Anda di halaman 1dari 5

SAKRAMEN PERKAWINAN

Perkawinan adalah persekutuan antara seorang pria dan seorang wanita, yang terjadi karena
persekutuan pribadi, yang tak dapat ditarik kembali dan harus diarahkan kepada saling mencintai
sebagai suami istri, kepada pembangunan keluarga dan oleh karenanya menuntut kesetiaan yang
sempurna, suami istri dipersatukan Allah, perkawinan dikehendaki Allah. Kej 2:18; 1:28.

Perkawinan sebagai sakrmen artinya tanda dan sarana kehadiran Allah dalam diri suami-istri,
yang dengan tanda itu rahmat sungguh dihadirkan. Pernikahan seperti Imamat, adalah suatu sakramen
yang mengkonsekrasi penerimanya guna suatu misi khusus dalam pembangunan Gereja, serta
menganugerahkan rahmat demi perampungan misi tersebut. Sakramen ini, dipandang sebagai suatu
tanda cinta-kasih yang menyatukan Kristus dengan Gereja, menetapkan di antara kedua pasangan suatu
ikatan yang bersifat permanen dan eksklusif, yang dimeteraikan oleh Allah.
Dengan demikian, suatu pernikahan antara seorang pria yang sudah dibaptis dan seorang wanita yang
sudah dibaptis, yang dimasuki secara sah dan telah disempurnakan dengan persetubuhan, tidak dapat
diceraikan.

Demi kesahan suatu pernikahan, seorang pria dan seorang wanita harus mengutarakan niat dan persetu-
juan-bebas untuk saling memberi diri seutuhnya, tanpa memperkecualikan apapun dari hak-milik esen-
sial dan maksud-maksud perkawinan. Jika salah satu dari keduanya adalah seorang Kristen non-Katolik,
maka pernikahan mereka hanya dinyatakan sah jika telah memperoleh izin dari pihak berwenang terkait
dalam Gereja Katolik. Jika salah satu dari keduanya adalah seorang non-Kristen, maka diperlukan izin
dari pihak berwenang terkait demi sahnya pernikahan.
Jadi yang ditandakan dalam Sakramen Perkawinan adalah:
 Tanda cinta Kristus kepada Gereja-Nya Ef 5:22-33.
 Perkawinan adalah tanda cinta Allah, tanda kehadiran Allah untuk mencintai satu sama lain.(1
Kor.13:4-8)
 Perkawinan adalah suatu pilihan yang sungguh-sungguh, karena itu sebagai suatu panggilan.
Tujuan Perkawinan menurut Gereja:
Mempersatukan suami istri, agar mereka saling mencintai, saling memperkembangkan, d an
saling menyempurnakan. Suami istri mesti saling mengasihi sebagaimana Kristus dan Gereja. Perjanjian
dalam Sakramen Perkawianan, merujuk pada perjanjian yang dilakukan Allah kepada Umat Israel,
perjanjian ini kemudian diperbaharui oleh darah Kristus Mrk 14:24. Hubungan perkawinan sebagai
perjanjian diuraikan secara eksplisit dalam Ef 5:21-23. Karena itu Paulus menunjukkan bahwa seperti
halnya Cintakasih Kristus kepada Gereja menjadi tidak bersyarat, demikian hendaknya cintakasih suami
istri (Ef 5:22-33; bdk. Yoh 15:12).
Hendaknya cinta kasih suami istri berlangsung selamanya, tanpa bersyarat dan diberikan secara
tulus dan bebas (menuntut komitmen 100% dari dua belah pihak), hendaknya mereka memandang ke
masa depan, meninggalkan masa lalu.Terarah kpd Keturunan dan pendidikan anak: Suami istri menjadi
rekan sekerja Allah dalam penciptaan: ”Beranak cuculah dan bertambah banyak” Kej 1:28 Terarah pada
proses dimana ‘aku’ menjadi “kamu” artinya kedua pasangan itu tumbuh bersama dan semakin menjadi
‘satu’, yang akhirnya pasangan ini bersama anak-anak membentuk keluarga sebagai satu komunitas
kasih yang berpusat pada Kristus

Sifat Perkawinan Kristiani


o Monogam atau tunggal: Saling mencintai dengan segenap hati 1 Ptr 1:22
o Tdk terceraikan: Mt 19:6 ”Demikianlah mereka bkn lagi dua, melainkan satu.”
o Subur: a) Subur secara rohani artinya kebersamaan suami istri semakin berkembang, cintakasih
mereka semakin mendalam, serta terarah kepada Allah. b) Subur secara jasmani dengan melahirkan
anak.
Syarat dan Peraturan Perkawinan Katolik
 Janji perkawinan harus atas keputusan bebas dari kedua mempelai.
 Tidak mempunyai hubungan darah yang dekat
 Keduanya telah mencapai usia tertentu
 Perkawinan antara orang Katolik dan non Katolik yang belum dipermandikan tidak dapat
dilaksanakan tanpa izin atau dispensasi dari Gereja.
 Menjaga kesetiaan suami istri, bukan soal zinah saja tetapi menjaga kemurnian hati
 Perkawinan Katolik sah bila diteguhkan di hadapan imam dan dua saksi.
1
 Mengikuti kursus perkawinan.
 Imam melaksanakan penyelidikan kanonik

Seorang Pria dengan Seorang Wanita seharusnya :


 Menerima pribadi yang berarti menerima juga seluruh latar belakang dan menerima seluruh masa
depannya. Artinya, saya tidak dapat menerima pribadi itu hanya sebagai satu pribadi yang berdiri
sendiri. Selalu, saya harus menerima juga orang tuanya, kakak dan adiknya, saudara-saudaranya,
teman-temannya. Lebih jauh lagi, saya juga harus menerima segala sesuatu yang terjadi padanya di
masa mendatang: syukur kalau ia menjadi semakin baik. Menerima pribadi berarti menerima dia
apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
 Memelihara nilai Respect atau penghargaan. Manusia siapapun, darimanapun asalnya, pasti butuh
dihargai. Penghargaan menjadi dasar relasi antar sesama, dgnnya kita menghargai kehidupan itu
sendiri. Kerap terjadi kekerasan dalam keluarga, penganiayaan. ini mungkin terjadi pada pasangan
anak manusia yang awalnya menjalin hubungan atas dasar cinta, akhirnya kerap bertengkar, saling
melikai, terjadi suasana runyam bahkan bercerai?

Mulailah dari diri sendiri, jika anda ingin dihargai mulailah dengan menghargai orang lain/pasangan,
jangan menghitung-hitung untung rugi dengan pasangan mis: merasa telah memberi banyak namun
ternyata tidak mendapatkan apapun balasan, menghitung-hitung jasa terhadap pasangan akan
melukai perasaannya.
 Perwujudan penghargaan tidak selalu berbentuk materi: uang, benda, hadiah tapi juga pujian kata,
senyuman, tanda jempol.

“Menerima Perbedaan Dalam Kehidupan Perkawinan”


KAHLIL Gibran, seorang penyair dan seniman ternama dari Lebanon, dalam bukunya berjudul
The Propeth-Sang Nabi, melukiskan perkawinan dengan gambar dua orang manusia, pria dan wanita,
yang saling memegang tangan satu sama lain, tetapi di antara mereka ada sebuah ruang dan di dalam
ruang itu muncul sebuah tangan yang kelihatan mempertahankan jarak anatara keduanya. Kemudian
ketika seorang perempuan tua bernama Almitra bertanya kepadanya tentang perkawinan, dia menjawab:
“Dia dalam perkawinan, kamu akan menjadi satu sampai maut memisahkannya.
Pesan yang mau disampaikan oleh Kahlil Gibran, baik di dalam lukisannya maupun di dalam
jawabannya kepada Almitra adalah bahwa perkawinan mengantar pria dan wanita ke dalam suatu
persekutuan hidup, tetapi dipihak lain harus disadari pula bahwa diantara keduanya tetap ada perbedaan-
perbedaan. Penyatuan seorang pria dan wanita ke dalam sebuah persekutuan hidup perkawinan, tidak
serta merta menghilangkan perbedaan-perbedaan di antara mereka.
Memang benar bahwa melalui sakramen perkawinan, mempelai pria dan wanita menjadi satu.
Tetapi penyatuan yang diciptakan oleh sakramen perkawinan itu sama sekali tidak bisa menghapus
perbedaan-perbedaan.
Selama masa berpacaran atau pertunangan, mereka juga berusaha menampilkan diri terbaik dan
mungkin kadang-kadang menyembunyikan kelemahan-kelemahan yang tidak boleh diketahui oleh
pasangan. , karena waktu untuk bertemu selam pacaran sangat terbatas.
Selama masa berpacaran atau tunangan,mereka berusaha menanpilkan diri terbaik dan mungkin
kadang-kadang menyembunyikan kelemahan-kelemahan yang tidak boleh diketahui oleh pasangan.
Tetapi didalam kehidupan keluarga, mereka tidak mungkin bisa menyembunyikan kelemahan itu secara
terus-menurus.
Hidup rukun dalam keluarga dan menyesuaikan dari satu sama lain adalah berusaha menerima
perbedaan-perbedaan . Di dalam perkawinan mesti ada sikap toleransi yang cukup tinggi,pemahaman
satu sama lain,bahkan pengorbanan waktu.materi dan perasaan. Dewasa ini perkawinan mendapat
tekanan yang luar biasa meningkatnyan ketidakcocokkan atau konflik di dalam perkawinan yang sering
kali membawa mereka kepada perceraian. Ada orang berpikir bahwa perceraian merupakan jalan keluar
yang paling baik untuk mengatasi kesulitan di dalam perkawianan ternyata hal itu tidak benar.
Banyak orang setelah bercerai kawin lagi karena mereka masih percaya kepada perkawinan dan
hidup berkeluarga. Beberapa hasil study menunjukkan hal-hal yang mengembirakan yang mendorong
orang memepertahankan perkawianan dan hidup jauh lebih tinggi dari pada orang yang setia dalam
perkawinan dan hidup berkeluarga
Dalam Kitab Suci, Yesus melarang perceraian dengan mengatakan apa yang dipersatukan Allah tidak
bisa diceraikan manusia (Mat.19:6) hal ini semata-mata diesebabkan oleh perintah Tuhan saja,melainkan
karena kodratnya, persekutuan antara pria dan wanita dalam di dalam perkawinan haruslah bersifat

2
seumur hidup. Untuk mencapai usia perkawianan dibutuhkan usaha terus menerus untuk bisa menerima
perbedaan di antara suami-isteri.
HAL PEMICU KERETAKAN RUMAH TANGGA
Semua pasangan menikah pasti ingin punya kehidupan rumah tangga yang bahagia.Sebenarnya ada
beberapa kebiasaan dan kesalahan seringkali luput dari perhatian dan justru adi pemicu pertegkaran
yaitu:
 Terlalu sering ngomel
Salah satu kesalahan yang banyak silakukan perempuan adalah telalu sering ngomel pada
pasangan.Salah sedikit ngomel.Meski sebenarnya ngomelan teradi karena kepedulian yang
tinggi,namun cara ini hanya membuat suami jengkel
 Melupakan sisi menyenangkan dari suatu hubungan
Kebanyakan perempuan jadi sosok yang terlalu serius setelah menikah, bisa jadi karena sudah sibuk
mengurus rumah tangga, karier, dan anak. Jangan lupa bahwa anda dan pasangan harus
mempertahankan daya tarik dan keromantisan seperti saat pacaran dulu dan meluangkan waktu
untuk bersenang-senang berdua saja.
 Membuat sekx jadi prioritas terakhir
Seiring berjalanya waktu kesibukan mengurus rumah tangga bisa membuat perempuan mudah lelah.
Akibatnya sexs seringkali jadi prioritas terakhir dalam kehidupan rumah tangga. Bercinta bukan
hanya memenuhi kebutuhan batin pasangan ,tetapi lebih dari itu sexs salah satu cara menjaga
keharmonisan.
 Punya harapan terlau tinggi
Setiap pasangan pasti punya harapan tetentu pada pasangannya ini hal yang alami. Namun jangan
menaruh harapan yang telalu tinggi padanya. Jika harapan itu tak terpenuhi ada perasaan kecewa dan
mengarah pada retaknya hubungan anda dan pasangan.
“PERNIKAHAN BAHAGIA KARENA KEBIASAAN MENGEVALUASI HUBUNGAN”

Ingin memiliki pernikahan bahagia ? Sederhana saja caranya


 Pasangan menikah hanya cukupmeluangkan waktu 21 menit per tahunya untuk mengevaluasi
hubungan dan menuliskanya dan rutin membahas kondisi financial, bukan semata mengatur
keuangan .Pasangan yang mengevaluasi hubungan 3x setahun memiliki pernikahan lebih bahagia
(menurut penelitian Eli Finkel Psikologi)
 Menurut Palmer (pakar cinta dan keuangan) mengatakan pasangan menikah yang rutin memba-
has keuangan setiap bulan juga memiliki hubungan yang lebih bahagia
 Kebiasaan mengevaluasi keuangan bersama pasangan menguatkan hubungan, membangun
kepercayaan dan membuat pasangan menikah lebih kompak dalam menghadapi masalah
 Pembahasan rutin soal keuangan bukan semata membicarakan perencanaan financial, namun
memberikan kesempatan kepada pasangan menikah untuk mengevaluasi hubungan terutama
berkaitan dengan perasaan.
 Jika masalah keuangan menimbulkan perselisihan ,cobalah untuk saling mendengarkan dan
berkompromi
 Pasangan yang terbiasa berdiskusi tentang hubungan perasaan hingga keuangan akan lebih mu-
dah mengatasi situasi sulit. Meskipun kerap mengalami konflik akan lebih mudah mengatasi
situasi meredakan emosi.

Para konselor perkawinan pernah merumuskan beberapa tips untuk mencapai perkawinan yang baha-
gia adalah :
1. Tidak boleh marah pada waktu yang sama,dalam situasi dimana terjadi ketengangan/konfik jika
suami marah sebaiknya istri berdiam diri sebaliknya apabila istri marah,suami berusaha tahan
diri.
2. Tidak boleh berteriak kecuali kalau rumah terbakar/ ada bencana(darurat): suami-istri hendaknya
tidak boleh dengan gampang berteriak apabila ada ha-hal yang tidak beres di dalam keluarga.
3. Jika ada pihak yang harus memenangkan argument biarkan pasangan anda yang meme-
nangkanya. Berusahalah untuk mengalah dengan pasangan.
4. Paling kurang satu kali satu hari katakanlah sesuatu yang positif tentang pasangan anda,jangan
kikir memberi pujian.
5. Kalau anda melakukan kritik, lakukanlah itu dengan penuh kasih sayang. Kritik dengan penuh
kasih sayang adalah kritik yang tidak dilakukan untuk memojokkan pasangan atau menghakimi
pasangan.

3
6. Anda boleh melupakan dunia,tetapi tidak boleh lupa dengan pasangan anda.Ada bermacam-
macam cara yang bisa digunakan untuk menunjukkan bahwa anda tidak melupakan pasangan.
Misalnya: memberi kado sederhana ,telepon jika anda di luar kota yang menunjukkan bahwa dia
selalu berada di dalam pikiran anda.
7. Jangan mengungkit-ungkit kesalahan masa lampau. Mengungkit-ungkit kembali masalah yang
sudah berlalu hanya menimbulkan sakit hati pada pasangan.
8. Selesaikan masalah sebelum anda pergi tidur .Kata Santo Paulus “Padamkan amarahmu sebelum
matahari terbenam”Kita sulit membayangkan pasutri konflik tidur bersama,jangan sampai ada
musuh dalam selimut.
9. Kalau anda berbuat salah ,beranilah untuk mengakui dan meminta maaf kesalahan itu bersifat
sangat manusiawi .
10. Pertengkaran terjadi antara dua orang.tetapi orang yang paling banyak bicara, dalam
pertengkaran itu,mungkin dialah yang paling bersalah.Pikiran yang ada dibalik nasehat ini adalah
supaya dalam pertengkaran keduanya harus lebih banyak menahan diri.
“ MENJADI ORANG TUA YANG LUAR BIASA “
Mengenal 12 ciri orang tua luar biasa yaitu :
1. Orang tua memaknai pernikahan bukan hanya milik berdua, tapi merupakan sumber kete-
ladanan bagi anak-anaknya. Orang tua semestinya mencontohkan cara mengelola amarah, cara me-
nunjukkan afeksi, caranya bertoleransi, bagaimana berbuat baik, karena anak akan merekam semua
hal dari orang tuanya.
2. Orang tua menyadari bahwa dunia akan terus berputar, maka mereka selalu mampu menjalani
tanpa kehilangan arah. Dengan begitu, anak-anak mereka pun takkan kehilangan arah karena kalau
orangtua kebingungan menghadapi apa yang terjadi dalam hidupnya, anak-anak pun akan mengalami
hal yang sama.
3. Orangtua punya perhatian besar terhadap apa yang menjadi passion anak-anaknya. Mereka
manunjukkan kepedulian dan kasih sayang pada anak, dan selalu mencari cara untuk meningkatkan
bonding (hubungan-ikatan). Orangtua hebat juga selalu mau belajar untuk memasuki dunia anak-
anaknya, untuk menunjukkan pada anak-anak mereka bahwa menghargai dan mendukung apa yang
anak mereka lakukan dan sukai.
4. Orang tua punya “hubungan sehat” dengan keuangan, makanan. Mereka menjadi tempat belajar
anak mengenai cara menghargai uang, cara mengonsumsi makanan yang baik, dan ini menjadi bekal
penting saat anak tumbuh dewasa dan hidup mandiri nantinya.
5. Orang tua memiliki hubungan yang terjaga baik dengan saudara-saudara kandungnya, kakak-
adiknya, keluarganya. Mereka mencontohkan bagaimana hubungan baik dalam keluarga harus terus
terjaga dan merupakan hal penting yang sangat mempengaruhi kehidupan, termasuk kehidupan anak-
anaknya nanti.
6. Orang tua tak pernah menonjolkan kehebatannya. Mereka tidak ingin selalu merasa benar dan
hebat, apalagi di depan anak-anaknya. Kredibilitas lebih penting ketimbang ego yang tinggi.
7. Orang tua hebat selalu memiliki antusiasme dalam menjalankan pengasuhan, sejak anak di-
lahirkan sampai dewasa.
8. Orang tua mengajarkan anak-anaknya untuk berusaha mandiri menggali potensi, menun-
jukkannya, dan memberikan kontribusi sebagai pribadi dengan potensi yang dimilikinya. Merek men-
dorong anak-anaknya untuk mengasah kemampuan diri, meski kadang harus membuat anak marah
atau membuatnya dibenci oleh anak-anaknya sendiri. Namun hasilnya, anak belajar mengenai kerja
keras dan fokus pada potensi diri.
9. Orang tua melewati masa dimana anak-anak marah bahkan benci kepada mereka. Namun jus-
tru momen inilah yang menunjukkan mereka telah menjalankan tugas pengasuhan dengan baik. Mo-
men ini takkan menghentikan orangtua hebat untuk selalu berbesar hati terhadap anak-anaknya, dan
takkan pernah mundur untuk selalu menjadi pendamping dan pembimbing bagi keluarganya.
10. Orang tua menyadari dan memahami kecemasan yang anak-anak mereka rasakan. Mereka
akan merespon masalah yang terjadi pada anak-anak, tanpa rasa panik, namun justru memberikan
perhatian penuh.
11. Orang tua selalu mau beradaptasi dengan anak-anaknya dan berlaku adil, tak pernah memper-
lakukan anak-anak secara berbeda.
12. Orang tua tak penah kebingungan memisahkan siapa orang dewasa, siapa anak-anak, siapa
yang memegang kendali dan tanggung jawab. Artinya, ditengah perselisihan apa pun, saat men-
galami kondisi sulit apa pun, orangtua selalu berada terdepan mengendalikan situasi dengan cara-

4
cara yang adil. Bukan hanya memihak dirinya, namun memperhatikan kebutuhan keluarganya. Me-
nunjukkan ketegasan yang mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari anak-anaknya.

“KIAT HARMONIS: Suami Perlu Bantu Tugas Rumah Tangga”


Apa kunci keluarga harmonis ?
Menurut para peneliti dari University of Missouri dan Utah State University, pernikahan yang
bahagia akan tercapai jika ayah memiliki hubungan yang baik dengan anak-anak, dan dengan suka rela
membantu pekerjaan rumah tangga.
Para peneliti menambahkan, pasangan akan bahagia jika mereka saling bekerja sama dalam
setiap pekerjaan rumah tangga. Sebaliknya, membagi-bagi tugas belum tentu akan membuat relasi
suami-istri berjalan seimbang.
(Dari penelitian ini) Kami mendapati bahwa tidak masalah siapa yang mengerjakan apa, tapi
seberapa puas orang-orang ini dengan pembagian tugas tersebut. Ketika para istri bekerja sama dengan
suami, ternyata mereka lebih puas dengan pembagian tugas tersebut, “Dari pengamatan tersebut terlihat
bahwa kualitas hubungan ayah dan anak ternyata menjadi satu-satunya faktor paling penting, diikuti
dengan kesedihan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga bersama istri.
Penelitian mengukur keterlibatan ayah dengan sejumlah cara, seperti bermain dengan anak,
menemani hobi yang dijalani anak, dan mengajarkan anak membuat PR dan sejenisnya. Dalam
penelitian sebelumnya, Holmes mendapati bahwa suami dan istri sama-sama meningkatkan kerjasama
dalam pekerjaan rumah tangga ketika bersiap menjadi orangtua. Para ayah umumnya melakukan
pekerjaan rumah tangga dua kali lebih banyak setelah bayi pertama lahir. Sedangkan para ibu
melakukan pekerjaan rumah lima kali lebih banyak daripada sebelumnya! “Namun ketika para istri
merasa puas dengan pembagian tugas, kedua belah pihak dilaporkan memiliki kualitas pernikahan yang
lebih tinggi

Anda mungkin juga menyukai