Anda di halaman 1dari 3

Kegiatan Pembelajaran: Model Pembelajaran Discovery Learning dan

Metode Kooperatif
1. Apa yang harus dilakukan sebelum melaksanakan pernikahan di Gereja ?
a. Calon mempelai wajib mengikuti bimbingan konseling pranikah yang diadakan di
Gereja. Bimbingan konseling pranikah atau yang biasa disebut oleh calon
mempelai Kristiani sebelum melaksanakan pernikahan sebagai bekal dalam
kehidupan berumah tangga kelak. Jika dalam perjalanannya, calon mempelai
merasa goyah keyakinannya untuk menikah, maka mereka berhak untuk menunda
proses pernikahan termasuk peminaan pranikahnya tersebut hingga benar-benar
siap dan yakin untuk hidup bersama sebagai pasangan yang sah.
b. Melakukan kegiatan doa bersama sebagai ucapan syukur pada malam sebelum
proses pernikahan keesokan harinya. Kegiatan ibadah dan doa bersama ini biasa
disebut dengan bidston. Jika dilihat dari waktunya, bidston ini sama dengan
midodareni dalam adat Jawa.
2. Apa makna cincin pernikahan ?
Cincin pernikahan merupakan salah satu simbol dalam suatu pernikahan yang umum
di seluruh dunia. Meskipun demikian, makna cincin pernikahan bukanlah simbol
utama sebab yang terpenting adalah pengucapan komitmen antara kedua mempelai
tersebut. Pertukaran cincin pernikahan tersebut adalah simbol sekunder yang boleh
ditiadakan. Makna cincin pernikahan adalah sebagai berikut :
a. Simbol keabadian. Cincin pernikahan melambangkan aliran cinta yang terus-
menerus dan mewakili bentuk keabadian. Bentuk cincin yang bulat digambarkan
seperti roda kehidupan. Karena itulah, cincin melambangkan kehidupan cinta
yang abadi, selalu bersama dalam suka dan duka.
b. Lambang bahwa pria mampu menjaga istrinnya. Cincin adalah sebuah simbol
cinta dan kesanggupan untuk menjalani kehidupan. Seorang pria memberikan
cincin pada istrinya sebagai simbol bahwa dia mampu mewarat sang istri. Jika
wanita menerimanya, maka cincin itu juga menjadi simbol bahwa sang wanita
mampu merawat rumah dan suaminya.
c. Harapan bahwa cinta yang tak akan pernah padam. Cincin yang berbentuk bulat
melambangkan cinta yang terus ada dan tidak akan pernah berakhir. Maka seperti
itu jugalah harapan para mempelai pada pernikahannya. Harapan bahwa cinta dan
kebahagiaan akan terus ada bersama mereka. Seperti lingkaran yang tidak pernah
putus. Bisa dikatakan, cincin pernikahan menjadi simbol bahwa pria dan wanita
sudah siap untuk menghabiskan sisa hidup mereka bersama-sama.
3. Apa makna berlutut saat pemberkatan nikah ?
Makna berlutut saat pemberkatan nikah adalah merendahkan diri di hadapan Tuhan
untuk memohon perestuan dan pemberkatan dari Tuhan dan untuk menerimanya.
Berlutut juga berarti kedua mempelai siap menjalani kehidupan mereka bersama-sama
dengan Tuhan dan berada di bawah naungan Tuhan selamanya.
4. Apa artinya dengan “tukar tempat duduk” dalam tata ibadah pernikahan ?
Tukar tempat duduk dalam tata ibadah pernikahan menjadi simbol bahwa kedua
mempelai telah sah menjadi sepasang suami-isteri dan siap menerima kelebihan dan
kekurangan pasangannya. Serta siap menerima tanggung jawabnya masing-masing.
5. Apa makna janji nikah ?
Janji nikah adalah sebuah janji yang tanpa syarat dan bersifat selamanya. Suami istri
saling mengasihi dan setia baik dalam keadaan senang atau susah, sehat atau sakit,
kaya atau miskin, kelimpahan atau kekurangan sampai maut memisahkan mereka
berdua.
6. Kesimpulan.
Perjanjian Baru (PB) menyatakan bahwa sesungguhnya hidup dalam
pernikahan merupakan karunia Allah karena dalam kehidupan pernikahan mempunyai
hubungan dengan Kemuliaan Allah (1 Korintus 7:7, Matius 19:12, dan 1 Timotius
4:1-5). Dari kitab Perjanjian Baru terlihat dua hal yang sangat menonjol mengenai
pernikahan, yaitu bahwa pernikahan merupakan hubungan yang suci dan merupakan
lambang relasi antara Kristus dengan umat-Nya.
Di dalam pernikahan ada unsur yang sangat penting yang harus dimiliki oleh
suami atau isteri, yaitu adanya sikap kerendahan hati (Efesus 5:21, Filipi 2:3) dimana
Yesus sendiri telah memberikan suatu teladan kerendahan hati. Mengasihi para isteri,
Rasul Paulus berkata supaya isteri-isteri tunduk kepada suaminya (Efesus 5:22-24)
dan mengenai suami dinasehatkan supaya mengasihi isterinya (Efesus 5:25-27, Efesus
5:28-29).
Secara praktik terlihat jelas bahwa pernikahan adalah perjanjian dan
persekutuan hidup. Pengajaran Alkitab mengenai pernikahan menyebutkan bahwa
pernikahan adalah berarti pasangan, suatu ikatan janji antara dua orang di hadapan
Tuhan, di dalamnya terjadi suatu persatuan jiwa dengan jiwa dan tubuh dengan tubuh,
tidak ada pasangan yang bebas terhadap yang lain, mereka saling memerlukan,
mereka tidak memiliki diri mereka sendiri tetapi diri mereka adalah milik pasangan
mereka dan mereka saling memiliki.
Di samping itu, pernikahan merupakan suatu komitmen sepanjang hidup tetapi
tidak bersifat kekal. Yesus mengatakan bahwa: “apa yang sudah dipersatukan oleh
Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia” (Matius 19:6) maksudny adalah bahwa
pernikahan yang sudah sah mengandung sebuah komitmen sepanjang hidup, tidak
boleh ada perceraian. Namun di sisi lain walaupun pernikahan merupakan suatu
komitmen sepanjang hidup di hadapan Allah, tetapi komitmen kebersatuan manusia
laki-laki dan perempuan di dalam pernikahan tidak sampai kepada kekekalan. Yesus
menjelaskan dalam Matius 22:30, “karena pada waktu kebangkitan, orang tidak kawin
dan dikawinkan, melainkan hidup seperti malaikat di Sorga”. Dari ayat tersebut jelas
bahwa di kehidupan kekal tidak ada pernikahan.

Anda mungkin juga menyukai