah kalau suasana ibadah meriah dan hiruk
pikuk. Bagi yang biasa beribadah dengan meriah akan mengecam kalau ibadah itu tidak ada
urapan, seandainya dilakukan dengan cara yang tenang.
Kekristenan lebih penting hanya dari sekedar tata cara atau budaya saja. Kekristenan bukan
hanya sekedar ritual belaka, tapi sungguh merupakan kehidupan nyata. Jadi, bagaimanapun
beraneka ragam budaya saat beribadah itu tak terlalu penting, tak perlu dipusingkan, apalagi
dipeributkan. Tuhan kita adalah Tuhan diatas segala budaya. Jadi, apakah kita akan
memegahkan diri kalau merasa bahwa tata cara ibadah kita lah yang paling berkenan di
hadapan Tuhan?
Lebih fokus kepada gaya hidup kita sebagai orang Kristen daripada ritual yang kita lakukan.

Anda mungkin juga menyukai