Cinta
Nikahi yang Kita Cintai, Cintai yang Kita Nikahi
Pengabdian Cinta
Kita sering mendengar dalam banyak dongeng, bahwa
mereka yang menikah akan hidup bahagia selamanya.
Padahal, belum tentu demikian kenyataannya. Ada saja
hal-hal yang berjalan tidak sesuai rencana, bahkan
terkadang menyimpang jauh sekali. Banyak pasangan
yang mengarungi bahtera pernikahan dengan niat yang
mulia, tetapi kemudian menghidupi suatu rumah tangga
yang penuh kebencian, permusuhan, kekacauan, dan
kesengsaraan. Tiada kepedihan yang melebihi kepedihan
yang timbul dari suatu pernikahan yang tidak bahagia.
Namun, hidup pernikahan tidak harus berjalan seperti itu.
Ada suatu ungkapan yang menyatakan bahwa kita
menikah dengan orang yang kita cintai, dan kita mencintai
orang yang kita nikahi. Cinta itu lebih dari sekadar
perasaan, tetapi merupakan suatu keputusan yang kita
ambil. Dalam cinta, kita dan pasangan saling menyanjung,
bercakap, mendengar, menguatkan, menghibur,
mengampuni, menghargai, menghormati, dan menjaga
dalam suatu hubungan pernikahan.
Renungan-renungan terpilih dari Santapan Rohani ini
bertujuan untuk menguatkan dan memandu Anda dalam
kehidupan pernikahan Anda. Bila Anda menikmati bacaan
ini dan ingin menerima buku renungan Santapan Rohani
secara rutin, silakan mengisi formulir permohonan yang
tersedia dan mengirimkannya kembali kepada kami. Anda
dapat menerima materi-materi yang kami terbitkan tanpa
dikenai biaya apa pun. Pelayanan kami didukung oleh
persembahan kasih para anggota dan sahabat kami.
EDITOR: Dwiyanto, Natalia Endah
DESAIN & PENATA LETAK: Felix Xu
FOTO: Pexels.com
Mukjizat Pernikahan
K
etika Pendeta Howard Sugden memimpin upacara
pernikahan kami, ia menekankan bahwa kami
sedang masuk dalam suatu mukjizat. Kami
mempercayainya, tetapi pada saat itu, kami belum
memahami besarnya mukjizat yang diperlukan untuk
mempersatukan dua orang dalam suatu pernikahan.
Setelah 20 tahun, saya sadar
BACAAN HARI INI
bahwa kehidupan pernikahan, dan
bukan upacara pernikahan itu, Matius 19:1-8
yang menjadi mukjizat yang Demikianlah
sebenarnya. Siapa saja dapat mereka bukan lagi
menikah, tetapi hanya Allah yang dua, melainkan
dapat menciptakan kehidupan satu. Karena itu,
pernikahan. Menurut sebuah apa yang telah
definisi, menikah berarti “membuat dipersatukan
dua pihak berpadu dengan Allah, tidak boleh
bersikukuh dalam kesetiaan”. Bagi diceraikan manusia.
sejumlah pasangan, “bersikukuh”— Matius 19:6
ketimbang “kesetiaan”—menjadi
ciri yang lebih tepat dalam menggambarkan hubungan
pernikahan mereka. Allah punya maksud yang jauh lebih
baik bagi para pasangan daripada niat yang kukuh untuk
tidak bercerai. Begitu kuatnya kesatuan dalam pernikahan
sehingga dua orang yang menikah menjadi “satu daging.”
Allah menginginkan pernikahan menjadi seperti apa
yang dahulu dikehendaki-Nya ketika Dia menjadikan
Hawa dari Adam (KEJ. 2:21-24). Itulah penjelasan Yesus
kepada orang Farisi ketika mereka bertanya kepada-Nya,
“Apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya
dengan alasan apa saja?” (MAT. 19:3). Yesus menjawab,
“Sebab itu laki-laki akan . . . bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya itu menjadi satu daging” (AY.5).
Mengikrarkan hidup Anda untuk berpadu dengan
seseorang sungguh merupakan suatu tindakan iman yang
membutuhkan keyakinan pada mukjizat. Syukurlah, Allah
sumber mukjizat itu sendiri yang menciptakan kehidupan
pernikahan. JULIE ACKERMAN LINK
Membukakan Pintu
K
etika saya dan istri pergi makan siang bersama
sepasang suami-istri teman kami, saya memperhatikan
bahwa setelah keluar dari mobil, si suami berjalan
memutar ke sisi lain mobilnya dan membukakan pintu bagi
istrinya. Saya berkata kepadanya, “Ada wanita yang mungkin
menganggap tindakan itu merendahkan martabat mereka.”
“Itu benar,” jawabnya. “Seorang BACAAN HARI INI
wanita pernah melihatku
1 Petrus 3:1-12
membukakan pintu, dan ia pun
berujar, ‘Saya yakin sebenarnya Demikian juga
istri Anda sangat mampu membuka kamu, hai suami-
pintunya sendiri!’ Saya pun suami, hiduplah
menjelaskan kepadanya, ‘Saya bijaksana dengan
membukakan pintu untuk istri saya isterimu, sebagai
bukan karena ia tak mampu mem- kaum yang lebih
bukanya sendiri. Saya melakukan lemah! 1 Petrus 3:7
itu untuk menghormatinya.’”
Yesus memperlakukan wanita dengan penuh
penghargaan dan hormat (YOH. 4:1-38; 8:3-11; 19:25-27). Begitu
juga dalam 1 Petrus 3:7, para suami diminta untuk hidup
bijaksana dengan istrinya, kaum yang lebih lemah. Baik pria
maupun wanita punya kelemahannya masing-masing.
Namun secara umum, wanita lebih lemah daripada pria
secara fisik. Selain itu, wanita juga memiliki kebutuhan dan
sifat sensitif yang unik. Hal ini tidak berarti bahwa
kedudukan mereka lebih rendah. Sebaliknya, Petrus berkata
bahwa sebagai orang Kristen, kaum pria dan wanita sama-
sama adalah “pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan”
(AY.7).
Membukakan pintu bagi seorang wanita mungkin
dipandang sejumlah orang sebagai sikap sopan santun yang
kuno. Namun, hal itu juga dapat menjadi suatu penghargaan
yang indah, baik kepada sang pria maupun sang wanita, jika
sikap tersebut melambangkan rasa hormat yang saling
dimiliki satu sama lain. DENNIS DEHAAN
KOMENTAR
Daftar di sini
Hari ke-4
Saatnya Bicara
K
omunikasi yang baik adalah unsur penting bagi
terciptanya suatu pernikahan yang bahagia. Penyair
Ogden Nash tampaknya telah menemukan suatu
formula untuk menolong kita mengingat cara berkomu-
nikasi yang efektif. Nash, dengan gaya jenakanya, menulis:
Jika kau mau pernikahanmu langgeng
Dengan kasih yang terus mengalir,
BACAAN HARI INI
Kapan pun kau salah, akuilah;
Efesus 4:25-32
Kapan pun kau benar, diamlah!
Dalam empat baris syair Janganlah ada
tersebut, terdapat kebenaran yang perkataan kotor
bisa sangat menolong kita—suatu keluar dari
kebenaran yang didukung Kitab mulutmu, tetapi
Suci. pakailah perkataan
Mari kita perhatikan dua yang baik untuk
maksud utamanya. Pertama, jika membangun, di
kita telah berbuat salah, kita patut mana perlu, supaya
mengakuinya. Bukan hanya mereka yang
pernikahan, tetapi semua mendengarnya,
hubungan yang kita miliki juga beroleh kasih
mendapat manfaat dari kejujuran karunia. Efesus 4:29
semacam ini (AMS. 12:22). Membela
diri sendiri ketika kita berbuat salah akan membuat
perdamaian mustahil tercapai.
Di sisi lain, kita juga akan menyulitkan orang lain, jika
kita bersikeras bahwa kita selalu benar dan merasa
khawatir kalau-kalau pasangan kita tahu bahwa kita
mempunyai kelemahan. Menurut yang tertulis dalam 1
Korintus 13:4, “[Kasih] tidak memegahkan diri dan tidak
sombong.” Tidak seorang pun suka bergaul dengan orang
yang selalu memuji dirinya sendiri.
Ada dua resep sederhana untuk terciptanya suatu
pernikahan yang menyenangkan Allah: Akuilah jika Anda
telah melakukan kesalahan, dan diamlah jika Anda berada
di posisi yang benar. Inilah cara yang baik untuk menjaga
tetap kuatnya hubungan Anda dengan pasangan.
VERNON GROUNDS
Masalah Hati
K
atalog tentang program Extension Outreach di
Universitas Wisconsin mencantumkan dibukanya
kelas baru tentang “Interpersonal Forgiveness”
(Pengampunan Antarpribadi). Katalog ini menjelaskan
bahwa para mahasiswa akan mengupas “berbagai
pendekatan terkini seputar pengampunan”.
Dalam budaya yang lazim
BACAAN HARI INI
dengan pembalasan dendam,
Kolose 3:18-25
perhatian dari suatu universitas
besar terhadap topik pengam- Apapun juga yang
punan memberikan angin segar. kamu perbuat,
Meski kelas semacam itu mungkin perbuatlah dengan
memberikan sejumlah wawasan segenap hatimu
yang bernilai, Alkitab memberikan seperti untuk Tuhan
jawaban terbaik atas pertanyaan dan bukan untuk
bagaimana caranya kita meng- manusia. Kolose 3:23
ampuni: Dengan mengampuni
orang lain sebagaimana Allah telah mengampuni kita.
Ingatlah kasih karunia dan kemurahan Allah dalam
mengampuni orang berdosa, yang tak layak menerimanya,
berdasarkan pengorbanan Kristus yang tak ternilai
harganya (RM. 5:8). Ingatlah Yesus yang mendoakan orang
yang menyalibkan-Nya, “Ya Bapa, ampunilah mereka,
sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (LUK.
23:34). Ingatlah pengampunan yang dilimpahkan saat kita
bertobat dan mengakui dosa kita (1YOH. 1:9). Ingatlah
bagaimana Roh Kudus menolong kita untuk menerapkan
pernyataan Paulus, “Hendaklah kamu ramah seorang
terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling
mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah
mengampuni kamu” (EF. 4:32).
Tak diperlukan teknik baru untuk mengampuni. Cara
Allah dari masa lampau ini berlaku hingga sekarang.
MART DEHAAN
CETAK
CETAK E-MAIL
E-MAIL APLIKASI
APLIKASI
Menerima edisi Menerima e-mail Our Daily Bread/
Menerima
cetak edisi
secara Menerima e-mail
secara harian. Our Daily
Santapan Bread/
Rohani
cetak secara
triwulan. secara harian. Santapan
di Android Rohani
& iOS.
triwulan. di Android & iOS.
HUBUNGI KAMI:
+62
H U B21
U N2902
G I K A8950
MI:
+62 815 8611
+62 21 2902 8950 1002
+62 878 7878 9978
+62 815 8611 1002
Santapan.Rohani
+62 878 7878 9978
indonesia@odb.org
Santapan.Rohani
santapanrohani.org
indonesia@odb.org
ourdailybread.org/locations/
santapanrohani.org
Materikami
kami tidak
tidak dikenakan
dikenakanbiaya.
ourdailybread.org/locations/
Materi biaya.
Pelayanan kami didukung oleh
Pelayanan kami didukung lewat
persembahan kasih dari para pembaca kami.
persembahan kasih dari para pembaca kami.
Materi kami tidak dikenakan biaya.
Pelayanan kami didukung oleh
persembahan kasih dari para pembaca kami.
WR534