Anda di halaman 1dari 36

BAB 1

DASAR PERNIKAHAN DAN KASIH

Memasuki pernikahan, bukan berarti terlepas dari permasalahan, justru akan muncul permasalahan-
permasalahan baru. Pernikahan yang tahan menghadapi gelombang-gelombang kehidupan harus
didirikan diatas dasar yang benar. Baca Matius 7:24-27.

Permasalahan didalam keluarga begitu kompleks , bisa masalah komunikasi / masalah keuangan /
masalah anak / masalah karena kaburnya peran antara suami dan istri dan masih banyak penyebab-
penyebab lainnya. Namun satu hal yang perlu kita ketahui bahwa masalah boleh terjadi, namun ada
jawaban dan jalan keluar dari setiap permasalahan kita, selama kita menjadi pendengar dan
melakukan firman Allah.

Bentuklah keluarga anda menjadi keluarga yang takut akan Tuhan. Pemazmur mengatakan bahwa
berkat atas rumah tangga turun atas setiap orang yang takut akan Tuhan ( Mazmur 128 ).

“Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya;
Jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.” (Mazmur 127:1)

Salah satu ciri keluarga yang menjadikan Tuhan sebagai dasar dalam pernikahan adalah adanya kasih
agape dalam keluarga tersebut. Karena dalam 1 Yohanes 4 : 7 - 21 mengajarkan Allah adalah Kasih,
jadi setiap pernikahan yang memiliki kasih agape, ada Allah didalamnya. Kasih Agape yaitu kasih
tanpa syarat, kasih ini tidak membalas, meskipun ditolak, namun mendahulukan kepentingan orang
lain. Kasih ini adalah kasih yang mengorbankan diri dan ini merupakan bentuk dari kasih Allah
terhadap manusia.

Kasih Agape akan teruji justru disaat suami / istri memiliki kelemahan. Saudara bisa melakukan
pengecekan. Apakah disaat suami / istri berbuat hal-hal yang tidak Saudara sukai, justru saat itulah
Saudara bisa menyatakan kasihmu kepada pasangan ? Kasih artinya yang walaupun suami / istriku
seperti ini…aku tetap mengasihinya.

Allah telah memberikan teladan yang begitu sempurna dalam kasih agape, Ia rela mati di atas sayu
salib karena mengasihi umat-Nya, yaitu Saudara dan saya. Kita adalah orang yang berdosa, namun
Tuhan mengasihi kita dengan mengorbankan nyawa-Nya untuk menjadi penebusan atas dosa kita
supaya kita beroleh keselamatan. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa
karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah ( 2 Korintus 5 : 21 ).

“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita,
ketika kita masih berdosa.” ( Roma 5 : 8 )

“ Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup
yang kekal.” ( Yohanes 3 : 16 )

Kasih agape perlu dinyatakan suami terhadap istri demikian pula istri terhadap suami.

“Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah
menyerahkan diri-Nya baginya.”( Efesus 5 : 25 )
Secara lebih detail, Saudara bisa pelajari kasih di dalam 1 Korintus 13. Kasih itu sabar, murah hati,
tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan
diri sendiri, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersukacita karena
ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.

“Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam
kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya
untuk kita, sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.” ( Efesus 5 : 1,2 )

##################################################################################
#
BAB II

MENERIMA DIRI SENDIRI DAN TEMAN HIDUP

Penerimaan diri sendiri adalah hal yang penting untuk dapat mengasihi orang lain. Seseorang yang
tidak mengasihi diri sendiri, tidak mungkin dapat mengasihi orang lain. Baca Matius 22 : 37-39

Pada umumnya manusia cenderung untuk menempatkan diri sendiri di tempat yang terutama dan
menempatkan Tuhan dan sesamanya dibawahnya. Ada pula seseorang yang berpendapat untuk
mengasihi Allah dahulu, kemudian sesama dan terakhir adalah diri sendiri. Perhatikan kembali
Matius 22 : 37-39, urutannya yaitu :

- Pertama, mengasihi Allah


- Kedua, mengasihi diri sendiri
- Ketiga, mengasihi sesama manusia

Banyak orang yang menilai / mengukur dirinya sendiri dengan ukuran mereka sendiri (2 Korintus 10 :
12). “Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel : “Janganlah pandang parasnya atau
perawakannya yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat
Allah ; tetapi TUHAN melihat hati.”( 1 Samuel 16:7 )

Yang dikatakan Alkitab tentang nilai diri kita dihadapan Allah yaitu : Kita adalah orang yang dikasihi
Allah ( Yohanes 3 : 16 )

“Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya : Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal,
sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.” ( Yeremia 31 : 3 )

Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu ; tinggallah di
dalam kasih-Ku itu.” ( Yohanes 15 : 9 )

Manusia diciptakan Allah unik adanya, Ia sendiri yang menuntun kita sejak dari dalam kandungan.

“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.”
( Mazmur 139 : 13 )

Jika Allah mengasihi kita, pastilah kita adalah seorang yang sangat penting. Kita perlu sadar bahwa
penting bagi kita untuk mengasihi yang dikasihi Tuhan, yaitu diri Saudara sendiri.

Mempelajari hal tersebut diatas, berarti baik kita maupun pasangan hidup kita adalah seseorang
yang sangat berharga dimata Allah, kita sangat perlu menerima diri sendiri demikian pula menerima
diri pasangan hidup Saudara dengan segala “keunikannya”. Tidak ada manusia didunia ini yang
sempurna. Kita mau belajar dari Allah untuk melihat sisi yang baik dari pasangan, seperti yang
tertulis dalam Alkitab,

“ Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua
yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan
patut dipuji, pikirkanlah semua itu.” (Filipi 4 : 8)

Salah satu artikel tentang pernikahan bahagia yaitu bukan bertemunya 2 (dua) orang yang cocok
satu sama lain namun bertemunya dua orang yang berusaha mencocokkan dirinya dengan
pasangannya. Apakah saudara telah melakukan hal ini, yaitu berusaha mencocokkan diri Saudara
dengan pasangan anda ? Atau justru Saudara menjadi pribadi yang menuntut pasangan anda untuk
mengikuti kehendak Saudara ?

Kita dibentuk dari lingkungan, latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Hal ini dapat
mempengaruhi sikap dan tingkah laku saat dewasa termasuk dalam pernikahan. Ada seseorang
dididik dalam kondisi yang “super” disiplin dan kaku tanpa kasih sayang. Hal ini secara tidak disadari
ketika dewasa terbentuk watak / karakter yang super disiplin, kaku dan merasa tidak perlu kasih
sayang dimunculkan dalam hidup berkeluarga. Watak / sikap seseorang bukan berarti tidak dapat
diubahkan, namun jangan mengharap pula watak / sikap tersebut akan langsung hilang saat Saudara
menikah. Selama seseorang mau memahami kekurangan diri dan berusaha mengubah hal-hal yang
tidak baik dengan pertolongan Allah, saya sangat yakin bahwa sikap yang tidak baik akan berangsur-
angsur berubah.

Suami / istri perlu memahami dan menerima sikap / watak kelebihan / kekurangan dari pasangannya
masing-masing.

Jangan pula ini menjadi kesempatan seseorang untuk mempertahankan diri dan memaksakan
kehendak pasangan untuk menerima dirinya apa adanya.

Hal tersebut berbeda dengan kebiasaan buruk yang dimiliki seseorang misalnya, kebiasaan
merokok / berjudi / berzinah / terlibat narkoba dll. Penerimaan diri pasangan, bukan berarti
menerima pula kebiasaan buruk yang telah dilakukan sebelum pernikahan. Namun kebiasaan-
kebiasaan tersebut harus dikikis habis dan tidak dilakukan lagi. Berdoalah untuk minta pertolongan
Tuhan dalam melepas kebiasaan-kebiasaan tersebut.

##################################################################################
###
BAB III

KOMUNIKASI PERNIKAHAN

A. Pengertian Komunikasi
1. Menyampaikan pesan melalui kata-kata atau tulisan.
2. Proses saling bertukar informasi, melalui symbol, isyarat, atau tingkah laku yang sama-
sama mereka pahami.
3. Menyampaikan suatu informasi sehingga dapat dimengerti seperti yang dimaksudkan,
100 persen.

B. Unsur Komunikasi
1. Pengirim, orang yang mau berkomunikasi dengan orang lain.
2. Penerima, orang lain yang diajak berkomunikasi.
3. Gagasan, atau pesan, pikiran si pengirim berupa lambang yang mengandung arti,
bahasa, kata-kata, atau bahasa isyarat.

C. Persoalan Dan Kunci Keberhasilan Komunikasi Suami Istri


1. Persoalan Komunikasi, apakah gagasan yang diterima sama dengan gagasan yang
dikirim. Kalau sama, maka komunikasi itu mengena atau efektif. Kalau tidak sama, maka
komunikasinya tidak mengena, atau meleset, atau miss communication.
2. Kunci keberhasilan, dalam komunikasi suami istri supaya berhasil adalah membangun
kepercayaan diri dan atau membangun harga diri pasangan, suami membangun
kepercayaan diri atau harga diri istri, dan sebaliknya istri membangun kepercayaan diri
atau harga diri suami.
3. Apa tanda-tandanya komunikasi suami isteri berhasil?
a. Merasa penting bagi pasangan.
b. Merasa diridukan oleh pasangan.
c. Merasa dihargai oleh pasangan.
d. Merasa dicintai oleh pasangan.

D. Sembilan (9) Prinsip Dalam Membangun Kepercayaan Diri (Harga Diri) Pasangan
1. Prinsip pertama, menciptakan rasa aman dalam berkomunikasi.
Apa syaratnya?
a. Ada keterbukaan/transparansi pasangan.
b. Ada kejujuran pasangan.
c. Ada tanggung jawab pasangan.

Belajar dari Kitab Kejadian 3 : 1 – 13, dengan perikop “Manusia jatuh ke dalam dosa”,
kita dapat belajar bahwa manusia cenderung melemparkan tanggung jawab
perbuatannya kepada orang lain. Ada kecenderungan untuk mencari kambing hitam,
melemparkan tanggung jawab kepada orang lain. Ayat 11, Tuhan berfirman : “Apakah
engkau makan dari buah pohon,yang Kularang itu?” Ayat 12, manusia (Adam) menjawab
: “Perempuan yang Kau tempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu
kepadaku, maka kumakan”. Apa firman Tuhan kepada perempuan (Hawa)? Jadi pada
umumnya yang berbuat dosa cenderung melemparkan tanggung jawab kepada orang
lain dan mencari kambing hitam.

2. Prinsip kedua, berusaha mengerti, bukan minta dimengerti.


Apabila seseorang merasa dimengerti, ia akan terbuka, dan berusaha menurunkan
mekanisme pertahanan diri, sehingga ia juga mampu memahami pasangan, atau
mengerti siapa pasangannya. Mengapa ia menjadi keras, apa yang disukai dan yang tidak
disukai, apa yang di khawatirkan, apa yang diimpikan, dan apa yang diyakini pasangan.
Efesus 4 : 1 – 2, mengajarkan bahwa agar kita mengerti siapa sebenarnya pasangan kita,
diperlukan kerendahan hati, lemah lembut, sabar dan kasih dalam saling membantu.
Filipi 2 : 1 – 4, pasangan suami istri bersatu dan merendahkan diri seperti Yesus Kristus.
Di samping itu, ada kesehatian, sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan.
Masing-masing pasangan tidak mencari kepentingan sendiri atau pujian yang sia-sia,
tetapi hendaklah rendah hati dan jangan hanya memperhatikan kepentingannya sendiri.

3. Prinsip ketiga, jangan menganggap Saudara sudah tahu.


Apabila belum tahu, belum jelas hendaknya bertanya, untuk memastikan apa yang
dipikirkan, atau yang dirasakan pasangan.
Filipi 2 : 1 – 4, prinsip keberhasilan membangun percaya diri atau harga diri pasangan.

4. Prinsip keempat, jadilah pendengar yang baik, dan tidak menyela pembicaraan
pasangan (lawan) bicara. Apabila suami sedang bicara, dengan sungguh-sungguh
mendengarkan apa yang dikatakan suami sampai selesai (berhenti) berbicara.
Kemudian istri berbicara dan suami juga dengan sungguh-sungguh mendengarkan apa
yang dikatakan istri sampai selesai. Dengan dengan demikian tidak akan terjadi
percecokan. Keluarga yang tidak cekcok atau rukun, maka berkat Tuhan diperintahkan
turun atas keluarga tersebut (Maz 133 : 1 – 3). Sebagai rujukan dari prinsip keempat ini
adalah :
a. Amsal 18 : 13 “Memberi jawaban sebelum mendengar, menyela pembicaraa,
interupsi merupakan kebodohan dan kecelaan”.
b. Yakobus 1 : 19 “Hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-
kata dan juga lambat untuk marah.

5. Prinsip kelima, tidak bersungut-sungut, tidak menggerutu atau tidak mengomel.


Dengan bersungut, menggerutu, atau mengomel membuat kejengkelan dan frustasi,
serta pertengkaran. Bangsa Israel waktu keluar perjalanan dari Mesir ke Tanah Kanaan
sering mengomel, karena itu yang mestinya dapat ditempuh cukup 40 hari tetapi dibuat
Tuhan menjadi 40 tahun, dan bahkan semua bangsa Israel yang terkenal dalam Alkitab
sebagai pemberontak, tegar tengkuk, dan keras kepala, serta terus-menerus mengomel,
dibinasakan dalam perjalanan, kecuali Yosua, Kaleb. Nabi Musapun meninggal sebelum
masuk ke Tanah Perjanjian karena sekali saja bersungut-sungut / marah.
a. Kitab Amsal 25 : 24, Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah daripada diam
serumah dengan perempuan yang suka bertengkar.
b. Kitab Amsal 21 : 19, Lebih baik tinggal di padang gurun daripada tinggal dengan
perempuan yang suka bertengkar dan pemarah.
c. Kitab Amsal 25 : 24 sama dengan Amsal 21 : 9

6. Prinsip keenam, tidak segera menyimpulkan atau jangan tergesa-gesa mengambil


keputusan.
a. Kitab Amsal 21 : 23, Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri daripada
kesukaran.
b. Kitab Amsal 29 : 20, Cepat dengan kata-kata, harapan lebih banyak (baik) bagi orang
bebal (bodoh), daripada bagi orang itu.

Dari 2 ayat diatas, kita belajar kalau suami istri sedang mempunyai masalah, jangan
tergesa-gesa membuat keputusan. Ada baiknya, kalau masing-masing pasangan berdoa
kepada Tuhan Allah dan membawa masalahnya kepada-Nya. Kemudian suami istri
berdoa bersama-sama, menggumulkan masalahnya kepada Tuhan Allah. Diharapkan
dengan berdoa tersebut, dapat mendengarkan suara Tuhan, sebagai pemecahan
masalah.

7. Prinsip ketujuh, menghormati pasangan yaitu suami menghormati istri, dan sebaliknya
istri menghormati suami.
Baca Efesus 5 : 22- 33, dari ayat 33 kita belajar , “Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-
masing berlaku; kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah
menghormati suaminya”. Ini berarti dalam keluarga Kristen tidak diijinkan adanya
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Di samping itu, ada pesan yang luar biasa
baiknya dari 1 Petrus 3 : 7 “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana
dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman
pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang”.Ini berarti,
salah satu penghalang dari doa suami kepada Tuhan adalah kalau suami tidak
menghormati istri.

8. Prinsip kedelapan, tidak memaksa pasangan menjadi tiruan Saudara.


Biarkan masing-masing pasangan bebas menjadi jati dirinya sendiri, dengan
pendapatnya sendiri. Jika seseorang mengkritik cara pandang, kesukaan, gagasan,
berarti pula mengkritik orangnya.

9. Prinsip kesembilan, saling mendoakan. Jadilah pasangan yang saling mendoakan dan
berdoalah bersama. Baca 1 Samuel 12 : 23a, “Mengenai aku, jauhlah daripadaku untuk
berdosa kepada Tuhan dengan berhenti mendoakan kamu”. Ini berarti Tuhan
mengajarkan betapa pentingnya mendoakan orang lain, apalagi mendoakan pasangan,
hukumnya wajib. Apabila suami memiliki pergumulan tertentu, istri dapat ikut serta
mendukung doa. Demikian juga kalau istri memiliki pergumulan , maka suami dapat
membawa dalam doa pribadinya. Kemudian jangan lupa juga pada waktu-waktu
tertentu berdoa bersama. Buatlah doa itu sebagai komunikasi antara Saudara dan Tuhan
Allah. Kita beruntung diijinkan menyebut Tuhan Allah sebagai “Bapa” dan kita sebagai
“anak-anak-Nya”. Maka ada baiknya sering mencurahkan isi hati Saudara kepada “Bapa”
di Sorga, maka Bapa di Sorga akan memberi solusi terhadap masalah Saudara.
BAB IV

SEKS DALAM PERNIKAHAN

Seks adalah sesuatu yang wajar dan bukan dosa sebab diciptakan oleh Allah (Kejadian 1 : 27 dan 31).
Adalah dosa jika seks disalahgunakan. Banyak hal mengenai penyalahgunaan seks, namun pada bab
ini kita tidak membahas tentang penyalahgunaan seks tetapi tentang prinsip seks sesuai kebenaran
Firman Allah.

Sebelum membahas tentang prinsip seks, kita perlu mengetahui dahulu apa tujuan Allah, adanya
seks.

1. Supaya menjadi hubungan yang paling erat


Suami dan istri haruslah memiliki hubungan yang paling erat dibandingkan dengan siapapun,
termasuk dengan orang tua masing-masing apalagi dengan saudara maupun teman.
“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan
isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.”(Kejadian 2 : 24)

2. Supaya mampu menyatakan kasih


Siapa mengasihi istrinya berarti pula mengasihi dirinya sendiri.
“Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri ; Siapa
yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci
tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap
jemaat.”(Efesus 5 : 28 – 29)

3. Supaya Kerajaan Allah berkembang


Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka : “Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan takhlukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di
laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di
bumi.”(Kejadian 1 : 28)
Allah juga menghendaki keluarga-keluarga Kristen “melahirkan” anak-anak rohani di dalam
Tuhan. Allah menghendaki melalui keluarga, gambar Allah di bumi dapat terlihat.
Bagaimana caranya membawa gambar Allah di bumi melalui keluarga, lakukan peran
Saudara masing-masing sebagai suami / istri yang takut akan Allah dan bawa anak-anak
kepada kebenaran Firman Tuhan sehingga mereka dapat merasakan perlindungan,
penjagaan, pemenuhan kebutuhan dari seorang ayah, kasih sayang dan penghiburan
seorang ibu, sehingga memudahkan mereka mengenal dan menerima Bapa di Sorga sebagai
Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi.

Prinsip seks diantara suami dan istri

Baik seorang suami maupun istri wajib memenuhi kewajibannya masing-masing kepada pasangan
hidupnya.
“Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap
suaminya. Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak
berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.” (1 Korintus 7 : 3 – 4)

Ayat tersebut sangat jelas, bahwa seorang suami tidak boleh egois demikian pula seorang istri.
Tubuh suami adalah milik istrinya, demikian pula tubuh istri adalah milik suaminya. Jika kita mengerti
prinsip ini maka tidak ada lagi yang dapat dikatakan oleh suami atau istri untuk menolak pasangan
hidupnya dalam berhubungan intim. Mengapa? Karena tubuhnya ada yang memiliki yaitu pasangan
hidupnya.

Saling menjahui sementara waktu diperbolehkan jika dengan persetujuan bersama dengan tujuan
supaya ada kesempatan untuk berdoa/berpuasa/untuk tujuan rohani (1 Korintus 7 : 5)

Prinsip lainnya yang perlu diketahui yaitu :

Kasih yang berarti memberi dan bukan menerima. Baik suami atau istri harus memiliki keinginan
untuk memberi dan sebaliknya bersedia pula menerima.

Lemah lembut dan penguasaan diri artinya sanggup mengontrol keinginan-keinginan pribadi.
Harapan, kerinduan, keinginan diri, perlu Saudara komunikasikan dengan pasangan, sehingga tidak
terjadi keputusasaan, hati terluka, kesal dan ketakutan.

Perlu kita pahami, bahwa kita wajib dan harus menjaga kekudusan pernikahan.

“Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan
tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah dihakimi Allah.”(Ibrani 13 : 4).

##################################################################################
###
BAB V

SUKACITA MASA MENGANDUNG

Mengandung adalah hal yang wajar dialami oleh setiap wanita yang telah menikah. Banyak yang
berpendapat bahwa yang wajib membaca bab ini adalah wanita atau istri saja sedangkan bagi suami
tidak memerlukannya. Apakah Saudara juga berpendapat demikian ?

Jika ya, saya minta Saudara tetap membaca bab ini karena seorang suami ikut berperan dalam
kehidupan janin yang dikandung istri.

Sebelum membahas tentang peranan suami dan istri saat mengandung, kita akan mempelajari
terlebih dahulu siapa anak itu ?

Anak adalah milik pusaka Tuhan, dan merupakan pribadi yang spesial dari rencana Allah. Sadarkah
Saudara bahwa anda adalah spesial dimata Allah ? Demikian pula anak yang nantinya akan Saudara /
istri Saudara kandung.

Mungkin Saudara merasa belum siap untuk memiliki anak, mungkin pula Saudara tidak menghendaki
anak yang telah dikandung. Sadari bahwa anak / janin adalah spesial di mata Allah dan sangat
berharga dimata Allah. Allah sendiri yang menenun kita sejak dari dalam kandungan.

“Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka daripada Tuhan, dan buah kandungan
adalah suatu upah.” ( Mazmur 127 : 3)

“ Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dasyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan
jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan
ditempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah.”
(Mazmur 139:13-15)

Seorang yang berusaha menggugurkan kandungan dengan berbagai alasan adalah dosa. Janin di
kandungan bukan merupakan bagisan tubuh dari seorang ibu / hanya merupakan segumpal darah
(kandungan yang berusia satu bulan) seperti kebanyakan orang awam ketahui, namun ia adalah
manusia kecil yang telah memiliki bagian tubuh yang terbentuk.

Bagaimana peranan suami saat istri mengandung ?

Sikap dan perlakuan orang tua terhadap bayi yang dikandung sangat mempengaruhi karakteristik /
sifat anak kelak setelah lahir.

Apa peranan suami ?

1. Sikap mengasihi istri


Mengasihi istri berarti pula menerima istri apa adanya, dengan perubahan bentuk
tubuh, sikap yang mungkin berubah karena perubahan hormon saat mengandung
dll. Tetap suami mengasihi istri.

2. Peka kebutuhan istri dan sabar memahami keluhan istri.


Keinginan istri khususnya saat mengandung biasanya agak berbeda dari biasanya,
kadang menginginkan hal-hal yang jarang diminta saat sebelum hamil. Sebagai
contoh seorang istri yang tidak suka udang, saat hamil dia menjadi suka udang dll.
Suami perlu peka dan sabar memahami keluhan istri berkaitan dengan
kehamilannya. Keadaan hamil istri tidak berarti pula merupakan kesempatan istri
untuk “bermanja-manja” dengan suami. Manja boleh namun yang dilarang adalah
terlalu “manja” sehingga merepotkan suami.

3. Bangga
Suami perlu bangga karena istrinya mengandung benih Ilahi. Jika Saudara bangga
maka Saudara juga tidak segan-segan untuk mengantar istri ke dokter / ke mall / ke
pasar dll.

4. Mau mendampingi pada saat akhir kehamilan


Jika Saudara adalah seorang suami yang “tahan” mendampingi saat istri akan
melahirkan (tentunya seijin dokter yang menangani) lakukan, karena support
terbesar dari istri yang melahirkan adalah suami tercinta.

Bagaimana peranan istri saat mengandung ?

1. Penuh ucapan syukur


Mengucap syukurlah dalam segala hal, karena inilah yang dikehendaki Allah.
Mengucap syukur tidak saja dalam kondidi yang “baik” namun dalam kondisi
kesehatan yang mungkin menurun karena kehamilannya. Khususnya saat bulan-
bulan pertama kehamilan, tetap mengucap syukur. Dengan mengucap syukur
kita bisa menjadi berkat bagi orang lain juga bagi anak yang dikandung.

2. Merawat diri
Tidak semua ibu suka berdandan / merawat tubuh saat hamil. Saya anjurkan
tetap jaga kebersihan, kesehatan, kecantikan serta kerapian dalam berbusana,
sehingga membuat sukacita semuanya.

3. Tetap berperan sebagai istri


Apa saja peran istri ? Peran istri diantaranya yaitu tetap melayani suami dan
berperan sebagai ibu rumah tangga. Secara lebih lengkap saudara bisa pelajari di
bab-bab sebelumnya. Peran istri tidak dengan sendirinya terhapus saat hamil /
mengandung.

4. Konsumsi makanan bergizi


Seorang ibu tidak baik untuk egois mementingkan keinginan diri sendiri dalam
hal makanan. Konsumsilah makanan yang bergizi untuk anak yang dikandung.

5. Menambah wawasan
Ibu “baru” tentunya belum berpengalaman dalam hal mengandung, untuk itu
perlu menambah wawasan dengan banyak membaca buku-buku tentang
kehamilan , bayi dll, juga bisa dengan sharing dengan ibu lain yang telah /
sedang mengandung, sehingga dipahami masalah-masalah yang pada umumnya
dialami pada wanita hamil.

6. Kuasa Kesehatian
Mempunyai waktu berdoa bersama (Matius 6 : 6)
Untuk apa berdoa untuk anak dalam kandungan ?
Anak akan bertumbuh dalam :
- Pengenalan akan Allah sejak dalam kandungan.
- Karakter Ilahi sejak dalam kandungan.
- Perkembangan organ tubuh yang sehat dan kuat.
- Rasa aman dan percaya diri.

Bagaimana Berdoa Untuk Pertumbuhan Anak Anda ?

Tahap-tahap pertumbuhan seorang anak, saat dibentuk Tuhan secara hati-hati dan luar biasa di
dalam kandungan.

Hari ke-1 : Pembuahan


Doakan : Agar benih bersatu

Hari ke-2 : Sel membelah


Doakan : Agar kehidupan yang sudah pasti ini akan mengalami kehidupan
kekal juga

Hari ke-4 : Berlipat ganda


Doakan : Agar darah Yesus menguduskan dan mematahkan kutuk keturunan

Hari ke-6 : Implantasi (tertanam)


Doakan : Agar anak diimplantasi (tertanam) dengan cara yang benar dan
ditempat yang benar di dalam kandungan

Hari ke-11 : Permulaan sirkulasi (peredaran darah). Oleh karena kehidupan


daging ada di darah
Doakan : Agar makanan yang dimakan ibu, memberi nutrisi kepada anak

Hari ke-13 : Pembentukan punggung


Doakan : Agar anak itu nantinya akan mendedikasikan seluruh kekuatannya
demi Kerajaan Allah

Hari ke-16 : Pembentukan ruas tulang belakang


Doakan : Agar anak itu membangun keyakinan Ilahi dan keinginan untuk
bertahan demi keyakinan itu
Hari ke-18 : Pembentukan urat syaraf tulang belakang
Doakan : Agar setiap syaraf itu dikontrol oleh Roh Kudus karena urat syaraf
tulang belakang yang menyampaikan pesan-pesan dari otak.

Hari ke-20 : Pembentukan otak


Doakan : Agar anak dapat membangun pikiran Kristus dan dapat mengontrol
setiap pikiran

Hari ke-22 : Jantung mulai berdetak


Doakan : Agar anak anda memiliki hati yang mencari Tuhan

Hari ke-24 : Pembentukan telinga


Doakan : Agar membuka telinga anak itu untuk mendengar dan
membedakan kebenaran rohani

Hari ke-26 : Pembentukan lengan


Doakan : Agar pekerjaan yang ia kerjakan akan memperluas Kerajaan Allah

Hari ke-28 : Pembentukan mata


Doakan : Agar nantinya ia melihat apa yang Tuhan mau ia lihat, terutama
kebenaran rohani

Hari ke-32 : Pembentukan tangan-tangan


Doakan : Agar tangan-tangannya nanti menjadi alat kebenaran untuk
melakukan pekerjaan baik

Hari ke-33 : Pembentukan kaki-kaki


Doakan : Agar ia nanti berjalan dalam jalan kebenaran dan menolak setiap
jalan yang jahat

Hari ke-37 : Pembentukan bibir atas


Doakan : Agar ia nanti menjaga setiap perkataan dan berbicara tentang
kebenaran sesuai Firman Tuhan

Hari ke-41 : Pembentukan jari-jari


Doakan : Agar jari-jarinya menjadi rajin dan terampil

Hari ke-42 : Pembentukan kelopak mata


Doakan : Agar matanya tertuju kepada rencana Tuhan

Hari ke-48 : Pelurusan tulang belakang


Doakan : Agar ia nanti berdiri teguh untuk Tuhan dengan hati nurani yang
murni

Hari ke-51 : Sistem pembuangan


Doakan : Agar makanan anda dan makanannya dihari depan membuat dia
sehat dan kuat

Hari ke-52 : Pembedaan seks (jenis kelamin)


Doakan : Bersyukur pada Tuhan atas pembentukannya apapun jenis kelamin
anak itu

Hari ke-54 : Organ-organ reproduksi


Doakan : Agar ia nanti hidup dalam kekudusan dan rohnya menjadi makin
perkasa

Hari ke-66 : Mimik muka


Doakan : Agar ia mempunyai wajah yang memancarkan kasih dan kemuliaan
Allah

KEHAMILAN SEHAT UNTUK BAYI SEHAT

Masa yang perlu mendapat perhatian lebih :

1. Masa Prakonsepsi
2. Masa Mengandung
3. Masa Nifas dan Menyusui

1. MASA PRAKONSEPSI
a. Pemeriksaan kesehatan
b. Pemeriksaan organ reproduksi
c. Pemeriksaan darah
d. Pemeriksaan tekanan darah
e. Vaksinasi
f. Pola hidup sehat

2. MASA MENGANDUNG
Tanda-tanda kehamilan :
1. Amenore (berhenti haid)
2. Mual
3. Nyeri dan pembengkakan payudara
4. Areola (area sekitar putting) berwarna lebih gelap, kelenjar-kelenjar
kecil di sekitar putting menonjol.
5. Garis dari pusar ke alat vital berwarna lebih gelap
6. Melunaknya Rahim dan leher Rahim
7. Membesarnya Rahim
8. Gerakan janin (mulai terasa minggu ke-16 s/d 20)
9. Gambaran janin (USG)
10. Detak jantung janin

3. MASA NIFAS DAN MENYUSUI


BAB VI

KOMITMEN PERNIKAHAN

Didalam pernikahan Kristen, perlu memiliki komitmen secara total, seperti Kristus mengasihi kita
dengan memberikan diri-Nya sendiri untuk menebus kita.

“Bagaimana mungkin satu orang dapat mengejar seribu orang, dan dua orang dapat membuat lari
sepuluh ribu orang,…(Ulangan 32 : 30)

Ayat diatas, dapat kita pelajari bahwa dalam komitmen yang dibuat didalam pernikahan, kekuasaan
Allah dilipatgandakan dalam hidup kita.

Dalam Matius 18 : 19-20 “Dan lagi Aku berkata kepadamu : Jika dua orang dari padamu di dunia ini
sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapaku yang di
sorga. Sebab dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, disitu Aku ada di tengah-
tengah mereka.”

Kesepakatan yang dimaksud yaitu kesepakatan jiwa dimana dua orang berada dalam keharmonisan
roh. Tidak ada kekuatan kesepakatan yang lebih besar daripada kekuatan yang ada dalam persatuan
pernikahan. Mengapa ? karena tidak ada dua orang di dunia ini yang dapat mengalami kedekatan
roh yang lebih mesra seperti kedekatan suami istri.

Pernikahan melambangkan bentuk kekuatan terbesar yang mungkin ada ketika dua orang
bersentuhan dan setuju untuk berdoa bersama. Dalam kesepakatan ini, Yesus berkata, “Terjadilah.”
Hal inilah yang membuat setan berjuang keras melawan pernikahan.

Jika Allah katakan “Terjadilah” sesuai doa yang disampaikan suami istri, berarti kesulitan apapun
yang mungkin timbul di dalam pernikahan, pasti dapat diselesaikan bersama dengan Allah. Amin.

Kesepakatan biasanya dilambangkan dengan cincin, yang berarti lingkaran tak berujung, yang berarti
menggambarkan tujuan Allah untuk pernikahan yaitu adanya lingkaran kasih yang tak berakhir
dalam hubungan itu.

Ada 6 (enam) hal komitmen yang perlu dalam pernikahan Kristen yaitu :

1. Komitmen secara total


Arti secara total yaitu menyerahkan diri secara menyeluruh dalam hubungan pernikahan.
Hal ini berarti “Apapun yang terjadi, kita akan tetap mempertahankan pernikahan ini.” Saya
akan tetap bersamamu, bila terjadi hal-hal yang tidak menguntungkan, misalnya kegagalan,
sakit penyakit bahkan yang berkepanjangan sekalipun, saya akan tetap berada
disampingmu. Bila terjadi pertengkaran, saya akan berusaha menyelesaikan dengan baik.
2. Komitmen untuk menerima
Hal ini berarti suami istri mau menerima pasangannya secara utuh, apa adanya termasuk
semua kebaikan dan keburukannya. Pasangan anda bukanlah anda, untuk itu tidak dapat
menuntut seperti anda. Dia memiliki pribadi tersendiri yang diciptakan menurut rupa Allah,
bukan rupa anda. Suami dan istri perlu belajar menerima dan mengasihi ketidaksempurnaan
pasangannya. Namun jangan pula pasangan harus menerima ketidaksempurnaannya antara
lain kekerasan fisik, ketidaksetiaan, pelecehan seksual, kecanduan obat, berjudi, bertindak
sewenang-wenang dengan pasangan, dll.
3. Komitmen secara eksklusif
Komitmen ini berarti hanya untuk pasangannya sendiri. Suami istri tidak boleh dibagi dengan
orang lain. Tidak boleh ada campur tangan pihak ketiga, baik laki-laki maupun perempuan.
Dengan tegas suami istri diperintahkan Tuhan tidak terlibat dalam perzinahan, tidak
menyimpan wanita lain, pria lain, ikut kegiatan homoseksual atau lesbian.
“Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-
isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian
juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan
menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka
melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam
diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.” (Roma 1 : 26-27)
4. Komitmen yang terus menerus
Kita akan belajar, bahwa kasih Kristus tidak sekali saja namun terus-menerus melewati setiap
tahap kehidupan kita. Kasih-Nya tetap nyata dan tidak berubah. Dikatakan bahwa setiap
kehidupan kita pasti akan melewati tahapan antara lain mulai dengan bertemunya dua sejoli
yang sedang menggebu-gebu, lalu kehadiran anak-anak kecil yang sangat menyita banyak
waktu dan tenaga, kemudian anak mulai sekolah dan bekerja, kedua orang tua mulai
memasuki usia baya, memasuki masa pensiun, yang membutuhkan perhatian,dst.
Komitmen dalam pernikahan perlu dilakukan terus-menerus dalam kehidupan sehari-hari
meskipun keadaan terus berubah.
5. Komitmen yang bertumbuh
Artinya yaitu bertumbuh semakin dalam dan dewasa. Dalam kehidupan berumah tangga,
tentunya juga mengalami masa yang sulit bahkan keputusasaan. Sehubungan dengan hal
tersebut, suami dan istri perlu memperbaharui komitmen yang semula, komitmen yang
semakin dewasa. Semakin dewasa dalam memperhatikan kepentingan pasangan, peka
terhadap kebutuhan pasangan, berkorban untuk pasangan, dst. Hal ini perlu perjuangan
masing-masing pihak.
6. Komitmen berpengharapan
Kita sebagai manusia, tidak tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari, apakah “kayu salib”
atau berkat yang kita terima. Sebagai seorang yang percaya dan milik Yesus, kita harus
punya komitmen, bahwa masih ada jalan keluar dari setiap permasalahan hidup kita.
Bersama Yesus pasti ada jalan keluar. Karena kita tahu bahwa didalam Yesuslah ada
pengharapan. Amin.

##################################################################################
###
BAB VII

MENDIDIK ANAK

Anak mulai dididik sejak kecil, sehingga memiliki sikap hati dan karakter yang baik. Seorang anak
yang tidak pernah dididik sejak kecil, atau anak yang “dibiarkan” oleh orang tuanya, Saudara bisa
bayangkan, akan terbentuk sifat / karakter yang bagaimana setelah ia menginjak dewasa ? Dapat
dipastikan ia akan tumbuh menjadi anak yang tidak mengetahui aturan dan hidup sesuai dengan
keinginannya sendiri tanpa mengetahui “rambu-rambu” yang seharusnya ditaati. Namun justru
seorang anak yang dididik sejak kecil, jika dia melakukan kesalahan ditegur, diluruskan, ia akan
tumbuh menjadi anak yang bertanggung jawab, disiplin, beretika, dll.

“Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan
ibunya.” (Amsal 29 : 15)

Dalam mendidik anak, sebagai orang tua perlu memperhatikan 2 hal yaitu : kasih sayang & disiplin.

Kasih sayang dan disiplin perlu diberikan secara berimbang. Orang tua yang memberikan kasih
sayang tinggi, dan disiplin rendah, akan membentuk anak-anak yang manja. Setiap keinginan anak
minta selalu dituruti. Hal ini dapat menjadi timbulnya konflik dalam keluarga. Orang tua yang terlalu
mengasihi anak-anak sehingga tidak pernah “memukul” anaknya meskipun berbuat salah, justru
orang tua yang memiliki kasih yang salah.

“Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya : tetapi siapa mengasihi anaknya,
menghajar dia pada waktunya.” (Amsal 13 : 24)

Demikian pula jika kasih sayang yang diberikan kurang, namun disiplin tinggi, anak dapat memiliki
pandangan salah bahwa ia taat karena takut. Anak akan tumbuh menjadi anak yang keras, tidak mau
takhluk, dan memiliki jiwa pemberontak.

Ada orang tua yang memberikan baik disiplin maupun kasih sayang rendah. Seperti yang kami
kemukakan sebelumnya, ia akan menjadi anak-anak “gampang”, ia menjadi anak yang tertolak.
Jadilah orang tua yang dapat memberikan kasih sayang tinggi namun disiplin juga diterapkan.

Manfaat orang tua yang mendidik anak yaitu :

1. Menciptakan takut akan Tuhan


Merupakan perintah Allah untuk mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa
dan kekuatan kita, dan kita harus mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anak
saat duduk di rumah, saat sedang dalam perjalanan, berbaring, dst ( Ulangan 6 : 4-
7).
2. Mengajarkan cara hidup yang benar, maka mereka perlu dididik untuk berhati-hati
terhadap bahaya-bahaya dalam hidup ini.

Banyak kita dapati pengajaran-pengajaran yang menyesatkan dapat merasuki jiwa dan pikiran anak-
anak melalui sesuatu yang digemari anak. Kebanyakan melalui media. Tidak semua konten yang
ditujukan untuk anak adalah pelajaran yang mendidik, justru terkadang acara yang ditayangkan
adalah acara yang dapat mempengaruhi pikiran anak tentang kekerasan, perkelahian, kebencian,dll.
Jika anak dibawa kepada pengenalan yang lebih dalam akan kasih Allah, pertolongan Allah,
perlindungan Allah, ini adalah hal yang lebih nyata dapat dirasakan bagi anak daripada
membayangkan tokoh yang tidak pernah muncul dalam dunia nyata.

Beberapa hal yang perlu diketahui orang tua dalam mendisiplin anak :

1. Menggunakan alat yang tepat.


Sebaiknya tidak menggunakan tangan, sebab tangan adalah bagian dari orang
tua untuk menunjukkan kasih sayang untuk menolong dengan kasih.

“Jangan menolak didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau engkau
memukulnya dengan rotan. Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau
menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati.” (Amsal 23 : 13-14)

Alkitab mengajarkan kita sebagai orang tua untuk menggunakan rotan dalam
mendisiplin anak. Rotan yang dimaksud adalah kayu lentur. Saat kita mendisiplin
anak harus dengan hikmat.

2. Pukul dengan segera


Seorang anak, mudah melupakan kejadian yang baru saja dialaminya, termasuk
kesalahan yang mungkin dia perbuat. Sangat berbeda dengan orang dewasa,
tidak semudah seperti seorang anak melupakan kejadian yang baru saja
dialaminya . Dengan kondisi yang berbeda tersebut, maka terapkan disiplin
sesegera mungkin. Sehingga anak tidak merasa bingung mengapa orang tuanya
“mendisiplin” dia saat dia merasa tidak melakukan kesalahan.

3. Lakukan pukulan pada bagian tubuh yang tepat.


Pukulan dilakukan di paha belakang (pantat), ini adalah daerah aman karena
empuk dan peka dengan pukulan.

4. Cari tempat yang khusus


Tujuan pukulan adalah untuk mengoreksi dan bukan mempermalukan. Untuk itu
melakukan koreksi terhadap anak, usahakan tidak didepan umum.

5. Mempertimbangkan usia anak dan memberikan pengertian kepada anak kenapa


kita mendisiplin mereka.

Ada kalanya orang tua telah menerapkan disiplin dan kasih yang berimbang, namun masih saja
memiliki anak yang sulit “diatur”. Tidak semudah yang kita bayangkan untuk mendapatkan jalan
keluar atas permasalahan tersebut. Banyak hal yang ikut andil dalam kehidupan anak-anak, antar
lain : lingkungan, keluarga, doktrin yang salah, dll. Namun satu kunci yang pasti berhasil yaitu minta
petunjuk Tuhan, karena dari dan oleh Dialah anak-anak dilahirkan di dunia. Dialah penasehat Ajaib
bagi kita,amin.
“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang
pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang : Penasehat Ajaib, Allah yang
Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” (Yesaya 9 : 5)

##################################################################################
###
BAB VIII

MEZBAH KELUARGA

Mezbah dalam kata Ibraninya ialah mizbeakh yang berarti tempat korban persembahan, yang
biasanya didirikan untuk memperingati suatu peristiwa. Secara lebih sederhana dapat dikatakan
bahwa mezbah digunakan sebagai tempat kedekatan / persekutuan kita dengan Allah Bapa. Mezbah
keluarga bisa diartikan intim dengan Tuhan, tempat dimana orang berdoa dengan “unity” dengan
sehati dan tempat dimana doa dinaikkan terus menerus.

Seseorang akan mudah “jatuh” sekalipun seseorang yang sudah melayani Tuhan, jika hubungan
pribadi dengan Tuhan tidak kuat. Bangunlah doa dalam keluargamu!

A. MENGAPA KITA PERLU MEMBANGUN MEZBAH KELUARGA

Ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, hubungan dengan Allah menjadi berbeda dan
kesulitan-kesulitan manusia mulai dirasakan.Didalam Kejadian 3 : 8 – 12, “Ketika
mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, … , bersembunyilah manusia dan
isterinya itu terhadap Tuhan Allah… , Manusia itu menjawab : “Perempuan yang
Kautempatkan disisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu lalu kumakan…”

Manusia menjadi takut bertemu Allah, dan komunikasi yang rusak antara suami istri
karena saling menyalahkan. Akhibat dosa pula istri-istri akan berusaha menguasai suami
yang berarti tidak tunduk kepada suami, demikian pula suami-suami akan menggunakan
kekuasaan sebagai kepala keluarga dengan berlaku keras dan otoriter terhadap istrinya.

Kejadian 3 : 16b, “namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa
atasmu”

Akhibat dosa lainnya yaitu mulai ada sakit-penyakit. Didalam ayat 16a dikatakan bahwa,
“…Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan
engkau akan melahirkan anakmu ”

Karena tanah menjadi terkutuk karena dosa yang telah diperbuat Adam & Hawa maka
dengan bersusah payah manusia mencari rejeki seumur hidup ( Kejadian 3 : 17 – 19 ).

1. Allah Maha Kasih

Allah begitu mengasihi manusia, meskipun Adam dan Hawa telah jatuh dalam dosa,
Allah menghampiri mereka ( Kejadian 3 : 8 ) dan Ia juga memanggil mereka ( ayat 9 )
hal ini menunjukkan bahwa Allah mengasihi manusia dan tetap ingin mendekati
manusia meskipun manusia telah jatuh didalam dosa.

Kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita dengan mengutus Anak-Nya yang


tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Ia mengutus Anak-Nya sebagai
pendamaian dosa-dosa kita. ( 1 Yohanes 4 : 9-10 )
Karena dosa, kita mendapatkan kutuk / kesulitan-kesulitan dalam kehidupan
berumah tangga. Kita perlu menyadari bahwa sudah ada karya penebusan yang
Allah berikan bagi manusia dengan kematian-Nya di kayu salib.

Galatia 3 : 13, “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan
menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis : “Terkutuklah orang yang digantung
pada kayu salib!”

Firman-Nya adalah ya dan amin, Iapun juga mengasihi kita sebagai umat-Nya yang
telah dipilih sejak dari mulanya. Kepada-Nyalah kita harus beribadah, memuji,
menyembah, memuliakan dan mengagungkan nama-Nya.

2. Mendatangkan berkat

Allah ingin adanya pemulihan dalam kehidupan keluarga, antara lain : kasih,
kerukunan hidup, kesehatan, keuangan dan masih banyak hal lainnya. Ia akan
mencurahkan berkat-berkat-Nya sama seperti sebelum manusia jatuh dalam dosa.

Berkat yang akan kita terima yaitu :

a. Kasih Allah mengalir


Sebelum Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa, persekutuan Tuhan dengan
manusia begitu eratnya. Seperti seseorang sedang bercakap-cakap, demikian
pula antara Tuhan dengan Adam dan Hawa.

Allah memberikan penolong bagi Adam yang sepadan dengannya. Perempuan


tersebut diambil Tuhan dari tulang rusuk Adam. Keduanya hidup dengan
kemandirian dan saling terbuka satu dengan yang lain.

Kejadian 2 : 24 – 25, “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya


dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu
daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka
tidak merasa malu.”

Berkat kasih antara sesama akan mengalir, suami istri dan anak akan lebih saling
mengasihi. Hubungan suami istri semakin intim, tidak saling menyakitkan baik
perkataan maupun perbuatan.

b. Berkat Keturunan, Keuangan

Kejadian 1 : 28 – 29 “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada


mereka : “Beranak cuculah dan bertambah banyak ; penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di
udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. Berfirmanlah Allah :
“Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji
di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji ; itulah akan
menjadi makananmu.”

Ketika seluruh anggota keluarga ikut berdoa, Allah menjanjikan kepada bangsa
Israel juga kepada kita :
 Allah akan berbelas kasihan kepada umat-Nya ( Yoel 2 : 18 )
 Musuh akan dijauhkan ( Yoel 2 : 20 )
 Hujan / musim akan teratur kembali ( Yoel 2 : 23 )
 Akan panen ( Yoel 22 : 22,24,25 )
 Akan makan kenyang ( Yoel 2 : 19,26 )
 Akan penuh Roh sekeluarga ( Yoel 2 : 28,29 )

Di dalam Yoel 1 : 1-20 sampai Yoel 2 : 1- 11 dikisahkan segala malapetaka


belalang, kekeringan, gagal panen dan kebakaran hutan. Banyak keluarga-
keluarga yang mengalami banyak krisis / masalah, antara lain : keuangan, anak,
keluarga, dan lain sebagainya.

Untuk mengatasi krisis ekonomi besar bangsa Israel, Tuhan membangkitkan Yoel
dan menyerukan pertobatan, menyerukan puasa dan doa syafaat bagi
bangsanya.

Yoel 2 : 15 – 16 “Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus,


maklumkanlah perkumpulan raya ; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah
Jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak,
bahkan anak-anak yang menyusu ; baiklah penganten laki-laki keluar dari
kamarnya, dan penganten perempuan dari kamar tidurnya;”

Kita dapat belajar bahwa Yoel mengundang untuk peperangan rohani baik orang
tua, anak-anak bahkan balita ( anak menyusu ) serta orang dewasa ( yang baru
menikah sekalipun ). Artinya yaitu Yoel mengajak semua anggota keluarga,
sekeluarga ikut doa bagi bangsa, doa pemulihan bangsa, doa keselamatan
bangsa, doa peperangan, syafaat untuk bangsa. Berarti kita perlu mengajak
seluruh anggota keluarga untuk berdoa bagi keluarga, keselamatan keluarga,
doa peperangan, syafaat untuk keluarga.

Dalam 2 Tawarikh 20 : 13, diceritakan bagaimana Raja Yosafat menghadapi


masalah, apa yang dilakukannya? Bersama dengan seluruh Yehuda berdiri
dihadapan Tuhan, juga segenap keluarga mereka, dengan istri dan anak-anak
mereka.

 Mencari Tuhan ( ayat 3 )


 Berpuasa dan berdoa ( ayat 3,5,6-12 )
 Mendengar suara Nabi Tuhan ( ayat 14-17 )
 Menyembah Tuhan ( ayat 18 )
 Puji-pujian dengan suara nyaring ( ayat 19,22 )
 Melayani dalam kekudusan ( ayat 21 )
Mereka melakukannya sekeluarga, beserta istri dan anak mereka. Kita akan
pelajari, siapa yang memimpin doa-doa tersebut dalam keluarga? Jawabannya
adalah suami, suamilah yang mengambil peran sebagai pemimpin didalam
keluarga. Suami yang bertanggung jawab, suami yang memiliki otoritas,
wewenang sebagai pemimpin keluarga. Saudara sebagai calon suami, nanti
ketika sudah menjadi kepala keluarga, Saudaralah yang memiliki otoritas dalam
keluarga, pimpin doa dirumahmu, dikeluargamu! Berdoalah sekeluarga! Suami
harus menjadi pemimpin rohani di rumah, menjadi imam bagi keluarga. Dalam
doa keluarga, suami harus mengambil pimpinan. Istri-istri harus mendorong dan
memberi kesempatan kepada suami untuk menjadi pemimpin.

Mengapa anak-anak perlu dilibatkan?

1. Sebab merekalah yang empunya Kerajaan Sorga ( Matius 19 : 14 )

Matius 12 : 28 “Jika Aku mengusir setan-setan dengan kuasa Roh Allah


maka Kerajaan Sorga sudah datang.”

Matius 18 : 3 – 4 “Tuhan Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya ;


Jikalau engkau tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil, engkau tidak
dapat masuk dalam Kerajaan Sorga.”

2. Ada malaikat mereka di Sorga

Matius 18 : 10 “Tuhan Yesus mengatakan : janganlah engkau menganggap


rendah seorang anak kecil karena Aku berkata kepadamu ada malaikat
mereka yang di sorga yang selalu memandang wajah Bapa.”

Anak kecil memiliki dukungan, sokongan / “back up” malaikat yang ada di
sorga, sehingga membantu dalam “peperangan rohani”.

3. Memiliki kuasa di mulutnya


Mazmur 8 : 3 “Didalam mulut bayi-bayi dan anak yang menyusu telah Kau
letakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu untuk membungkam musuh
dan pendendam.”

Memahami ketiga hal tersebut diatas, maka libatkan anak-anak dalam doa
keluarga. Janganlah memperlakukan anak sebagai objek yang didoakan. Kita
membutuhkan anak-anak berdoa karena dari mereka pula bisa melindungi
kita / keluarga dengan doa-doa mereka.

Secara praktis, kita akan belajar membangun mezbah keluarga. Selayaknya


seorang suami yang ditentukan Allah sebagai kepala dari rumah tangga,
adalah pemotivator / pengambil keputusan untuk membawa dan memulai
membangun mezbah didalam keluarga. Namun jika suami belum berinisiatif
membangun mezbah keluarga, sebagai seorang istri, ingatkan suamimu, dan
mulailah membangun mezbah bagi Tuhan.

B. CARA MEMBANGUN MEZBAH KELUARGA

1. Memuji dan menyembah Tuhan

Yohanes 4 : 24 “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus


menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”

Artinya yaitu kita perlu menyembah Allah dengan segenap hati kita, pujian yang kita
naikkan ke hadirat-Nya, tidak hanya sekedar terucap dari mulut kita namun hayati
setiap kata-kata yang kita ucapkan. Jika Saudara sudah dapat berbahasa Roh
( berbahasa lidah ) Saudara dapat menyembah Allah dengan bahasa-bahasa baru
yang sudah Allah berikan buat Saudara.

Mazmur 22 : 4 “Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-


pujian orang Israel.”

Percayalah bahwa Allah bersemayam / hadir di atas puji-pujian yang kita naikkan.
Dimana Allah hadir, disitu sesuatu pasti akan terjadi. Yang susah Tuhan hiburkan,
yang tertekan Tuhan berikan kelegaan, yang lemah Tuhan kuatkan, yang
kekurangan, percaya Tuhan akan cukupkan. Amin.

2. Berdoa, bisa berdoa syafaat ( doa untuk orang lain, keluarga, bangsa, dll ) juga dapat
berdoa untuk pergumulan keluarga yang sedang dihadapi dll. Dan Tuhan akan
menjawab setiap doa kita. Amin.
Suami mendoakan istri dan anak-anak, istri mendoakan suami dan anak-anak, anak-
anak dapat mendoakan kedua orangtuanya, kemudian bersama-sama untuk
pergumulan keluarga yang sedang dihadapi.

Markus 14 : 38 “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke


dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah.”

Efesus 6 : 18 “Dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di


dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak
putus-putusnya untuk segala orang kudus.”

Matius 18 : 20 “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku,
disitu Aku ada ditengah-tengah mereka.”

Matius 18 : 19 “Dan lagi Aku berkata kepadamu : Jika dua orang dari padamu di
dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan
oleh Bapa-Ku yang di sorga.”
3. Mengucap syukur atas kasih Allah yang telah diberikan buat kita.

1 Tesalonika 5 : 18 “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang


dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”

Firman Tuhan katakan mengucap syukur dalam segala hal. Tidak saja saat kita
berkelimpahan namun juga saat kita menghadapi tantangan tetap harus mengucap
syukur.

Tantangan tetap harus mengucap syukur.

Mezbah keluarga sangatlah penting. Abraham menyadari perlunya mezbah didirikan


bagi Allah karena ia mengetahui bahwa dengan persekutuan dengan Allah,
perjalanannya berhasil dan janji-janji Allah digenapi atas hidupnya. Abraham
mendirikan mezbah sebagai peringatan atas penyertaan / sesuatu yang telah Allah
lakukan atas dirinya.

Siapakah Abraham? Abraham disebut orang sebagai bapa orang percaya, karena
memang ia seorang yang sungguh-sungguh percaya akan janji Allah dan taat pada
Allah. Didalam Kejadian 12 diceritakan bahwa Abraham dipanggil Allah untuk pergi
dari negerinya dan dari sanak saudaranya dan dari rumah bapanya ke negeri yang
akan Tuhan tunjukkan. Kalau kita pelajari, Tuhan belum memastikan tempat yang
pasti kemana Abraham pergi, namun ia seorang yang taat dan melakukan perintah
Allah. Ketika Abraham sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon terbantin
di More. Ketika itu Tuhan menampakkan diri kepada Abraham dan berfirman : “Aku
akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.”

Maka didirikannya disitu mezbah bagi Tuhan yang telah menampakkan diri
kepadanya. Saat Abraham pindah ke pegunungan di sebelah timur Betel, ia
mendirikan kembali mezbah bagi Tuhan dan memanggil nama Tuhan.

Abraham mendirikan mezbah bagi Tuhan, sebagai tanda ucapan syukur dan
kedekatannya dengan Allah. Dan kalau kita pelajari ayat-ayat berikutnya, akhirnya
Abraham mendapatkan sesuai dengan apa yang telah Allah janjikan kepadanya yaitu
tanah perjanjian.

Kejadian 13 : 14b – 15 : “Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau


berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang
kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-
lamanya.”

Janji Allah untuk memberikan keturunan bagi Abraham juga Allah genapi. Kejadian
21 : 3.
Abraham juga mendirikan kembali mezbah bagi Tuhan, setelah menerima janji Allah.
Kejadian 13 : 18.

Abraham menyadari begitu pentingnya dekat dengan Allah, bersekutu dengan Dia.
Karena segalanya ada karena Allah, keberhasilan juga karena pimpinan Allah. Jika
kita mempelajari kisah selanjutnya tentang Abraham, bukan berarti Abraham
berjalan tanpa masalah, banyak tantangan / masalah yang harus dia hadapi sebelum
dan sesudah menerima janji Allah.

Jika kita mengerti begitu pentingnya mezbah didirikan, maka sekali lagi saya dorong
buat Saudara untuk membuat mezbah dalam keluarga mulai dari awal pernikahan
Saudara.

##################################################################################
###
BAB IX

PERANAN ISTRI DAN SUAMI

Didalam kehidupan sering kita temui suami/istri yang tidak mengetahui bahkan melakukan
peranannya masing-masing dalam keluarga. Ada seorang suami yang kesehariannya tidak mencari
nafkah meskipun mampu, justru istri yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Sebaliknya ada pula istri-istri yang “super woman” dalam keluarga, segala sesuatu istrilah yang
mengambil keputusan. Termasuk dalam menentukan pendidikan anak-anak, keputusan istrilah yang
harus diikuti. Peran keluarga ini sangat kacau dan dapat dipastikan, damai sejahtera, sukacita sulit
didapatkan dalam keluarga yang demikian.

Jika demikian, bagaimana peranan masing-masing? Kita akan belajar dari Alkitab, karena dari Firman
Tuhanlah kita dapat menemukan “kunci” yang benar.

Bagaimana menjadi istri yang cakap ?

1. Tunduk kepada suami seperti kepada Tuhan.

“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan”. (Efesus 5 : 22)
Banyak istri-istri yang tidak dapat tunduk kepada suami, beberapa penyebabnya antara lain
karena istri merasa lebih dari suami, apakah itu pendidikannya, gajinya, latar belakang
keluarganya/statusnya dll.
“ Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu
perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk
kepada suaminya”. (1 Petrus 3 : 5)
Mungkin saudara bertanya, Bagaimana jika suami saya lemah sekali apakah istri tetap harus
tunduk seperti kepada Kristus? Satu jawaban pasti yaitu ya.Ini adalah ketetapan dan
kehendak Allah dalam diri seorang istri. Jika Allah telah menetapkan seorang suami sebagai
kepala keluarga (baca 1 Korintus 11 : 3). Sudah pasti setiap suami bisa menjadi kepala
keluarga, dia pasti bisa memimpin keluarga, dalam kondisi apapun suami saudara, namun
pasti dia dapat memimpin dan menjadi kepala keluarga. Lakukan saja Firman Tuhan.
Tunduklah kepada suamimu.

2. Sebagai penolong yang sepadan

Penolong berbeda dari peran pembantu rumah tangga yang wajib patuh setiap perintah
yang harus dilakukan, namun lebih dari itu yaitu sebagai “penolong” suami. Penolong di sini
bisa berarti pendukung suami dalam segala hal. Banyak istri-istri yang banyak menuntut dari
suami, tapi ingat istri diciptakan sebagai penolong dan bisa dimaksudkan sebagai
pemotivator suami, melengkapi kelemahan yang dimiliki suami, bukan sebagai perongrong
suami. Banyak didapati seorang suami yang tidak mendapatkan “penolong” dalam hal
jiwanya. Maksudnya adalah seorang suami membutuhkan seorang istri yang dapat
memberikan penghargaan bagi dirinya, dapat menjadi pendukung suami serta sebagai
pendamping suami yang sepadan.
Suami membutuhkan penghargaan dan penolong dari orang yang terdekat yaitu istrinya.
“TUHAN Allah berfirman : “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan
menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”( Kejadian 2 : 18).

Bagaimana peranan seorang suami ?

1. Mengasihi istri

“Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah
menyerahkan diri-Nya baginya.”(Efesus 5:25).
Jika saudara baca sampai ayat 30, akan lebih jelas disampaikan bahwa suami perlu
mengasihi istrinya seperti mengasihi tubuhnya sendiri. Kita singgung sedikit pelajaran
yang pernah disampaikan sebelumnya yaitu perlu menerapkan kasih agape. Istri yang
menjadi pendamping saudara harus saudara jaga, rawat, dan kasihi dia sesuai dengan
perintah Tuhan.
Allah mengajarkan kasih agape melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Saudara
memberikan kasih agape kepada pasangan hidup Saudara ? Disaat pasangan Saudara
berbuat salah / bahkan mungkin menyakiti hati saudara, apakah Saudara tetap dapat
menyatakan kasih dengan pasangan Saudara ? Allah sudah melakukannya untuk kita.

2. Hidup bijaksana dengan istri.

“Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai
kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai pewaris dari kasih karunia, yaitu
kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.”(1 Petrus 3 : 7).
Allah memerintahkan para suami untuk hidup bijaksana dan menghormati istri yang
adalah kaum yang lebih lemah (dari kekuatan fisik, pria lebih kuat di banding wanita).
Karena kelemahan itulah maka Allah memberikan perlindungan khusus kepada para
istri. Pelanggaran terhadap perintah Allah, membuat doa kita terhalang. Suami perlu
memperlakukan istrinya secara bijaksana, menghormatinya serta menanggalkan
“pakaian kekerasannya.”

3. Mencari nafkah

“Lalu firman-Nya kepada manusia itu : “Karena engkau mendengar perkataan isterimu
dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu : Jangan makan
daripadanya, maka terkutuklah tanah karena engkau ; dengan bersusah payah engkau
akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu : (Kejadian 3 : 17-19)
Saat manusia jatuh dalam dosa, Allah berkata kepada Adam / suami, untuk mencari
rezeki. Hal ini dapat diartikan bahwa pemenuhan kebutuhan jasmani ( bisa berbicara
tentang pemenuhan pangan dan sandang ) adalah tanggung jawab seorang suami. Hal
ini bukan berarti istri-istri tidak boleh bekerja. Boleh selama disetujui kedua belah pihak.
Namun tetap kebutuhan hidup keluarga adalah suami yang bertanggung jawab.
4. Mengasuh dan merawat
Para suami perlu memandang istrinya adalah orang yang spesial / tidak ada seorangpun
yang seperti dia. Jika suami telah memandang isterinya adalah spesial, maka ini akan
memudahkan ia untuk memperlakukan istrinya spesial juga.
“Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri ; Siapa
yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang
membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti
Kristus terhadap jemaat.” (Efesus 5 : 28 – 29 ).
Kata “mengasuh” dan “merawat” berarti segala sesuatu yang menjadi perhatian istrinya
harus menjadi perhatian suaminya. Contoh sederhana yaitu menaruh perhatian
terhadap kesehatan istrinya, penampilannya, caranya, mengatur rambut, termasuk
parfum yang ia gunakan.

5. Memberi pujian

“Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia;


Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.” (Amsal 31 : 28
– 29)
Banyak suami yang mahal memberikan pujian kepada istrinya. Biasanya banyak pujian
disampaikan saat masih pacaran, bagaimana dengan saudara saat ini ? Sudahkah
memberi pujian bagi istrimu? Memuji istri adalah salah satu investasi terbaik yang bisa
anda kerjakan.

6. Menghibur istri

Lalu Elkana, suaminya, berkata kepadanya: “Hana, mengapa engkau menangis dan
mengapa engkau tidak mau makan? Mengapa hatimu sedih? Bukankah aku lebih
berharga bagimu dari pada sepuluh anak laki-laki?” (1 Samuel 1 : 8)
Berbicara mengenai perasaan, wanita lebih perasa dibanding dengan pria. Sehingga
tidak heran mendengar berita yang sama, wanita mudah menangis sedang pria tidak.
Suami perlu belajar menjadi pendengar yang baik. Beri penghiburan kepada istri jika
diperlukan meskipun kadang jika dipikir secara logika masalah yang dikemukakan
istrinya tidak perlu ditangisi.

7. Sebagai kepala keluarga

“Karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah
yang menyelamatkan tubuh.” (Efesus 5 : 23)
Suami sebagai kepala keluarga. Arti dari kepala keluarga yaitu yang berkewajiban
menjadi kepala dalam keluarganya. Banyak didapati istri-istri yang lebih dominan dalam
keluarga dibanding suami. Hal tersebut menjadikan peran suami sebagai kepala keluarga
menjadi kabur. Dampak dari peran yang kabur tersebut, sedikit banyak dapat
mempengaruhi karakter/sikap/perilaku anak-anak yang dilahirkan. Seorang anak
perempuan dapat menganggap bahwa istri adalah “pengatur” segala sesuatu/seorang
ibu ialah yang menentukan setiap keputusan dll. Sehingga tidak mengherankan jika
banyak pemuda-pemudi yang mudah “putus cinta” bahkan keluarga-keluarga yang
mudah “retak” karena seorang suami yang tidak melakukan perannya sebagai kepala
keluarga.
Tugas lain seorang kepala keluarga adalah membuat mezbah dalam keluarga. Bawa istri
dan anak-anak dalam pengenalan akan Tuhan sejak dini. Merupakan tanggung jawab
seorang suami untuk membawa keluarganya didalam kasih dan anugerah Tuhan. Hal ini
tidak dapat diartikan bahwa istri tidak berkewajiban membawa anak-anak didalam
Tuhan, semua perlu berperan. Dalam hal ini suami adalah penanggung jawab pertama.
Kebalikan yang sering kita temuai yaitu istrilah yang sering “menggebu-gebu”
mendorong anak-anak berdoa/ke gereja/dibawa kepada pengenalan akan Allah.
Sehingga banyak anak-anak yang berpendapat bahwa seorang ayah /laki-laki tidak perlu
ke gereja, sehingga kita temui didalam setiap ibadah gereja, mayoritas adalah kaum
wanita, betulkah?

“Suami, bawa seluruh anak dan keluargamu kepada Allah. Didalam Mazmur 128 : 4,
“Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan Tuhan.”
Amin.

########################################################################
###
BAB X

KEUANGAN

Merencanakan keuangan sejak dini wajib dilakukan setiap orang terutama dalam keluarga, baik
pasangan muda maupun pasangan yang sudah lama menikah.

Mengapa perlu perencanaan ? Karena uang salah satu sumber konflik dalam keluarga, tetapi ketika
dikelola dengan bijaksana juga bisa mendatangkan sukacita.

Data statistik mengatakan ada peningkatan jumlah perceraian sebanyak 53,50 % ditahun 2021
dibandingkan tahun sebelumnya, dan alasan yang paling sering diajukan adalah pertengkaran
dengan latar belakang ekonomi.

Ada 6 dasar yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan :

1. Jangan membiasakan diri dengan berhutang


Awali pernikahan dengan tidak berhutang dan jalani pernikahanmu juga dengan tidak
berhutang terutama untuk hal-hal yang bersifat konsumtif.
2. Hidup sederhana
Apakah hidup sederhana? Apakah hidup sederhana itu berarti tidak punya rumah atau
kendaraan pribadi? Tentu tidak!
Hidup sederhana berbicara mengenai kehidupan yang sesuai dengan kebutuhan. Tidak
semua yang kita inginkan harus dibeli dan dipenuhi.
Pengeluaran lebih kecil dari pendapatan adalah hukum wajib yang harus dipenuhi, sangat
sederhana namun seringkali dilanggar. Masalah besar dalam keluarga seringkali dimulai dari
hal ini.
3. Membuat perencanaan keuangan
Amsal 24 : 6 “Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan
kemenangan tergantung pada penasehat yang banyak.”
Ada banyak cara mengatur keuangan, tetapi yang paling penting biasakan untuk tertib
mencatat pengeluaran.
 Tuhan harus jadi prioritas
 Amsal 3 : 9 – 10 “Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dengan hasil pertama dari
segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai
berlimpah-limpah, dan bejana pemerahmu akan meluap dengan air buah
anggurnya.”
 Biasakan untuk menabung
 Asuransi / BPJS penting kita miliki
4. Tentukan siapa yang akan mengatur dan mengelola keuangan keluarga
Tidak harus istri, tidak juga harus suami, tetapi sebaiknya yang mengelola keuangan adalah
yang tidak boros dan yang bisa dipercaya.
Dalam mengatur keuangan tidak ada uangku uangku, uangmu uangmu! Uang yang ada
adalah punya bersama, tidak ada yang disembunyikan dari pasangan, masing-masing harus
sama-sama tahu dan terbuka berapa gaji/pendapatan pasangan kita.
5. Prinsip kesepakatan
Setiap orang tentu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang berbeda, ada yang harus
diprioritaskan, ada yang belum jadi prioritas. Untuk itu duduklah bersama, bicarakansecara
terbuka dan buatlah kesepakatan bersama.
6. Selalu libatkan Tuhan
Dalam setiap hal yang akan kita lakukan, termasuk dalam mengelola uang yang Tuhan
percayakan kepada kita, mintalah nasehat Tuhan karena Dialah Penasehat Ajaib, Allah Yang
Perkasa, Bapa Yang Kekal, Raja Damai.

###########################################################################
###
BAB XI

LUKA-LUKA BATIN

PERJUMPAAN YANG MEMBAWA PEMULIHAN LUKA BATIN

Tujuan dari sesi ini adalah supaya setiap orang yang sudah terima Yesus sebagai Tuhan dan Juru
Selamatnya mengalami kualitas perjumpaan dengan Tuhan dan perjumpaan secara pribadi itu akan
membawa kepada pemulihan demi pemulihan sampai mendapatkan hidup yang sungguh-sungguh
dipulihkan seutuhnya. Setiap orang percaya mendapat hak masuk dalam hadirat Tuhan untuk
mengalami perjumpaan dengan Tuhan ( Ibrani 10 : 19 “Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita
sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus” ).

PENTINGNYA PERJUMPAAN DENGAN TUHAN

Alkitab banyak menulis tentang orang-orang yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Ada
perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan berarti ada perubahan dalam kehidupan yang dipulihkan,
suatu momen yang sangat berharga dan mendatangkan kegairahan dalam roh dan kehidupan ilahi
dalam jiwa. Pemulihan berarti tindakan membawa kembali kepada keadaan yang semula. Ketika
Tuhan memulihkan kita, berarti Tuhan membawa kita kepada ciptaan yang baru. Hidup yang rusak
akhibat dosa dikembalikan melalui pemulihan demi pemulihan menuju keserupaan dengan Kristus
(Filipi 3 : 21). Yakub mengalami perubahan setelah berjumpa dengan Allah (Kejadian 32 : 27 – 30),
namanya bukan lagi Yakub tetapi Israel yang berarti Pahlawan Allah. Musa memperoleh keteguhan
dan keberanian memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir setelah perjumpaan dengan Tuhan dalam
peristiwa semak duri yang menyala. Yesus selalu mengawali segala sesuatu dengan perjumpaan
dengan Bapa-Nya dalam doa-Nya.

Hal-hal yang harus kita lakukan untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan adalah :

1. Datang dengan hati yang haus dan lapar akan Tuhan ( Matius 5 : 6 )
2. Menyingkirkan dosa dan ketakutan ( Yesaya 59 : 2 )
3. Datang dengan hati yang siap diubahkan ( 1Samuel 16 : 7, Ulangan 30 : 2 – 3, 2 Tawarikh 16 :
9, Kejadian 18 : 17 )
4. Mengalami dahulu pemulihan kasih Bapa ( Lukman 11 : 9 )

Pengalaman yang baik dengan bapa kita secara jasmani membuat kita memiliki gambaran bahwa
pribadi yang dipanggil bapa itu baik dan sebaliknya, pengalaman yang buruk dengan bapa secara
jasmani mengganggu konsep kita tentang Allah Bapa.

Beberapa gambaran tentang bapa yang dirusak Iblis yaitu :

1. Gambaran tentang otoritas / pengayoman ( Matius 10 : 29 – 31 )


2. Gambaran tentang kepercayaan ( Matius 6 : 26 )
3. Gambaran tentang penghargaan ( Yesaya 43 : 4 )
4. Gambaran tentang disiplin yang benar ( Amsal 29 : 14 )
5. Gambaran tentang komunikasi
6. Gambaran tentang kasih yang tak bersyarat ( Roma 5 : 8 )
7. Gambaran tentang pengertian akan isi hati ( 1 Samuel 16 : 7 )
LANGKAH-LANGKAH PEMULIHAN

A. Mengampuni dan melupakan perbuatan-perbuatan masa lalu dari bapa jasmani yang
menyakitkan.
B. Belajar mengenal sifat-sifat Bapa Surgawi :
- Ia Bapa yang kekal ( Yesaya 9 : 5 )
- Hati-Nya lebih baik dari bapa jasmani (Matius 7 : 11 )
- Bapa Sorgawi menghargai jiwa anak-Nya ( Lukas 15 )
- Bapa Sorgawi murah hati ( Lukas 6 : 36 )
- Bapa Sorgawi bekerja rajin sampai hari ini ( Yohanes 5 : 17 )
- Bapa Sorgawi setia dan selalu menyertai ( Yohanes 16 : 32 )
- Bapa Sorgawi penuh kasih sayang ( Mazmur 103 : 13 )
- Bapa Sorgawi Maha Pengampun ( 1 Yohanes 1 : 9 )
- Ia memelihara dan tanggungjawab ( Matius 6 : 26 )
- Bapa yang senantiasa penuh perhatian ( Matius 6 : 32 )
- Bapa Sorgawi memberikan pengayoman ( Matius 10 : 29 – 31 )

Bapa Sorgawi sangat menghendaki hati kita senantiasa dekat dengan Bapa. Setelah menerima
keselamatan, banyak orang percaya yang masih bergumul dengan persoalan dalam dirinya,
persoalan dendam, pahit hati, kemarahan yang tak terselesaikan, mudah tersinggung, tinggi hati,
tertutup, dll. Setelah menerima Tuhan Yesus, roh kita dipulihkan, jiwa juga perlu dipulihkan.

Luka Batin menggambarkan keadaan batin seseorang yang tidak sehat, sehubungan dengan goresan
atau penderitaan yang pernah terjadi, dalam hidupnya.

Istilah-istilah dalam Alkitab untuk luka batin :

- Robek jiwa ( Amsal 27 : 9b )


- Remuk hati ( Yesaya 61 : 1b )
- Patah hati dan luka batin ( Mazmur 147 : 3 )

Proses penyembuhan luka batin disebut “Batin yang diperbaharui” ( Mazmur 51 : 12 ), “Luka yang
diobati” ( Yeremia 30 : 17 ), “Luka yang dibalut” ( Mazmur 147 : 3 ). Penyembuhan luka batin
berkaitan dengan pekerjaan Roh Kudus yang memperbaharui, mengobati, dan membalut batin atau
jiwa yang terluka. Luka batin dapat terjadi karena banyak kejadian masa lalu yang menyakitkan dan
terekam dalam daya ingat kita. Peristiwa itu sewaktu-waktu dapat muncul kembali dan membuat
hati kembali terluka. Hal ini dapat menjadi kesempatan bagi iblis untuk menyerang kita.Ia akan
membuat kita terus berputar-putar pada luka batin itu dan akhibatnya rohani kita tidak dapat
bertumbuh.

Hal-hal yang menyebabkan seseorang mengalami luka batin adalah :

1. Masalah dengan orang terdekat


- Adanya perasaan tertolak, akhibat dari tidak dikehendaki kelahirannya oleh orang tuanya
karena belum siap secara ekonomi, mental, dll.
- Perasaan tertolak karena dibeda-bedakan dengan saudara, orangtua pilih kasih.
- Perasaan tertolak karena sejak kecil dititipkan nenek, di adopsi, di panti asuhan, dll
Akhibatnya : Setelah dewasa menjadi pemberontak, susah diatur, nakal, suka pura-pura,dll
- Perkataan yang menyakitkan membuat seseorang tumbuh menjadi orang yang minder,
mudah iri hati, mudah cemburu, dan tidak percaya diri.Keadaan fisik cacat sejak lahir, cacat
akhibat kecelakaan
- Sikap yang menyakitkan mengakhibatkan silkap pendendam, pemarah
- Perbedaan pendapat/salah pengertian/salah persepsi mengakhibatkan seseorang gampang
tertekan
- Metode pendidikan yang salah mengakhibatkan orang itu menjadi penakut, plin-plan,
pemberontak, gampang jatuh cinta
- Trauma yaitu kejadian yang mencekam yang sampai membekas dalam jiwa mengakhibatkan
orang itu menjadi penakut, terlalu hati-hati, mudah khawatir, mudah tertekan.
- Rasa bersalah, merasa gagal, mengakhibatkan orang itu sulit dipuaskan, agresif, workaholic,
mudah menyalahkan dan menyakiti, merasa tidak layak datang pada Allah, menjauh dari
Allah, mau bertobat kalau sudah menjadi baik.
2. Masalah Ekonomi
Kekurangan dan kemiskinan menimbulkan luka hati dan menyebabkan kekerasan, kejahatan
dan masalah rohani yang serius, demikian juga kekayaan.
3. Karena serangan roh jahat
Setan selalu ingin supaya kita terus menyimpan sakit hati atau luka batin, sebab dengan
demikian ia akan mudah mengintimidasi dan menyerang kita.

Mengapa luka batin harus dipulihkan ?

Luka batin bila tidak diselesaikan akan membawa pengaruh negatif dalam hidup kita, yaitu :

1. Secara TUBUH
Menimbulkan sakit penyakit, wajah jadi keras, jadi lesu (Mazmur 32 : 3 ), kering (Amsal 17 :
22), busuk (Amsal 14 : 30)
2. Secara ROHANI
Tidak dapat mengasihi Allah (1 Yohanes 4 : 20 – 21), tidak mendapat pengampunan dari
Allah karena belum mengampuniorang lain (Matius 6 : 12, 14 – 15), kedewasaan rohani
tehambat, imannya kandas (1 Timotius 1 : 19)
3. Secara MENTAL
Mengalami depresi/tekanan sehingga tidak dapat menikmati berkat Tuhan (Amsal 15 : 17),
dipenuhi dendam dan jauh dari hadirat Tuhan (contoh : Kain =Kejadian 4 : 5 – 8), iri hati,
tidak bersukacita, tidak bisa bersyukur, muram wajahnya (contoh : anak sulung, Lukas 15 :
28 – 32), ketakutan dan tidak ada damai (contoh : Saul = 1 Samuel 18 : 7 – 12), stress putus
asa ingin bunuh diri (contoh : Elia = 1 Raja-raja 19 : 4), rendah diri (contoh : Mefiboset = 2
Samuel 4 : 4, 9 : 8)

Bagaimana kita bisa mengalami pemulihan luka batin ?

1. Menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan


Hanya Tuhan Yesus yang dapat menolong kita mengalami pemulihan. Bukalah hatimu untuk
Tuhan bekerja, undanglah Tuhan untuk masuk dalam hatimu untuk menyembuhkan luka
batinmu.
2. Terbukalah, akui dan ceritakan luka hatimu pada hamba Tuhan / konselor Saudara,
keterbukaan berarti menelanjangi Iblis, mematahkan kuasa Iblis, keterbukaan memberi
tempat bagi firman Allah untuk berkarya, kita akan memperoleh jawaban atas pergumulan
hidup kita (Yakobus 5 : 16)
3. Ambillah keputusan untuk mengampuni orang yang melukai hati saudara
4. Tolak pembelaan pikiran (Roma 2 : 14 – 15)
5. Ijinkan konselor Saudara mendoakan Saudara supaya mengalami pemulihan dari Tuhan

Bagaimana saya tahu bahwa saya sudah dipulihkan ?

Renungkan ayat ini :

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah” (Roma 8 : 28).

Bukti kesembuhan batin adalah :

- Bila saudara dapat berkata dengan jujur “Tuhan terima kasih Engkau telah mengijinkan
peristiwa yang menyakitkan ini terjadi dalam hidupku, karena sekarang aku melihat sesuatu
yang baik dari peristiwa ini.”
- Bila Saudara ingat peristiwa yang menyakitkan tersebut sudah tidak lagi “menderita”, sedih
dan menangis lagi, tetapi bisa bersyukur atas peristiwa itu dan bahkan bisa tersenyum dan
tertawa atas peristiwa itu.

###########################################################################
###

Anda mungkin juga menyukai