Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

PENERAPAN 1 KORINTUS 6:18-20 SEBAGAI ANTISIPASI BAHAYA


PORNOGRAFI DI MEDIA MASSA BAGI REMAJA GEKISIA EBENHAEZER
DI TEBING KANDANG BENGKULU UTARA

Pada bab ini penulis akan menerapkan hasil dari eksegesis menurut 1 Korintus

6:18-20 sebagai antisipasi bahaya pornografi di media massa bagi remaja GEKISIA

Ebenhaezer di Tebing Kandang Bengkulu Utara.

A. Bahaya Pornografi

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan bahaya keterlibatan para remaja Kristen

dengan pornografi. Adapun bahaya pornografi sebagai berikut:

1. Terjadinya Kerusakan Pada Otak

Otak merupakan hal yang paling penting bagi manusia. Prefrontal Cortex

merupakan bagian otak yang paling istimewa, bagian ini diciptakan agar manusia

mampu memilih dan memiliki etika. Bagian ini membentuk prilaku dan prilaku sosial

individu. Namun bagian ini rentan terjadi kerusakan, penyebab terjadinya keruskan otak

bagian Prefrontal Cortex yaitu karena keterlibatan para remaja dengan pornografi dan

apabila Prefrontal Cortex mengalami kerusakan akan mengubah kepribadian. Kerusakan

pada otak disebabkan oleh konten pornografi.1 Keterlibatan para remaja dengan

1
Chodijah Febriyani, “Bahaya Pornografi, Orangtua Wajib Pantau Anak Saat Bermain Internet”
rabu, 14 Juli 2021. Diakses dari: https://www.industry.co.id/read/89145/bahaya-pornografi-orangtua-
pornografi menyebabkan terjadinya perubahan pada kepribadian mereka, menjadi

pribadi yang malas sehingga dalam studi, terlihat adanya penurunan niat belajar, mudah

patah semangat dan berdampak pada prestasi mereka yang menurun, kemudian dalam

melakukan aktivitas yang lain para remaja Kristen cenderung kurang berminat sehingga

mereka tidak produktif. Selain dari pada itu pornografi membuat para remaja Kristen

susah mengambil keputusan, sehingga mereka cenderung mengikuti orang lain saja.

Kerusakan otak akibat pornografi membuat para remaja Kristen tidak mampu

berkonsentrasi dengan baik sehingga para remaja Kristen menjadi pribadi yang tidak

kreatif. Hal inilah yang perlu dipahami para remaja Kristen GEKISIA Ebenhaezer di

Tebing Kandang Bengkulu Utara mengenai bahaya Pornografi.

2. Membentuk Sikap, Nilai dan Perilaku yang Negatif

Oleh karena keterikatan para remaja Kristen dengan pornografi semakin membuat

keingintahuan para remaja Kristen yang tinggi terhadap seks, padahal seks bukanlah hal

yang prioritas pada masa remaja. Pornografi menciptakan sikap yang buruk dalam diri

para remaja Kristen, diamana para remaja Kristen menganggap bahwa terlibat dengan

pornografi/seks pada masa remaja adalah hal yang wajar-wajar saja. Kemudian

pornografi juga memberikan pengaruh buruk pada asumsi para remaja terhadap wanita,

wanita selalu menjadi objek seks dan menilai rendah para kaum wanita.

Kemudian pornografi juga membentuk prilaku yang negatif pada remaja, adanya

sikap yang kurang peduli atau empati terhadap dirinya dan orang lain seperti tidak
wajib-pantau-anak-saat-bermain-internet. Oline. Internet diakses pada Juli, 15, 2021.
menjaga kesehatan tubuhnya, tidak memikirkan masa depannya dan tidak menjaga

perkataan, serta tingkah laku sehingga tidak menjadi berkat bagi orang lain. Hal inilah

yang harus dipahami para remaja Kristen GEKISIA Ebenhaezer di Tebing Kandang

Bengkulu Utara mengenai bahaya pornografi.

3. Penyimpangan Seks

Seks sebenarnya bukanlah hal yang buruk atau jahat, seks merupakan anugerah

yang diberikan Allah untuk dinikmati oleh manusia. Seks merupakan sesuatu yang

wajar, baik dan Tuhanlah yang menciptakannya. Namun dalam Kekristenan seks dapat

dilakukan hanya dalam ikatan pernikahan. Jadi, seks dikhususkan dan dikuduskan Allah

untuk dinikmati manusia setelah pernikahan bukan pranikah. Namun keterlibatan para

remaja Kristen dengan pornografi memberikan pengruh yang buruk dalam kehidupan

mereka, para remaja Kristen tidak puas dengan menonton, membaca pornografi saja

melainkan pornografi mendorong para remaja Kristen untuk melakukan tindakan-

tindakan pornografi/pornoaksi yang dilakukan pada masa pranikah.

Tidak hanya sebatas itu saja, selain mendorong terjadinya seks pada masa

pranikah, pornografi juga mempengaruhi para remaja Kristen untuk melakukan

penyimpangan seks, seperti: onani, homoseksual, peodophil serta hyperseks. Dengan

demikian ini menjadi hal yang harus dipahami para remaja Kristen GEKISIA

Ebenhaezer di Tebing Kandang Bengkulu Utara berkenaan bahaya pornografi.


B. Upaya Remaja Kristen GEKISIA Ebenhaezer di Tebing Kandang Bengkulu

Utara Dalam Mengantisipasi Bahaya Pornografi

Berdasarkan hasil temuan makna teologis dalam 1 Korintus 6:18-20, maka penulis

akan menerapkannya bagi para remaja Kristen sebagai upaya antisipasi bahaya

pornografi di media massa.

1. Memahami Bahwa Remaja Kristen Harus Bebas Dari Dosa Percabulan.

Bebas merupakan suatu kondisi atau keadaan yang tidak terikat dengan apapun.2

Sedangkan percabulan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan perkara

cabul (tentang pelanggaran kesopanan). Maka pengertian harus bebas dari dosa

percabulan adalah suatu usaha yang harus dilakukan untuk lepas dari keterikatan

kekuatan-kekuatan dosa percabulan yang menekan, mengikat orang percaya sehingga

tidak lagi diperbudak oleh dosa percabulan. Ada banyak alasan orang percaya untuk

tidak mau lepas dari dosa percabulan, apalagi bagi seseorang yang terikat dengan

pornografi, hal inilah yang memperhambat seseorang tidak bisa lepas dari dosa

percabulan, karena masih menyenangi, menyukai, mencintai dan bergaul dengan

kehidupan lamanya (1 Kor. 5:9-11). Namun perlu diketahui oleh setiap orang percaya

yaitu sebagai orang yang telah ditebus dan telah menjadi anak-anak Allah, tidak boleh

lagi mencintai kehidupan lamanya, melainkan orang percaya harus melepaskan dan

meninggalkan kehidupan lamanya (Ef. 4:21-24). Orang percaya harus memahami

bahwa, orang yang masih tetap tinggal dalam kehidupan lamanya, yang tidak mau

2
Arti kata bebas, https://www.kbbi.co.id/arti-kata/bebas
meninggalkan kehidupan lamanya (percabulan) tidak akan mendapat bagian dalam

kerajaan Allah (Gal. 5:5).

Paulus begitu tegas menyampaikan nasihat berupa perintah, yang harus dikerjakan

oleh setiap orang percaya yaitu menjauhkan diri dari dosa percabulan. Menyelamatkan

diri dari keterikatan pornografi hanya dapat selamat atau lepas apabila para remaja

Kristen memiliki kesungguhan yang sungguh-sungguh melepaskan diri dari keterikatan

pornografi tersebut, hingga benar-benar lepas. Hal ini harus dilakukan setiap remaja

Kristen. Remaja Kristen harus menang dalam melawan keterikatannya dengan

pornografi, melawan disini bukan menghampiri dosa percabulan, melainkan menolaknya

dari pikiran, menjauhkan diri dari kumpulan percabulan dan hal-hal yang berpotensi

menjatuhkan para remaja Kristen ke dalam dosa percabulan.

Oleh karena itu, demikianlah para remaja GEKISIA Ebenhaezer di Tebing

Kandang Bengkulu Utara perlu memahami bahwa orang percaya harus bebas dari dosa

percabulan dengan memiliki kesungguh-sungguhan dalam melepaskan dosa percabulan

yaitu menolak penglihatan yang cabul, menolak pikiran yang cabul, menolak untuk

berbicara cabul, menolak atau memisahkan diri dari perkumpulan percabulan, sehingga

bebas dari dosa percabulan tersebut.

2. Memahami Tubuh Remaja Kristen adalah Bait Allah.

Bait Allah merupakan tempat suci sebagai bukti kehadiran Allah di tengah-tengah

umatNya. Bagi orang Yahudi Bait Allah disucikan khusus bagi Allah, diperuntukkan
khusus bagi tujuan suci saja, yaitu untuk beribadah kepada Allah secara langsung.3 Hal

inilah yang harus perlu dipahami para remaja Kristen bahwa rencana atau kehendak

Allah sajalah yang dikerjakan oleh setiap remaja Kristen yaitu menjaga kekudusan tubuh

yang telah ditetapkan Allah sebagai tempat kediaman Allah. Tinggalnya Roh Kudus

dalam tubuh orang percaya memberikan dampak yaitu terciptanya hubungan yang

spesial antara manusia dengan Allah (Gal. 4:6).

Perlu dipahami oleh para remaja Kristen bahwa Roh Kudus yang tinggal dalam

tubuh orang percaya tidak akan pernah undur meninggalkan tubuh tersebut karena

bersifat tetap, sekali menerima-Nya akan selamanya bersama orang percaya, itu artinya

tubuh orang percaya ada dalam perencanaan dan ketetapan Allah untuk menjadi tempat

Roh Kudus berdiam. Roh Kudus adalah suci, murni dan benar adanya, dalam

perencanaan dan ketetapan Allah tubuh orang percaya setelah menerima Yesus Kristus

yaitu merupakan tempat yang suci, murni dengan tanpa dinodai dengan hal-hal yang

bersifat kejahatan seperti percabulan dan sebagainya. Hal inilah yang menjadi alasan

Paulus menyampaikan kepada orang percaya bahwa orang percaya harus menjaga

kemurnian atau kekudusan tubuh orang percaya dengan tidak melihat, memikirkan,

melakukan percabulan dan tidak bergaul dengan orang-orang cabul.

Dengan demikian remaja GEKISIA Ebenhaezer di Tebing Kandang Bengkulu

Utara perlu memahami bahwa tubuh mereka adalah Bait Allah, artinya tubuh yang

remaja gunakan adalah tempat tinggal Allah dan hal ini dalam rencana dan ketetapan

Allah. Remaja harus menjaga kekudusan tubuhnya, sehingga tetap menjaga hubungan

3
Abraham Park, Imam Besar Kekal yang Dijanjikan dengan Sumpah (Depok: Yayasan Damai
Sejahtera Utama, 2017), 203.
atau relasi yang telah Allah perbuat melalui pengorbanan Yesus Kristus dan pengutusan

Roh Kudus di dalam Tubuh orang percaya. Dengan demikian, pemahaman yang dimiliki

remaja menjadi dasar untuk melepaskan diri dari kecanduan pornografi dan tindakan-

tindakan pornoaksi.

3. Memahami Bahwa Tubuh Remaja Kristen Adalah Milik Kristus.

Perlu dipahami setiap para remaja Kristen bahwa dalam rancangan Allah, Allah

mejadikan manusia menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1:26). Bahkan Allahlah yang

membentuk buah pinggang manusia, Allah membentuk manusia dengan tangan-Nya

sendiri (Maz. 139:12) itu artinya dapat dipahami bahwa Kristus sangat mencintai

manusia, terlebih orang-orang percaya. Maka dalam rancangan Allah dapat dilihat

bahwa Allah sungguh menghargai apa yang Allah jadikan, sehingga Allah Bapa

mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal sebagai penebus bagi manusia berdosa,

sehingga tidak mengalami kebinasaan melainkan hidup yang kekal (Yoh. 3:16).

Kebebasan merupakan hal yang dirindukan oleh setiap orang, melakukan apa saja

tanpa ada satu hukum yang menetang setiap tindakan dan perbuatan tersebut. Namun

berbeda dengan orang percaya, Alkitab menjelaskan tentang kehidupan orang percaya

sungguh berbeda dengan dunia ini, bahwa orang percaya adalah orang-orang yang telah

dibebaskan dari perhambaan akan dosa, sehingga orang percaya tidak lagi di bawah

hukum dosa melainkan dibawah hukum Kristus. Darah yang tercurah dan kematian

Yesus Kristus di kayu salib sebagai harga yang diberikan Allah untuk penebusan orang

berdosa. Hal ini ditekankan oleh Paulus kepada orang percaya supaya orang percaya
dapat memahami bahwa kemerdekaan atau pembebasan yang orang percaya alami

bukan digunakan untuk melakukan keinginan nafsu diri sendiri melainkan hanya

melakukan kehendak Tuannya yaitu Yesus Kristus.

Dengan demikian remaja GEKISIA Ebenhaezer di Tebing Kandang Bengkulu

Utara sangat perlu memahami bahwa tubuhnya adalah milik Kristus dengan arti, para

remaja tidak boleh memperlakukan tubuhnya dengan sembarangan atau mengikuti

keinginan hawa nafsunya, seperti hal remaja yang tidak mau melepaskan diri dari

kecanduan pornografi. Apabila para remaja masih dalam kecanduan pornografi itu

artinya para remaja belum sungguh-sungguh bertobat, orang yang tidak mau bertobat

akan mendapatkan hukuman yang kekal.

4. Memahami Bahwa Para Remaja Kristen Harus Mempermuliakan Allah


Dengan Tubuhnya

Orang percaya telah dibebaskan dari perbudakan akan dosa, dan orang percaya

tidak lagi terikat dengan hukuman dosa, semua itu dikerjakan oleh Tuhan Yesus dengan

pengorbanan-Nya di kayu salib dengan darah-Nya yang tercurah hingga kematian-Nya.

Artinya Allah begitu mengasihi, dan menghargai setiap orang percaya sebagai

kepunyaan-Nya. Roh Kudus yang di peroleh orang percaya dari Allah menjadikan orang

percaya memiliki hubungan yang baik lagi dengan Allah, seperti anak dan Bapa, hingga

setiap orang percaya adalah ahli kerajaan sorga. Orang percaya tidak lagi

memperlakukan tubuhnya dengan sembarangan, tubuh orang percaya bukan untuk

melihat, memikirkan, dan melakukan percabulan, sebab hal ini merupakan tindakan

yang menyakiti hati Allah dan tidak mempermuliakan Allah. Orang percaya tidak boleh
tercemar dan terpengaruhi oleh dunia ini lagi, orang percaya harus mempermuliakan

Allah dengan tubuhnya sebab orang percaya bukan berasal dari dunia ini melainkan

berasal dari sorga.

Melalui apa yang telah Tuhan Yesus perbuat dalam kehidupan setiap orang

percaya seharusnya orang percaya menyadari bahwa orang percaya dipilih dan

diselamatkan bukan untuk bebas melakukan keinginan nafsunya melainkan ada rencana

dan kehendak Allah dalam setiap hidup orang percaya. Secara mendasar tujuan rencana

Allah adalah kemuliaan-Nya.4 Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang percaya harus

membiarkan terang mereka bercahaya dan memuliakan Bapa di surga (Mat. 5:16).

Orang percaya dimatraikan dengan Roh Kudus untuk memuji kemuliaan-Nya.

Mempermuliakan Allah artinya setiap orang percaya menjadi garam dan terang di

tengah-tengah dunia, menjadi berkat bagi orang lain, sehingga dunia dapat merasakan

kasih Kristus sehingga banyak orang mengaku dengan lidah dan bertekuk lutut

menyembah bahwa Dialah Raja di atas segala raja.

Dengan demikian para remaja GEKISIA Ebenahezer di Tebing Kandang

Bengkulu Utara harus memahami bahwa tubuhnya bukan untuk hal-hal

percabulan/pornografi melainkan untuk tujuan dan kehendak Allah yaitu

mempermuliakan Allah dengan Tubuhnya, para remaja harus melepaskan diri dari

keterikatan pornografi dan berbalik kepada Allah melakukan tindakan-tindakan yang

dikehendaki Allah, melakukan tindakan-tindakan yang membawa kemuliaan bagi Allah,

4
Millard. J. Erickson, Teologi Kristen Volume 1, (Malang: Gandum Mas, 2004), 565
sehingga membawa banyak orang datang kepada Kristus dan mengaku, sujud dan

menyembah Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Raja di atas segala raja.

C. Sikap Antisipasi Remaja Kristen GEKISIA Ebenhaezer di Tebing Kandang


Bengkulu Utara Terhadap Pornografi Berdasarkan 1 Korintus 6:18-20

Bagian ini peneliti akan memaparkan sikap antisipasi para remaja Kristen terhadap

pornografi di media massa.

1. Membenci dan Menjauhi Dosa Pornografi

Membenci dan menjauhi sesuatu yang disenangi atau disukai diri sendiri (dosa

percabulan) merupakan tindakan yang susah untuk dilakukan, namun bukan berarti tidak

bisa. Firman Allah mengatakan bahwa orang percaya tidak terus-menerus berbuat dosa

sebab Anak Allah melindunginya dari pencobaan-pencobaan si jahat (1 Yoh. 5:18).

Ketidak mampuan manusia melakukan yang baik adalah akibat keberdosaan manusia,

karena manusia itu diperhamba oleh dosa. Kerusakan hati manusia karena dosa

menyebabkan ketidakmampuan manusia untuk melakukan hal yang menyenangkan

Allah. Artinya tanpa kelahiran baru (menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru

Selamat dalam hidupnya), sehingga menerima Roh Kudus untuk tinggal dalam tubuhnya

sebagai penolongnya, manusia tidak akan mampu menang dari perbudakan dosa dan

masuk dalam kerajaan sorga (Yoh. 3:3; 1 Yoh. 3:9). Maka orang yang masih terus-

menerus melakukan dosa dan menyukainya tidaklah mengerti tentang kerajaan sorga
karena belum mengalami kelahiran baru, sehingga tidak mampu membenci dan

menjauhi dosa.

Perlu diketahui dan dipahami setiap para remaja bahwa mereka harus optimisme

dalam menghadapi dosa percabulan, karena firman Allah mengatakan bahwa Yesus

Kristus telah mengatasi dosa, melalui kematian-Nya di kayu salib. Orang percaya telah

dibebaskan dari keasalahan dan hukuman dosa. Dengan demikain, upaya yang dilakukan

remaja GEKISIA Ebenahezer di Tebing Kandang Bengkulu Utara dalam menghadapi

pornografi ialah mengalami kelahiran baru dan bertobat serta terus-menerus berusaha

membenci dan menjauhi hal-hal yang berkaitan dengan percabulan/pornografi.

2. Meyakini Bahwa Tubuh Remaja Kristen adalah Bait Allah

Dalam hal ini perlu dipahami para remaja mengapa percaya bahwa tubuh orang

percaya adalah Bait Allah, Bait Allah di sini bukan merujuk kepada Bait Allah yang

diciptakan oleh tangan manusia melainkan kepada Bait Allah yang diciptakan oleh

Yesus Kristus, “Aku akan merubuhkan Bait Suci buatan manusia ini dan dalam tiga hari

akan Ku-dirikan yang lain, yang bukan buatan manusia (Mrk. 14: 58). Merubuhkan Bait

Suci yang dimaksudkan Tuhan Yesus bukanlah kepada Bait Suci yang di Yerusalem

pada saat itu, melainkan Tubuh-Nya sendiri (Yoh. 2:21). Hal ini adalah karya Kristus

bahwa Yesus dibunuh dan bangkit kembali pada hari yang ketiga, kematian Yesus telah

menggantikan Bait Suci yang di Yerusalem sehingga menimbulkan yang lain (orang

percaya) (Mat. 18:20). Seseorang yang telah menerima Yesus Kristus dalam hidupnya,
dan Roh Kudus di dalam tubuhnya disebut adalah Karya Kristus yaitu Bait Allah yang

baru (Yoh. 14:20,23).

Hal di atas menjadi alasan mengapa setiap para remaja harus meyakini bahwa

tubuhnya adalah Bait Allah. Tepat yang disampaikan oleh Paulus bahwa tubuhmu

adalah bait Allah (1 Kor. 18:19) Paulus begitu semangat menyampaikan kembali hal ini

kepada orang percaya, supaya orang percaya meyakini bahwa tubuh yang digunakan

orang percaya adalah Bait Allah. Dengan orang percaya meyakini hal tersebut, Paulus

memiliki harapan yang besar kepada orang percaya bahwa mereka akan menjauhi dosa

percabulan yang mengakibatkan pecemaran terhadap tubuh orang percaya menjadi tidak

kudus. Karena Tuhan Yesus memiliki maksud mengapa Ia sampai mati di kayu salib.

Kematian Tuhan Yesus di kayu salib ialah untuk menyucikan kembali Bait Allah buatan

tangan manusia (Yoh. 2:13-17) dengan menggantikannya menjadi setiap tubuh orang

percaya.

Oleh karena itu para remaja GEKISIA Ebenhaezer di Tebing Kandang Bengkulu

Utara perlu memahami dan meyakini bahwa tubuhnya adalah Bait Allah sebagai upaya

para remaja dalam menghadapi percabulan/pornografi yang mampu mencemari tubuh

remaja sebagai Bait Allah yang kudus.

3. Hidup dan Berprilaku Sebagai Milik Kristus

Kekudusan Allah ialah kemurnian atau kebaikan-Nya yang mutlak, Allah tidak

tercemar oleh kejahatan yang ada di dunia ini.5 Dalam Alkitab dijelaskan bahwa orang

5
Millard J. Erickson, Teologi Kristen Volume 1, (Malang: Gandum Mas, 2004), 455
percaya harus seperti Allah, maka kehidupan orang yang menjadi milik Kristus haruslah

kudus. Paulus menjelaskan bahwa orang yang menjadi milik Kristus harus memisahkan

diri dari hal-hal yang yang najis dan menjadi kudus (2 Kor. 6:14-7:1).

Hidup sebagai milik Kristus ialah kehidupan yang telah dimenangkan,

dimerdekakan oleh Kristus melalui pembelian dengan darah-Nya. Hal tersebut

mengarahkan orang percaya pada janji untuk membuat tubuhnya tunduk kepada

anugerah Allah, dan menjadikannya menuruti perintah-perintah Allah. Seperti apa yang

Paulus sampaikan kepada orang percaya ’’sebab seperti kamu yang dahulu yang telah

menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada kecemaran dan kedurhakaan yang

membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian halnya kamu sekarang harus

menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa

kamu kepada pengudusan” (Rm. 6:19). Paulus begitu keras mengingatkan orang percaya

bahwa apabila mereka berprilaku yang membinasakan Bait Allah (melakukan

percabulan), maka Allah akan membinasakan dia. Sebab Bait Allah adalah kudus dan

Bait Allah itu adalah kamu (1 Kor. 3:17). Hal inilah yang harus dilakukan setiap orang

percaya yaitu hidup kudus dan berprilaku yang benar (menjauhkan diri dari segala

kejahatan), dengan tidak terpengaruh akan dunia ini.

Dengan demikian, upaya yang dilakukan para remaja GEKISIA Ebenhaezer di

Tebing Kandang Bengkulu Utara dalam menghadapi pornografi di media massa ialah

dengan berusaha memahami dan menjalankan kehidupan yang tunduk akan ketetapan-

ketetapan Allah sehingga sampai pada pengudusan yang sempurna.


4. Memiliki Tekad Untuk Selalu Mempermuliakan Allah

Memiliki pengertian dan pemahaman yang kompleks tentang kehendak Allah bagi

orang percaya tidaklah cukup melainkan harus sampai pada tahap melakukan kehendak

Allah. Menjalani kehidupan yang tidak ada kemauan dan kesungguh-sungguhan untuk

mempermuliakan Allah merupakan hal tidak berkenan di hadapan Allah (Rm. 8:8).

Tujuan utama atau hal yang paling diprioritaskan orang percaya ialah mengasihi Allah

dengan dibuktikan melalui kelakuan dan perbuatan yang selalu berusaha

mempermuliakan Allah. Kehidupan remaja Kristen bukan lagi tentang dirinya

melainkan tentang Kristus. Segala sesuatu yang remaja Kristen perbuat, bukan hal-hal

yang untuk kesenangan diri sendiri, bukan mengikuti hawa nafsu atau kedagingan

melainkan hal-hal yang untuk kemuliaan Allah dan mengikuti serta melakukan

ketetapan-ketepan Allah.

Dalam kehidupan remaja Kriten seharusnya dirinya memiliki tekad yang kuat

untuk menghasilkan buah-buah kebenaran, dengan tanpa berputus asa dalam

melakukannya sehingga mencapai keberhasilan (serupa dengan Kristus). Menjalani

kehidupan tanpa tujuan yang benar adalah kesia-siaan (kebinasaan), namun memiliki

kesungguhan mencapai tujuan untuk mempermuliakan Allah adalah kepastian yaitu

mendatangkan kemenangan.

Dengan demikian, upaya yang harus dilakukan remaja GEKISIA Ebenhaezer di

Tebing Kandang Bengkulu Utara dalam menghadapi pornografi ialah memiliki tekad

dan secara sungguh-sungguh melakukan tindakan-tindakan yang mempermuliakan

Allah. Para remaja harus meninggalkan kehidupan yang terikat dengan pornografi,
keinginan daging atau hawa nafsu berpaling kepada tindakan yang selalu memuji dan

mempermuliakan Allah.

D. Dampak Penerapan Antisipasi Bahaya Pornografi di Media Masa Kalangan


Remaja Kristen GEKISIA Ebenhaezer di Tebing Kandang Bengkulu Utara

Berikut ini peneliti akan memaparkan beberapa dampak yang dialami kalangan

para remaja GEKISIA Ebenhaezer di Tebing Kandang Bengkulu Utara jika menerapkan

antisipasi bahaya pornografi di media massa, adapun dampak yang dialami:

1. Bagi Diri Sendiri

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan dampak bagi diri para remaja jika

melakukan antisipasi pornografi dalam dirinya sendiri sebagai berikut:

a. Peningkatan Prestasi

Keterikatan dengan pornografi menimbulkan sifat malas bagi remaja,

terkhususnya dalam belajar. Apabila para remaja menerapkan firman Tuhan menurut 1

Korintus 6:18-20 dalam menghadapi pornografi, maka para remaja akan memperoleh

kemenangan di dalam Kristus, dengan bertobat sungguh-sungguh dan memiliki tekad

yang kuat untuk lepas dari dosa percabulan. Dengan pemahaman yang dimiliki para

remaja mengenai pornografi bahwa pornografi dapat merusak tubuh dan masa depannya

maka para remaja meninggalkan pornografi dan mengarah kepada hal yang positif yaitu

mempersiapkan masa depannya dengan meningkatkan usaha belajar secara maksimal.


Dengan demikian, dampak dari antisipasi akan pornografi yaitu menjadi pribadi

yang memiliki pemahaman yang benar mengenai kehidupan orang percaya, yang

mengarahkan hidupnya kepada tujuan-tujuan Allah.

b. Memiliki Hubungan Sosial yang Baik

Pertobatan yang sungguh-sungguh mengubah pola kehidupan orang yang percaya.

Setelah para remaja memiliki pemahaman yang benar dan menerapkan antisipasi bahaya

pornografi di media massa, maka hal tersebut memberikan dampak kedalam kehidupan

para remaja dimana para remaja mengerti bahwa hidup orang percaya bukanlah

mengutamakan kehendak diri sendiri melainkan melakukan kehendak Kristus yaitu

menjalin relasi dengan tubuh Kristus yang lain karena setiap orang percaya adalah tubuh

Kristus (1 Kor. 3:16). Dengan demikian para remaja Kristen memberikan dampak positif

dengan orang lain, memberikan pemahaman dan dampak bahaya pornografi,

berkomunikasi yang baik (tidak berbicara kotor) dengan orang lain, memberikan teladan

dalam tindakan sehari-hari, melalui hal ini semua para remaja Kristen tentu disenangi

oleh banyak pihak dan kalangan keluarga, sekolah dan gereja.

c. Memiliki Kesehatan yang Baik

Kesehatan adalah hal yang penting dalam kehidupan ini, apabila tidak memiliki

kesehatan yang baik, maka seseorang tidak akan produktif dalam menjalani

kehidupannya. Maka menjaga kesehatan tubuh adalah hal yang harus dilakukan setiap

manusia. Hal yang perlu diketahui setiap remaja Kristen bahwa keterikatan seseorang
dengan pornografi memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan seseorang tersebut,

seperti tubuh cepat letih, terjadi kerusakan otak sehingga tidak mampu

berkonsentrasi/berpikir dengan baik. Namun apabila para remaja Kristen menerapkan

upaya antispasi terhadap pornografi sehingga terlepas dari kecanduan pornografi, para

remaja Kristen memiliki kesehatan yang baik, seperti tubuh kuat dan otak yang sehat,

dengan hal ini para remaja Kristen mampu bekerja atau melakukan aktivitasnya dengan

baik, apapun yang dilakukannya berjalan dengan efektif.

d. Menjadi Pribadi yang Sabar

Buah- buah Roh akan nampak apabila seseorang telah menerima Tuhan Yesus dan

meyakini Roh Kudus tinggal di dalam tubuhnya. Salah satunya ialah kesabaran, akan

menjadi bagian dalam kehidupan seseorang tersebut. Dengan melakukan pemahaman

yang telah dimiliki para remaja mengenai antisipasi bahaya pornografi maka para remaja

berusaha menjaga kekudusan hidupnya dengan tidak lagi marah-marah tanpa alasan

yang benar, tidak lagi berusaha mencapai yang remaja inginkan dengan marah-marah

melainkan telah menyadari bahwa kehidupan ini bukan lagi tentang dirinya yang

mengutamakan keinginan para remaja, melainkan tentang Kristus, sehingga yang

nampak dari kehidupan para remaja ialah Kristus. Kasih Kristus menghapus segala sifat

kemarahan dalam diri para remaja menjadi pribadi yang sabar.


2. Bagi Keluarga

Penerapan dasar Alkitabiah menurut 1 Korintus 6:18-20 sebagai antisipasi bahaya

pornografi di media massa juga memberikan dampak bagi keluarga para remaja sebagai

berikut:

a. Hubungan Keluarga Menjadi Harmonis

Oleh karena pemahaman yang dimiliki para remaja mengenai dasar Alkitabiah

dalam menghadapi pornografi memberikan dampak perubahan pada pemikiran mereka,

bahwa mereka harus mempermuliakan Allah dengan tubuh mereka. Para remaja mulai

memperbaiki hubungannya dengan keluarga dibuktikan melalui hal-hal yang dicapai

oleh para remaja, para remaja tidak lagi berkata kotor kepada orang lain, dan tidak lagi

menjadi pribadi yang ekslusif melainkan berkata-kata dengan lemah lembut dan

memiliki keterbukaan dengan keluarganya. Dengan demikian melalui tindakan-tindakan

para remaja yang mengarah kepada hal yang baik diresponi oleh anggota-anggota

keluarga sehingga terciptalah hubungan keluarga yang harmonis. Hubungan keluarga

yang harmonis merupakan dampak yang perlu dipahami oleh para remaja, apabila para

remaja GEKISIA Ebenhaezer di Tebing Kandang Bengkulu Utara memahami dan

menerapkan dasar Alkitabiah menurut 1 Korintus 6:18-20 sebagai antisipasi bahaya

pornografi di media massa.


b. Membanggakan Keluarga

Keterikatan para remaja dengan pornografi merupakan hal yang bukan

membanggakan keluarga melainkan menjadi hal yang mengecewakan bagi keluarga.

Namun oleh karena pemahaman dan tingkalaku remaja telah mengarah kepada hal yang

baik menjadi alasan keluarga bangga kepada para remaja. Para remaja yang mampu

menjaga kekudusan hidup, dan mampu mengontrol diri sehingga tidak terpengaruh

dengan lingkungan yang buruk, sehingga kehidupan yang menjadi berkat bagi

lingkungannya membuat keluarga bangga akan kehadiran dan perubahan para remaja

tersebut. Dengan demikian, hal ini yang perlu dipahami bahwa apabila para remaja

GEKISIA Ebenhaezer di Tebing Kandang Bengkulu Utara memahami dan menerapkan

dasar Alkitabiah yang benar dalam menghadapi pornografi di media massa bahwa para

remaja membanggakan keluarga mereka.

E. Rangkuman

Hal yang menjadi pembahasan pada bab ini ialah upaya menyelesaikan

problematika para remaja GEKISIA Ebenhaezer di Tebing Kandang Bengkulu Utara

dalam menghadapi pornografi di media massa terjawab melalui dasar Alkitabiah

menurut 1 Korintus 6:18-20. Dalam teks ini terdapat ada beberapa sikap yang perlu

dipahami para remaja seperti: mampu membenci dan menjauhi dosa, meyakini tubuhnya

adalah Bait Allah, berperilaku sebagai milik Kristus, memiliki tekad yang selalu

mempermuliakan Allah dengan tubuhnya.


Para remaja Kristen GEKISIA Ebenahezer di Tebing Kandang Bengkulu Utara

perlu menerapkan upaya antisipasi terhadap pornografi seperti: memahami bahwa orang

percaya harus bebas dari dosa percabulan, memahami tubuh orang percaya adalah Bait

Allah, memahami bahwa tubuhnya adalah milik Kristus, memahami bahwa orang

percaya mempermuliakan Allah dengan Tubuhnya. Upaya ini harus dipahami dan

diterapkan para remaja dalam kehidupan mereka.

Dengan demikian akan berdampak bagi para remaja Kristen dalam diri mereka

sendiri, mereka akan mengalami: peningkatan prestasi, memiliki hubungan sosial yang

baik, menjadi pribadi yang sabar, serta kesehatan yang baik. Dalam keluarga para remaja

memiliki hubungan keluarga yang harmonis dan membanggakan keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai