Anda di halaman 1dari 7

PA RUMAH TANGGA KRISTEN

DALAM BULAN FEBRUARI


NAMA : 1. Evi Namsem
2 . Nelsen
TEMA : PACARAN YANG SEHAT DAN MENJAGA KOMITMEN
NATS : 1 Tesalonika 4:1-6
Minggu pertama
Subtema : Memahami pacaran yang Benar
Nats : 1 Korintus 13:4-5
Pendahuluan
Memahami tentang sebuah hubungan tentunya akan ada hal-hal yang membuat sebuah
hubungan tersebut menjadi semakin indah apa bila kedua nya saling mengerti satu sama
lain. Pacaran yang baik belum tentu itu adalah benar, karena ada banyak hal yang menurut
orang itu baik tetapi menurut pandangan Alkitab itu adalah salah tetapi jika itu benar tentu
itu berkenan kepada Tuhan.
Memahami tentang pacaran ini, kita tidak memandang pacaran seperti pandangan
dunia tentang arti pacaran itu sendiri tetapi kita sebagai orang percaya memandang pacaran
itu adalah sebuah hubungan antara pasangan dengan Tuhan artinya disini kita saling
mengasihi seperti Tuhan terlebih dahulu mengasihi kita. Dengan mengenakan kasih
Kristus itu. Dalam 1 Korintus 13:4-5, telah menjelaskan wujud kasih itu seperti apa dari
pembacaan ini kita dapat mengetahui apa yang tidak seharusnya kita lakukan apabila kita
mengasihi seseorang menurut Alkitab dan bukan mengasihi seperti gaya hidup orang dunia
ini dimana mereka mengatakan itu kasih namun sering kali itu menyimpang dari kebenaran
Allah.
Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan pacaran yang benar?
2. Mengapa orang Kristen tidak boleh pacaran seperti gaya hidup dunia ini?
3. Dalam 1 Korintus 13:4-5 mewujudkan kasih yang seperti apa ?
4. Bagaimanakah pandangan orang Kristen tentang pacaran ?
5. Apakah mengasihi manusia harus dengan kasih Kristus?
KESIMPULAN
Dalam hubungan berpacaran perlu sekali memahami arti pacaran yang benar dan
yang menjadi tolak ukur kita dalam menjalin relasi berpacaran dengan seseorang harus
mengenakan Kasih. Kasih yang seperti apa yang kita lakukan? Yaitu kasih menurut
Alkitab, kasih itu banyak sekali wujudnya tetapi baiklah kita sebagai orang Kristen
menerapkannya dengan ketulusan hati kita bahwa kita benar-benar mengasihi orang lain
dengan beralaskan kasih Kristus.
REKOMENDASI : Di pertemuan minggu pertama ini “MEMAHAMI PACARAN
YANG BENAR” ini ditujukan kepada setiap orang yang saat ini menjalani hubungan
berpacaran khusus berusia 19-29 tahun.

Minggu Kedua
Subtema : Mentaati Perintah Tuhan dapat menjalin Hubungan yang sehat
Nats : Matius 1:18-25
Pendahuluan
Hubungan berpacaran yang benar dan sehat merupakan suatu hal yang cukup sulit
bagi sebuah hubungan antara perempuan dan laki-laki, karena dalam relasi berpacaran di
masa kini dapat kita lihat betapa rendahnya etika bahkan moral yang dilanggar seperti yang
banyak kita lihat di berita-berita ada banyak anak muda hamil di luar nikah dan hal inilah
yang menjadi kekuatiran bagi setiap orang tua.
Dari bagian Firman Tuhan Matius 1:18-25 menceritakan tentang kelahiran Yesus
Kristus tentunya kisah ini tidak asing lagi bagi kita, tetapi perlu kita sadari apa yang
menjadi permasalahan dalam kisah ini, yaitu Maria tunangan Yusuf diketahui telah
mengandung namun Yusuf tidak membenci Maria justru ia mengasihi Maria apa adanya.
Yusuf adalah seorang yang tulus hati, sehingga selama mereka memiliki hubungan, Yusuf
tidak ingin mencemari Maria sebagai tunangannya. Karena Yusuf tahu tentang kebenaran
Allah.
Kisah Yusuf dan Maria mengajarkan kita tentang ketaatan kepada Tuhan,
hubungan dalam berpacaran sebaiknya kita dapat menguasai diri kita dari hal-hal yang
akan menjatuhkan kita ke dalam dosa, dengan menjaga kesucian masing-masing, saling
menjaga dan saling berpengertian.
Pertanyaan
1. Apakah dampak dari hubungan yang tidak sehat dalam berpacaran?
2. Mengapa orang tua masa kini sangat menguatirkan hubungan berpacaran anak-anak
mereka?
3. Apakah respon Yusuf tunangan Maria ketika mengetahui tunangannya mengandung?
4. Bagaimana kah kita agar tetap memiliki hubungan yang sehat dengan seseorang?
5. Apakah prinsip yang harus kita pegang dalam hubungan tersebut?
KESIMPULAN
Hubungan yang sehat dalam pembahasan ini memberi pemahaman kepada kita
bahwa dalam sebuah relasi perlunya untuk mengetahui perintah Tuhan dalam hidup kita.
Dalam artian kita memahami benar dan salah dalam menjalin sebuah hubungan agar tidak
berakibat fatal. Sebagai anak Tuhan yang menjadi prinsip kita adalah Firman Allah dengan
hidup kudus dihadapannya dan berusahalah untuk menguasai diri dalam setiap godaan
yang ada.
REFLEKSI : Di pertemuan Kedua ini “Mentaati Perintah Tuhan dapat menjalin
Hubungan yang sehat” ini sangat cocok bagi kalangan anak muda yang menjalani
hubungan berpacaran khususnya pada usia 19-29 tahun, dimana pada usia ini sudah
dikatakan cukup matang untuk menjalin hubungan yang lebih serius.

Minggu Ketiga
Subtema : Toxic relationship
Nats : 1 Korintus 6:19
Pengertian
Toxic relationship ialah sebuah hubungan yang yang beracun sendiri yang
mengarah kepada hubungan atau sebuah hubungan yang tidak seimbang, yang dimana
salah satu pihak merasa direndahkan atau diserang. Hal ini sering terjadi di dalam
hubungan pacaran. Ini suatu hubungan yang tidak sehat yang dapat menyebabkan dapat
merusak fisik emosional maupun orang lain.
Tujuan Pembelajaran
Diminggu yang ketiga ini seluruh pemuda dapat belajar dengan tema Toxic
relationship materi ini sebaiknya diarahkan kepada anak pemuda yang berumur 19-29
tahun karena anak-anak muda akan banyak melewati masa pacaran dan didalam hubungan
ini merupaka masa yang rentan terhadap pacaran yang tidak sehat, oleh karena itu pada
minggu ini para pemuda atau pasangan-pasangan akan diarahkan materi yang kehubungan
yang sehat.
Pendahuluan
Hubungan yang toxic ialah hubungan yang tidak sangat tidak menyenangkan dan
tidak sehat, dampak dari hubungan ini tentu memiliki dampak yang negatif bagi kedua
pasangan ini. Hubungan yang toxic akan ada banyak pertengkaran yang terjadi sehingga
ada rasa ketidak percayaan dari kedua pasangan tersebut, saling menaruh rasa curiga
diantara keduanya. Tidak ada sebuah komunikasi yang seimbang diantara kedua pasangan
ini, salah satu dari pasangan ini hanya mau menang sendiri mau dia yang lebih dominan
dan banyak pembatas dalam melakukan sebuah aktifitas dan dalam mengeksplorasi talenta
diri. Hubungan yang toxic disebabkan adanya ciri-ciri yang posesif, lebih mendominan,
suka mengekang, pembohong, berperilaku kasar terhadapa pasangan, dan memiliki
kebergantungan berlebihan. Di zaman sekarang ini banyak sekali anak muda yang
memiliki hubungan yang toxic bukan hanya dari pasangan yang di luar Kristus bahkan
juga pasangan yang berada di dalam Kristus. Untuk memiliki hubungan yang sehat. Di
dalam pasangan tersebut hendaklah membangun rasa kepercayaan, saling menghargai, dan
saling mendukung satu sama lain. Untuk selalu ingat mengandalkan Tuhan dalam memulai
sebuah hubungan yang ada serta mengkomunikasika segala hal didalam hubungan yang
dijalani. Seperti nats kita ini bahwa ada pribadi Roh Kudus yang berdiam didalam diri kita
jangan membangung hubungan secara terburu tetapi bertanya kepada Tuhan apakah dia
merupakan pasangan yang sepadan buat kita. Banyak hal yang harus kita lawan jangan
memilih pasangan atas dasar nafsu sebab tubuh ini bukan untuk pecabulan melainkan
untuk melayani Tuhan dan menjadi alat kebenaran yang akan memabawa kepada
pengudusan. Oleh karena itu kita perlu membangun yang terutama kepada Tuhan dan
jangan membiarkan pasangan kita yang belum dipersatukan menjamah tubuh kita, sebab
tubuh kita ini merupakan bait Roh Kudus dan diam di dalam tubuh kita. Oleh karena itu
menjauhi hubungan yang mengarah ke hubungan yang toxic.
Pertanyaan
1. Apakah hubungan yang sudah lama dijalani boleh dipertahankan meskipun itu
seharusnya sudah berakhir?
2. Mengapa harus menjauhi hubungan yang toxic?
3. Bagaimanakah anak muda saat ini membangun hubungan yang tidak toxic berdasarkan
1 Korintus 6:18-19?
4. Bagimana kita bisa mengetahui bahwa pasangan kita itu tidak toxic, sedangkan
sebagaian besar didepan kita pasangan kita pasti berlaku baik?
5. Apakah kita boleh bertahan dengan hubungan yang toxic, dan kita percaya dapat
mengubah hubungan itu?
Jawaban
1. Tentunya tidak, dikarenakan hubungan yang sudah lama bukan berarti harus menikah
bersama dia bisa saja di dalam hubugan toxic dan harus mengambil keputusan itu.
2. Karena tidak akan merasa tenang, mereka akan terpengaruh untuk berpikir negatif, dan
kehilangan jati diri.
3. Menjahui setiap dosa yang dilakukan manusia dan juga tubuh kita ini merupakan bait
Roh Kudus yang tida miliki kita sendiri lagi, oleh karena itu mengapa perlu menjag
diri kita.
4. Kita akan mengetahuinya bagimana pasangan kita memperlakukan orang tuanya,
memperlakukan teman-temannya, maupun sahabatnya. Dari situ kita dapat melihatnya
seperti ia memperlakukan mereka semua.
5. Tidak, sebab hubunga yang toxic tidak dapat membangun kita yang mempengaruhi
kita.
Kesimpulan
Hubungan yang kita jalani bersama pasangan kita meskipun itu lama itu tidak
menjadi jaminan bahwa hubungan itu berkualitas. Sebagai anak muda hendaklah untuk
menghindar dari hubungan yang toxic, hubungan yang tidak mengutamakan Tuhan
didalam hubungan tersebut maka hubungan itu tidak baik dan jangan dilanjutkan. Jangan
memilih pasangan atupun memandang pasangan dikarenakan hawa nafsu itu terlebih lagi
sebab hubungan yang sehat tidak akan merusak pasangannya dan dia akan menjaga
pasangannnya baik-baik. Oleh karena itu bangun hubungan yang dengan Tuhan dan pasti
hubungan kita dengan pasangan kita akan sehat dan berkualitas.
Refleksi
1. Mampukah anak muda menjaga hubunganya dengan baik?
2. Apakah mereka berani untuk mengakhir hubungan mereka apabila hubungan yang
mereka jalani toxic?
3. Hubungan yang seperti apakah yang akan mereka bagun, setelah mereka menghindari
hubungan yang toxic?

Minggu Keempat
Subtema : Membangun Hubungan Berdasarkan Komitmen Yang Benar
Tema : 2 Korintus 6:14
Pengertian
Pada umumnya setiap anak muda memiliki hubungan dengan pasangannya, tentu
akan memiliki komitmen yang di mana arti komitmen di dalam bahasa latin adalah
commiter yang berarti mempercayakan, menyatukan, mengerjakan, dan menggabungkan.
Jadi komitmen ialah suatu keputusan bersama yang dapat mengikat dan melahirkan sebuah
kesetiaan dan bertanggung jawab yang juga melibatkan orang lain di dalam keputusan itu.
Tujuan Pembelajaran
Diminggu terakhir ini anak-anak muda dapat mengetahui seperti apa hubungan baik
dan tidak baik, disini mereka akan belajar mengenai komitmen didalam sebuah hubungan,
sehingga anak-anak muda yang memiliki pasangan dapat mambungun komitmen yang
benar dan terhindar dari hubungan yang toxic. Dan materi ini diarahkan kepada pemuda
yang berusia 19-29 tahun karena mereka aan mencapai tahap yang sudah mulai serius.

Pendahuluan
Sebuah hubungan tentu memiliki komitmen yang telah dibuat bersama-sama
didalam hubungan tersebut, sehingga hubunga itu bertahan lama. Komitmen yang telah
dibuat tidak memberatkan dari kedua pasangan jadi semunya itu seimbang dan mereka
telah sepakatinya. Dengan adanya komitmen ada sebuah pembatas yang tidak boleh
dilanggar dari mana pun. Pacaran anak muda pada saat ini lebih mengarah ke hal fisik yang
berkaitan dengan seksual, anak muda terdorong untuk melakukan hubungan seksual.
Komitmen untuk menjaga kekudusan merupakan hal yang harus dibuat didalam sebuah
hubungan, sebab apabila membangun hubungan yang menjaga kekudusan di saat
berpacaran hubungan itu akan terasa indah, dan ada sebuah tekad yang besar harus
dilakukan sehingga mencapai ke sebuah pernikahan yang kudus. Tetapi ada beberapa
orang yang merasa khawatir apabila mereka menghadapi komitmen yang telah mereka
buat itu. Contoh sebuah komitmen yang dapat dibangun buang semua keraguan yang ada,
buatlah sebuah target yang ingin dicapai. Kita bisa melihat juga kisah Akwila dan Priskila
mereka memiliki sebuah komitmen didalam hubungan mereka, di mana mereka memiliki
komitmen untuk memprioritaskan pelayanan Tuhan dari hubungan mereka. Komitmen
yang mereka bangun didalam hubungan mereka mengutamakan pekerjaan dan pelayanan
Tuhan (Kisah Para Rasul 18) dimana di tengah kesibukan pekerjaan mereka Akwila dan
Priskila mau menerima pelayan-pelayan Allah di tempat mereka dan juga selain itu kedua
pasangan ini membuka pintu rumah mereka untuk sebuah pertemuan (1 Korintus 16)
mereka mengejar pelayanan tersebut inilah sebagian kecil bentuk pelayanan mereka.
Ketika kita membangun sebuah hubungan dan Kristus sebagai kepalanya, dan kita
memberikan semuanya untuk Kerajaan Allah maka semuanya ditambahkan bagi kita
semua (Lukas 12:31).
Pertanyaan
1. Komitmen yang seperti apa yang harus kita buat didalam hubungan kita?
2. Apakah komitmen itu mengutamakan Kristus atau tidak? Mengapa?
3. Mengapa didalam menjalani sebuah hubungan harus memiliki komitmen?
4. Apa yang harus dipersiapkan didalam sebuah hubungan sehingga komitmen itu boleh
tetap dilakukan?
Jawaban
1. Komitmen yang dapat membuang semua keraguan yang ada dan target yang ingin
dicapai
2. Iya tentu mengutamakan Kristus, karena apabila kita sudah membangun hubungan
dengan Allah, maka hubungan kita akan Allah arakah dan dituntun dan akan sering
harmonis.
3. Menyatukan dua orang yang berbeda, yang akan menjadi pegagan kita dalam
menjalani hubungan, berusaha mewujudkan komiten yang telah dibuat dan saling
melengkapi.
4. Diri kita sendiri untuk melatih dan bertanggung jawab atas yang telah kita buat.
Kesimpulan
Didalam sebuah hubungan membuthkan sebuah komitmen yang benar, yang dibuat
bersama-sama. Tetapi didalam komitmen itu harus mengutamakan pekerjaan dan
pelayanan Tuhan, sebab apabila kita mencari Kerajaan-Nya maka semuanya akan
ditambahkan bagi kita. Oleh karena itu dalam hubungan tentu ada komitmen, tetapi
komitmen yang benar yang menjadi Kristus sebagai kepala.
Refleksi
 Apakah anak-anak muda pada saat ini sedang membangun hubungan yang benar?
 Apakah anak-anak muda yang saat ini sedang memiliki hubungan apakah memiliki
sebuah komitmen? Komitmen yang seperti apa yang sedang kalian bangun?
 Apakah anak muda yang memiliki hubungan bisa membangun komitmen yang benar?

Anda mungkin juga menyukai