Lolowang (242019010)
-Christohodos Marlissa (242019001)
-Kevin Hafis (242019009)
BAB 1
PENDAHULUAN
Pergaulan pada masa remaja merupakan masa yang menyenangkan, tetapi bisa menjadi
bumerang jika melewati batasannya. Saat masa remaja, masa transisi dari anak-anak menuju
dewasa harus benar-benar diperhatikan, karena masa berpacaran atau menyukai lawan jenis akan
dirasakan dan rasa ingin tahu pasti sangat tinggi.
Tuhan mengizinkan manusia untuk menikmati masa-masa sesuai dengan waktu yang Dia
tentukan. Tuhan juga mengizinkan manusia untuk menikmati waktu-waktu menyenangkan.
Sebagai manusia, apalagi umur remaja, memang memiliki rasa ingin tahu dan ingin mencoba
berbagai hal sangat tinggi, dan hal itu sangatlah wajar. Namun ketika suatu hal yang salah tetapi
ingin dibenarkan, disitulah masalah akan terjadi. Pergaulan remaja zaman sekarang sudah sangat
berbeda dengan zaman dulu. Zaman sekarang, kehidupan sosial semakin luas karena adanya
tekonologi yang canggih sehingga lebih memudahkan komunikasi antar orang apalagi
berkomunikasi untuk rasa ketertarikan kepada orang. Dan ketika komunikasi terjalin, dapat
memungkinkan hubungan berkelanjutan. Remaja yang sudah mengenal berpacaran sangatlah
rawan. Karena hal-hal buruk seperti hubungan seksual dan kemudian membawa kecelakaan yaitu
hamil diluar nikah sangat bisa terjadi. Tuhan memang menciptakan manusia untuk berpasang-
pasangan dan memperbanyak turunan di bumi, tetapi semua itu dibawa ikatan pernikahan yang
kudus.
Namun, ketika kasus “kecelakaan” terhadap perempuan itu terjadi, tindakan-tindakan
yang harus diambil juga tidak boleh salah, manusia harus menghadapinya dengan cara tertentu
sesuai dengan kebenaran dan firman-Nya. Karena hal-hal tersebut membawa dampak juga bagi
kehidupan orang-orang yang terlibat. Maka, agar tidak terjadi dalam kehidupan remaja
perempuan, dibutuhkan pencegahan dan bimbingan agar dapat menghindari “kecelakaan”
tersebut.
1
BAB 2
ISI
2
Seorang remaja yang memiliki pergaulan bebas, bisa menjadi salah satu faktornya.
Berteman dengan siapa saja memang baik, tetapi ada kalanya pertemanan itu harus dibatasi dan
dikontrol karena kebebasan seperti itulah yang memunculkan kesempatan untuk melakukan
dosa. Kemudian ketika dua orang berlawanan jenis kelamin saling menyukai, akan
memunculkan rasa untuk ingin berpacaran. Hal yang rawan adalah berpacaran, remaja yang
istilah kata “labil” sangat mudah untuk dipengaruhi dengan hal-hal yang menghanyutkan
perasaan sehingga ketika terbawa alur dosa, hal-hal yang tidak benar akan terjadi antara sepasang
remaja tersebut.
Pengawasan orang tua juga sangat berpengaruh untuk tumbuh kembang anak remajanya.
Nasihat dan arahan dapat menyadarkan seseorang untuk suatu kebenaran yang Tuhan kehendaki,
tetapi ketika seseorang yang kurang diawasi oleh orang tua, memungkinkan dirinya untuk
mengikuti kemauan dan kehendaknya sendiri. Tak sedikit pula remaja-remaja perempuan yang
dibuahi karena menjadi korban pemerkosaan, merupakan musibah besar jika itu terjadi pada
seseorang, karena suatu hal yang bersifat paksa tentunya sangat buruk rasanya.
Lepas dari semua itu, ada faktor dari dalam yang sangat menentukan, ketika seseorang
memiliki iman yang lemah dan tidak bisa menguasai diri, itulah yang akan menjadi penyebab
utama. Penguasaan diri memang sangatlah penting untuk menangkis hal-hal yang tidak
dikehendaki Tuhan.
3
Bagi kehidupan kekristenan juga membawa dampak yang buruk ketika “kecelakaan” tersebut
terjadi. Hubungan manusia dengan Tuhan menjadi tidak intim, dosa menjadi jurang pembatas.,
Waktu beribadah juga menjadi kurang karena ketika mengandung, waktu untuk melakukan
aktivitas menjadi terbatas pun waktu untuk beribadah. Dan ketika iman manusia melemah,
manusia menjadi orang yang kurang bersyukur karena ketika perbuatan dosa itu terjadi, hal yang
dirasakan adalah penyesalan sehingga membuat seseorang menjadi kurang bersyukur.
D. Respon Orang Tua bagi Anak Perempuannya yang Hamil Diluar Nikah
Sebagai orang tua, tentunya tidak mau jika hal-hal terburuk terjadi bagi anaknya apalagi
anak perempuan. Namun, ketika hal buruk itu terjadi, tak banyak orang tua yang merasa sangat
marah dan kecewa. Hati dan pikiran orang tua pasti akan bertanya-tanya tentang persoalan yang
terjadi.
Bagaimana seharusnya respon orang tua? Dalam kekristenan, Tuhan Yesus selalu
mengajarkan tentang cinta dan kasih, maka yang seharusnya ditunjukkan oleh orang tua adalah
kesabaran dan lapang dada. Ketika hal buruk itu terjadi, seorang anak tersebut pasti merasa
ketakutan, merasa menyesal, dan putus asa. Jika hanya amarah yang ditunjukkan oleh orang tua,
masalah tidak akan selesai malah akan memunculkan pikiran-pikiran buruk bagi remaja
perempuan tersebut dan akan melakukan tindakan yang tidak diinginkan. Rasa kecewa memang
akan muncul dalam perasaan orang tua, namun keikhlasan harus didahulukan, karena masalah
yang terjadi sudah terjadi, tinggal bagaimana sikap dan tindakan selanjutnya yang harus
dipikirkan.
Tindakan yang harus dilakukan adalah bagaimana orang tua tetap mengarahkan seorang
anak untuk melakukan kebenaran. Walaupun masalah tersebut sudah terjadi, perubahan untuk
kehidupan harus tetap terjadi, dengan nilai-nilai kebenaran yang Tuhan Kehendaki.
4
- Selalu meyiapkan waktu untuk beribadah dan berdoa agar lebih mengerti tentang
kehendak-kehendak-Nya
- Meminta tuntunan Roh Kudus agar selalu menyertai aktivitas dan pergaulan kita
- Memahami diri sendiri sebagai bait Allah yang kudus
- Menghargai diri sendiri agar tetap kudus di hadapan-Nya.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai umat yang percaya kepada Tuhan, kita diajarkan untuk hidup kudus dihadapan-Nya,
Allah itu kudus sehingga menuntut umat-Nya untuk hidup kudus. Karena itu segala
bentuk perzinahan menurut Alkitab tentunya dibenci oleh Allah. Maka dari itu melakukan seks
sebelum menikah bukanlah perbuatan yang dikehendaki oleh Allah. Sebaiknya dekatkan diri
pada Tuhan supaya terhindar dari resiko tersebut. Hormati kekudusan janji pernikahan
kristen supaya tidak hamil di luar nikah. Dari awal mula Tuhan menciptakan Adam dan Hawa,
beranak cucu merupakan hal yang diperkenankan sesudah pasangan tersebut diberkati oleh
Tuhan atau sah di depan Allah.