Lakukan wawancara kepada orangtuamu dantuliskan jawaban mereka dalam tabel wawancara.
No Pertanyaan Jawaban
2 Dengan orang seperti apa sebaiknya pacaran? Satu Tuhan, satu iman, satu
baptisan. Hal yang terpenting
adalah dengan orang yang percaya.
Selain itu, dengan orang yang baik
yang dapat memberikan pengaruh
baik juga dalam hidup.
3 Apakah norma/aturan untuk berpacaran? Tetap menjaga kekudusan dan
tidak memberi pengaruh buruk.
4 Apakah pacar harus menjadi suami/istri kelak? Pacaran adalah masa pengenalan
dan persiapan menikah. Jadi, ketika
kita sudah berpacaran seharusnya
menikah juga kelak. Namun,
terkadang kita bisa salah memilih
pasangan. Mungkin kita sudah
berpacaran dengan seseorang,
namun jika Tuhan tidak
menghendaki ia menjadi pasangan
maka kita tak bisa berbuat apa apa.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah kamu lakukan minggu ini, jawab pertanyaan berikut:
1. Uraikan pendapatmu dengan ayat-ayat berikut dalam kaitannya dengan hasil wawancara dengan
orangtuamu
a. 1 Korintus 3:16-17, 6:18-20
Ayat ini sangat mengambarkan apa yang telah dikatakan oleh orangtua saya. Orangtua saya berkata
bahwa dalam pacaran kita harus tetap menjaga kekudusan tubuh, jangan sampai melakukan hal-hal
yang diluar batas dan merusak kekudusan tubuh sebagai bait Allah.
b. Roma 1:24-29
Kita harus memghindari hawa nafsu dalam sebuah hubungan karena hal ini dapat merusakan
kebenaran Allah dan Allah tidak menyukainya. Selain itu pacaran yang benar adalah antara laki-
laki dan perempuan, bukan dengan sesama jenis. Sebab Allah dari semula juga menciptakan laki-
laki dan perempuan, yaitu adam dan hawa
2. Bagaimanakah pendapatmu terhadap hubungan cinta
a. Simson dan Delila
Melalui kisah Simson, kita belajar untuk selalu berhati-hati di dalam bergaul dengan orang-orang
di sekitar kita. Jangan langsung mudah untuk jatuh cinta, karna Ada cinta yang baik dan tulus, yang
bisa membantu kita menjadi orang yang lebih baik. Namun, sebaliknya, ada juga cinta yang
munafik seperti Delila yang dapat menjerumuskan kita ke dalam hal-hal yang negatif.
b. Rut dan Boas
Kisah Boas yang rela menikahi janda sederhana seperti Rut mengajarkan kita arti ketulusan dan
pengorbanan dalam mencintai. Apa yang dilakukan oleh Boas sungguh merupakan sebuah
pengorbanan, tanggung jawab, dan kesetiaan yang luar biasa. Dan, pengorbanan Boas pun tidaklah
sia-sia. Tuhan memberkati keluarga Boas dan Rut, sehingga mereka melahirkan seorang anak laki-
laki yang kemudian menjadi nenek moyang Raja Daud, bahkan nenek moyang Sang Mesias! Nama
Boas juga muncul dalam daftar silsilah Tuhan Yesus
c. Yusuf dan Maria
Ketika Maria mengandung Yesus dari Roh Kudus, Yusuf menghindari untuk menceraikan Maria
secara terang-terangan demi menjaga nama baik dan keselamatan Maria. Pada masa itu, apabila
seorang perempuan melakukan zina dengan laki-laki lain yang bukan pasangannya, pasangannya
itu berhak untuk menceraikan dia secara terang-terangan dan sang perempuan akan dirajam sampai
mati. Namun, Yusuf tidak melakukan hal itu karena dia mencintai Maria dan takut akan Allah.
Yusuf membuktikan cintanya kepada Maria dengan cara menghormati, melindungi, dan
menikahinya. Ketika orang-orang jahat mencari-cari mereka untuk membunuh bayi Yesus, mereka
saling menopang melewati segala tantangan.
Apakah yang dapat diteladani dari hubungan mereka?
Dari kisah cinta Simson dan Delila, kita dapat belajar tentang pentingnya kepercayaan. Dari kisah Maria
dan Yusuf, kita belajar tentang kesetiaan, keberanian, dan kepercayaan kepada Tuhan. Dari kisah Rut dan
Boas, kita belajar tentang kesetiaan, kerendahan hati, dan kemurahan hati. Secara keseluruhan, kita dapat
belajar tentang nilai-nilai seperti kepercayaan, kesetiaan, pengorbanan, dan kerendahan hati dalam
hubungan cinta.
3. Apa yang harus lakukan sekarang berkaitan dengan hasil wawancara dengan orangtuamu dan dari
pertanyaan No 1 & 2 ?
Saat hendak menjalin sebuah hubungan, ada baiknya untuk kita memilih pasangan yang baik, yang mampu
membawa kita menjadi pribadi yang lebih baik juga. Begitu pun kita, saat kita menjadi pasangan orang
lain, kita pun harus mampu membawanya menjadi pribadi yang lebih baik. Sama-saling mengingatkan dan
menjadi pasangan yang takut akan Tuhan. Tidak melalukan apa yang tidak baik dihadapanNya.
4. Rumuskan kesimpulanmu!
Ketika Maria mengandung Yesus dari Roh Kudus, Yusuf menghindari untuk menceraikan Maria secara
terang-terangan demi menjaga nama baik dan keselamatan Maria. Pada masa itu, apabila seorang
perempuan melakukan zina dengan laki-laki lain yang bukan pasangannya, pasangannya itu berhak untuk
menceraikan dia secara terang-terangan dan sang perempuan akan dirajam sampai mati. Namun, Yusuf
tidak melakukan hal itu karena dia mencintai Maria dan takut akan Allah. Yusuf membuktikan cintanya
kepada Maria dengan cara menghormati, melindungi, dan menikahinya. Ketika orang-orang jahat mencari-
cari mereka untuk membunuh bayi Yesus, mereka saling menopang melewati segala tantangan.
h. Buatlah kesimpulan!
Yang ada pada diri Amnon bukanlah cinta, melainkan nafsu. hawa nafsu yang ada pada diri Amnon
tidak dapat di kontrol karena ia tidak punya rasa takut akan Tuhan. Jika ia adalah orang yang takut
akan Tuhan, tentu ia tidak akan melakukannya. Perilaku dosa ini sangat berdampak buruk
kedepannya, untuk kedua belah pihak, dan ini akan membuat terputusnya hubungannya dengan
sesamanya Tamar. Untuk itu, kita perlu mengandalkan Tuhan dalam menjalin suatu hubungan agar
tidak berdampak buruk. Dari kisah ini juga kita belajar bahwa kita harus dapat memilih seorang
sahabat yang baik, yang tidak memberi pengaruh negatif kepada kita. Tidak seperti, Yonadab,
sahabat Amnon yang memberikan Amnon ide jahat.