A. Pendahuluan
1. Definisi Etika Seksual
Adalah nilai/norma-norma etis yang perlu diindahkan dalam perilaku seksual manusia,
khususnya dalam hal ini adalah orang Kristen, dimana nilai-nilai itu dibangun
berdasarkan Firman Tuhan/Alkitab.
C. Etika Berpacaran/Pranikah
1. Tahap Hubungan Muda/Mudi
a. Masa Pertemanan
Di sinilah terjalin pergaulan seluas-luasnya tanpa ada rasa cinta eros.
b. Masa Persahabatan
Di sinilah terjalin suatu hubungan yang lebih dekat, saling mengenal dengan lebih
dekat dan dalam serta saling mengasihi dalam suka dan duka, namun belum ada rasa
cinta eros.
c. Masa Pacaran
Dalam masa ini kedua belah pihak sudah memiliki eros dan mempunyai suatu
komitmen untuk saling menjadi kekasih dengan berusaha saling mengenal dan
mengasihi dalam lagi. Namun ingat, bagi muda-mudi Kristen, masa pacaran adalah
masa perkenalan roh dan jiwa bukan tubuh. Artinya belum saatnya kita melakukan
hubungan seksual pada masa ini.
d. Masa Tunangan
Masa ini lebih serius daripada pacaran, pasangan sudah merencanakan akan adanya
suatu pernikahan. Dalam masa ini tetap tidak diperbolehkan melakukan hubungan
seksual.
e. Masa Pernikahan
Disinilah pasangan dapat mengenal pasangannya secara utuh dan menyeluruh baik
secara roh, jiwa dan tubuh dan mereka menjadi satu.
2. Keintiman
Keintiman dalam masa pacaran dipengaruhi oleh faktor waktu yang bersifat ditimbun
(kumulatif) dan tempat dimana kita berpacaran serta cara kita berpacaran.
a. Dari segi waktu, karena sifatnya yang ditimbun, keintiman antara dua orang yang
sudah berpacaran dua atau tiga tahun lebih tinggi, sehingga godaan untuk
melakukan hubungan seksual lebih tinggi.
b. Jangan memilih tempat yang rahasia, karena godaan akan lebih tinggi pada tempat
yang rahasia.
3. Pintu Masuk Rangsangan bagi Pria dan Wanita
a. Bagi pria
1) Mata
2) Tangan/jari-jari
3) Imaginasi
b. Bagi wanita
1) Kulitnya yang diraba
2) Telinga
3) Imaginasi
E. Pernikahan
1. Definisi Pernikahan Kristen
Pernikahan Kristen adalah perpaduan (bukan perpecahan) dan komitmen tak bersayrat
untuk memasuki gerbang pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita yang
sudah lahir baru serta Tuhan Yesus sebagai kepala dalam rumah tangga yang memberi
makna, arahan dan bimbingan bagi kedua insan tersebut yang tak bisa dibatalkan kecuali
dengan kematian.
2. Tujuan Pernikahan
Terdapat dalam Kejadian 2:18-24, yang intinya:
a. Karena tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja.
b. Karena manusia memerlukan seorang penolong yang sepadan dengan dia.
3. Janji Pernikahan
a. Janji pernikahan untuk menjamin hari esok, yang tidak diingkari.
b. Untuk menjamin kesetiaan masing-masing sebagaimana Firman Tuhan.
c. Masa Dewasa
Inilah puncak pernikahan, mereka dapat menerima satu sama lain dengan apa
adanya dan mengetahui kekurangan serta kelebihan dari masing-masing pasangan.