DALAM PACARAN
KRISTEN
31 May 2019
Articles
Banyak dari kita, terutama yang sudah bertemu dan memulai hubungan dengan pasangan kita
mempertanyakan beberapa hal, seperti “apakah dalam berpacaran boleh melakukan kontak
fisik?” Pada konteks ini adalah berpegangan tangan, merangkul/berpelukan, mencium dan
sebagainya. Apakah ketika melakukan kontak fisik, hubungan/pacaran yang kita jalani menjadi
tidak kudus dan tidak menyenangkan hati Tuhan?
Sebagai anak-anak Tuhan, kita haruslah kembali kepada firman dan melihat apa yang Allah
inginkan dalam hubungan yang kita jalani dengan pasangan kita.
Konsep berpacaran Kristen haruslah memiliki kejelasan tujuan dalam menjalin hubungan
berpacaran. Apa tujuan awal kita memutuskan menjalin hubungan dengan pasangan? Jangan
menjalani sesuatu yang tidak memiliki tujuan yang jelas. Bila motivasi berpacaran hanyalah
untuk bersenang-senang secara kedangingan, atau untuk pelarian dari suatu masalah psikologi,
menghilangkan status jomblo/single, dll, maka tidak perlu dijalani kembali. Berpacaran/tunangan
harus memiliki prinsip yang benar yang adalah harus bertujuan untuk menuju jenjang
pernikahan. Berpacaran untuk mempersiapkan diri pada jalan pernikahan, sehingga ada
keseriusan dari kedua belah pihak, mempunyai tujuan untuk menjalani hidup bersama dan
bersama-sama memuliakan nama Tuhan melalui hubungan yang dijalani.
Dalam berhubungan, sentuhan merupakan suatu hal yang penting dan merupakan salah satu hal
yang juga termasuk dalam kategori “Love Language“. Sentuhan dapat menambah
asmara/chemistry dari sebuah pasangan. Namun pada alkitab tertulis “Jangan kamu
menggerakan cinta sebelum diinginya” “Not to awaken love until the time is right” (Kidung
Agung 2:7)
Ketika kita berpacaran, kita harus mengebelakangkan chemistry. Namun kita harus terlebih
dahulu memunculkan komitmen dan tanggung jawab dalam berjalannya hubungan kita. Hal ini
akan menimbulkan kebijaksanaan yang lebih dalam berhubungan sehingga kita tidak
sembarangan dalam hal sentuh menyentuh/berkontak fisik.
Jadi pada intinya. apakah kita boleh melakukan kontak fisik? Bagaimana dengan hal
berpegangan tangan yang mungkin kita dapat lihat sebuah hal yang paling wajar dalam hal
berhubungan/berpacaran?
Jika kita melihat konteks dalam sebuah hubungan. Alkitab memang tidak pernah menyebutkan
mengenai perihal berpacaran. Namun Alkitab sangatlah tegas membahas hawa nafsu.
Hawa nafsu sering kali berhubungan dengan hal apa yang “menguntungkan saya”.
Roma 13:13 “Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta
pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan
iri hati.”
Dalam perihal bergandengan tangan, hal ini kembali lagi kepada orang yang menjalaninya
tersebut. Bergandengan tangan tidak selalu merujuk kepada hawa nafsu, melainkan juga suatu
hal yang bisa diartikan/bertujuan untuk melindungi pasangan kita. Seperti misalnya
menyeberang jalan, dll. Walaupun bergandengan tangan juga dapat membangkitkan suatu
chemistry kepada hal-hal lainnya yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, namun
bergandengan merupakan kontak fisik yang dapat dikatakan masih dalam batas aman untuk
menjalani hubungan yang kudus dan sesuai dengan Firman Allah.
Bagaimana cara kita mengendalikan diri kita sendiri untuk menjalin hubungan yang kudus?
Sebagai anak Tuhan, kita harus percaya bahwa Roh Kudus telah ditempatkan dalam diri kita
untuk memberikan kita kebijaksanaan dalam melakukan sesuatu.
Alkitab berkata “(17)Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan
hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-
sia. (18)Dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena
kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. (19)Perasaan mereka
telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan
serakah segala macam kecemaran. (20) Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar
mengenal Kristus.” Efesus 4:17-20
Jadi pada intinya, permasalahan yang dihadapi dalam menghadapi kontak fisik adalah hawa
nafsu. Maka ketika bergadengan tangan yang adalah sebuah hal yang kita lihat wajar dalam
berpacaran menjadi sebuah jembatan untuk membangkitkan nafsu dalam kita berhubungan, lebih
baik kita melepas kebiasaan itu.