Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman BAB XIV

ETIKA SEKS DAN PERNIKAHAN

A. Pendahuluan
1. Definisi Etika Seksual
Adalah nilai/norma-norma etis yang perlu diindahkan dalam perilaku seksual manusia,
khususnya dalam hal ini adalah orang Kristen, dimana nilai-nilai itu dibangun
berdasarkan Firman Tuhan/Alkitab.

2. Beberapa Pandangan Pokok tentang Seks


a. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan segambar dengan Allah, diberkati,
beranak cucu, sepadan dan sungguh amat baik karena itu, seks dan pernikahan
hanya dapat dilakukan pria dan wanita, bukan sesame jenis (homoseks/lesbian).
b. Seks dinilai Allah sangat baik/kudus dan alamiah sehingga seks harus diatur sesuai
dengan norma-norma Allah dalam Alkitab.
c. Dorongan seks berasal dari Allah, maka tak boleh dicap tidak rohani.
d. Seks dapat dipuaskan dalam persetubuhan dan hal ini hanya dapat dilakukan bila
sudah terikat dalam suatu hubungan yang disebut pernikahan.
Sebelum membahas mengenai pernikahan, akan dibahas etika dalam berpacaran dan
bagaimana memilih teman hidup.

B. Bagaimana Memilih Teman Hidup


1. Mencari Kehendak Allah
a. Menggunakan Alkitab sebagai buku nujum
Meskipun salah, masih ada orang-orang Kristen yang menggunakan cara ini.
b. Pergi pada orang-orang yang bernubuat untuk minta dinubuatkan
c. Minta tanda

2. Memilih Orang yang Seiman


Firman Allah dengan tegas dan jelas memerintahkan kita untuk tidak memilih teman
hidup yang tidak bertuhankan Kristus (II Korintus 6:14,15)

3. Memilih Orang yang Dewasa


Kita sebaiknya memilih pasangan yang dewasa secara kepribadian dan rohani sehingga
dapat berpikir dengan baik. Untuk itu, kita juga dituntut untuk menjadi seseorang yang
dewasa.
4. Peranan Orang Tua
Orang tua adalah anugerah Allah bagi kita dan mereka pun digunakan Allah di dalam
memilih teman hidup. Karena itu pandangan dan tanggapan orang tua merupakan hal
yang harus dijadikan pertimbangan.

5. Berserah & Iman Kepada Allah


Merupakan faktor yang terpenting yaitu berdoa dan menyerahkan diri kepada Allah.
Disamping berusaha sebaik mungkin memilih teman hidup dengan kemampuan dan
kebijaksanaan yang Allah berikan kepada kita, kita tetap mengakui bahwa kita tidak
maha tahu dan Allah saja yang Maha Tahu. Kita yakin bahwa jika kita menyerahkan diri
kepada Allah, Ia yang mengasihi anak-anakNya akan mengatur apa saja yang kita alami
sedemikian rupa sehingga semuanya itu terjadi demi kebaikan kita.

C. Etika Berpacaran/Pranikah
1. Tahap Hubungan Muda/Mudi
a. Masa Pertemanan
Di sinilah terjalin pergaulan seluas-luasnya tanpa ada rasa cinta eros.
b. Masa Persahabatan
Di sinilah terjalin suatu hubungan yang lebih dekat, saling mengenal dengan lebih
dekat dan dalam serta saling mengasihi dalam suka dan duka, namun belum ada rasa
cinta eros.
c. Masa Pacaran
Dalam masa ini kedua belah pihak sudah memiliki eros dan mempunyai suatu
komitmen untuk saling menjadi kekasih dengan berusaha saling mengenal dan
mengasihi dalam lagi. Namun ingat, bagi muda-mudi Kristen, masa pacaran adalah
masa perkenalan roh dan jiwa bukan tubuh. Artinya belum saatnya kita melakukan
hubungan seksual pada masa ini.
d. Masa Tunangan
Masa ini lebih serius daripada pacaran, pasangan sudah merencanakan akan adanya
suatu pernikahan. Dalam masa ini tetap tidak diperbolehkan melakukan hubungan
seksual.
e. Masa Pernikahan
Disinilah pasangan dapat mengenal pasangannya secara utuh dan menyeluruh baik
secara roh, jiwa dan tubuh dan mereka menjadi satu.

2. Keintiman
Keintiman dalam masa pacaran dipengaruhi oleh faktor waktu yang bersifat ditimbun
(kumulatif) dan tempat dimana kita berpacaran serta cara kita berpacaran.
a. Dari segi waktu, karena sifatnya yang ditimbun, keintiman antara dua orang yang
sudah berpacaran dua atau tiga tahun lebih tinggi, sehingga godaan untuk
melakukan hubungan seksual lebih tinggi.
b. Jangan memilih tempat yang rahasia, karena godaan akan lebih tinggi pada tempat
yang rahasia.
3. Pintu Masuk Rangsangan bagi Pria dan Wanita
a. Bagi pria
1) Mata
2) Tangan/jari-jari
3) Imaginasi
b. Bagi wanita
1) Kulitnya yang diraba
2) Telinga
3) Imaginasi

4. Beda Respons terhadap Ransangan


a. Wanita=Puas
Bila diraba, dicium, dirayu dan dipeluk oleh pacarnya akan terangsang dan setelah itu
ia merasa puas.
b. Pria=Buas
Bagi pria, semakin terangsang bukannya puas, namun makin buas.

5. Akibat Seks di Luar Pernikahan


a. Akibat langsung
Kedua belah pihak akan kehilangan kebanggaan akan dirinya sendiri. Si gadis
sekarang merasa murahan dan tidak suci lagi. Si pria merasa dirinya egois dan
mementingkan diri sendiri.
b. Akibat jangka panjang
1) Hubungan putus
2) Tanda fisik
3) Hubungan tetap dilanjutkan sampai ke pernikahan dengan terpaksa, karena
beberapa alasan/pertimbangan.
4) Kalau sudah hamil, dapat berbuat dosa (aborsi).

D. Dampak Positif bagi yang Menikah dan Membujang


a. Dampak positif menikah
1) Mereka mempunyai seorang teman hidup.
2) Kesukaan dan kebanggaan membesarkan anak.
3) Tanggung jawab hidup dibagi dan ditanggung bersama.
4) Kepuasan seksual.
5) Teman kea rah kedewasaan.

b. Dampak positif membujang


1) Kebebasan dalam penggunaan uang dan waktu.
2) Kebebasan menentukan tempat hidup, bekerja dan memenuhi keinginan-
keinginan pribadinya.
3) Bebas dari orang yang berkeberatan terhadap sifat-sifat buruknya.
4) Bebas dalam pelayanannya bagi Allah.

E. Pernikahan
1. Definisi Pernikahan Kristen
Pernikahan Kristen adalah perpaduan (bukan perpecahan) dan komitmen tak bersayrat
untuk memasuki gerbang pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita yang
sudah lahir baru serta Tuhan Yesus sebagai kepala dalam rumah tangga yang memberi
makna, arahan dan bimbingan bagi kedua insan tersebut yang tak bisa dibatalkan kecuali
dengan kematian.

2. Tujuan Pernikahan
Terdapat dalam Kejadian 2:18-24, yang intinya:
a. Karena tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja.
b. Karena manusia memerlukan seorang penolong yang sepadan dengan dia.

3. Janji Pernikahan
a. Janji pernikahan untuk menjamin hari esok, yang tidak diingkari.
b. Untuk menjamin kesetiaan masing-masing sebagaimana Firman Tuhan.

4. Kunci Hidup Pernikahan Kristen yang Bahagia


a. Hidup takut akan Tuhan:
1) Komunikasi dengan Tuhan yaitu dengan berdoa dan merenungkan Firman Tuhan
2) Melakukan Firman Tuhan
3) Menjalin persekutuan/komunikasi yang baik sesame anggota keluarga sesuai
dengan Firman Tuhan
b. KOmunikasi dengan pasangan yang mencakup:
1) Komunikasi roh (bersukutu dalam Tuhan bersama)
2) Komunikasi jiwa (menyelaraskan pikiran)
3) Komunikasi tubuh (melakukan persetubuhan demi kebahagiaan)

5. Tiga Masa dalam Pernikahan


a. Bulan Madu
b. Masa konflik (dibagi menjadi dua fase):
1) Fase dilusi
Di fase ini mereka ingin mengubah pasangan agar menjadi seperti yang mereka
kehendaki, padahal tidak bisa.
2) Fase putus asa
Mereka mulai merasa putus asa karena tidak mendapatkan apa yang mereka
idam-idamkan.

c. Masa Dewasa
Inilah puncak pernikahan, mereka dapat menerima satu sama lain dengan apa
adanya dan mengetahui kekurangan serta kelebihan dari masing-masing pasangan.

Anda mungkin juga menyukai